Thursday, 26 November 2009

Serangan Badai Matahari pada Tahun 2012 Terhadap Bumi mungkin akan Menyebabkan Bencana Besar

Menurut laporan website Inggris “New Scientist”, maksud dari badai matahari atau solar storm adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari (sunspot), biasanya setiap 11 tahun akan memasuki periode aktivitas badai matahari.

Ilmuwan Amerika baru-baru ini memperingatkan bahwa pada tahun 2012 bumi akan mengalami badai matahari dahsyat (Solar Blast), daya rusakanya akan jauh lebih besar dari badai angin “Katrina”, dan hampir semua manusia di bumi tidak akan dapat melepaskan diri dari dampak bencananya.

Badai Matahari Kuat pada 2012 akan Menyerang

Pada 22 September 2012 tengah malam, langit New York, Manhattan Amerika Serikat akan tertutupi oleh seberkas layar cahaya yang warna-warni.Di wilayah selatan New York ini, sangat sedikit orang yang dapat melihat fenomena aurora ini.

Namun, perasaan menikmati indahnya pemandangan alam ini tidak akan berlangsung lama. Setelah beberapa detik, semua bola lampu listrik di wilayah tersebut mulai gelap dan berkedip tak menentu, kemudian sinar cahayanya dalam seketika tiba-tiba bertambah terang, dan cahaya bola lampu menjadi luar biasa terang. Selanjutnya, semua lampu mati. 90 detik kemudian, seluruh bagian Timur Amerika Serikat akan mengalami pemadaman listrik.

Setahun kemudian, jutaan orang Amerika mulai mati, infrastruktur negara akan menjadi timbunan puing. Bank Dunia akan mengumumkan Amerika berubah menjadi negara berkembang. Pada saat yang sama, Eropa, China dan Jepang dan daerah lain atau negara juga akan sama seperti Amerika Serikat, berjuang dalam bencana sekali ini. bencana ini datang dari badai matahari atau solar storm yang dahsyat, terjadi pada permukaan matahari yang berjarak 150 juta km dari bumi.

Alat Deteksi Amerika Berhasil Mengambil Foto Badai Matahari

Mungkin cerita di atas kedengarannya mustahil, dalam keadaan normal matahari tidak akan bisa menyebabkan bencana besar seperti itu pada bumi. Namun, laporan khusus yang dikeluarkan oleh National Academy of Sciences, Amerika Serikat pada bulan Januari 2009 menyatakan bahwa bencana seperti ini sangat mungkin bisa terjadi. Studi tersebut disponsori oleh NASA. Dalam beberapa dekade, dalam perkembangan masyarakat manusia, peradaban Barat telah menanamkan bibit-bibit untuk kehancuran mereka sendiri.

badai-matahari-2012Cara hidup modern secara berlebihan yang sangat tergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi, secara tidak sengaja membuat kita lebih banyak terperangkap dalam suatu kondisi yang super berbahaya. Plasma balls yang dipancarkan dalam letusan permukaan matahari mungkin bisa menghancurkan jaringan listrik kita, sehingga mengakibatkan bencana dahsyat.

Daniel Becker dari University of Colorado seorang ahli cuaca angkasa adalah pencetus laporan khusus dari Academy of Sciences Amerika Serikat, “Sekarang ini kita semakin dekat dengan kemungkinan bencana ini. Jika manusia tidak dapat mempersiapkan diri dengan matang terhadap bencana badai matahari yang akan menimpa ini. Badai matahari ini mungkin akan memutuskan pasokan listrik umat manusia, sinyal ponsel, bahkan termasuk sistem pasokan air.” Namun demikian, ada beberapa ahli yang menyatakan pandangan yang berbeda, mereka mempertimbangkan dampak badai matahari terutama terkonsentrasi di luar ruang angkasa, dan karena efek rintangan medan magnetik bumi dan atmosfir, pengaruh gangguannya tidak akan terlalu nyata terhadap kehidupan di bumi.

Para ahli mengatakan, ketika aktivitas badai matahari aktif, akan terus menerus terjadi pembakaran dan peledakan pada sunspot, pada saat sejumlah besar sinar ultraviolet dilepaskan akan menyebabkan densitas lapisan ionosfir di atas angkasa bumi meningkat mendadak, menyerap habis energi gelombang pendek, sehingga gelombang pendek sinyal radio terganggu. Tetapi ponsel yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk transmisi sinyal radio tidak melalui lapisan ionosfir, sehingga pada umumnya dampak badai matahari terhadap komunikasi di permukaan bumi tidak akan signifikan. Secara teori, pada umumnya intensitas badai matahari tidak akan bisa menerobos perlindungan atmosfer dan medan magnetik bumi, hingga secara fatal mengancam spesies yang berada di bumi.

