Thursday 22 April 2010

Sejarah Mbah Priok menurut Alwi Shahab (ahli sejarah Betawi) dan Ridwan Saidi (Budayawan Senior Betawi) pada acara Metro Pagi.

1. Sejarah penamaan Tanjung Priok yang berasal dari Priok yang menyelamatkan Habib Al-Haadad dari tenggelamnya kapal lalu kemudian prioknya ditanam disamping makam, lalu di atas priok itu tumbuh pohon, adalah hoax
Penjelasan : Sebenarnya, nama Tanjung Priok berasal dari abad 1 Masehi, ketika itu masyarakat pribumi yang masih primitif dan belum mengenal Perahu layar yang besar menyebut perahu Bangsa china dan Arab dengan nama Sampan Priok, yang artinya Periuk raksasa. Perahu-perahu itu bersandar di pantai yang luas, sehingga disebut Tunjung Periok, artinya Tanah tempat Periuk besar. Pada abad-abad selanjutnya, secara kebetulan pula perdagangan meningkat, masyarakat setempat yang banyak pengrajin Periuk menimbun barang dagangan mereka di atas rakit-rakit bambu di pantai.

2. Habib Al-Haadad lahir pada 1727 dan wafat pada 1756 adalah hoax
Penjelasan : Habib Al-Haadad adalah keturunan ketiga (cicit) dari SUltan Hamid dari Palembang. Sultan Hamid sendiri wafat pada 1820 dalam usia 70 tahun (lahir 1750), bagaimana mungkin cicit duluan lahir daripada kakek buyut?

3. Habib Al-Haadad adalah salah satu pe-nyiar agama di Jawa adalah hoax
Penjelasan : Habib Al-Haadad memang berniat untuk melakukan syiar agama di Pulau Jawa. Dia mendengar kisah Faletehan dan Para Wali, sehingga merasa terpanggil untuk datang ke Jawa.
Pada usia yang sangat muda ia berangkat ke Nusa Kelapa (Jakarta). Tapi di tengah perjalanan kapalnya karam, dan diapun selamat karena tertolong periuk yang dipakainya buat menopang samapai ke pantai. Setibanya di Pantai, dia ditolong masyarakat. Diapun mengakui bahwa dia keturunan Sultan Palembang yang ingin melakukan syiar di Jawa. Mendengar hal itu masyarakat setempat menjadi senang, karena kebetulan mereka membutuhkan seorang habib untuk mendampingi Para Habib di Priok.
Dia sendiri tidak pernah melakukan syiar agama kemana-mana, dia hanya menjadi penceramah agama di daerah Tanjung Priok sampai meinggal setahun setelah selamat dari tenggelam itu.

4. Tanah Makam adalah milik Habib Al-Haadad adalah hoax
Penjelasan : Habib Al-Haadad adalah Habib ke 11 yang dimakamkan disana. Habib pertama yang dikubur disana adalah Habib Abdullah bin ALatas, seorang Habib dari Kebun Jeruk yang meninggal pada 1760, selanjutnya masih ada 9 Habib lainnya sebelum terakhir adalah Mbah Priok. Yang paling terkenal dari 11 itu adalah Habib Luar Batang yang hidup pada masa bersamaan dengan Habib Al-Haadad. Habib Luar Batang sangat dihormati oleh orang Betawi, bahkan narasumber (Ridwan Saidi) diberi nama Ridwan oleh Habib Luar Batang ini pada awal abad 19.
Keturunan 10 Habib sudah pernah menyerahkan tanah makam tersebut kepada Pemerintah Belanda dan Indonesia karena makam tersebut sudah bercampur baur dengan makam masyarakat.
Kecuali (orang yang mengaku) sebagai Ahli Waris Habib Al-Haadad, justru mengajukan SUrat Hak Evigendoom.

5. Habib Al-Haadad punya keturunan adalah hoax,
Penjelasan : Habib Al-Haadad sampai saat wafatnya belum pernah menikah, apalagi sampai punya keturunan, sehingga dipertanyakan, siapa sebenarnya orang-orang yang mengaku Ahli Warisnya?

6. TPU Semper sudah memiliki 11 Makam Habib sejak 1997, sehingga dipertanyakan, kalau memang jasad Mbah Priok masih di Koja, lalu siapakah yang dipindah dan dimakamkan di Semper?

KPK MENETAPKAN GUBERNUR SUMUT SEBAGAI TERSANGKA KORUPSI

Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Syamsul Arifin sebagai tersangka. Juru bicara KPK, Johan Budi S.P., mengatakan Gubernur Sumatera Utara ini diduga menyelewengkan anggaran pendapatan dan belanja daerah Langkat, Sumatera Utara, pada 2000-2007.

