Tuesday, 7 January 2014

Diet Ekstrem, Cara Cepat Kurangi Risiko Diabetes. Hanya mengonsumsi salad dan sayuran non tepung

http://www.ayurvedaav-indonesia.com/images/organ-pankreas.jpgDiet tidak hanya bertujuan untuk menurunkan berat badan, tapi juga menjadikan tubuh lebih sehat. Bahkan diet yang dijalankan secara ekstrem pun ternyata dapat memulihkan penyakit diabetes tipe 2. Meskipun ini hanya bersifat sementara. 

Para ahli dari Newcastle University, Inggris melakukan sebuah terobosan yang membalikkan asumsi bahwa diabetes adalah penyakit seumur hidup dan tidak bisa disembuhkan. Caranya: diet ekstrem dua bulan. 

Diebetes tipe 2 yang biasa berkembang di usia pertengahan ini terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, dan insulin yang diproduksi tidak bekerja dengan benar. Profesor Roy Taylor dari Newcastle University, percaya bahwa lemak di sekitar organ vital bisa menjadi kunci untuk memahami kondisi tersebut.

Lemak ini diperkirakan menyumbat pankreas dan hati, memotong produksi insulin dan menghentikan insulin. Dengan melakukan diet ekstrem, tubuh mungkin akan merasa kelaparan, namun lemak akan terbakar dan organ-organ vital akan terbebas dari lemak.

Penelitian ini melibatkan 11 penderita diabetes. Mereka diminta untuk melakukan diet dengan hanya mengonsumi salad dan sayuran non tepung selama delapan minggu. Hasilnya: kadar lemak dalam pankreas kembali normal dan organ ini mampu memompa insulin tanpa masalah.

Tidak hanya selama dua bulan, tapi tiga bulan setelah diet berakhir, tujuh dari 11 peserta masih terbebas dari diabetes. Bahkan 18 bulan kemudian, sedikitnya empat pasien masih tidak mengalami tanda-tanda diabetes. 

Setelah penelitian ini, Mike Lean peneliti dari Glasgow University akan melakukan percobaan lebih besar dengan melihat apakah keberhasilan tersebut dapat diulang dalam jumlah peserta yang lebih banyak. 

"Jika kita bisa melakukan ini dengan aman pada skala besar, maka makanan rendah kalori akan menjadi game charger nyata dalam mengurangi risiko komplikasi kesehatan, seperti amputasi dan kebutaan," ujar Dr Matthew Hobbs dari Diabetes UK yang mendanai penelitian ini seperti dikutip Daily Mail.

Sayangnya, penelitian ini tidak bisa diterapkan pada orang-orang yang menderita diabetes tipe 1, dimana pankreas rusak oleh sistem kekebalan tubuh sendiri.

No comments:

Post a Comment