Tetapi untuk badai matahari tahun 2012 para ahli khawatir mungkin menjadi pengecualian.

Mungkin Membawa Dampak Bencana Besar pada Bumi

sunflare1Ilmuwan Amerika Serikat memperingatkan bahwa, pada 2012 badai matahari yang kuat di bumi akan membawa malapetaka besar pada manusia, yang akan mempengaruhi setiap aspek pada masyarakat modern sekarang.

Para ahli yang mengeluarkan peringatan meng-atakan, dampak badai matahari pada bumi kemungkinan adalah “efek domino”. Coba pikirkan, bila jaringan listrik menjadi rapuh dan tidak stabil, hal-hal yang berhubungan dengan bisnis pasokan listrik juga akan menjadi korban: peralatan refrigeration berhenti, makanan dan obat-obatan yang tersimpan dalam ruang berpendingin dalam jumlah besar akan kehi-langan kondisi penyimpanan dan rusak; pompa tiba-tiba berhenti berfungsi, air minum pada masyarakat akan menjadi masalah. Selain itu, karena gangguan pada sinyal satelit, sistem posisi GPS akan menjadi sampah. Sebenarnya pada awal 1859 pernah terjadi kasus serupa, peledakan badai matahari saat itu bahkan me-ngakibatkan jaringan telegram terbakar rusak. Tentu saja sekarang ini di bumi sudah dipenuhi oleh fasilitas kabel dan nirkabel, tetapi fasilitas ini sulit menahan ujian badai matahari. Ketika badai matahari kuat menyerang, umat manusia di bumi akan menghadapi dua masalah besar.

Pertama, adalah tentang masalah jaringan listrik modern sekarang. Jaringan listrik modern sekarang pada umumnya menggunakan tegangan tinggi untuk mencakup daerah lebih luas, ini akan memungkinkan operasi jaringan listrik lebih efisien, Anda bisa mengurangi kerugian selama transmisi listrik, juga kerugian listrik karena produksi yang berlebihan. Namun, secara bersama ia juga menjadi lebih rentan terhadap serangan cuaca ruang angkasa. transmisi jaringan akan menjadi sangat rentan dan tidak stabil, atau bahkan mungkin menyebabkan terhenti secara total. dan ini hanya merupakan efek domino yang pertama, selanjutnya mungkin juga akan menyebabkan “lalu lintas lumpuh, komunikasi terputus, industri keuangan runtuh dan fasilitas umum kacau; pompa berhenti menyebabkan pasokan air minum terputus, kurangnya fasilitas pendingin, makanan dan obat-obatan sulit disimpan secara efektif.

Para ilmuwan telah memperkirakan bila ada intensitas badai matahari kuat mungkin dapat menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi manusia, hanya pada tahun pertama saja kerugiannya mencapai 1-2 triliun dollar AS, sementara pemulihan dan rekonstruksinya diperlukan setidaknya 4-10 tahun Isu yang kedua adalah tentang masalah sistem jaringan listrik yang saling ketergantungan yang dukungan kehidupan modern kita, seperti masalah air dan penanganan limbah, masalah infrastruktur logistik supermarket, masalah pengendalian gardu listrik, pasar keuangan dan lainnya yang tergantung pada listrik. Jika dua masalah digabung jadi satu, kita dapat dengan jelas melihat bahwa peristiwa kemungkinan muncul kembalinya badai matahari Carrington sangat mungkin akan menyebabkan bencana besar yang langka. Adviser laporan khusus dari National Academy of Sciences Amerika Serikat dan analis daya listrik industri John Kappenman menganggap “Bencana seperti ini dibandingkan dengan bencana yang biasa kita bayangkan secara total berlawanan. biasanya wilayah kurang berkembang rawan serangan bencana, namun dalam bencana ini, wilayah yang semakin berkembang lebih rentan terhadap serangan bencana.”

Manusia Belum Mempersiapkan Diri

Menghadapi kemungkinan bencana serius yang akan me-nimpa, Amerika Serikat dan seluruh umat manusia tidak segera merespon untuk mempersiapkan pekerjaan secara baik dalam menghadapi putaran badai matahari berikutnya. Becker me-ngatakan bahwa karena kemungkinan terjadinya skala besar badai matahari sangat kecil, “Seluruh masyarakat bahkan tidak menanggapinya, namun hanya memperhatikan masalah di hadapan mata”. Terhadap cuaca di bumi, para ahli cuaca dapat melacak badai yang akan menimpa selama beberapa hari ke depan, dan mengeluarkan peringatan yang sesuai kepada penduduk setempat, namun badai matahari atau cuaca ruang angkasa benar-benar berbeda.