Korupsi tersebut, menurut Johan, terjadi saat Syamsul menjabat pemimpin daerah di kabupaten tersebut. "Ini soal dugaan penyalahgunaan APBD," kata Johan di kantornya kemarin. Ia menjelaskan, jumlah dugaan kerugian keuangan negara dalam kasus ini semula Rp 102,7 miliar. Tapi, di tengah pengusutan, Syamsul mengembalikan duit sekitar Rp 61 miliar. "Sehingga kerugian negara menjadi Rp 51 miliar," katanya.

Menurut Johan, kasus korupsi anggaran di Kabupaten Langkat ini ditangani bersama oleh KPK dan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara. Untuk perkara yang ditangani KPK, baru Syamsul Arifin yang ditetapkan sebagai tersangka. Syamsul dijerat dengan Pasal 2 ayat (1), Pasal 3, dan Pasal 8 Undang-Undang Pemberantasan Korupsi. "Kemungkinan ada tersangka lain," ujar Johan.

Syamsul, yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Bulan Bintang, dan sejumlah partai kecil, terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara pada Juni 2008. Tahun lalu ia merapat ke Golkar dan terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Golkar Sumatera Utara.

Hingga berita ini ditulis, Syamsul belum bisa dimintai konfirmasi. Dihubungi melalui telepon selulernya, panggilan tidak diangkat. Pesan singkat yang dikirim juga belum dibalas. Konfirmasi diperoleh Tempo dari Eddy Sofyan, Kepala Badan Informasi dan Komunikasi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Eddy mengatakan, pihaknya belum menerima surat atau pemberitahuan secara resmi soal penetapan status tersangka Syamsul. "Kendati begitu, kami menghormati proses hukum yang berlaku," ujar Eddy saat dihubungi kemarin.

Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan kemarin siang masih melihat Syamsul Arifin di tengah rapat kerja para gubernur dan kabinet yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Tampaksiring, Bali. "Siang tadi masih, tapi sore ini saya tidak melihat beliau," kata Gamawan.

Menurut Gamawan, penetapan tersangka oleh KPK itu tak otomatis membuat posisi Syamsul nonaktif sebagai gubernur. "Karena penonaktifan itu dilakukan setelah yang bersangkutan jadi terdakwa," katanya. Gamawan berencana melaporkan penetapan status tersangka atas Syamsul Arifin itu ke Presiden Yudhoyono.

Selain Syamsul, Gubernur Kepulauan Riau Ismeth Abdullah, yang dulu diusung oleh Golkar, Partai Demokrat, dan PKS, juga berstatus sebagai tersangka, bahkan ditahan KPK di Rumah Tahanan Cipinang. Ismeth tersangkut kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran yang merugikan negara Rp 5,4 miliar. Namun, selain masih menjalankan fungsinya sebagai gubernur, Ismeth tetap bertekad akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan kepala daerah mendatang.

PLATO

Plato (bahasa Yunani Πλάτων) (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf Yunani.[1] Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates.Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).
Plato dan Socrates dalam lukisan abad pertengahan


* 1 Ciri-ciri Karya-karya Plato
* 2 Pandangan Plato tentang Ide-ide, Dunia Ide dan Dunia Indrawi
o 2.1 Ide-ide
o 2.2 Dunia Indrawi
o 2.3 Dunia Ide
* 3 Pandangan Plato tentang Karya Seni dan Keindahan
o 3.1 Pandangan Plato tentang Karya Seni
o 3.2 Pandangan Plato tentang Keindahan
* 4 Dialog-dialog Plato
* 5 Lihat pula
* 6 Referensi

Ciri-ciri Karya-karya Plato

* bersifat Sokratik

Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.

* berbentuk dialog

Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog.

* adanya mite-mite

Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi

Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berbentuk dialog.

Pandangan Plato tentang Ide-ide, Dunia Ide dan Dunia Indrawi
Ide-ide
Sumbangsih Plato yang terpenting adalah ilmunya mengenai ide. Pandangan Plato terhadap ide-ide dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. Ide yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern. Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja. Menurut Plato ide tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Ide tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada ide. Ide adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Ide sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita. Ide-ide ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Misalnya, ide tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari ide dua, ide dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan ide genap. Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara hubungan ide-ide tersebut. Puncak inilah yang disebut ide yang “indah”. Ide ini melampaui segala ide yang ada.

Dunia Indrawi
Dunia indrawi adalah dunia yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita.Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.

Dunia Ide
Dunia ide adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua ide bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu ide “ yang bagus”, “yang indah”. Di dunia ide semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".
Pandangan Plato tentang Karya Seni dan Keindahan
Pandangan Plato tentang Karya Seni

Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis mimesos. Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.

Pemahaman Plato tentang keindahan yang dipengaruhi pemahamannya tentang dunia indrawi, yang terdapat dalam Philebus. Plato berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya terletak pada dunia ide. Ia berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas dari keindahan, baik dalam alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja, keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.