Friday, 7 December 2012
Manfaatkan Anak-anak Jadi Bahan Riset, 3 Pejabat China Dipecat. Dampak mengonsumsi beras rekayasa genetika masih harus diteliti lag
China memecat tiga pejabat terkait ujicoba beras hasil rekayasa genetika kepada anak-anak, yang dinilai kontroversial. Ujicoba ini merupakan proyek penelitian gabungan ilmuwan China dan AS.
Menurut kantor berita pemerintah China, Xinhua, mereka yang dipecat adalah tiga pejabat dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CCDC) dan Akademi Ilmu Medis Zhejiang. Mereka dianggap melanggar peraturan, etika sains, dan integritas akademik.
Ujicoba kontroversial beras hasil rekayasa genetika itu mulai muncul ke permukaan berkat pernyataan dari kelompok pejuang lingkungan, Greenpeace. Mereka menyatakan bahwa studi yang didukung Departemen Pertanian AS itu menggunakan 24 anak-anak asal China, rata-rata berusia enam hingga delapan tahun, untuk mengonsumsi beras rekayasa genetika, yang dikenal dengan sebutan "Padi Emas" (Golden Rice).
Universitas Tufts, yang berlokasi di pinggir Kota Boston, pada Agustus lalu mengaku mulai meninjau penelitian yang berlangsung pada 2008 itu. Mereka membentuk tim beranggotakan lima orang untuk menginvestigasi apakah riset tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah China, AS, dan pihak universitas sendiri.
"Kami menghargai proses peninjauan kembali oleh China yang menyebabkan kami mengeluarkan pernyataan ini. Namun masih terlalu dini bagi Universitas Tufts untuk mencapai kesimpulan apapun sebelum investigasi yang masih berlangsung di AS tuntas," ujar jurubicara Tufts, Andrea Goodman, dalam surel yang diungkapkan kantor berita Reuters.
Padi Emas merupakan varian baru beras yang mengandung beta karotena. Unsur itu dianggap berguna mengatasi kekurangan vitamin A, namun masih harus diteliti lebih lanjut karena bisa berpotensi memiliki efek samping.
Penelitian Padi Emas yang berlangsung di China telah mengundang kecaman publik. Melalui laman jejaring sosial Weibo - Twitter versi China - para warga menuding tim peneliti telah bertindak tidak etis dengan menggunakan anak-anak dari keluarga miskin sebagai bahan ujicoba. Pihak keluarga juga tidak diberitahu secara layak atas risiko penelitian itu.
Pemerintah China selama ini mengizinkan budidaya beras genetika secara terbatas. Namun Beijing belum membolehkan beras rekayasa genetika untuk diperdagangkan karena masih harus diteliti lebih lanjut.
No comments:
Post a Comment