Monday, 24 December 2012

Ramalan Bangsa Maya 21-12-2012: Kiamat atau Awal Baru? Ada yang menyebut isu kiamat ini muncul akibat salah tafsir

Sistem penanggalan kalender bangsa Maya
Kontroversi mengenai datangnya hari kiamat menjadi perbincangan yang ramai menjelang 21 Desember 2012. Sebab, ada yang menginterpretasi penanggalan bangsa Maya, yang menyebut akhir dunia terjadi pada 21 Desember atau 23 Desember 2012.

Kalender bangsa Maya sendiri tidak menyebut mengenai akhir dunia. Tapi, 21 Desember 2012 merupakan hari terakhir dari b'ak'tun ke-13. Satu periode b'ak'tun sendiri terdiri dari 144.000 hari siklus kalender.

Menurut Profesor Agama di Concordia University di Montreal, Kanada, Lorenzo Ditommaso, rumor kiamat ini muncul ketika beberapa peneliti barat mendapatkan konsep kalender suku Maya pada 1980 sampai 1990an.

"Entah kesalahpahaman atau sengaja mengabaikan pandangan siklus waktu kalender suku Maya, para peneliti tersebut dalam menafsirkan akhir b'ak'tun 13 sebagai peristiwa akhir kehidupan," kata Lorenzo Ditommaso, dilansir dariFoxnews.

Dunia online pun ikut memperburuk kehidupan akhir tersebut dengan pemberitaan-pemberitaan yang cepat menyebar luas.

"Kiamat versi ramalan Suku Maya muncul ke internet. Orang-orang mulai membicarakannya serta menambah-nambahkan hal-hal lain yang membuatnya semakin terlihat nyata," tambah Lorenzo Ditommaso.

Saat ini berita tentang kiamat telah membuat kehidupan menjadi suram dan berdampak negatif, terlebih pada anak muda. Banyak dari mereka yang tidak nafsu makan, takut untuk tidur, bahkan ingin bunuh diri.

Sementara menurut Profesor Studi Agama di Saint Joseph University, Philadelphia, Allen Kerkeslager, sebenarnya prediksi tentang hari kiamat bukan hal yang baru. Setidaknya isu tentang kehancuran dunia sudah ada di tulisan-tulisan bangsa Yahudi pada abad ke-3 SM.

"Para sarjana-sarjana Yahudi mendapatkan gagasan tentang kehancuran bumi dari sebuah agama kuno dari daerah Persia, yaitu Zoroastrianisme. Dan pemikiran tentang kehancuran dunia dari bangsa Yahudi mengilhami orang-orang Kristen awal dan meyuntikkan konsep kiamat kepada orang-orang barat dan berlansung sampai saat ini," kata  Allen Kerkeslager.

Salah Interpretasi?
Prediksi mengenai kiamat ini sendiri berasal dari temuan penanggalan dan inskripsi bangsa Maya di prasasti tablet batu di situs Tortuguero, Mexico. Arkeolog juga menemukan relief yang terbuat dari batu-bata, yang juga menyebut mengenai ramalan 'kiamat' pada 2012, di dekat reruntuhan Comalcalo.

Tapi ahli mengenai kebudayaan Maya asal Jerman, Sven Gronemeyer, mengatakan ramalan mengenai 'kiamat' itu merupakan misinterpretasi atau salah pembacaan.

Menurut Gronemeyer, inskripsi yang ditemukan tidak terbaca secara lengkap, karena ada bagian yang mengalami kerusakan. Tapi, jika itu bisa dibaca, inskripsi juga tidak menyebut apapun mengenai hari akhir atau kiamat.

Berdasarkan pembacaan yang dilakukannya, Gronemeyer berpendapat inskripsi di tablet batu Tortuguero menjelaskan mengenai transisi era baru di kalender bangsa Maya, dan bukan akhir dunia.

Berdasarkan inskripsi Tortuguero, terdapat penjelasan mengenai apa yang akan terjadi di tahun 2012. Salah satunya adalah munculnya Bolon Yokte, dewa Maya yang bersifat misterius, yang selama ini dikaitkan dengan perang dan penciptaan. Walau inskripsi ini tidak ditemukan secara sempurna, inskripsi itu diduga menyebut kalimat: "Dia akan datang dari langit."

Tapi, menurut Gronemeyer, Bolon Yokte disebut sebagai figur yang melambangkan perubahan. Kesalahan pandangan terhadap kepercayaan bangsa Maya ini dituding Gronemeyer dilakukan oleh bangsa Barat.

