Tuesday 25 December 2012

Dokter di Inggris Selamatkan Nyawa dengan Alkohol Murni. Ethanol disuntikkan ke dalam jantung, cara yang jarang dilakukan

Ilustrasi bedah di ruang operasi.
Tim dokter di Inggris menyelamatkan nyawa seorang pria yang mengalami gangguan jantung. Dia menggunakan cara yang tidak biasa dilakukan dalam dunia medis untuk menyembuhkannya.

Diberitakan BBC, Senin 24 Desember 2012, Ronald Aldom, 77 tahun, warga Portished dekat Bristol mengalami detak jantung yang tidak teratur yang disebut ventricular tachychardia. Penyakit ini dialaminya usai mengalami serangan jantung.

Jika tidak segera ditangani, penyakit ini bisa mematikan. Penggunaan metode standar untuk mengatasi masalah ini tidak berhasil. Akhirnya, tim dokter menggunakan cara yang lain, yaitu menyuntikkan alkohol murni ke dalam jantung.

Para dokter melakukan kateter dari pangkal paha menuju jantung. Ketika sudah menemukan biang masalahnya, alkohol murni disuntikkan. Alkohol murni atau ethanol mematikan otot-otot di wilayah jantung yang membuat ritme detak tidak teratur. 

Cara ini jarang sekali dilakukan di Inggris. Ahli kardiologi Dr Tom Johnson yang terlibat operasi ini di Bristol Heart Institute mengatakan bahwa kondisi Aldom sekarang sudah membaik.

"Dia tidak akan meninggalkan rumah sakit jika tidak dilakukan sesuatu. Tidak ada pilihan lain," kata Johnson.

Aldom yang sudah keluar rumah sakit bersyukur tim dokter menemukan cara cerdas untuk menyelamatkannya. "Jika mereka tidak melakukan ini, saya mungkin tidak akan ada di sini," kata dia. 

Natal, Pengamanan Hingga Kontroversi Ucapan Selamat. Ribuan anggota GP Anshor ikut mengamankan gereja di berbagai daerah

Pengamanan Natal
Puncak perayaan Natal berlangsung Senin malam, 24 Desember 2012. Ribuan umat Katolik merayakan misa Natal di Katedral, dan ribuan umat kristiani lainnya merayakan di berbagai gereja yang tersebar di Jakarta maupun daerah lain.
Menjelang puncak perayaan, berbagai persiapan mengamankan malam Natal telah dilakukan. Mabes Polri menggelar Operasi Lilin dengan menerjunkan 101.540 personel gabungan. Mereka terdiri dari Polri, TNI, instansi terkait dan elemen masyarakat.

Kepala Badan Pertahanan dan Keamanan Polri, Komisaris Jenderal Imam Sujarwo, menjelaskan personel gabungan disebar ke 14 Polda yang masuk wilayah prioritas satu. Seperti Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Papua, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, dan Kalimantan Tengah.

Sebanyak 1.887 pos pengamanan dan 750 pos pelayanan disiapkan. Selain tempat ibadah, pos-pos tersebut ditempatkan di pusat belanja, tempat wisata, dan jalur transportasi. "Pelaksanaan operasi lilin fokus pada mencegah peningkatan kemacetan, kriminalitas, kecelakaan lalu lintas serta ancaman terorisme," kata Imam Sujarwo.

Petugas penjinak bahan peledak disebar di gereja besar Ibukota Jakarta. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan pengamanan gereja besar ditingkatkan guna mengantisipasi adanya ancaman teror dari orang yang tidak bertanggungjawab dan mengganggu jalannya ibadah. Tapi, polisi tidak melibatkan sniper dalam operasi ini.

Dia menyebut saat ini ada 1.680 gereja di Jakarta. Jamaah yang akan masuk ke dalam gereja akan diperiksa secara acak di beberapa pintu masuk oleh personel Jihandak. Menurut dia, gereja kecil akan dijaga petugas polsek dan polres setempat. Rangkaian pengamanan dimulai dari 24 Desember hingga 27 Desember 2012.

Khusus untuk mengamankan perayaan Natal di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, dikerahkan 300 personel untuk mengamankan Misa Natal malam hingga misa pagi. Menurut Koordinator Hubungan Masyarakat Gereja Katedral, Hardi Rusli, pengamanan di gereja itu dibagi dalam tiga bagian. Yang pertama di dalam gereja. Di sana ada 60 petugas.
Di sekitar tempat duduk, pengamanan dilakukan oleh 50 orang dari umat di paroki Katedral. "Terakhir, di luar kami pasrahkan kepada aparat keamanan," kata Hardi Rusli. Pengamanan luar, kata Hardi, dilakukan oleh 250 aparat keamanan gabungan Polsek Sawah Besar, Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat, Densus 88, dan TNI.

