Saturday 2 February 2013

Bagaimana Wajah Telekomunikasi di Benua Afrika? ". Anda memanjat tongkat, seperti pohon mangga, supaya mendapat sinyal."

Seorang warga Afrika sedang menelepon.
Telekomunikasi di Afrika meledak selama satu dekade terakhir, dan mengubah gaya hidup penduduk di negara-negara Afrika. Namun, penetrasi telekomunikasi seluler di Benua Hitam ini masih tergolong rendah, diakibatkan biaya layanan masih mahal dan jangkauan telekomunikasi yang belum merata.

Tapi, uniknya, di Sierra Leone, negara dengan pendapatan nasional per kapita kurang dari US$400 setahun, penduduknya tetap bisa menjangkau telekomunikasi seluler. Meski kondisi uang pas-pasan, masyarakatnya tetap bisa menerima jaringan ponsel.

"Anda memanjat tongkat, seperti halnya memanjat pohon mangga, supaya Anda mendapatkan sinyal," kata Abass Bangura, pedagang jalanan di Freetown, Sierra Leone, dilansir Reuters, Jumat 1 Februari 2013.

Cerita serupa juga terjadi di Sudan Selatan, negara yang baru berdiri pada 2011. Walau masih "bau kencur," negara ini telah memiliki lima operator seluler, dalam waktu kurang dari satu tahun.

Bahkan, di ibu kota negara, Juba, telah dipenuhi dengan iklan billboard ponsel berukuran raksasa. Tapi, berjalan beberapa kilometer saja dari pusat kota, ponsel Anda menjadi bangkai alias tidak bisa dipakai, karena tidak terjangkau sinyal operator.

Penetrasi kecil
Menurut studi perusahaan riset industri, Wireless Intelligence, yang dirilis November lalu, ditemukan penetrasi telekomunikasi seluler di Afrika masih kecil, hanya 33 persen dari populasi lebih dari satu miliar orang. Sekitar lebih dari 700 juta kartu SIM telah beredar, namun satu pengguna bisa memiliki dua kartu SIM.

"Jika Anda melihat langsung, penduduk pedesaan di Afrika memiliki porsi sekitar 60-70 persen dari populasi. Tingkat penetrasi di pasar pedesaan itu sangat rendah," kata Spiwe Chireka, penasihat perusahaan riset teknologi IDC, melalui sumber yang sama.

Studi perusahaan riset Informa pada 2012 menunjukkan hasil yang sama. Di negara populasi terpadat, Nigeria, penetrasi seluler masih 61 persen. Padahal, jumlah kartu SIM melebihi jumlah penduduk, dengan pengguna ponsel seluler rata-rata memiliki 2,39 kartu SIM.

Namun, angka ini masih kalah dengan Indonesia dengan rata-rata 2,62 kartu SIM per pengguna.


Dilema
Jangkauan telekomunikasi yang belum merata bisa menjadi peluang emas bagi operator yang fokus ke Afrika, khususnya di wilayah pedesaan. Sebut saja MTN Group asal Afrika Selatan, Bharti Airtel asal India, dan Zain asal Kuwait. Tapi, para operator menghadapi dilema akan besarnya biaya operasional.

"Memang ada potensi besar, tetapi biaya operasional menjadi perhatian yang lebih besar bagi kami," kata Andre Claasson, chief operating officer Zain untuk wilayah Sudan Selatan.

Dia mengakui, biaya operasional sebuah menara jaringan di pedesaan selalu lebih besar dari pendapatan yang diperoleh oleh operator. Kasarnya, operator merugi.

Sementara itu, kebutuhan menara BTS untuk memancarkan sinyal masih diperlukan. Saat ini, di Afrika tersebar sekitar 170 ribu menara seluler.

Menurut perusahaan menara IHS Group, Afrika membutuhkan 60 ribu menara tambahan, dengan rata-rata investasi US$200 ribu, setara Rp2 miliar per BTS, dengan ongkos operasional US$2.000 per bulan.