Gronemeyer berpandangan, inskripsi memang menjelaskan kembalinya dewa bangsa Maya, Bolon Yokten di akhir periode ke-13 rotasi Baktun. Berdasarkan penanggalan bangsa Maya, 1 rotasi Baktun berlangsung selama 394 tahun, dan angka 13 merupakan angka sakral bagi bangsa Maya. Penanggalan bangsa Maya diperkirakan dimulai pada 3114 SM dan berakhir di Rotasi Baktun ke-13  pada 21 Desember 2012.

Tapi Gronemeyer membantah kedatangan Bolon Yokte menjelaskan tentang kiamat. Karena tak ada penjelasan mengenai kiamat di tanggal 21 Desember 2012. Bagian mengenai ramalan merupakan ramalan penguasa saat itu, Bahlam Ajaw, yang ingin merencanakan kedatangan dewa Bolon Yokte.

"Untuk petinggi Tortuguero, jelas bahwa mereka harus menyiapkan lahan untuk kembalinya dewa, dan Bahlam Ajaw akan menjadi penerima dewa itu di prosesi inisiasi itu," jelas Gronemeyer, dilansir dari Guardian.

"Tanggal itu memiliki nilai simbolis, karena merupakan refleksi dari hari penciptaan. Ini merupakan kedatangan dewa, dan bukan berarti memiliki arti penting bagi manusia," lanjutnya.
Sebelumnya, Institut Antropologi dan Sejarah Nasional di Mexico kemudian mengatakan, 'kiamat' pada Desember 2012 merupakan misinterpretasi bangsa Barat dalam membaca penanggalan bangsa Maya. "Ramalan barat telah memelintir cosmovision (pandangan kosmis) dari peradaban masa silam seperti bangsa Maya."

Survei LSI Network: Soekarno dan Gus Dur Presiden Paling Toleran. SBY berada di peringkat terbawah soal toleransi keberagaman agama

Presiden RI pertama, Soekarno.
Hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI Network) yang dilansir Minggu, 23 Desember 2012, menyatakan bahwa Soekarno dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) merupakan presiden paling toleran sepanjang pemerintahan Republik Indonesia.

Peneliti LSI, Adjie Alfarabi, mengatakan Presiden Soekarno memperoleh penilaian tertinggi dalam hal Presiden paling toleran terhadap keberagaman agama, yaitu 82 persen. Di bawahnya, Gus Dur memperoleh 81 persen, Soeharto 75 persen, Megawati Soekarnoputri 52 persen, BJ Habibie 42 persen, dan Susilo Bambang Yudhoyono 41 persen.

Terkait toleransi terhadap keberagaman ideologi, Soekarno pun dinilai paling toleran, di mana sebanyak 85 persen responden memilihnya. Selanjutnya menyusul Gus Dur 83 persen, Susilo Bambang Yudhoyono 55 persen, BJ Habibie 54 persen, Megawati 53 persen, dan Soeharto 21 persen.

“Publik menilai hanya Bung Karno dan Gus Dur yang surplus di atas 50 persen melindungi keberagaman primordial dan ideologi. Sementara Pak Harto juga surplus 50 persen melindungi primordial, namun justru minus di atas 50 persen dalam melindungi keberagaman ideologi. Antikomunisme di era Pak Harto sangat kental sekali,” kata Adjie dalam konferensi pers di kantor LSI Network, Jalan Pemuda, Jakarta Timur.

Survei bertajuk ‘Dicari Capres 2014 yang Melindungi Keberagaman’ ini digelar LSI Network bekerja sama dengan Yayasan Denny JA, menggunakan metodemultistage random sampling dan instrumen quick poll LSI. Survei ini mengambil 440 responden dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, dengan margin of error 4,8 persen.

Pesta Joget Picu Bentrokan Warga di Ambon. Pangkalan ojek dan posko pemenangan bakal calon gubernur dibakar

Pihak TNI/Polri juga menyiagakan puluhan personel untuk mengamankan lokasi bentrokan hingga siang ini.
Bentrok antara warga di kawasan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon kembali pecah  pada Minggu 16 Desemeber 2012 dini hari hingga pagi hari. Tak ada korban jiwa.
Tapi, beberapa warga yang ikut bentrokan mengalami luka memar akibat dihantam benda tumpul dan lemparan batu.

Satu pangkalan ojek dan satu posko pemenangan bakal calon gubernur, Bob Putilehalat, ikut dibakar massa. Hal ini memicu konsentrasi massa antara kedua kelompok warga yang bertikai. Padahal, bentrokan sudah sempat mereda.