Pengamanan efektif dilakukan mulai malam ini. Namun, sejak 21 Desember, sudah ada polisi berjaga di gereja. Akan ada screening metal detector yang dilakukan di tiga pintu, yaitu satu di pintu masuk dan dua di pintu keluar. Screening dilakukan terhadap jemaat yang membawa tas punggung dan tas jinjing besar.

Hardi mengaku tidak ada masalah pada Misa Natal tahun lalu. Semuanya aman terkendali. Pada Misa Natal tahun ini, Gereja Katedral menampung sekitar tiga ribu lebih jemaat. Bagian dalam gereja, 700-800 umat. Pihak gereja juga menyediakan tambahan sekitar 2.700 bangku yang tersebar di tiga lokasi, yaitu depan pintu masuk utama, depan ruang pastoral, dan di depan Gua Maria.
Kontroversi ucapan Natal
Adalah pernyataan Ketua Majelis Ulama Indonesia bidang Fatwa, Ma'ruf Amin yang menyarankan kepada umat Islam agar tidak usah memberikan ucapan Natal kepada umat Nasrani. Larangan ini, menurut Ma'ruf Amin sesuai dengan fatwa MUI tahun 1981 sewaktu MUI dipimpin Buya Hamka. Isi fatwa, haram hukumnya mengikuti perayaan dan kegiatan Natal.
Tak disebutkan jelas apakah memberikan ucapan selamat merayakan Natal termasuk yang dilarang dalam fatwa tersebut. Namun, Ma'ruf Amin menegaskan, karena itu perdebatan, sebaiknnya tidak usah dilakukan.
Kontan, seruan MUI tersebut mendapat reaksi beragam. Banyak pihak  mempertanyakan fatwa tersebut. Penolakan keras justru dari umat muslim, yang disampaikan melalui jejaring sosial hingga forum-forum resmi. Sebagian lagi mendukung seruan MUI tersebut.
Saat Tanah Air masih silang pendapat mengenai halal dan haram bagi umat muslim memberikan ucapan Natal, pemimpin Ikhwanul Muslimin Mesir, Mohamed Habib mengucapkan selamat Hari Natal kepada umat Kristiani. Ucapan tersebut disertai harapan agar Natal memberikan membawa kegembiraan dan kedamaian di muka bumi.
Sejumlah ulama Indonesia menilai ucapan selamat Natal tidak haram dilakukan umat Islam. Seperti disampaikan ulama Quraish Shihab, memberikan ucapan selamat Natal sudah diajarkan dalam Al Quran, seperti tertuang dalam surah Maryam ayat 34.
Menanggapi kontroversi tersebut, Ketua MUI Amidhan menjelaskan, fatwa larangan mengucapkan selamat Natal tersebut mengacu pada Ibnu Qayyim dan Ibnu Taimiyah. Pada pokoknya, kata dia, tidak perlu atau tidak boleh mengucapkan selamat Natal. "Nah alasan pada umumnya, tasabuh atau menyerupai, misalnya berpakaian seperti orang Nasrani atau pun ikut memperingati," Amidan menambahkan.
Meski demikian, dia melanjutkan, sejumlah ulama Indonesia ada yang berpendapat berbeda dengan MUI. Mereka yang berbeda pada umumnya adalah ulama kontemporer. "Mereka berdasarkan fatwa Yusuf Qardhawi. Dia ulama internasional, juga sering datang ke Indonesia," kata dia.
Amidan menjelaskan, menurut fatwa Qardhawi, boleh mengucapkan selamat Natal, tapi ada kondisional. Artinya, ucapan selamat Natal diperbolehkan dengan syarat tertentu, misalnya saat berada di kalangan yang kebanyakan umat Nasrani seperti di NTT, karena ada hubungan kekerabatan, atau memiliki hubungan pertemanan atau sosial. "Jadi, kalau di Indonesia yang menonjol atau yang menyetujui seperti Quraish Shihab. Yang lain juga banyak membolehkan saja," tutur Amidan.
Jadi, tambah dia, terserah Umat Muslim Indonesia menafsirkan. Mau ikut yang mana. "Kalau mengacu pada fatwa tahun 1981 kan tidak diubah-ubah. Artinya, saya tafsirkan tidak perlu," kata Amidan. Tak hanya mengucapkan selamat Natal, MUI mengatakan umat Muslim Indonesia tidak boleh menghadiri acara ritual Natal.
GKI Yasmin dijaga ketat

Terkait perayaan Natal dan ancaman gangguan intoleransi, Kepolisian Bogor melakukan sterilisasi gereja di wilayah Kota Bogor, terutama di Gereja Katedral. Kapolda Jawa Barat, Brigadir Tubagus Anis Angka Wijaya, menyebut saat ini jumlah gereja di Jawa Barat mencapai 570 gereja, sedangkan di Bogor 65 gereja.