Backer mengatakan bahwa sekarang ini kita masih tidak dapat memprediksi secara akurat waktu dan kekuatan badai matahari, yang dapat diprediksi oleh saya dan rekan saya hanya jika sebuah badai matahari besar menyerang, kami secara mutlak tidak mampu menanganinya.” Ini mirip dengan peringatan dini bencana angin topan dan manusia di bumi, dewasa ini umat manusia terutama tergantung pada prediksi dari siklus sunspot untuk memantau intensitas badai matahari serta dampaknya pada bumi.

Yang dimaksud dengan sunspot adalah proses peningkatan dan pengurangan yang berarti dalam jumlah sunspot setiap 11 tahun. Siklus dihitung mulai dari aktivitas terendah sunspot pada matahari. Dalam masa aktif sunspot akan meningkat, badai matahari yang terjadi akan lebih banyak. Ketika badai matahari terjadi, partikel kecepatan tinggi serta aliran ion yang terbentuk oleh partikel bermuatan listrik yang dipancarkan secara besar-besaran oleh matahari akan berpengaruh terhadap lapisan medan magnit bumi, ionosfir serta kondisi atmosfir netral. Dalam masalah dampak bahaya badai matahari, lebih dari satu abad, orang-orang terus memantau kegiatan sunspot.

Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas permukaan matahari serta data bintik matahari siklus yang terjadi sebelumnya, para ilmuwan dari National Center for Atmospheric Research, NCAR, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan sebuah model baru ilmu dinamika solar. Dengan model baru, para astronom dapat memberikan peringatan secara dini dari aktivitas sunspot matahari. Mereka berharap bahwa peringatan dini dapat membantu perusahaan-perusahaan listrik, para pengendali satelit dan aspek lainnya dalam beberapa hari atau bahkan tahun-tahun sebelumnya agar bisa bersiap-siap menghadapai kegiatan sunspot matahari.

mataharikuMenurut informasi, ketepatan model baru ini dapat mencapai akurasi 98%. Richard Enke dari National Science Foundation, Departemen Atmospheric Research Amerika Serikat mengatakan bahwa jika dapat secara dini memprediksi aktivitas badai matahari, orang-orang akan dapat dengan baik menanggulangi gangguan seperti komunikasi, kegagalan satelit, pemadaman listrik, serta ancaman terhadap astronot dan hal-hal lain (berbagai sumber)


TAHUN 2012 LAPAN PANTAU KONDISI ANTARIKSA

Terjadi Gangguan Navigasi, Telekomunikasi, & Listrik

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan meluncurkan satelit kembar tahun 2011 yang melintasi wilayah Indonesia setiap 90 menit.

Satelit ini dipersiapkan untuk mitigasi (peringatan) bencana di negeri ini.

Lembaga yang diko­man­doi Adi Sadewo Salatun juga me­mantau kondisi antariksa tahun 2012. Sebab, diperkirakan terjadi fe­nomena matahari yang meng­gang­­gu navigasi, teleko­mu­nikasi, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Pemantauan LAPAN tahun 2012 tidak ada kaitannya dengan film ‘kiamat’ 2012 yang meng­he­bohkan itu.

Ini memperlihatkan LAPAN berupaya melakukan tugasnya meski anggaran terbatas. Ma­ka­nya penilaian pengamat pe­ner­bangan, pakar telekomunikasi dan tek­nologi, bekas anggota DPR, dan ang­gota DPR ada 7 ke­ber­ha­silannya. Sementara ke­gagalan ju­ga 7, sehingga hasilnya re­mis alias 0 ( 7 keberhasilan – 7 kegagalan = 0).

Penilaian Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenneg PAN) juga sedang-se­dang saja, yakni ranking 21 dari 74 in­sta­nsi pe­me­rintah.

Pe­ni­lai­an ki­nerja ini ber­da­sar­­kan Sis­tem Akun­­ta­bilitas Kinerja In­stansi Pe­merintah (SAKIP) yang me­liputi peren­ca­naan kinerja, peng­­uku­ran kinerja, pela­po­ran ki­ner­ja, eva­lua­si kinerja, dan capaian kinerja.