Beruntung, puluhan personel TNI/Polri yang turun langsung ke tempat kejadian perkara berhasil membubarkan massa yang sebagian besar telah membawa senjata tajam itu.

Dalam rangka mengamankan situasi agar tak meluas, Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease beserta Dandim Kota Ambon yang terjun ke TKP, bertemu para tokoh dari kedua kelompok warga yang saling baku hantam itu.

Pihak TNI/Polri juga telah menyiagakan puluhan personel untuk mengamankan lokasi bentrokan hingga siang ini. Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKBP Suharwiyono mengatakan, bentrokan ini terjadi akibat cekcok antara warga mengenai penyelenggaraan pesta joget.

"Ada kesalahpahaman antara warga akibat pesta joget yang tak memiliki izin. Sehingga ada yang melarang. Hal ini kemudian memicu bentrokan. Bentrokan itu kemudian meluas melibatkan warga lainnya," kata Kapolres di lokasi bentrokan.

Untuk mengatasi agar bentrokan tidak meluas, meski belum ada satu pun pelaku yang ditahan, kapolres telah mengumpulkan para tokoh di kawasan IAIN dan diberi pemahaman agar masing-masing bisa menahan emosi dan menjaga kerukunan antarsesama warga di kawasan tersebut.

Dua Ormas Bali yang Bentrok Akhirnya Sepakat Damai. Namun, polisi menyatakan tetap memproses hukum unsur kriminalnya

Dua ormas di Bali yang bentrok akhirnya berdamai.
Dua ormas yang terlibat bentrok di Denpasar, Laskar Bali dan Pemuda Padang Sambian Bersatu, akhirnya berdamai. Kesepakatan itu dicapai setelah digelar pertemuan kedua kelompok yang dimediasi oleh Polresta Denpasar.

"Kedua ormas sepakat untuk menahan diri dan tidak melakukan serangan," kata Kasubg Humas Polresta Denpasar, Ajun Komisaris Ida Bagus Made Sarjana, kepada VIVAnews, Senin 24 Desember 2012.

Sarjana mengatakan, dalam pertemuan damai tersebut, kedua ormas diwakili oleh pimpinannya masing-masing. "Laskar Bali dihadiri Gung Kusuma dan Ketut Rochineng, sementara dari Pemuda Padang Sambian Bersatu dihadiri oleh Gung Cilik. Mereka sepakat damai," kata Sarjana.

Selain tokoh kedua ormas, pertemuan itu juga dihadiri oleh Ketua Komisi I DPRD Bali, Made Arjaya. Dari pertemuan tadi juga disepakati untuk mengelar upacara persembahyangan di Pura Besar di sekitar lokasi bentrokan.

Sementara itu, mengenai tujuh motor yang dibakar dan dua mobil yang dirusak dalam kerusuhan itu, sedang dalam pembicaraan untuk mendapat ganti rugi. "Soal motor dan mobil yang rusak akan dibicarakan dengan Pemkot Denpasar. Difasilitasi oleh Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya," kata Sarjana.
Meski sudah berdamai, Sarjana memastikan unsur kriminal kasus ini tetap diusut oleh polisi. "Untuk proses hukum tetap dalam penyelidikan," kata dia. Sarjana menambahkan, bentrok yang terjadi mulai pukul 23.10 WITA itu tetap menyisakan pelanggaran hukum.

Sementara itu, tambah Sarjana, situasi di lokasi bentrokan sudah kondusif. Tetapi, aparat kepolisian tetap waspada dengan menempatkan personel di sekitar Jalan Mahendradatta dan Jalan Buana Raya, Denpasar, untuk mengantisipasi bentrok susulan.

"Penempatan personil untuk menciptakan suasana aman dan nyaman di tengah-tengah masyarkat," imbuh Sarjana. Polisi, kata Sarjana, akan terus mengupayakan perdamaian itu berlangsung langgeng.
Polresta Denpasar juga terus melakukan koordinasi dengan tokoh masyarakat dan kedua ormas.

Kronologi Bentrok Massa Bali. Dua mobil dan satu posko ormas dirusak, tujuh motor dibakar massa.

Dua ormas di bali terlibat bentrokan
Anggota organisasi massa dari Laskar Bali dan Pemuda Padang Sambin Bersatu terlibat bentrok di Denpasar, Senin dini hari, 24 Desember 2012. Akibatnya, tujuh motor dibakar, dua mobil dirusak. Tak hanya itu, satu posko milik ormas Laskar Bali juga dirusak.