Polisi juga menjaga ketat GKI Yasmin. Sebab hingga kini sengketa Gereja Yasmin belum juga tuntas. "Di sana akan dikerahkan ratusan anggota formal dan non formal," ucap dia.

Di Solo, Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton Solo (GBIS Kepunton) dijaga ketat arapat polisi dan TNI bersenjata lengkap. Pasukan Gegana dari Polri juga melakukan penyisiran di bangunan gereja yang pernah menjadi lokasi serangan bom bunuh diri pada September tahun lalu.

Personel TNI berpatroli keliling gereja mengenakan rompi anti peluru, helm dan senjata laras panjang. Pengamanan di gereja itu dimulai sejak hari Minggu kemarin.

Humas Polresta Surakarta, Ajun Komisaris Sisraniwati, mengungkapkan bahwa Gereja Kepunton merupakan salah satu gereja yang masuk dalam tingkat rawan 1. Di Solo ada 16 gereja yang masuk tingkat rawan 1. Sedangkan jumlah total gereja di Solo ada 142 bangunan. "Klasifikasi kerawanan dibagi dalam tiga tingkat: rawan 1, rawan 2 dan rawan 3," kata Sisraniwati. Petugas melakukan sterilisasi dengan menggunakan metal detector, mirror dan alat penjinak bom.

Tak hanya di Solo, pengamanan ketat juga dilakukan aparat polisi di Bandung, Jawa Barat. Satu Unit Penjinak Bom yang terdiri dari lima personel Satbrimob Polda Jawa Barat serta lima personel dari Polrestabes Bandung, menyisir 14 gereja besar di Kota Bandung, pengamanan dini menjelang natal.

Kepala Sub Bagian Humas Polda Jawa Barat, Komisaris Rosdiana, menjelaskan 14 gereja yang distrerilisasi merupakan gereja besar dengan kapasitas jemaat yang banyak di atas 1.000 jemaat.

"Berkaca kepada kejadian tahun 2000 dimana ada aksi teror bom di beberapa daerah, kami melakukan antisipasi dini agar tidak terjadi," katanya saat melakukan penyisiran di gereja HKBP, Jalan Martadinata.

Tak hanya di jalur darat, tetapi juga di laut. Khusus untuk pengamanan di laut atau perairan Bali, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya menjelaskan akan lebih menggencarkan patroli, menyiagakan dua kapal perang dan menyiagakan lebih dari 100 personel TNI AL.

Kapal perang yang disiagakan di antaranya KRI Untung Surapati dan KRI Ahmad Yani. TNI AL juga melakukan peningkatan pengamanan di sejumlah titik yang dianggap rawan seperti di Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Padangbai.

OrmasPolda Metro Jaya mempersilakan ormas ikut mengamankan perayaan Natal. "Selama itikadnya baik kami apresiasi, hanya dalam pelaksanaannya dikendalikan oleh polres atau polsek, tidak dengan caranya sendiri," ucap Rikwanto.

Di Solo, GP Ansor mengerahkan anggota Banser untuk ikut mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru. Anggota Banser patroli di sejumlah gereja yang tersebar di Kota Solo.

Ketua GP Ansor Solo, Muhammad Ansor, menuturkan, antinya masing-masing pengurus anak cabang akan mengirim sebanyak 25 personel.

Anggota Banser ini akan melaksanakan tugas pengamanannya dengan melakukan patroli di masing-masing lingkup daerah kecamatan. Mereka akan berkeliling patroli di sejumlah gereja.

Muhammad Ansor mengatakan hingga saat ini belum ada pihak gereja yang meminta bantuan untuk pengamanan. "Kalau ada permintaan dari pihak gereja, kita siap. Tahun kemarin kami diminta untuk membantu pengamanan di Gereja Kepunton yang pernah terkena teror bom bunuh diri," kata dia.

Meski begitu, pengamanan akan tetap dilakukan hingga pergantian Tahun Baru. "Kita siap membantu pengamanan sampai tahu depan," ujar dia. 