Artinya, para operator perlu merogoh kocek sebesar US$12 miliar, atau setara Rp117 triliun, untuk memenuhi kebutuhan seluler di Afrika sampai merata.

"Jika operator diminta untuk mengeluarkan US$200 ribu untuk membangun sebuah menara, hanya untuk melayani daerah dengan 500 orang peternak, itu sama sekali tidak masuk akal," kata Issam Darwish, kepala eksekutif IHS.

Operasional yang mahal juga tak didukung dengan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) yang rendah, antara US$1 (setara Rp9.700) hingga US$10 (Rp97.000) per bulan.

Solusi sementara, yaitu operator bisa berhemat dengan opsi berbagi menara dengan operator lain. Sebab, ekspansi telekomunikasi seluler di Afrika belum murah bagi para penyelenggara. 

NARKOBA BARU RAFI AHMAD


Wanda Hamidah menghabiskan malam panjang di Kafe Parc Lounge di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu malam, 26 Januari 2013. Wanda, saat itu lagi kongkow bersama delapan temannya. “Girls Night.” Begitulah status di BlackBerry Messengernya, seperti terbaca oleh teman kuliahnya dulu, Kartika Yosodiningrat. Tapi Kartika tak ikut berkumpul malam itu.
Tak berapa lama, datanglah Raffi Ahmad bersama sejumlah teman. Presenter kenamaan ini duduk di meja berbeda, meski berdekatan dengan Wanda. Kedua kelompok ini pun akhirnya bergabung, pindah duduk ke kafe Umbra, persis di seberang Parc Lounge. Tak terasa jam demi jam berlalu, obrolan hangat terjalin di antara belasan orang itu.
Lewat tengah malam, Raffi yang sehari-hari tidak merokok itu pun mengantar Wanda dan para rekannya itu ke rumah orang tua Wanda di Jakarta Selatan. Mereka tadi menitipkan mobilnya di sana. Lalu Raffi, Wanda, dan satu temannya, menuju Apartemen Bonavista, tempat Wanda tinggal.
Tapi di tengah jalan, rencana berubah. Lajang asal Bandung ini malah mengajak Wanda mampir ke rumahnya, di kompleks rumah bandar di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Wanda tak keberatan. Apalagi, sebagai politikus Partai Amanat Nasional, dia memang hendak mengajak Raffi ikut membantu acara bakti sosial bagi korban banjir Jakarta.
Jadilah, belasan orang menuju rumah Raffi, presenter kondang yang saban hari sibuk tampil di sejumlah televisi itu.  Raffi sudah empat tahun tinggal di bangunan paling ujung di perumahan itu.
Girl Night Part Two.” Wanda Hamidah pun mengganti status di BlackBerry Messengernya. Saat itu, waktu sudah lewat pukul 02.00, pada Minggu 27 Januari itu.
Di rumah Raffi pada dini hari itu, Wanda merasa tak ada yang janggal. Dia tak melihat obat-obatan, atau bahan mencurigakan. Hanya ada minuman ringan, dan makanan kecil. “Kami sekadar mengobrol. Ada yang main piano, main laptop,” kata Wanda, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta itu.
Tapi sekitar pukul 05.00, Ketua RT 009/04 Lebak Bulus didatangi petugas yang mengaku dari Markas Besar Kepolisian. Masum, sang ketua RT, rupanya diajak polisi menggerebek rumah seorang warga. “Ada kecurigaan narkoba pada warga saya,” ujar Masum. Tapi saat itu, sang ketua RT tak diberitahu polisi rumah siapa yang dituju. Masum hanya ikut saja bersama 15 petugas berbaju preman.