Menurut Kepala Sub Bagian Humas Polresta Denpasar, Ajun Komisaris Ida Bagus Made Sarjan, bentrokan itu berawal pada Sabtu 22 Desember 2012. Saat itu kelompok Pemuda Padang Sambian Bersatu melakukan sweeping terhadap toko-toko yang menjual petasan untuk tahun baru. 

Mereka menemukan toko milik Paulina menjual petasan dan kembang api untuk tahun baru. Padahal sebelumnya telah ada kesepakatan untuk tidak menjual sebelum mendekati puncak perayaan tahun baru.

Namun, lanjut Sarjana, toko Paulina merasa memiliki izin. Sehingga toko tersebut tetap menjual petasan dan kembang api. Toko Paulina kemudian meminta dukungan kepada Laskar Bali. Ketegangan hari itu berlangsung, meski tak sampai menimbulkan bentrok.

Keesokan harinya, Minggu 23 Desember 2012, massa dari Laskar Bali menggelar konvoi menuju Mengwi. Mereka hendak menghadiri perayaan ulang tahun rekan mereka, Korlap Laskar Bali Mengwi. "Massa Laskar Bali melintasi Mahendradatta dan Buana Raya, di mana mereka terlibat ketegangan kemarin hari gara-gara toko Paulina," terang Sarjana kepada VIVAnews.

Mengetahui iring-iringan Laskar Bali melintasi daerah mereka, Pemuda Padang Sambian Bersatu mempersiapkan diri. Informasi yang mereka peroleh massa Laskar Bali akan menyerang Pemuda Padang Sambian Bersatu. "Timbul kesalahpahaman. Pemuda Padang Sambian Bersatu memukul kul-kul," kata Sarjana.

Kul-kul merupakan kentongan yang dibunyikan sebagai pertanda bahaya mengncam desa mereka berdasar kebiasaan adat Bali. Semua penduduk, tua, muda, laki-laki dan perempuan harus siap mati dalam pertempuran menghalau bahaya.

Saat iring-iringan Laskar Bali melintas, ketegangan tak bisa dihindarkan. Massa yang sudah mempersenjatai diri dengan senjata tajam terlibat adu mulut. Saat itu terjadi perusakan mobil dan pembakaran motor. "Itu terjadi sekitar pukul 23.10 WITA," kata Sarjana.

Hanya dalam tempo beberapa menit saja Polresta Denpasar tiba di lokasi yanf memang tak jauh dari Mapolresta itu. Dibantu Dalmas dan Brimobda Polda Bali, kedua massa dihalau agar tak terjadi bentrok fisik. Meski berjasil dihalau, konsentrasi massa masih terpusat.

"Sekitar pukul 23.00 WITA hujan turun, namun masa masih terkonsentrasi di sekitar RS Bali Medika dan swalayan Nirmala. Polisi hujan-hujanan menghalau massa," terang Sarjana.

Hingga dini hari sekitar pukul 05.00 WITA, massa di Jalan Mahendradatta dan Jalan Buana Raya, Denpasar mulai mencair. Dari inventarisir kejadian, diketahui sebuah Posko milik LB di Jalan Buana Raya 2, Padang Sambian, dibakar massa.

Juga tujuh sepeda motor juga dibakar massa serta dua mobil Mitsubishi Pajero B 911 RIO dan Toyota Hartop DK867 BP, turut dirusak massa. Semua sepeda motor yang dibakar massa telah diamankan di Polresta Denpasar untuk barang bukti dan kepentingan penyelidikan.

Ahok: "Dibilang Galak, Saya Tak Masalah" "Kalau kepalanya lurus, bawahannya tidak berani tidak lurus"

Baru dua bulan bertugas, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama melakukan banyak gebrakan membantu sang gubernur Joko Widodo. Wakil Gubernur yang punya panggilan akrab Ahok itu kini fokus untuk membenahi birokrasi. Dia juga pasang mata untuk soal anggaran, agar dana Pemprov DKI dapat digunakan secara efektif.

Ahok ingin proses kebijakan yang dia lakukan berlangsung transparan. Itu sebabnya, dia rajin mempublikasikan sejumlah proses kebijakan yang kontroversial ke situs media sosial seperti YouTube.

