Saturday, 27 July 2013

Palu dan Bitung Akan Jadi Kawasan Ekonomi Khusus. Ada lima kawasan potensial yang dievaluasi pemerintah

Menko Perekonomian Hatta Rajasa
Pemerintah menargetkan dapat memberlakukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) baru pada tahun ini di dua daerah, yaitu Bitung di Sulawesi Utara dan Palu di Sulawesi Tengah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Radjasa, Jumat 26 Juli 2013, menyatakan penetapan dua wilayah tersebut setelah Tim Komite Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia melakukan rapat evaluasi terhadap lima KEK yang memaparkan perkembangan sesuai harapan.

Hatta menjelaskan, sebenarnya ada lima kawasan potensial yang dievaluasi pemerintah dalam rapat koordinasi menteri bidang perekonomian hari ini. Antara lain adalah Bitung, Palu, Mandalika, Maloy Trans Kalimantan Economic Zone, dan Tanjung Api-Api.

Pilihan pemerintah untuk segera memberlakukan Kawasan Ekonomi Khusus untuk Bitung dan Palu adalah atas dasar pertimbangan keduanya telah memiliki kesiapan diantara yang lainnya.

"Diperkirakan tahun ini, Bitung dan Palu sudah sangat siap," ujar Hatta di Jakarta.

Pembangunan jalan tol di Bitung, kata Hatta, sudah akan dilakukan pada tahun ini. Diharapkan pada Januari 2014 sudah ada tender jalan tol dengan diberikannya insentif viability get fund (VGF). "Perusahaan-perusahaan yang akan masuk di situ juga sudah siap," kata Hatta.

Sementara untuk kawasan Palu, Hatta mengatakan bahwa area seluas 2 ribu hektare yang ditargetkan untuk menjadi wilayah KEK, sudah ditunjang dengan jalan terusan Parigi menuju Teluk Tomini.

Selain infrastruktur yang sudah dipersiapkan, pemerintah memilih kedua kawasan ini karena keduanya memiliki potensi perekonomian di berbagai bidang. "Kami mengharapakan daerah-daerah tersebut akan berkembang karena memiliki potensi, baik dari potensi kelautan, pertanian, maupun pertambangan di daerah itu, termasuk smelter," kata Hatta.

Sementara yang lainnya, kata Hatta, kemajuan dan perkembangannya masih diupayakan oleh pemerintah daerah setempat. "Kami menunggu pemerintah daerah untuk melengkapinya seperti Tanjung Api Api dan Mandalika yang sudah hampir selesai. Tapi, kami masih menunggu blue print atau rencana perluasan kawasan pembangunan tersebut yang dilakukan perubahan terhadap desain yang sebelumnya," kata Hatta.

Selanjutnya, pemerintah akan segera menetapkan fasilitas kepabeanan dan pajak cukai di KEK yang ditetapkan. Pemerintah mengambil tolok ukur kawasan serupa di negara lain sebagai perbandingan.

"Saingan kita seperti Shenzen China dan Tanjung Pelepas, Johor Baru Malaysia," kata Hatta.

Pekan depan, Hatta menambahkan, tim akan kembali rapat untuk khusus membahas fasilitas kepabeanan dan penerapan pajak cukai itu. "Nanti sebelum kami tetapkan, tentu pemda kami undang untuk diminta komitmennya," kata Hatta.

Sebagaimana diketahui, apabila KEK telah ditetapkan, maka seluruh kewenangan untuk memberikan segala hal yang berkaitan dengan kawasan industri itu sudah berada pada satu atap dan dikelola oleh badan pengusahaan.

"Kebijakan-kebijakan melalui dewan kawasan. Oleh sebab itu pemda menjadi fasilitator di situ. Ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih. Ini juga menjadi perhatian kami di dalam KEK," kata Hatta.

Khusus untuk Kalimantan, kata Hatta, dari tiga kawasan yang diajukan di Kalimantan Timur, tim komite pemerintah hanya akan menyetujui satu saja yang akan dijadikan KEK.

"Kami meminta konfirmasi Pemda agar mengintegrasikan dari tiga ajuan tersebut," kata Hatta.

Sebagaimana diketahui, Hatta melanjutkan, Maloy TKEZ dan Lubuk Tutung merupakan daerah yang potensial dilihat dari luasan areal pertanian yang sudah semakin membesar dan juga basis mineral logam maupun batubara yang sangat besar.  "Oleh karena itu kami ingin hilirisasi terjadi di KEK tersebut," kata Hatta.

Sei Mengkei dan Tanjung Lesung

Dalam kesempatan itu, Hatta juga memaparkan hasil evaluasi terhadap KEK Sei Mangkei, Sumatera Utara. Menurut Hatta, kemajuannya cukup memuaskan. "Evaluasi tim komite menunjukkan on the track," ujar Hatta.

Hatta menjelaskan, Unilever sebagai jangkar dari perusahaan yang akan masuk dalam KEK, telah berjalan dengan baik dan pada Oktober 2014 produksi sudah akan dimulai. "Itu satu-satunya perusahaan hilirisasi yang sampai ke bawah betul yang dilakukan unilever, di luar kawasan mereka," kata Hatta.

Pelabuhan untuk curah akan segera selesai sebelum oktober 2014, terletak di Kuala Tanjung. Sedangkan pelabuhan kontainer, akan mulai dibangun pada tahun depan.  "Pembangunan tentu dalam skala yang cukup panjang dengan investasi yang cukup besar dilakukan oleh Pelindo," kata Hatta.

Sei Mangkei, kata Hatta, dipandang sebagai kawasan yang sangat ideal dengan adanya Kuala Tanjung sebagai gerbang barat Indonesia. Di dalam kawasan ini juga akan masuk PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang akan menjadi basis industri mineral. "Sedangkan industri hilirnya dalam kluster itu akan dibangun," kata Hatta.

Adapun KEK di Banten, yaitu Tanjung Lesung, Hatta menyatakan, pemerintah memusatkan perhatian pada pembangunan akses jalan kawasan itu.

"Pemda sudah dilakukan studi ekonomi viable, tapi secara komersial belum. Ini akan dilakukan suatu pengkajian dalam pembangunan jalan tol itu, seberapa jauh financial gap yang harus kami keluarkan. Untuk itu Menteri PU akan menganalisis," kata Hatta. (sj)