Friday 23 April 2010

Kerusuhan Sara di Galangan kapal PT Drydocks World Graha di Tanjung Uncang, Batam

Demo karyawan perusahaan galangan kapal PT Drydocks World Graha di Tanjung Uncang, Batam berakhir ricuh, Kamis 22 April 2010. Bahkan Brimob Polda Kepulauan Seribu (Kepri) mencoba menghadang massa dengan tembakan peringatan. Kerusuhan yang terjadi di Batam, bermula saat Karyawan perusahaan galangan kapal PT Drydocks World Graha di Tanjung Uncang, berakhir ricuh. Penyebab terjadinya kerusuhan Batam ini dipastikan hanya terjadi salah paham antara karyawan dengan pemilik galangan kapal. “Ini aksi spontanitas, ada miskomunikasi, apalagi direncanakan, itu tidak ada sebelumnya,” ujar Kepala Humas Polda

Kepulauan Riau, AKBP (Pol) Anggaria Lopis . Kejadian kerusuhan Batam itu berawal dari sebuah kalimat pelecehan dari salah satu manajer asal India di perusahaan itu, dengan kalimat bahwa semua orang Indonesia bodoh. Pernyataan itu kontan menyulut emosi para karyawan. Tidak hanya karyawan yang kesal, supervisor lain yang berasal dari Indonesia juga ikut marah. Hanya berselang 30 menit, kemarahan itu sudah tersebar luas hampir ke semua pekerja di galangan. Jumlah pekerja sekitar 8.000 orang.

Kerusuhan yang terjadi itu mengakibatkan sedikitnya 25 mobil terbakar. Selain itu sejumlah orang yang termasuk karyawan perusahaan tersebut mengalami luka-luka. Menurut warga Batam Adi Saputra, kerusuhaan dipicu karena seorang pekerja WNA melakukan penghinaan kepada pekerja Indonesia. “Melihat hal itu beberapa warga langsung menyerang WNA tersebut dan menghajarnya hingga babak belur, kerusuhan itupun terus berlanjut, massa pun menyisir dan mengejar sejumlah WNA yang semua berasal dari India,” katanya. Setelah itu ratusan orang yang tidak terkendali itu melakukan aksi membakar mobil perusahaan. Sedikitnya ada 25 mobil perusahaan dibakar massa. Hingga saat ini situasi di sekitar perusahaan masih mencekam

Berita lain menyebutkan, bahwa situasi di komplek PT Drydock World Graha Batam saat ini sudah kondusif. Penjelasan ini disampaikan oleh Komisaris Besar Polisi Bambang Budi Santoso selaku Wakil Kepolisian Daerah Kepulauan Riau. Meski sudah terkendali, pihaknya tetap menyiagakan aparat untuk berjaga-jaga. Masih menurut Bambang, insiden di lokasi pabrik itu sebenarnya dipicu oleh kesalahpahaman antara pihak manajerial dengan buruh yang bekerja. “Muncul kata “stupid” yang masih belum tahu ditujukan pada siapa,” ujar Wakapolda. Kasus ini masih akan dikembangkan. Sementara para korban yang terluka kini masih dirawat di sejumlah rumah sakit.

Kapoltabes Barelang Kombes Leonidas Braksan, membubarkan puluhan ribu pekerja PT Drydocks World Graha yang berupaya menghancurkan pabrik. Menggunakan mobil dinasnya dan di bawah pengamanan penuh aparat kepolisian, Kapoltabes berorasi menenangkan pekerja. “Saya di pihak kalian. Saya ingin kalian tetap bekerja dengan baik, keluarga di rumah dapat pendapatan yang baik,” kata Kapoltabes dengan menggunakan pengeras suara.