Bentrok Ormas di Bali, Mengapa Mudah Tersulut? Bentrokan terjadi gara-gara penjualan petasan dan kembang api

Dua ormas di Bali terlibat bentrokan
Minggu malam, 23 Desember 2012, keheningan Kota Denpasar tiba-tiba pecah. Massa dari dua ormas, Laskar Bali dan Pemuda Padang Sambin Bersatu, terlibat bentrokan di sekitar Jalan Mahendradatta dan Jalan Buana Raya. Bentrokan terjadi gara-gara penjualan petasan dan kembang api untuk tahun baru.

Rangkaian kejadian itu bermula pada Sabtu 22 Desember 2012. Awalnya, anggota kelompok Pemuda Padang Sambian Bersatu melakukan sweepingterhadap toko-toko yang menjual petasan untuk tahun baru. Kelompok pemuda ini tidak ingin ada penjualan petasan dan kembang api di daerahnya sebelum mendekati puncak perayaan tahun baru.

Dalam sweeping tersebut, Pemuda Padang Sambian menemukan toko milik Paulina menjual petasan dan kembang api untuk tahun baru. Namun, toko Paulina merasa memiliki izin. Sehingga toko tersebut tetap menjual petasan dan kembang api. Toko Paulina bahkan meminta dukungan kepada kelompok lain, Laskar Bali. 

Ketegangan pun terjadi hari itu. "Namun tidak sampai berujung bentrok," kata Kepala Sub Bagian Humas Polresta Denpasar, Ajun Komisaris Ida Bagus Made Sarjan, kepada VIVAnews, Senin 24 Desember 2012. 

Kersokan harinya, Minggu 23 Dersember 2012, massa dari Laskar Bali menggelar konvoi menuju Mengwi. Mereka hendak menghadiri perayaan ulang tahun rekan mereka, Korlap Laskar Bali wilayah Mengwi. Konvoi tersebut melewati Mahendradatta dan Buana Raya. "Tempat di mana mereka terlibat ketegangan kemarin hari gara-gara toko Paulina," kata Sarjana.

Mengetahui iring-iringan Laskar Bali melintasi daerah mereka, Pemuda Padang Sambian Bersatu mempersiapkan diri. Informasi yang mereka peroleh massa Laskar Bali akan menyerang Pemuda Padang Sambian Bersatu. 

"Timbul kesalahpahaman. Pemuda Padang Sambian Bersatu memukul kul-kul," kata Sarjana. Kul-kul merupakan kentongan yang dibunyikan sebagai pertanda bahaya mengancam desa mereka berdasar kebiasaan adat Bali. Semua penduduk, tua, muda, laki-laki dan perempuan harus siap mati dalam pertempuran menghalau bahaya.

Saat iring-iringan Laskar Bali melintas, ketegangan tak bisa dihindarkan. Massa yang sudah mempersenjatai diri dengan senjata tajam terlibat adu mulut. Saat itulah, massa menjadi beringas. Mereka melakukan perusakan. Dua mobil dirusak, tujuh motor dibakar. "Itu terjadi sekitar pukul 23.10 WITA," ujar Sarjana.

Hanya dalam tempo beberapa menit saja Polresta Denpasar tiba di lokasi yang memang tak jauh dari Mapolresta itu. Dibantu Dalmas dan Brimobda Polda Bali, kedua kelompok massa dihalau agar tak terjadi bentrok fisik. Meski berhasil dihalau, konsentrasi massa masih terlihat.

"Sekitar pukul 23.00 WITA hujan turun, namun masa masih terkonsentrasi di sekitar RS Bali Medika dan toko swalayan Nirmala. Polisi hujan-hujanan menghalau massa," terang Sarjana.

Ketegangan terus berlanjut hingga Senin dini hari, 24 Desember 2012. Massa di Jalan Mahendradatta dan Jalan Buana Raya baru bisa dibubarkan pada pukul 05.00 WITA. Dari inventarisir polisi, ternyata tidak hanya dua mobil dan tujuh motor yang menjadi sasaran. Sebuah Posko milik Laskar Bali di Jalan Buana Raya 2, Padang Sambian, juga dibakar massa.

Berdamai

Polisi bertindak cepat. Mereka tidak ingin kerusuhan itu meluas menjadi lebih besar lagi. Polresta Denpasar langsung mengumpulkan tokoh kedua ormas. Bertempat di Mapolresta Denpasar, proses mediasi dilakukan dengan difasilitasi polisi. "Kedua ormas sepakat untuk menahan diri dan tidak melakukan serangan," tutur Sarjana.

Menurut Sarjana, dalam pertemuan damai tersebut, Laskar Bali dihadiri Gung Kusuma dan Ketut Rochineng, sementara dari Pemuda Padang Sambian Bersatu dihadiri oleh Gung Cilik. "Mereka sepakat damai," kata dia.