Bekas Anggota Komisi VII DPR, Nizar Dahlan mengatakan, kinerja LAPAN kurang maksimal. Sebab, tidak ditangani secara profesional. Kemudian SDM yang ahli di bidangnya juga masih kurang.

“Dulu LAPAN pernah dipim­pin yang ahli di bidang keuangan, tapi kurang ahli di bidang tek­no­logi. Ini tentunya tidak pro­fe­sional,” katanya.

Menurutnya, teknologi kedir­gan­taraan di dunia sudah sangat ma­ju, namun teknologi di negeri ini jauh tertinggal. “Ini akibat pe­nem­patan tenaga ahli dan se­mangat kerja sangat lemah,” katanya.

Hal lain kata dia, ketersedian anggaran APBN untuk LAPAN ini relatif kecil, implikasinya LAPAN tidak bisa berkembang.

Ke depan, kata dia, reformasi birokrasi harus dilakukan demi meningkatkan kinerja LAPAN. Selain itu, anggarannya juga harus ditingkatkan.

‘’Terjadi Fenomena Matahari Pada 2012’’
Adi Sadewo Salatun, Kepala LAPAN

Kepala LAPAN, Adi Sade­wo Salatun mengatakan, pi­hak­nya sudah membuat program prio­ritas LAPAN pada 2008-2014, salah satunya Roket Pe­ngorbit Satelit (RPS).

Untuk mewujudkan RPS, lan­jutnya, 2 Juli 2009 sudah ber­hasil menguji terbang RX 420 dengan jarak jangkau 150 kilometer.

“Jika diumpamakan RX 420 dapat menempuh jarak dari Ja­karta ke Garut dalam waktu tiga menit,” katanya saat rapat de­ngar pendapat (RDP) dengan DPR, belum lama ini.

Selain itu, lanjutnya, pihak­nya juga sudah berhasil mem­buat Satelit LAPAN-TUBsat yang diluncurkan pada tahun 2007 hingga kini masih ber­fung­si dengan baik dan ber­man­faat bagi pembangunan na­sional. Salah satu contoh pe­man­faatan satelit ini adalah me­matau perkembangan pem­ba­ngunan jembatan Suramadu sejak 2007 hingga 2009.

Menurut Adi, LAPAN akan meluncurkan satelit kembar pada 2011. Satelit yang ditem­patkan pada orbit ekuatorial ter­sebut bekerja secara realtime dan detail. Satelit tersebut akan melintas di atas wilayah In­donesia setiap 90 menit dan dipersiapkan untuk mitigasi bencana di wilayah Indonesia.

Di bidang penginderaan jauh, Adi menjelaskan, LAPAN telah bekerja sama de­ngan lembaga pemerintah, swas­ta, perguruan tinggi, dan lem­baga swadaya masyarakat un­tuk mendukung program pem­bangunan nasional. Kerja sama tersebut antara lain de­ngan berbagai pemerintah daerah, BPK, Departemen Ke­hutanan, Departemen Perta­nian, Universitas Diponegoro, dan Institut Teknologi Sepu­luh November (ITS).

Salah satu kegiatan LAPAN dalam penelitian sains dirgan­ta­ra adalah pengamatan ma­ta­hari. ‘’ Terjadi fenomena ma­ta­hari pada 2012 merupakan pun­cak aktivitas matahari yang me­miliki siklus setiap 11 tahun. Hal tersebut akan menganggu navigasi, telekomunikasi, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN),’’ paparnya.

Untuk itu, lanjutnya, LAPAN secara terus menerus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan instansi terkait.

‘’Tak Ada Kaitannya Dengan Film 2012’’
Elly Kuntjahyowati, Kabag Humas & Kerja Sama Kedirgantaraan LAPAN

Kepala Hubungan Masyakarat (Kahumas) dan Kerja Sama Ke­dir­gantaraan LAPAN, Elly Kuntjah­yowati mengatakan, pihak­nya sudah banyak meng­ha­silkan terobosan.

‘’Banyak hasil yang sudah di­peroleh dari masing-masing De­puti di bawah LAPAN,’’ ujarnya kepada Rakyat Merdeka, di kantornya, Jakarta, kemarin.

Menurutnya, LAPAN memiliki tiga deputi. Pertama, Deputi Peng­inderaan Jauh, di Pekayon Jakarta, memantau satelit dan sta­siun bumi yang bertugas untuk pengolahan data dan pemanfaatannya.