Ia meminta agar seluruh pekerja pulang ke rumah masing-masing. Kapoltabes juga meminta salah seorang manajemen berkebangsaan India yang didemo pekerja untuk meninggalkan pabrik. “Persoalan ini biar saya yang selesaikan dengan manajemen, pihak Imigrasi dan Departemen Tenaga Kerja,” kata dia. “Bagi orang asing yang melecehkan Indonesia, mereka kita minta keluar,” kata Kapoltabes disambut dukungan pekerja.

Seusai mendengarkan orasi Kapoltabes, sebagian pekerja meninggalkan pabrik. Pekerja marah, setelah seorang supervisor berkebangsaan India menghujat pekerja. “Dia bilang orang Indonesia bodoh. Ini harga diri bangsa, oleh karena itu kita marah semua,” kata Baim. Dalam kerusuhan yang dimulai sejak sekitar pukul 08.00 WIB, sekitar 20 mobil yang terparkir di kantor manajemen Drydock dibakar.

Sedikitnya tiga unit kendaraan habis dilalap api, dan enam puluh persen kantor perusahaan itu musnah akibat jilatan api. Sejauh ini belum diketahui adanya korban jiwa, tapi dipastikan perusahaan itu lumpuh total. Semua aktivitas terhenti. Informasi menyebutkan peristiwa yang berujung pada aksi pembakaran itu dipicu oleh tindakan sejumlah pekerja asing di sana. ” Pekerja Indonesia dibilang bodoh tiap hari,” kata salah seorang pekerja melalui telepon genggam.

Para korban kerusuhan di PT Drydocks World Graha, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (22/4), masih dirawat di Rumah Sakit Awal Bros Batam. Kebanyakan korban menderita cedera berupa patah tulang dan memar akibat terkena pukulan. Sebagian korban lain dirawat di Rumah Sakit Umum Batuadi. Wilendra, supervisor PT Drydocks World yang warga negara asing, juga dirawat di Rumah Sakit Awal Bros. Ia menderita luka parah akibat dihajar sejumlah pekerja yang tersinggung atas ucapannya. Saat ini kondisi Wilendra kritis

PT Drydock merupakan anak perusahaan Drydock World Dubai yang bergerak di bidang perbaikan dan pembuatan kapal. Total investasi yang ditanamkan perusahaan ini mencapai US$500 juta dengan jumlah karyawan sekitar 2.000 orang. Perusahaan ini berlokasi di kawasan industri shipyard Tanjung Uncang dan beroperasi sejak 2008. Drydock adalah perusahaan galangan kapal terbesar di Batam, jadi permasalahan di perusahaan ini adalah gambaran dari perusahaan sejenis lainnya yang ada di Batam. Standar upah buruh untuk galangan kapal di Batam hanya Rp. 7 ribu per jam sedangkan upah berdasarkan kontrak dari owner minimal 40 dolar. Beberapa jabatan yang dikategorikan posisi Supervisor harus dikuasai oleh para expatriat. Dan konon sang top manajemen Drydock Batam bisa sampai memiliki banyak perusahaan subcontractor dimana perusahaan yang dikelola oleh orang lain. Sedangkan beberapa Direktur perusahaannya itu adalah pekerja Drydock sendiri. Perusahaan2 subcontractor (outsourcing) dari para supervisor inilah yang bermain dalam proyek-proyek di Drydock sendiri. Hal ini mengakibatkan terjadi ketidakadilan dikarenakan beberapa orang top management Drydock akan lebih mementingkan keuntungan perusahaan-perusahaan yang dibentuknya

Humas Polada Kepri AKBP Anggaria Lopis SmHK mengatakan akibat kerusuhan yang terjadi di PT Drydocks World Graha di Tanjung Uncang dilaporkan sembilan orang menderita luka-luka. Mereka dirawat di dua rumah sakit, enam orang dirawat di RS Aru Bropol dan tiga orang dirawat di RSUD setempat. Anggaria membantah tentang adanya korban jiwa dalam kerusuhan tersebut. Siang ini beredar kabar bahwa empat orang ekspatriat diberitakan meninggal. “Saya berada di lokasi, sejauh ini tidak ada korban yag meninggal,” katanya.