Ahok tampaknya tampil dengan gaya berbeda dariJokowi. Dia tak segan menghardik, dengan emosi yang sangat ekspresif. Misalnya, dia tak segan memarahi stafnya saat pertemuan dengan perwakilan buruh, setelah para pekerja itu berdemo pada Oktober lalu. Dia "ngamuk" karena si staf mencatat hasil rapat pada lembaran kertas dengan tulisan tangan. Padahal, ada laptop yang jadi fasilitas kantor, yang menjamin pengarsipan dokumen lebih baik.
Dia juga berang ketika 8 November 2012, rapat anggaran dengan Dinas PU. Ia mengancam akan membawa anggaran Dinas PU ke KPK jika perintahnya tidak dijalankan. Ahok juga mengancam akan membuka semua penyimpangan. Dia ingin Dinas PU memotong anggaran yang dinilai boros sebesar 25 persen pada tahun 2013. Siapa yang tidak ikut instruksinya akan dipecat. Dokumentasi video rapat itu diupload di Youtube.
Lalu apa sebenarnya yang dituju oleh Ahok, dengan gaya keras dan terkesan "pemberang" itu? VIVAnews mencoba mewancarai sang wakil gubernur itu dalam beberapa kesempatan sepanjang pekan lalu. Berikut petikannya.

Selama dua bulan menjabat Anda rajin mempublikasikan hasil rapat lewat YouTube. Terutama saat Anda marah-marah itu. Tidak takut dibilang galak?
Menurutmu aku galak? Ya sudah tidak apa-apa dicap galak.

Tapi video yang diunggah ke Youtube itu, apa tak terkesan keras kepada anak buah?
Begini. Kamu marahin anakmu masak cengengesan. Gimana kalau marahin anak, kalau anak nakal, tidak mungkin cengengesan dong.
Saya dari dulu kalau marah selalu ketawa, anak bungsu saya Daud, saya cubitpun dibilangnya becanda. Karena dari kecil saya selalu marahinnya sambil senyum-senyum. Jadi anak saya yang bungsu kalau saya marahi dikiranya becanda.
Nanti ada yang bilang ini sebagai pencitraan ...
Pencitraan gimana, kalau saya pencitraan pasti tidak berani ambil risiko. Kalau marah-marah seperti ini kan berisiko, orang bisa jadi benci sama saya. Tapi itu tidak masalah.
Gaya keras seperti itu, apakah memang sejak dulu?
Yang Jelas saya tidak penah berubah tuh, teman-teman saya melihat saya tidak berubah. Aku sudah jadi pejabat 4 kali loh.
Anda peduli dengan soal efisiensi anggaran. Apa strategi soal pemberantasan korupsi?
Ada satu hal yang saya pikirkan, akar dari masalah bangsa ini adalah Korupsi. Kalau kita bisa katakan akar dari semua kejahatan orang itu yang cinta uang, akar dari permasalahan kita itu adalah korupsi.

Kalau bicara pemberantasan korupsi dimulai dari kepalanya, kalau kepalanya lurus, bawahannya tidak berani tidak lurus. Karena itu kita berharap bawahannya harus ikut lurus. Kalau dikatakan tidak berani lurus tidak enak kedengarannya.
Presiden bilang, pejabat itu korupsi karena banyak pejabat masih belum paham apa yang termsuk tindakan korupsi?
Saya pikir Presiden benar juga. Kadang ada orang yang salah administrasi, makanya kalau ingin tahu orang itu korupsi, ikutin dananya.  Kalau cuma orang gara-gara disuruh, lalu tanda tangan doang terus kena kan kasihan. Tapi yang kena itu harus benar-benar sengaja dan ada aliran dana.
Dalam soal itu, apakah Anda takut juga kalau salah mengambil keputusan?
Tidak. Kami jalan apa adanya saja. Soal korupsi kan bisa dilihat, biaya hidup keluarganya meningkat atau tidak, itu lebih jelas. Yang sengaja membedakan orang korupsi dan tidak itu ada penambahan harta secara ilegal.
Subsidi yang diberikan DKI kan cukup besar, contoh dalam bidang transportasi dan pendidikan. Soal pengawasannya bagaimana?
Yang ingin saya sampaikan, kerinduan dan keinginan rakyat, kita bicara anggaran DKI, bicara subsidinya. Subsidi yang diberikan kepada rakyat betul-betul kepada rakyatnya atau kepada oknum yang korupsi.
Misalnya, transportasi massal yang memang harus mendapatkan subsidi. Kami mensubsidi sampai Rp1,6 triliun misalnya, kalau itu dihitung Rp1,6 triliun sama saja saya memberikan uang tiket bus 150 ribu setahun untuk 10 juta rakyat DKI. Kan mungkin 10 juta orang naik bus. 