Rupanya itu rumah Raffi Ahmad. Begitu Masum masuk, Raffi tampak santai duduk-duduk di ruangan dalam. “Kondisinya sadar. Baik, biasa saja,” kata Masum. Raffi saat itu bercelana pendek, dan berkaus oblong putih. Masum melihat ruang tamu Raffi penuh orang.
“Ada yang joget-joget, ada yang main laptop,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Narkotika Nasional, Sumirat, dalam jumpa pers menjelaskan kejadian itu, belakangan. Kata Sumirat, kegiatan Raffi sudah dipantau petugas sejak dari Kafe Parc Lounge itu.
Polisi lalu memeriksa rumah. Raffi mempersilakan para hamba hukum itu menggeledah. Ada 17 orang di rumah itu. Empat di lantai dua, sepuluh di ruang tamu, dan tiga laki-laki teman Raffi --yang malam itu baru datang dari Jawa Timur sedang asyik tidur. Begitu pula Mira, asisten Raffi, yang juga sedang tidur di kamar atas.
Saat polisi menggeledah rumah itu, sialnya artis Zaskia Sungkar dan suaminya, Irwansyah, justru datang bertamu.
Zaskia dengan percaya diri masuk ke dalam rumah. Dia hendak mencari sopir Raffi. “Pas masuk ke garasi Raffi yang gelap, lalu, ada yang bisikin dari situ, 'Jangan masuk dulu mbak sampai aku masuk'," kata Zaskia. Namun terlambat. Zaskia dan Irwansyah, yang katanya subuh itu hendak berbicara bisnis dengan Raffi, pun diciduk petugas BNN.
Bagi petugas, ada temuan penting  hasil sergapan fajar itu. Mereka menyita dua linting ganja, dan 14 kapsul, yang belakangan diketahui di dalamnya terkandung zat turunan katinona. Itu zat termasuk Golongan I menurut Undang-undang Nomor 35 tentang Narkotika, namun turunannya belum. Ada pula beberapa botol minuman bersoda, yang belakangan diketahui tercampur mirip dimetil-3,4-metilendioksi fenetilamina (MDMA) --yang juga termasuk Golongan I di UU Narkotika.
Kapsul-kapsul itu ditemukan di laci ruang makan. “Saya lihat bentuk botol seperti botol vitamin. Ada bacaannya Vit On,” ujar Masum. Sedangkan dua linting ganja, ditemukan di kamar Raffi di lantai satu. Saat itu Raffi sempat mengelak. “Itu bukan punya saya,” katanya.
Pagi itu, polisi mengangkut 17 orang, beserta aneka bukti itu, ke markas BNN di Cawang, Jakarta Timur.
Turunan Katinona
BNN melepaskan tujuh dari 17 orang yang ditangkap, termasuk Irwansyah dan istrinya, Zaskia, dua hari kemudian. Sementara, Raffi dan satu temannya ditemukan terbukti memakai zat baru yang disebut 3,4 methylenedioxymethcathinone.
“Itu bukan narkoba jenis baru, tapi zat baru,” kata Sumirat dalam konferensi pers di gedung BNN, Jakarta, Selasa 29 Januari 2013. Sementara Wanda, dan satu orang lainnya, dipastikan bebas dari narkoba. Mereka dilepaskan pada Rabu lalu.

Karena yang ditemukan adalah zat narkotika “baru”, BNN lalu berkoordinasi dengan sejumlah lembaga ihwal golongan manakah 3,4-methylenedioxymethcathinone ini, dan seperti apa efeknya.  Kata Sumirat, mereka harus berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk mengulik zat kimia turunan itu.
Katinona, dalam dosis sangat ringan, sebetulnya berefek seperti kopi. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mengatakan senyawa katinona setara kafein pada kopi dalam soal menstimulasi tubuh. Senyawa katinona alami banyak ditemukan pada daun kat, daun yang populer di Yaman, dikunyah pria seperti mengunyah sirih.