Mengenai situasi kerusuhan siang ini sudah dapat dikendalikan, buruh sudah diminta kembali ke rumah masing-masing, tetapi masih ada yang terlihat bergerombol di sekitar pabrik. Mereka umumnya ingin menyaksikan sisa-sisa kebakaran. Kapoltabes Balerang Kombes Leo Braksan mengatakan tenaga asing saat ini sudah dievakuasi dan mereka dalam penjagaan pihak kepolisian. Sejauh ini dijelaskannya polisi sudah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang yang diduga ikut bertanggungjawab peristiwa tersebut. Menteri Tenaga Kerja akan melakukan evaluasi terhadap perusahaan PMA tersebut. Dia juga telah minta kanwil setempat untuk membuat laporan kronologis. Kepada para pekerja perusahaan tersebut Muhaimin minta untuk bersikap tenang dan menahan diri agar tidak merugikan pihak lain.

Polda Kepulauan Riau (Kepri) masih menyelidiki adanya dugaan korban tewas dalam insiden tersebut.”Belum bisa dipastikan apakah benar ada korban tewas, anggota kami masih menyelidiki,” ujar Kepala Divisi Humas Polda Kepri, AKBP Anggaria Lopis kepada. Aparat Poltabes Barelang, Kepulauan Riau sedang memeriksa sejumlah orang dari jajaran manajemen PT Drydocks terkait kerusuhan buruk di lingkungan galangan kapal. Kadispen Polda Kepulauan Riau AKBP Anggaria Loepis membantah berbagai laporan yang menyebut ada korban tewas. ”Tidak ada korban tewas, hanya ada sembilan orang luka-luka, ada yang luka di kepala, tangan dan kaki terdiri dari lima pekerja asing asal India dan empat orang karyawan lokal,” kata Anggaria Loepis kepada BBC.

Namun wartawan Media Indonesia di Batam, Hendri Kremer mengatakan sejumlah saksi mata melihat seorang tenaga kerja asal India tewas dalam kerusuhan. ”Para saksi mata yang saya wawancarai mengatakan bahwa dalam kejadian tersebut ada satu tenaga kerja asing asal India yang meninggal,” katanya.

Selanjutnya Hendri Kremer mengatakan kepada BBC bahwa berdasarkan pengakuan beberapa karyawan yagn ditanyainya, kericuhan ini juga kemungkinan dipicu oleh kemarahan karyawan yang belum di gaji oleh PT Drydocks. Namun sejauh ini BBC belum mendapat komentar perusahaan atas tuduhan beberapa karyawan.

PT Drydocks, menurut Hendri, berdasarkan catatan investasi asing di otorita Batam merupakan salah satu perusahaan terbaik di galangan kapal di Batam. Seluruh karyawan PT Dyrdocks telah diminta pulang dan aparat keamanan tetap berjaga-jaga di pabrik. Menurut Kadispen Polda Kepulauan Riau AKBP Anggaria Loepis, kondisi di pabrik galangan kapal kini kembali tenang dan aman.

Masa Hendak Demo Ikut Tersulut

Hari ini, Kamis (24/4/2010) memang dijadwalkan ada demo di kantor Drydock. Mereka telah meminta ijin kepada pihak Polisi. Demo yang akan dilangsungkan adalah menyoal kesejahteraan karyawan. Eh, tak tahunya di atas kapal yang sedang dibangun di L 205 itu terjadi insiden ekspat India dengan seorang foreman Indonesia. Jadilah massa yang berkumpul itu bak sebuah mesiu. Keributan karena umpatan “Orang Indonesia bodoh” pun menyulut mesiu yang terkumpul di halaman galangan kapal Drydock Graha, Tanjung Uncang.Polisi yang menjaga demo jauh dari kebutuhan untuk sebuah kerusuhan.
Ia hanya mengatakan inisal yang dipastikan WNA India itu adalag “P”. P dianggap sebagai pemicu. Ia dikenakan tuduhan mengatakan perkataan menghina. “Termasuk perbuatan yang tidak menyenangkan,” jelas Kapoltabes. Dia adalah yang melontarkan kalimat menghina itu. Dia diselamatkan oleh kawan-kawannya. Adakah P itu adalah Prabaharan? Belum jelas. Yang jelas Prabaharan adalah korban yang menderita luka paling parah. Kepalanya luka. Jumlah korban dari data terakhir yang di terima adalah 9 orang. 6 dirawat 3 lainnya telah boleh pulang.