Sama juga berbicara tentang BOP (Bantuan Operasional Pendidikan) dan BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Kita mensubsidi sekolah, tapi oknumnya masih memungut uang iuran sekolah dan semaunya memakai uang itu sendiri.

Apa tidak lebih baik subsidi kita berikan kepada muridnya langsung. Maka itu kita buat Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang langsung disalurkan ke siswa.
Selain itu, Anda juga akan membuat aturan memotong Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) bagi PNS yang merokok di lingkungan kantor Pemprov DKI?
Saya sudah minta Sekda untuk PNS kita dipotong TKD nya. Ini monitoringnya harus ada yang lapor. Yang kami inginkan yang tidak merokok jangan sampai keracunan, yang mau merokok silahkan keluar saja.
Ini jadi semacam ancaman?
Ya kalau tidak diancam orang cuek saja. Ini pelaksanaannya akan dilakukan secepatnya, supaya kita berhak potong tunjangannya. Nanti untuk mengawasinya juga akan kita tambah CCTV.
Mengenai birokrasi, apakah akan mengganti pejabat yang dianggap tidak bisa mengikuti langkah dan kerja Anda?
Prinsipnya kami memberikan kesempatan kepada seluruh PNS DKI. Selama visi misinya jelas, kita kasih posisi. Kita usahakan tidak rekrut dari luar, kecuali yang di dalam ini terus menerus tidak bisa mengikuti langkah kami.
Kalau mereka gagal mengikuti langkah Anda, akan rekrut pegawai dari luar? 
Ya, kalau tidak bisa mengikuti, kalau terpaksa harus datangkan dari luar. Tapi sementara ini, kita kasih kesempatan untuk yang ada di DKI untuk bisa menyesuaikan dengan kami.

Mengacu pada RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), semua mengikuti ini, kalau gak bisa ikut, beratkan SKPD nya. Kalau sampai tidak bisa juga sih rasanya gak mungkin. Kecuali untuk hal-hal tertentu kita akan ambil dari luar.
Soal solusi bagi kemacetan Jakarta. Usulan sistem nomor polisi ganjil genap itu banyak reaksi pro dan kontra. Tetap akan dilanjutkan?
Ini kan baru alternatif, ya akan kita kaji lagi, bisa saja tidak jalan. Ini belum final. Maksud Pak Gubernur kan beliau akan pasang badan supaya transportasi lancar tidak ada kemacetan.

Bukan berarti pasang badan dengan ganjil genap itu. Pak Gubernur akan lakukan apa saja untuk mengatasi kemacetan.
Protes juga datang dari partati politik, termasuk dari partai Anda, Partai Gerindra ... 
Saya kira wajar saja Pak Sanusi (Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI) bicara begitu dan merasa keberatan. Kita sih bebas saja, ini alam demokrasi semua bebas bicara. Ganjil genap kan baru salah satu cara termasuk nanti ERP, mobil warna gelap warna terang. Kalau memang tidak sepakat ganjil genap kan bisa ditukar sama gelap terang.
Tidak khawatir dengan kritik dari partai pendukung Anda itu?
Nggak lah, partai kami mengajarkan seperti itu. Kami diajarkan demokrasi. Kadang kita iseng saja, semua isu dilempar. Orang lain saja boleh kritik kita kok, kenapa partai sendiri tidak. Kalau Partai Gerindra mendengar aspirasi masyarakat tidak menerima ya harus disampaikan. Mereka pasti mendengar suara rakyat.

Bila Tak Ada Terobosan, Mustahil Jakarta Bebas Banjir. Drainase Jakarta tak lagi memadai