Selain tokoh kedua ormas, pertemuan itu juga dihadiri oleh Ketua Komisi I DPRD Bali, Made Arjaya. Dari pertemuan tadi juga disepakati untuk mengelar upacara persembahyangan di Pura Besar di sekitar lokasi bentrokan.

Sementara itu, mengenai tujuh motor yang dibakar dan dua mobil yang dirusak dalam kerusuhan itu, sedang dalam pembicaraan untuk mendapat ganti rugi. "Soal motor dan mobil yang rusak akan dibicarakan dengan Pemkot Denpasar. Difasilitasi oleh Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya," kata Sarjana.

Meski sudah berdamai, Sarjana memastikan unsur kriminal kasus ini tetap diusut oleh polisi. "Untuk proses hukum tetap dalam penyelidikan," kata dia. Sarjana menambahkan, bentrok yang terjadi mulai pukul 23.10 WITA itu tetap menyisakan pelanggaran hukum.

Aparat kepolisian juga tetap waspada. Meski sudah berangsur kondusif, polisi tetap menempatkan personel di sekitar Jalan Mahendradatta dan Jalan Buana Raya, Denpasar, untuk mengantisipasi bentrok susulan. "Penempatan personel untuk menciptakan suasana aman dan nyaman di tengah-tengah masyarkat," kata Sarjana.

Jaga Bali

Bentrokan antar ormas itu membuat tokoh masyarakat Bali prihatin. Semua ormas yang bertebaran di Bali diminta untuk menjaga keamanan dan perdamaian, bukan malah membuat kekacauan. "Manusia yang hidup di Bali harus menghargai local genius Bali sebagai Pulau Surga yang damai," kata tokoh masyarakat Bali, Made Mudarta saat berbincang dengan VIVAnews.

Ormas, kata dia, basisnya menciptakan keamanan. Sudah semestinya ormas dikonsentrasikan untuk menciptakan suasana tersebut: kedamaian, saling bantu membantu, saling tolong menolong. "Semua harus tunduk pada aturan hukum yang berlaku," tegas tokoh muda Bali ini. 

Menurut Mudarta, bentrok yang terjadi pada Minggu malam itu merupakan bentuk ketidakpercayaan kepada penegak hukum. "Sehingga yang muncul adalah menyelesaikan masalah sendiri. Mestinya masalah sekecil apapun diserahkan kepada yang berwenang," tutur dia.

Ia berharap pihak kepolisian dapat menjalin komunikasi apik dengan ormas yang ada di Bali. "Aparat kepolisian harus memberikan pembinaan. Koordinasi dengan pihak kepolisian harus terjalin," imbuh Mudarta. Ia percaya, orang-orang yang tergabung dalam wadah ormas tertentu merupakan pribadi mulia.

Sementara itu, tokoh pemuda asal Desa Sanur yang juga Ketua Komisi I DPRD Bali, Made Arjaya menegaskan, hal pertama yang penting dilakukan adalah penegakan hukum. "Lalu komitmen untuk menjaga Bali," kata Arjaya yang ikut mendamaikan bentrok sejak kemarin itu.

Ke depan, kata dia, yang penting diperhatikan adalah antisipasi dari pihak kepolisian. "Harapan kita antisipasi lebih dikedepankan. Kemarin itu sudah damai waktu kasus mercon muncul, kok pecah lagi," tanya Arjaya.

Agar peristiwa serupa tak berulang di kemudian hari, Arjaya menyebut setidaknya ada tiga hal yang mesti dilakukan. Pertama, koordinasi antarormas yang difasilitasi pemerintah menjadi penting. "Ormas bisa hidup pasti karena punya lahan. Ada pembiayan dari kegiatan yang mereka gelar. Dari mana biayanya, ini yang harus diidentifikasi dulu. Semua ormas harus dikoordinasikan untuk kebersamaan," kata dia.

Kedua, pengaturan atas pola kerja masing-masing ormas. "Ormas itu bergerak di bidang apa, itu harus ada pengaturan dan pemantauan. Kalau ke luar dari rel, maka ditegur dan dipertanggungjawabkan," ujar tokoh Pemuda Sanur Bersatu itu.

Ketiga, katanya, antara ormas, pemerintah dan stakeholder lainnya itu harus bahu membahu menjaga ketertiban masyarakat Bali. "Caranya jalin komunikasi dan terus lakukan evaluasi. Hal-hal kecil kalau dibiarkan akan menjadi besar," demikian kata Arjaya.