Untuk mengamankan kondisi Batam, polisi mendatangkan Brimob dari Pekanbaru sebanyak 100 orang. Mereka dalam status BKO (bawah kendali operasi) Mereka akan tiba di Batam malam ini, demikian informasi dari sumber batampos.co.id dari kepolisian.

Belum jelas kapan Drydock akan beroperasi kembali. Seorang karyawan Drydock mengaku diminta pihak manajemen Drydock untuk tak masuk kerja dulu. “Bos bilang tak usah kerja dulu sampai ada pemberitahuan,” ujar karyawan Drydock yang tak maui disebut namanya.

Peristiwa itu telah memaksa aparat keamanan untuk mengevakuasi sejumlah pekerja asing (ekspatriat) di perusahaan galangan kapal itu dengan menggunakan jalur laut. Karena padatnya massa, 41 pekerja asing yang ada di areal pabrik terpaksa dievakuasi dengan kapal melalui pelabuhan pelabuhan khusus. “Dia bilang orang Indonesia bodoh. Ini harga diri bangsa, makanya kita marah semua,” kata Baim, seorang pekerja dengan nada emosi

Warga India di Batam eksodus ke Singapura, pasca kerusuhan di Drydock Batam. Bukan hanya warga India yang bekerja di galangan kapal itu saja tapi semua pekerja India yang ada di Batam. Aktivitas eksodus itu terlihat di pelabuhan Batam Center. Pelabuhan Marina di Nongsa juga menjadi pintu keluarga warga India dari Batam. Yang melalui pelabuhan Marina, Nongsa adalah karyawan Drydock yang diungsikan ke Mapolda. Setidaknya ada delapan orang yang telah meninggalkan Batam melalui Pelabuhan Marina. Sisanya masih menunggu. Di Mapolda mereka dimintai keterangan oleh Polisi.

Saat ini polisi sedang mengevakuasi seluruh pekerja asal India, baik yang berada di areal workshop maupun yang terperangkap dalam gedung yang terbakar. Sementara itu, seluruh karyawan masih bertahan di luar pagar perusahaan. 170 orang ekspatriat/pekerja asing, karyawan Drydock diungsikan ke Mapolda Kepri, Nongsa. Mereka adalah karyawan yang diungsikan dari Drydock melalui laut menuju pelabuhan Sekupang kemudian dikumpulkan ke Mapolda Kepri. Mereka rata-rata ingin balik ke Singapura. Dari Poltabes di kabarkan korban yang diungsikan ke sana bertambah menjadi 42 orang. Kapolda Kepri Brigjen Pol Pudji Hartanto yang semula dikabarkan akan menggelar jumpa pers hingga kini belum juga menggelar.

Sudah Kondusif dan Aman

Sebanyak satu peleton Brimob Pekanbaru diturunkan untuk membantu mengendalikan amuk yang dilakukan pekerja PT Drydrock Graha Batam ke pabriknya, di Batam. “Sore ini, Brimob itu didatangkan dengan pesawat Lion Air dari Pekanbaru,” kata Kapoltabes Barelang Kombes Leonidas Braksan.