"(Jika masih dalam daun) ini sebanding dengan minum kopi," kata Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan Napza BPOM A Retno Tyas Utami di Gedung DPR, Rabu, 30 Januari 2013. "Tapi kalau katinona yang dimasukkan kapsul itu konsentrasinya lebih besar."

Menurut Retno, jika senyawa katinona dicampur dengan zat lain menjadi sangat berbahaya. Di dalam tubuh, katinona membuat penggunanya euforia, kurang nafsu makan, tapi tidak mengantuk. Efek lain, membangkitkan hasrat seksual berlebihan. "Kami tidak tahu dosis toksinnya. Karena itu katinona tidak dipakai sebagai obat."

Zat itu memang tak sepenuhnya “baru”. Dalam Undang-Undang Narkotika, katinona masuk narkotika golongan I. “Tapi turunan katinona belum dicantumkan,” kata Retno. Turunan katinona inilah yang diyakini berbahaya. Oleh sebab itu BPOM setuju lampiran UU Narkotika dilengkapi lagi.
Cara pemakaian 3,4-methylenedioxymethcathinone adalah dengan mencampurnya dengan minuman soda. Raffi Ahmad, misalnya, mencampur zat yang dikemas dalam kapsul ini dengan minuman ringan bermerek Sprite.
BPOM pun tak tahu dari mana artis Raffi Ahmad mendapatkan zat turunan katinona itu. “Mungkin Raffi mendapat infonya dari internet atau teman bergaulnya,” ujar Retno.
Dokter spesialis adiksi dan ketergantungan narkoba, Lula Kamal, mengatakan zat narkotika yang dikonsumsi Raffi itu sesungguhnya bukan barang baru.  Ia sudah ada sejak 17 tahun lalu. “Sudah dipatenkan sejak tahun 1996. Tapi memang penggunaan methylenedioxymethcathinone oleh Raffi adalah kasus pertama di Indonesia,” kata Lula Kamal kepada VIVAnews, Rabu 30 Januari 2013.

Dokter lulusan King’s College London bidang rehabilitasi narkoba dan adiksi itu mengatakan,methylenedioxymethcathinone memang bukan narkotika yang gampang ditemukan di negeri ini. “Di Indonesia, yang populer shabu, amfetamin, ekstasi,” kata Lula.
Mungkin itu sebabnya Badan Narkotika Nasional butuh waktu lama memeriksa Raffi cs. Soalnya, selain langka, methylenedioxymethcathinone itu turunan kesekian dari katinona.  “Zat kimia, termasuk narkotika, selalu diperbarui. Dalam dua-tiga tahun, pasti ada yang baru,” ujar Lula. Dia menambahkan, undang-undang anti narkotika yang ada tak bisa mengakomodir semua turunan senyawa membius itu. “Bahkan, BNN baru tahu barang ini beredar di Indonesia dari kasus Raffi”.