Kedua, Deputi Bidang Tek­nologi Kedirgantaraan terletak di Ramping dan Bogor. Deputi ini me­luncurkan banyak roket. Mulai dari roket yang besar sam­pai kecil.

Ketiga, Deputi Sains, terle­tak di Bandung. Deputi ini me­mantau model iklim, pengukuran ionesfer dan pemantauan cuaca antariksa, termasuk kondisi tahun 2012.

‘’Kami memantau kondisi antariksa tahun 2012, tapi ini tak ada kaitannya dengan film 2012,’’ ujarnya.

Dikatakan, tahun 2011 Deputi Kedirgantaraan juga akan membuat dua satelit bekerja sama dengan isro. Satelit tersebut, rencananya akan diluncurkan di Indonesia.

“Dulu kita membuat satelit Lapan Indonesia. Sekarang kita akan meluncurkan roket dan satelit pada tahun 2012 yakni 8A2 dan 8 orari. Untuk tahun 2011 kami melun­curkan Tubsat polar,” terangnya.

Menurutnya, kalau ingin Indonesia disegani negara lain, tentu harus menguasai Iptek. ‘’Jadi, penelitian adalah nomor satu untuk bisa maju,” ucapnya.

Diakuinya, anggaran memang terbatas, tapi pihaknya melaku­kan penelitian sesuai dengan ang­garan itu. “Ada duit sekian, kita buat segitu. Pokoknya kita se­suai­kan saja dengan anggaran yang ada,” katanya.

‘’Penelitian jalan terus walau anggaran minim. Kami punya kesadaran untuk membangun Indonesia lebih maju,” tuturnya.

‘’Berhasil Ciptakan Roket’’
Romahurmuziy, Anggota Komisi VII DPR

Sebagai lembaga pengem­ba­ngan teknologi tentu LAPAN membutuhkan biaya sa­ngat besar. Tapi APBN tidak mampu memberikan dana yang cukup, sehingga hasilnya juga kurang memuaskan.

Demikian disampaikan ang­gota Komisi VII DPR, Roma­hur­muziy, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Walau keterbatasan ang­ga­ran, lanjutnya, LAPAN ber­ha­sil melakukan penemuan-pe­ne­muan yang sangat berarti bagi bangsa ini. “Salah satunya ber­hasil ciptakan roket yang suk­ses diujicobakan belum lama ini,” katanya.

Dikatakan, LAPAN juga ber­­peran aktif dalam penelitian-pe­nelitian untuk pengem­ba­ngan teknologi. “Kalau dilihat dari sisi keterbatasan dana tapi ada prestasi, LAPAN nilainya sudah sembilan,” ujarnya.

Menurutnya, kalau menye­suaikan dengan pengembangan teknologi internasional, tentu biaya sangat besar, bisa mencapai miliaran dolar AS, bahkan tidak terbatas.

‘’LAPAN sebenarnya sama dengan NASA, tapi dalam sisi anggaran seperti memban­ding­kan bumi dengan langit. APBN baru bisa mengeluarkan dana se­kitar Rp 10 miliar. Ini ten­tunya tidak sepadan. Makanya ja­ngan terlalu berharap LAPAN seperti NASA,” ucapnya.

Ke depan, kata dia, program pemberangkatan astronot bisa kembali digalakkan. Pro­gram ini selain untuk me­naik­kan citra Indonesia di mata inter­nasional, juga me­nun­jukkan kualitas teknologi di negeri ini.

LAPAN hendaknya bisa kon­sen­trasi dalam teknologi perta­ha­nan udara dan bio teknologi yang selama ini dijalankan. “Saya kira itu juga merupakan hal yang sangat bermanfaat,” katanya.

’’Walah, Jarang Lakukan Riset’’
Dudi Sudibyo, Pengamat Penerbangan

Kinerja’LAPAN dinilai be­lum maksimal dalam mela­ku­kan riset pengembangan tek­no­logi penerbangan dan antariksa.

Hal ini dikatakan pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, ke­pada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Dikatakan, LAPAN merupa­kan lembaga yang mempunyai pe­ranan penting dalam per­kem­bangan teknologi dan per­ta­hanan suatu negara. Indonesia, lanjutnya, sudah ke­tinggalan jauh dalam riset pe­nerbangan dan antariksanya China. Padahal sebelumnya bersama-sama mengem­bangk­an teknologi.

“Kejayaan penerbangan dan antariksa Indonesia terjadi pada masa pemerintahan Soekarno, saat itu berhasil membuat roket yang canggih dan ditakuti negara tetangga,” katanya.