Tidak ada razia warga Batam terhadap orang asing paskakerusuhan antara karyawan berkebangsaan Indonesia dengan pekerja asing di PT Drydocks World Graha. “Itu tidak ada. Keamanan Batam kondusif,” kata Wakil Kepala Polda Kepulauan Riau Kombes Polisi Bambang Budi Santoso. Ia mengatakan kericuhan hanya terjadi pada pagi hingga siang hari di sekitar galangan kapal PT Drydocks World Graha. Sedang di daerah lain, kondisi aman. “Jangan dilebar-lebarkan. Kejadian hanya di sini,” katanya. Di tempat yang sama, Kapoltabes Barelang Kombes Leonidas Braksan mengatakan di Batam tidak ada pengamanan WNA di galangan kapal lain. Menurutnya, pengamanan tidak perlu diperketat karena situasi keamanan kondusif.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi menyatakan, meski kerusuhan yang terjadi di Batam hanya menimpa satu dermaga namun hal itu telah menimbulkan kepanikan di kalangan pengusaha. »Ini salah satu dermaga terbesar yang dimiliki pengusaha Dubai,” kata Sofjan. Menurut dia, sebagian tenaga ahli yang kebanyakan warga asing, telah kabur dari Batam ke Negeri Singa. »Mengapa sekarang orang cepat marah? Kejadian di Priok belum hilang, ini terjadi lagi di Batam. Sangat menakutkan bagi investor,” katanya. Di saat pemerintah sedang mati-matian mendatangkan investasi ke Indonesia, kata dia, namun tak ada jaminan dan kepastian hukum. Ia memperkirakan, kerusuhan yang terjadi akibat peristiwa tersebut mencapai puluhan miliar rupiah. »Saya khawatirkan investasi akan tertunda lagi. Yang dibutuhkan pengusaha jaminan invesatasi dan keamanan,” ujar Sofjan.

Komisi IX DPR RI menyayangkan terjadinya peristiwa kerusuhan ribuan buruh PT Drydocks World Graha Batam, Kamis (22/4/2010) siang. Wakil Ketua Komisi Irgan Chairul Mahfidz menyayangkan karena muncul dari sebuah pernyataan berbau pelecehan yang tidak dipikirkan baik-baik sebelumnya. “Apalagi perusahaan asing, seharusnya menghormati etika dan budaya lokal. Kami menyayangkan hal itu terjadi,” tuturnya ketika dihubungi wartawan.

Politikus PPP ini mendesak pihak berwajib untuk segera mengusut kasus ini secara tuntas, terutama terkait adanya dugaan korban tewas. Komisi juga mendesak Kementerian Tenaga Kerja dan pemerintah daerah menurunkan aparatnya untuk melakukan klarifikasi dan mendeteksi akar masalahnya. “Kalau memang memungkinkan, kita juga akan kirim tim pemantau,” tandasnya.

Secara terpisah, anggota Komisi IX Rieke Dyah Pitaloka juga mendesak kerusuhan itu untuk diselidiki segera, termasuk indikasi pidana di dalamnya. Kedua belah pihak harus diperiksa. “Harus diselidiki sampai tuntas. Harus cari orang-orang yang bertanggung jawab. Jangan sampai buruh yang dikorbankan,” tegasnya.

Polri mengimbau agar masyarakat di Batam tidak terpancing dengan kerusuhan yang berbau sara. “Kita imbau agar kondisinya tenang,” kata Pjs Wakil Kepala Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Zaenuri Lubis di Jakarta. Menurut dia, kerusuhan itu terjadi secara spontanitas. Dia juga mengakui, kerusuhan dipicu dari pernyataan seorang manajer berkewarganegaraan asing yang menghina karyawan Indonesia. “Mungkin mengatakan sesuatu menghina,” kata dia. Sejauh ini, Polri belum menerima adanya korban jiwa dalam kerusuhan itu. Namun demikian, Zulkarnaen mengaku belum mengetahui apakah pihak Kepolisian Batam telah mengamankan para pelaku kerusuhan dan manajer asing yang menyebabkan kerusuhan itu. “Saya belum dapat infonya,” kata dia. Kepolisian belum melakukan pemeriksaan kepada mereka yang diduga menjadi pelaku kerusuhan di galangan kapal, Batam. Belum bisa dipastikan berapa jumlah yang terlibat, karena massanya besar. “Kerusuhan itu melibatkan banyak orang. Ada sekitar 5.000 orang lebih,” kata Pjs Wakil Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri, Komisaris Besar Zaenuri Lubis di Jakarta.