Bisa terjerat hukum?
Jika tak disebut dalam Undang-undang, bisakah pihak berwajib menyeret Raffi ke pengadilan?
Advokat Henry Yosodiningrat yang juga memimpin kelompok antinarkoba, Gerakan Rakyat Antinarkotika (Granat), menyatakan, jangan melihat aturan tertulis. Henry mengajak polisi, jaksa dan hakim berpikir progresif, tidak tekstual. Henry pun mencontohkan sebuah kasus yang ditangani hakim Bismar Siregar.
Bismar, kata Henry, pernah menerapkan Pasal 378 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang berisi ketentuan penipuan. “Penipuan itu setiap orang yang memberikan serangkaian kata-kata bohong, tipu muslihat, menggerakkan hati orang lain, untuk menyerahkan barang. Titik beratnya barang,” kata Henry.  Nah, oleh Bismar, pasal itu digunakan untuk mengadili kasus seorang perempuan yang kegadisannya direnggut dengan iming-iming dikawini seorang pria yang kemudian ternyata meninggalkannya.
“Dalam kasus yang ini (penggunaan narkotika turunan katinona—red), kalaupun dia katakanlah tidak diatur, tidak disebutkan secara spesifik, kita harus melihat dampaknya bagi kelangsungan atau keselamatan bangsa ini,” kata Henry.
Sementara pakar hukum pidana narkotika dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Dani Krisnawati, SH, M.Hum, mengatakan dalam hukum pidana dikenal metode gramatikal sistematis. Metode ini memungkinkan seorang penyidik menerapkan pasal dalam UU Narkotika menjerat seseorang meski yang dikonsumsi tak masuk daftar jenis narkoba di UU Narkotika.
Ehylenedioxymethcathinone yang dikonsumsi Raffi merupakan turunan katinona, sehingga dapat kategorikan menggunakan narkotika golongan I karena katinona sudah dikategorikan jenis narkoba golongan I,” kata Dani kepada VIVAnews, Kamis 31 Januari 2013.
Namun, Dani mengingatkan, penyidik BNN harus memperkuat bukti dengan masukan dari berbagai pihak seperti Farmakologi, ahli hukum pidana, dan pihak-pihak terkait lainnya. Metode gramatikal sistematis itu, kata dia, dapat diterapkan agar jika ditemukan narkotika jenis baru tak harus mengubah UU. “Perkembangan narkotika dan turunannya lebih cepat dari pada mengubah UU Narkotika,” katanya.
Ada pula soal lain kalau Raffi luput dibawa ke proses pengadilan dengan alasan barang yang dikonsumsi tak masuk jenis narkoba seperti dalam UU Narkotika. Tentu, hal itu akan menjadi celah bagi para bandar dan pengedar, berjualan barang haram secara terang-terangan.
Polisi pun menjerat Raffi, enam temannya dan sopir pribadi Raffi. "Yang pakai cathinone ini ada semuanya tujuh orang: 2 ganja-cathinone, 2 ekstasi-cathinone, dan 1 ganja-ekstasi-cathinone," ujar Sumirat. Ke delapan orang tersebut terjerat sejumlah pasal di Undang-undang Narkotika.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Raffi Ahmad akan ditahan selama 20 hari di rumah tahanan BNN, Cawang. "Telah diterbitkan surat penahanan selama 20 hari terhitung hari ini,” ujar Sumirat, Jumat 1 Februari 2013.
Kini, Raffi tak lagi bisa bercengkrama riang di rumahnya, atau seperti di kafe Kemang. Dia, gara-gara katinona itu, harus berdiam di rutan badan anti narkotika, Cawang.

Anis Matta, Nakhoda Baru PKS Arungi Badai "SAPI". Spanduk dan coretan yang menyudutkan PKS tiba-tiba banyak bermunculan


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merespons cepat badai yang tengah mengempasnya. Mereka segera berkonsolidasi setelah Luthfi Hasan Ishaaq mengundurkan diri sebagai presiden partai karena terjerat kasus korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Jumat 1 Februari, PKS menunjuk presiden baru. Dialah Muhammad Anis Matta. Pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 7 Desember 1968, itu terpilih sebagai presiden PKS kelima setelah Nurmahmudi Ismail, Al Muzzamil Yusuf, Hidayat Nurwahid, dan Luthfi Hasan Ishaaq.

Pengumuman disampaikan langsung oleh Ketua Majelis Syuro sekaligus Ketua Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS Hilmi Aminuddin. DPTP merupakan badan pekerja Majelis Syura yang beranggotakan 99 orang yang terdiri dari petinggi partai di tingkat pusat dan wilayah.

“Untuk melanjutkan periodisasi kepengurusan DPP, DPTP menetapkan Sdr. Muhammad Anis Matta yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal untuk menjadi Presiden PKS,” kata Hilmi di kantor Dewan Pimpinan Pusat PKS, Jakarta.