“Indonesia juga menjadi ne­gara yang terkuat di udara, ka­rena memiliki pesawat tempur yang hebat, namun sekarang yang terjadi malah sebaliknya,” tambahnya

Menurutnya, LAPAN meru­pakan lembaga yang sangat pen­ting dan diperlukan. Ame­rika saja bisa mengirim orang ke bulan dan memiliki mesin pe­rang canggih, karena me­man­faatkan teknologi hasil riset dari NASA.

“Indonesia dalam bidang penerbangan dan antariksa sampai sekarang terus keting­ga­lan, padahal negara lain sudah mengorbitkan orang ke bulan,” ujarnya.

Dudi menilai, kelemahan dari LAPAN adalah minimnya riset, karena tidak didukung oleh anggaran yang memadai, sehinga mereka sekarang hanya melakukan eksperimen yang sifatnya kecil.

“Walah, jarang lakukan riset, gimana mau berkembang. Me­mang ada upaya perbai­kan, mi­sal­­nya, belum lama LAPAN sudah mu­lai me­lun­curkan roket baru,” paparnya.

‘’Nggak Ada Terobosan Spektakuler Tuh...’’
Murodi, Pakar Komunikasi & Teknologi

Kinerja LAPAN kurang me­muaskan. Sebab, hampir tidak ada langkah-langkah spek­takuler yang dibuat.

“Nggak ada terobosan spek­takuler tuh. Jadi, kinerjanya tidak kelihatan,” katanya kepada Rak­yat Merdeka di Jakarta, kemarin.

Padahal, lanjutnya, LAPAN sudah memenuhi standar se­buah lembaga riset yang be­r­taraf internasional.

Namun sayang, kata dia, kurang perhatian dari pe­me­ritah, sehingga keberadaanya se­olah tidak ada artinya. Pa­dahal beberapa karya besar sudah ditorehkan. Misalnya, penemuan roket yang sukses diujicobakan. “Ini sebuah kesuksesan sejak reformasi. Tapi gara-gara tidak didukung dana yang cukup, yang dicapai itupun memudar,” katanya.

Menurutnya, DPR hen­dak­nya ikut meyakinkan pe­me­rintah agar anggarannya di­naikkan, sehingga lembaga itu bisa menghasilkan produk bertaraf internasional.

’’Kurang Sosialisasi Saja’’
Roy Suryo, Pengamat Teknologi

Pengamat teknologi Roy Suryo mengatakan, kinerja LAPAN sudah cukup baik, namun masih lemah dalam so­sialisasi, sehingga tidak begitu ter­dengar keberhasilan.

‘’Kurang sosialisasi saja deh, sehingga nggak ketahuan apa yang sudah dicapainya,’’ ujar Roy Suryo kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, belum lama ini LAPAN berhasil meriset dan memproduksi roket experimental jarak dekat dan menjalin ko­munikasi dengan organisasi pencinta antariksa internasional.

“Pekan lalu, LAPAN ber­hasil merayakan tahun astro­no­mi internasional dengan melak­sanakan kegiatan festival sains-antariksa 2009,” katanya.

Menurutnya, ke depan LAPAN harus membuat ke­giatan yang populis, agar bisa menarik bagi masyarakat dan kelihatan kiprahnya. Tidak tertutup seperti sekarang.

‘’Prestasinya Malah Menurun’’
Alimin Abdullah, Politisi PAN

Kinerja LAPAN dalam me­ngem­bangkan teknologi pe­ner­bangan dan antariksa masih belum membuahkan hasil se­cara maksimal.

‘’Prestasinya malah menurun kok,’’ kata politisi Partai Ama­nat Nasional (PAN), Alimin Abdullah, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Menurut anggota Komisi VII DPR itu, menurunnya prestasi LAPAN, karena dipengaruhi mi­nimnya anggaran untuk melakukan penelitian.

“Jika dilihat dari tenaga ahlinya, saya rasa LAPAN sudah memiliki SDM yang sudah cukup baik. Yang menjadi masalah adalah kekurangan anggaran,” katanya.

“Jadi, wajarlah kalau tek­no­logi penerbangan dan antariksa Indonesia berjalan di tempat, sehingga kita sudah ke­ting­galan dari Korea,” tambahnya.

Diharapkannya, kalau ke­uangan Indonesia yang se­makin membaik, pemerintah hen­daknya memberikan alokasi dana yang cukup untuk LAPAN. “Jika tidak dilakukan ma­ka kita akan semakin ter­tinggal dalam dunia teknologi,” ujarnya.