Banjir di jalan antara Monas dan Istana Negara
Hujan deras beberapa jam di Jakarta sudah cukup membuat sejumlah jalan protokol tergenang. Diantaranya, Jalan MH Thamrin. Jalan yang menjadi ikon ibukota itu seolah bak kolam raksasa karena air meluap menggenangi jalan protokol. 
Hujan pada Sabtu, 22 Desember 2012, itu juga membuat jalanan di sekitar Istana Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, turut tergenang. Kedalaman air membuat mesin sepeda motor mati saat pengendara melintas.
Banjir di urat nadi utama Indonesia ini membuat Perayaan Natal 2012 di aula Mahkamah Agung yang terletak di jalan yang sama dengan Istana juga terganggu. Ketua Kristiani Mahkamah Agung Paulus Effendi Lotulung terpaksa harus memutar lewat jalan belakang.
"Saya terpaksa lewat Jalan Juanda," kata Ketua Muda Urusan Peradilan Tata Usaha Negara Mahkamah Agung itu, usai perayaan Natal 2012 Mahkamah Agung. Akibat terjebak banjir di jalanan Jakarta, Paulus mengaku perjalanannya tertunda. "Setengah jam lebih lama ke sini," katanya.
Di jalan dekat Mal Citraland, Grogol, ketinggian air dilaporkan hingga sepaha orang dewasa. Selain itu, puluhan jalan-jalan utama di Jakarta lainnya, tergenang air, 25-50 centi meter. Diantaranya, Jalan Sudirman di depan FX, sebelum fly over Karet, Jalan Tendean, Jalan Asia Afrika, sekitar Mal Ambassador Casablanca, serta sejumlah ruas jalan di Kawasan Industri Pulogadung.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat ada 22 titik genangan banjir yang tersebar di Jakarta. Akibat banjir itu, jalanan Jakarta pun nyaris lumpuh. Jakarta macet parah meski sedang libur panjang. 
Mengapa Istana pun Kebanjiran
Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi VIVAnews, Minggu 23 Desember 2012, menjelaskan mengapa kawasan Sudirman-Thamrin yang dekat Istana bisa tergenang air. 
Drainase di kedua jalan protokol tersebut tergolong bagus dan mampu mengalirkan air dari badan jalan. Tapi, tidak bisa bekerja baik karena muaranya pun meluap, yaitu Sungai Cideng dan Kanal Banjir Barat. ”Jadi, mau menampung air bagaimana?" kata Sutopo.
Kondisi cuaca di daerah Puncak yang juga hujan ikut membuat debit air Kali Ciliwung meningkat hingga 110 cm. Bendungan Katulampa ditetapkan Siaga III sejak pukul 16.18 WIB, Sabtu. 
Pada pukul 18.00 WIB, Katulampa naik lagi menjadi 120 cm. Kemudian dalam waktu 4 jam, air kiriman sudah masuh Depok dan 13 jam kemudian sejumlah kawasan di bantaran kali Ciliwung, Jakarta menerima banjir kiriman. 
Minggu, 23 Desember, sekitar pukul 03.00 WIB, daerah di  Kelurahan Makasar, Bidara Cina, Kampung Melayu, Cawang, Kramatjati dan di bantaran Ciliwung hilir terendam banjir hingga 1 meter.
"Dimensi dan masalah banjir di Jakarta terus meningkat. Selain faktor alam, faktor antropogenik ikut berperan menyebabkan banjir," katanya.
Dijelaskan Sutopo, pada periode sebelum tahun 70-an, faktor alam menjadi penyebab dominan dan sesudah itu penyebab banjir menjadi lebih kompleks.
Jakarta kemudian kewalahan mengatasi banjir dan dampak kemacetan. Berbagai upaya penanganan selalu menjadi kalah cepat dibanding dengan faktor penyebab.
Pengendalian banjir hingga 2014 diperkirakan belum akan menuntaskan titik banjir yang ada. Hingga kini ada 78 titik banjir di DKI Jakarta. Sementara Kanal Banjir Timur baru bisa mengurangi 15 titik banjir. 
Jika dilakukan normalisasi sungai di Kanal Banjir Barat dilakukan, akan mengurangi enam titik banjir. Normalisasi sungai Pesanggrahan, Angke dan Sunter pada 2011-2014 dengan dana Rp2,3 trilyun akan mengurangi 10 titik banjir. 
Demikian pula proyek pengerukan sungai Jakarta Emergency Dredging Initiative di Cengkareng Drain, Kali Sunter, KBB, Cideng, Angke dan lainnya pada 2013-2014 akan mengurangi 20 titik banjir.  
Meski seluruh proyek sudah selesai, Jakarta masih memiliki 27 titik banjir yang belum teratasi.  Dengan catatan tidak ada penambahan titik banjir baru. 
"Sementara banjir yang terjadi di Thamrin, Sudirman, dan Gatot Subroto, tidak masuk dalam 78 titik banjir yang ada," katanya.