Posisi Sekjen kini ditempati Taufik Ridho yang sebelumnya menjabat Ketua Bidang Pemberdayaan Pemuda, Mahasiswa, dan Profesional. “DPTP menugaskan Presiden PKS melakukan konsolidasi sesegera mungkin sebagaimana mestinya,” kata Hilmi.

Mengapa Anis Matta

Pengumuman itu sempat molor dari waktu yang dijanjikan. Menurut Wakil Sekjen PKS Mahfudz Siddiq, rapat penentuan Presiden PKS masih berlangsung alot hingga pukul 14.00 WIB Jumat, meski sudah mengerucut ke dua nama, yaitu Hidayat Nur Wahid dan Anis Matta. 

“Tidak mudah memutuskan satu dari dua nama ini karena akan sangat menentukan posisi dan sikap politik PKS ke depan,” kata Mahfudz.

Diungkapkan Mahfudz, setelah Presiden PKS resmi ditunjuk, PKS akan tancap gas memperbaiki citra partai yang terkoyak parah akibat kasus korupsi yang menjerat Luthfi Hasan. Presiden baru PKS diamanatkan memimpin PKS keluar dari krisis saat ini, dan harus mampu menjalankan roda organisasi sampai Pemilu 2014.

Pagi sebelum pembahasan itu, Hidayat Nur Wahid sudah menanggapi perihal namanya yang juga dijagokan untuk kembali menduduki jabatan Presiden PKS. Menurut Hidayat, partai sepakat tidak akan mengusung mantan Presiden PKS untuk kembali menjabat. 

"Presiden PKS adalah orang yang belum pernah menjabat Presiden PKS, harus anggota Majelis Syuro, sudah lama mengabdi, dan layak menduduki posisi itu," kata Hidayat. 

Benar. Akhirnya, memang Anis Matta yang terpilih.

Penunjukan Anis Matta sebagai presiden partai direspons positif para pengurus PKS di daerah. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Bali, Mujiono, menilai Anis Matta merupakan sosok yang tepat memimpin PKS.  

"Ini merupakan kepemimpinan muda dan energik. Anis sosok yang tepat untuk mewujudkan obsesi PKS menjadi partai tiga besar di Pemilu 2014. Dia juga merupakan sosok yang sudah dikenal oleh kader partai," kata Mujiono di Denpasar.

Ketua DPW PKS Kalsel, Ibnu Sina, juga mendukung penuh kepemimpinan Anis. “Beliau merupakan salah seorang yang sudah lama bersama PKS, dan kader-kader PKS Kalsel pun siap untuk menggolkan target PKS untuk meraih posisi tiga besar secara nasional,” ujarnya.

Terkotori 'SAPI'

Tugas Anis menakhodai kapal yang sedang oleng dihantam badai korupsi ini jelas tidak mudah. Partai yang selalu "menjual" citra bersih dan anti korupsi ini sekarang jadi olok-olok. Jumat, Spanduk dan coretan yang menyudutkan PKS tiba-tiba banyak bermunculan di Semarang.

Salah satunya terlihat mencolok di papan nama Dewan Pimpinan Cabang PKS Kecamatan Genuk, Semarang, yang ditulisi kata ‘SAPI’--mengejek kasus suap terkait kuota impor daging sapi yang sedang dituduhkan pada Luthfi.

Ketua DPD PKS Kota Semarang, Agung Budi Margono, mengatakan akan segera berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk menanganinya. “Partai politik atau siapapun tidak boleh melakukan hal provokatif,” ujar Agung.

Coretan serupa juga terlihat di beberapa jalan di Semarang. 

Tidak hanya di Semarang, spanduk yang mengejek PKS juga terpasang di jalan-jalan di Yogyakarta. Spanduk tersebut bergambar seorang berbaju putih dan berkepala sapi. Tulisannya sungguh nyelekit: "Harga Sapi Mahal, Ini Biangnya: Partai Korupsi Sapi".  

