Monday, 3 December 2012
Parlemen Kuwait Baru Terbentuk, Tapi ... Hanya 40 persen pemilih datang ke TPS. Oposisi memboikot sejak awal
Rakyat Kuwait telah memilih anggota-anggota parlemen baru setelah parlemen hasil pemilu sepuluh bulan lalu dibubarkan emir. Namun, hasil pemilu baru ini tetap belum menyelesaikan krisis politik yang sudah terjadi sebelumnya.
Pemilu Kuwait kedua di 2012 ini menghasilkan parlemen yang lebih dekat dengan pemerintah, karena oposisi melakukan boikot. Angka pemilih hanya 40,3 persen, terendah sejak 1963. Tiga pemilu sebelumnya, angka pemilih rata-rata 60 persen.
Kubu oposisi menolak mengikuti pemilu karena menuduh sistem pemilu baru mencegah mereka berkuasa kembali lagi seperti terjadi di pemilu sebelumnya. Di pemilu yang lalu, kelompok yang beroposisi ini menguasai dua pertiga parlemen.
Karena memboikot, hasil pemilu pun bisa ditebak. "Ini parlemen propemerintah. Kini pemerintah bisa melakukan apapun yang dimaui. Pertanyaannya sekarang, kapan akan melakukannya?" kata guru besar ilmu politik Universitas Kuwait, Shafeeq Ghabra.
"Sementara parlemen tidak beroposisi, ada populasi yang berdiri di sisi oposisi," katanya. "Formulanya jadi lebih rumit."
Lebih separuh kandidat terpilih sebagai hasil pemilu Sabtu 1 Desember 2012 merupakan muka baru. Kelompok Syiah menang sepertiga dari 50 kursi namun mereka yang terpilih rata-rata lebih mendukung pemerintah dibanding di masa lalu. Sementara calon perempuan dapat tiga kursi.
Demonstrasi Massa
Enam minggu sebelum pemilu, Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah memotong jumlah suara per warga negara dari empat jadi satu. Sehari sebelum Pemilu, puluhan ribu orang, terbesar sepanjang sejarah Kuwait, berdemonstrasi menolak pemilu, menyatakan akan menolak hasilnya.
Oposisi yang terdiri dari kelompok Islam garis keras, politisi suku, liberal dan kiri ini sebelumnya menguasai dua pertiga Majelis Nasional. Saat itu, mereka membentuk blok menekan pemerintah. Mereka meminta kabinet diambil dari parlemen, bukan berdasarkan penunjukan Emir. (umi)
Pemerintah pun menuding balik mereka menghambat pembangunan ekonomi. Emir lalu membubarkan parlemen.
No comments:
Post a Comment