Secara umum, Pemerintah daerah dan pusat juga mengantisipasi banjir untuk musim hujan kali ini sejak Oktober lalu. Ada 62 titik yang diwaspadai akan banjir. "Kami siapkan SDM, peralatan seperti tenda dan perahu karet," jelasnya.
Persoalan Drainase 
Pengamat Perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, mengatakan banjir parah terjadi karena drainase yang ada sudah tidak sesuai dengan curah hujan. Keadaan alam sudah mulai parah dan membuat tanah-tanah tidak dapat menyerap air yang berlebihan. 
Selain itu, banyak bangunan rumah yang juga tidak memiliki drainase. Sementara, banjir yang terjadi di jalan Sudirman dan Thamrin, terjadi karena salahnya pembangunan gorong-gorong. 
"Gorong-gorongnya di depan Sarinah baru dibangun, kenapa sekarang tergenang lagi. Apa yang salah dengan drainasenya. Masalahnya di mana? Apa yang kemarin dibangun," kata Yayat.
Pemerintah Provinsi DKI dinilainya terlambat melakukan upaya normalisasi. Sementara, drainase yang ada saat ini terjadi penurunan fungsi yang cukup besar. Kecepatan membangun drainase tak seimbang dengan percepatan pembangunan perumahan. 
”Banjir Kanal sudah tak maksimal fungsinya, karena sampah yang memenuhi mulut-mulut sungai,” ujarnya. 
Menurutnya, tanah Jakarta sudah tidak mampu menampung curah hujan yang turun. Ketika hujan dengan mencapai 50 -100 mm turun dalam durasi tiga jam, Jakarta akan tergenang dan kebanjiran. Bila air kiriman dari Bogor masuk, tentu akan membuat kondisinya makin parah.
Gubernur DKI Joko Widodo diminta segera melaksanakan prioritas program yang direncanakan sebelumnya. "Gubernur Jokowi harus merealisasikan program untuk mengatasi banjir, penataan kanal banjir, normalisasi sungai dan transportasi massal." 
Jawaban Pemprov DKI
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menolak keras bila banjir itu akibat drainase. Curah hujan yang tinggi adalah penyebab utama. Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Ery Basworo, mengklaim seluruh drainase yang ada saat ini sudah berfungsi dengan baik. 
"Hujan deras dalam tempo 1,5 jam lebih. Kali Cideng sudah kita sedot dan dibuang ke KBT dan menjelang Maghrib sudah tidak ada genangan lagi," kata Ery Basworo, Minggu, 23 Desember 2012.
Ery menambahkan, rumah pompa di Gedung Jaya, Gedung Surya dan Gedung Mapalus semua aktif. Tapi setelah ditelusuri, ternyata debit air di Kali Cideng sangat tinggi dengan skala ketinggian mencapai 200 cm. Sebelum hujan sudah dilakukan penyedotan sampai ketinggian 20 cm.
Setelah memastikan tidak ada gangguan pada drainase, kemudian dilakukan pengecekan. Ternyata sejumlah wilayah di Jakarta terjadi hujan dengan intensitas yang sangat tinggi. 
Menurut Ery, curah hujan di Manggarai mencapai 87 mm, di Setiabudi 80 mm, Tomang Barat 96 mm, Cideng 125 mm, Karet 140 mm dan di istana mencapai 98 mm. Karena terkonsentrasi jadi meluap semua dan turun hujan besar di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Istana yang biasa tidak kena kini kena juga. ”Itu semua indikatornya." 
Ery menjelaskan, hujan yang turun sepanjang Sabtu kemarin adalah hujan periode 50 tahunan. Drainase dapat mengatasi, tapi Kali Cideng menjadi tinggi. Sementara saluran mikro yang ada di depan rumah warga tidak dapat menampung karena hanya untuk mengatasi periode hujan 5 tahunan.
"Kalau hujan harian, pompa kami sangat aman. Tapi kemarin itu hujannya luar biasa," katanya.
Jangka panjang, kata Ery, Jakarta yang dilewati 13 sungai besar akan melakukan normalisasi. Karena seluruh sungai itu sudah tidak cukup menampung kapasitas air yang ada saat curah hujan tinggi. 
"Lebar Kali Sunter hanya 6 meter, harusnya 20 meter. Pesanggarahan 20 meter, harusnya 40 meter. Seluruh sungai yang ada hanya mampu menampung sekitar 30 persen dari beban hujan yang ada," katanya.
Dijelaskan Ery, seluruh air yang datang ke Kali Cideng dari kawasan Thamrin dan sisi timur seperti Jalan Sabang, Wahid Hasyim dan Jalan Sunda, sudah tidak dapat menampung di Kali Cideng. Kemudian untuk mengatasi hal ini, langsung dilakukan penyedotan untuk dibuang ke Kanal Banjir Barat (KBT).
"Jadi harus dipahami ada yang namanya genangan ada yang namanya banjir. Dan soal genangan kemarin tidak ada kaitannya dengan drainase," katanya.