"Pemasangan spanduk ini sistemik karena kata-katanya seragam dan reaksinya cepat," kata Ketua Bidang Humas DPW PKS DIY, Arif Rahman Hakim, di kantor DPW PKS DIY, Jumat.

Arif mengatakan sedikitnya ada 20 spanduk yang diamankan Pandu PKS. Beberapa titik yang digunakan untuk memasang spanduk-spanduk tersebut antara lain di perempatan Cepit Bantul, UNY, Wirobrajan dan beberapa perempatan strategis lainnya.

Amarah Anis Matta 

Setelah resmi diumumkan sebagai presiden partai, Anis Matta didaulat memberikan pernyataan politik. Anis mengawali pidatonya dengan menyatakan simpatinya terhadap Luthfi Hasan Ishaaq.

"Kalau dia menonton acara ini saya ingin mengatakan kepadanya saya mencintainya. Dan seluruh pengurus, pimpinan, dan kader PKS mencintai Beliau. Kami percaya pada integritas Beliau. Kita sepenuhnya tsiqoh,” kata Anis.

Anis Matta Gantikan Luthfi Hasan Ishaaq Sebagai Presiden PKS

Anis Matta berpidato setelah diangkat menjadi Presiden PKS, disaksikan Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi Aminuddin.

Sang Presiden PKS menuding apa yang menimpa Luthfi merupakan konspirasi besar untuk menghancurkan PKS. Persekongkolan ini, menurut dia, bukan menyasar orang per orang tetapi justru eksistensi PKS.

“Menurut saya peristiwa besar ini akan menjadi hentakan sejarah yang membangunkan macan tidur PKS. Saya yakin Allah mengirim isyarat besar kepada kita semua bahwa ini momentum perbaikan dan kebangkitan kita.”

Anis menegaskan partainya tetap berkomitmen pada agenda pemberantasan korupsi. Namun, dia mengecam penggunaan otoritas pemberantasan korupsi yang bias dan terkesan tebang pilih. “Kita tidak ingin melawan agenda pemberantasan korupsi. Sama sekali tidak. Itu agenda kita semua, agenda nasional,” ujarnya, berapi-api.

Untuk membalik krisis ini menjadi momentum kebangkitan partai, Anis sudah menyiapkan agenda khusus: menggelar pertobatan nasional bagi seluruh pengurus dan kader. 

“Kita akan mulai dari istighfar, dari taubat. Setelah acara ini langkah pertama kita akan merancang satu acara pertaubatan nasional untuk seluruh pimpinan dan kader PKS," kata Wakil Ketua DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan itu.

Dalam kesempatan itu Anis juga mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Wakil Ketua DPR RI sekaligus keanggotaanya di parlemen. “Saya akan melakukan tugas yang sangat besar. Saya tidak mau terganggu hal-hal lain yang membuat tugas saya tidak tercapai."

KPK menjawab

Menanggapi tudingan Anis, Juru Bicara KPK Johan Budi SP membantah ada konspirasi di balik pengusutan kasus korupsi daging impor ini. "KPK jangan dikait-kaitkan dengan politik. KPK bekerja tidak berdasarkan lembaga atau partai politik manapun," kata Johan, kepada wartawan di kantor KPK, Jakarta, Jumat.

Kasus ini, dia menjelaskan, bermula dari laporan masyarakat yang sangat akurat. "Kami mendapat banyak informasi tentang pergerakan-pergerakan orang-orang tertentu."  

KPK kemudian menindaklanjuti laporan itu sehingga terjadilah operasi tangkap tangan pada Selasa malam, 29 Januari lalu. Dari situ, KPK mengembangkannya dan menemukan dua alat bukti yang cukup untuk menyeret Luthfi Hasan. 

"Jangan sekali-kali  mengaitkan ini dengan posisi yang bersangkutan di partai. Dia diusut dalam kapasitas sebagai penyelenggara negara, anggota DPR yang diduga melakukan tindak pidana," Johan menegaskan.