Hingga kini Markas Besar Polri belum mendapat laporan berapa orang yang diamankan. Tindakan yang sekarang dilakukan kepolisian adalah mencegah agar kerusuhan tidak melebar, apalagi dengan menggunakan isu sara. “Jadi sejauh ini hanya preventif, mengamankan saja dulu,” ujar dia. Sejauh ini, Markas Besar Polri baru mendapat laporan 12 kendaraan dinas milik kantor setempat rusak diamuk massa. Sebelumnya, Zaenuri mengakui kerusuhan itu diduga dipicu dari pernyataan seorang manajer berkewarganegaraan asing yang menghina karyawan Indonesia.

Mengganggu Investasi

Tim Pencari Fakta dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan mengunjungi PT Drydock World Graha di Batam. Nantinya, tim yang dipimpin Haiyani Rumondang, Direktur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Direktorat Jendral Peraselisihan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Kementerian Tenaga Kerja dan Tranmigtasi itu akan berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Batam. “Secara langsung, saya perintahkan pembentukan Tim Pencari Fakta agar segera bisa terjun ke lapangan dan menyelesaikan permasalahan ini secepatnya,” kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Kamis (22/4). Muhaimin menambahkan, tim ini akan terus-menerus memonitor perkembangan kasus. “Kita berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali,“ kata menteri. Tim ini, menurut menteri, bertugas meneliti kemungkinan terjadi pelanggaran hak-hak normatif di bidang ketenagakerjaan, serta menyelesaikan permasalahan di perusahaan yang memiliki tenaga kerja asing sebanyak 172 orang tersebut.

Belajar dari kasus Batam, Muhaimin meminta tenaga asing yang bekerja di Indonesia dapat mempelajari dengan baik budaya lokal serta tata cara berkomunikasi yang baik dengan pekerja Indonesia.Dengan begitu, kejadian serupa di Batam tidak terulang kembali. “ Kejadian seperti ini diharapkan tidak akan terjadi lagi, apabila pihak manajemen, pekerja/buruh serta serikat pekerja/buruh dapat menjalin hubungan industrial yang kondusif dan komunikasi yang baik “ kata dia.

Departemen Tenaga Kerja sangat menyesalkan kerusuhan yang terjadi hanya karena kesalahan komunikasi ini. “Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita, terutama untuk perusahaan yang memperkejakan tenaga asing,” kata Muhaimin. Sebagai langkah antisipasif, Muhaimin akan menerbitkan Surat Edaran kepada seluruh perusahaan yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing agar melakukan sosialisasi tentang tata cara dan budaya kerja di Indonesia.

Menteri Koordinator Politik dan Hukum Djoko Suyanto berharap kerusuhan dapat segera diakhiri. “Segera dihentikan rusuhnya. Jangan rusuh lagi,” imbuh Djoko Suyanto saat di Istana. Djoko juga mengaku belum mendapat laporan lebih detail terkait kerusuhan di Batam hari ini. Begitu juga mengenai adanya warga negara asing yang menjadi korban. “Nantilah, saya belum bisa beri jawaban,” ujarnya. Sementara Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa juga mengatakan hal yang sama dengan Djoko. Dirinya belum dapat memastikan adanyanya korban jiwa berkewarganeraan asing. “Saya belum dapat informasi soal itu,” ujarnya singkat.