Ainut Tijar AGUS MIFTACH : Sejauh ini, Allah masih bagian dari misteri itu, atau bagian dari idealisme spekulatif itu. Sejauh sejarah peradaban, bukan tuhan menciptakan manusia, tapi manusia menciptakan tuhan-tuhan. jadi kitab suci hanya istilah, dia produk peradaban manusia saja. Ini diskusi yang berani Tijar.
Kam pukul 18:47 · · Suka / Tidak Suka
apa arti semuanya itu...
Padahal : “Maka pernahkah kamu melihat orang yg menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yg akan memberinya petunjuk sesudah Allah . Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” .
Intinya yang ingin kukatakan di sini adalah kita harus melihat dari sudut pandang ilmiah, dan kita harus keluar dari semua ajaran kitab suci, kalau kita ingin mendiskusikan hal ini. Kalu itu kita lakukan kita tak akan terjebak pada subjektifitas sebuah ajaran, atau dogma.
Terakhir ingin kusampaikan, bahwa aku sepakat dengan penyampaian Agus Miftach. hehehe......
Ini pendapatku : Untuk kisah kisah yang ditulis dalam semua kitab suci misalnya Abraham or Ibrahim yg dihubungkan dng abad ke 21 SM itu juga cuma tokoh fiksi. Tdk ada dlm kenyataan, tdk ada bukti arke-nya. Kitab Yahudi sendiri bukan sumber sejarah, lbh banyak dongeng Ezra, yang hidup pada abad ke 5 SM. Sedang dongeng Musa itu dihubungkan dng abad ke 12 SM. Tdk spt bangsa Aria yg jujur mengatakan bahwa kisah2 dlm kitab suci mereka spt Mahabarata dan Ramayana itu hanya fiksi. Rahib2 Yahudi membohongi dunia dng mengatakan bahwa kisah2 dlm kitab sucinya itu fakta. Padahal hanya sebagian kecil saja yang faktual, sebagian besarnya cuma dongeng atau mitos belaka.
Selain kitab kitab bangsa yahudi, untu islam dan nasrani demikian juga, tanpa bukti arkeonya.