Tidak hanya perkampungan, permukiman elite pun tak luput dari terjangan banjir. Akses menuju pusat kota lumpuh. Jalan utama tergenang.
Sejumlah jalan ambles, ratusan warga terisolasi. Kemacetan mengular di mana-mana, di jalan protokol, juga di ruas tol.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun menetapkan status darurat banjir untuk wilayahnya. “Kami membuat surat untuk siaga darurat banjir. Sudah saya teken,” kata Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo di Balai Kota Jakarta.
Surat itu dibuat sebagai panduan untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ranah kerjanya terkait penanggulangan bencana, seperti Dinas Pemadam Kebakaran dan Dinas Sosial, agar mereka bisa segera menjalankan tugasnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun menetapkan status darurat banjir untuk wilayahnya. “Kami membuat surat untuk siaga darurat banjir. Sudah saya teken,” kata Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo di Balai Kota Jakarta.
Surat itu dibuat sebagai panduan untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ranah kerjanya terkait penanggulangan bencana, seperti Dinas Pemadam Kebakaran dan Dinas Sosial, agar mereka bisa segera menjalankan tugasnya.
Dampak banjir itu
diperkirakan makin meluas. Tidak hanya warga yang harus mengungsi,
kegiatan ekonomi juga akan terganggu. Sejumlah pelaku industri mulai
terimbas dan menderita kerugian, di antaranya karena jalur distribusi
terputus.
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memperkirakan
potensi kerugian, jika 25 persen wilayah Jabodetabek terkena dampak
banjir mencapai Rp200 miliar per hari. Kerugian itu dihitung jika banjir
total mengakibatkan jalan sama sekali tidak bisa diakses atau
pengiriman terhambat karena jalur putus.
Tidak hanya
perusahaan-perusahaan makanan dan minuman, para penyedia jasa logistik
juga mengalami kerugian serupa. Kerugian yang diderita penyedia logistik
bisa mencapai puluhan miliar rupiah per hari.
Ketua Komite Tetap Regulasi Logistik Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Akbar Johan, mengatakan, potensi kerugian akibat banjir di area Jabodetabek, bisa mencapai Rp20 miliar hingga Rp40 miliar per hari.
Kerugian ini terjadi akibat adanya kemacetan, biaya angkut, bahan bakar, dan biaya tunggu kapal. "Itu baru untuk ukuran Jabodetabek saja," kata Akbar ketika dihubungi VIVAnews.
Kerugian ini, dia melanjutkan, bisa meningkat untuk pengiriman logistik melalui kapal. Potensi rugi bisa mencapai Rp70 miliar.
"Yang paling terasa itu pengiriman antar pulau. Kapal-kapal tidak bisa berlayar karena alasan keamanan. Itu berdampak yang luar biasa. Biaya tunggu kapal rakyat bisa Rp5-10 juta per hari dan Rp20 juta untuk kapal kontainer," kata dia.
Ketua Komite Tetap Regulasi Logistik Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Akbar Johan, mengatakan, potensi kerugian akibat banjir di area Jabodetabek, bisa mencapai Rp20 miliar hingga Rp40 miliar per hari.
Kerugian ini terjadi akibat adanya kemacetan, biaya angkut, bahan bakar, dan biaya tunggu kapal. "Itu baru untuk ukuran Jabodetabek saja," kata Akbar ketika dihubungi VIVAnews.
Kerugian ini, dia melanjutkan, bisa meningkat untuk pengiriman logistik melalui kapal. Potensi rugi bisa mencapai Rp70 miliar.
"Yang paling terasa itu pengiriman antar pulau. Kapal-kapal tidak bisa berlayar karena alasan keamanan. Itu berdampak yang luar biasa. Biaya tunggu kapal rakyat bisa Rp5-10 juta per hari dan Rp20 juta untuk kapal kontainer," kata dia.
Omzet anjlok
Dampak banjir pun bisa mengurangi omzet yang diraup oleh perusahaan jasa logistik. Omzetnya turun puluhan persen. Dampak ini terasa sekitar dua pekan lalu.
"Omzet perusahaan logistik bisa turun 30-40 persen. Padahal, market size-nya logistik itu Rp1.400 triliun," kata pemilik perusahaan jasa relokasi "Raja Pindah", Akbar Johan.
Dampak banjir pun bisa mengurangi omzet yang diraup oleh perusahaan jasa logistik. Omzetnya turun puluhan persen. Dampak ini terasa sekitar dua pekan lalu.
"Omzet perusahaan logistik bisa turun 30-40 persen. Padahal, market size-nya logistik itu Rp1.400 triliun," kata pemilik perusahaan jasa relokasi "Raja Pindah", Akbar Johan.
Sarman Simanjorang, Wakil
Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, mengatakan, banjir besar yang melanda
kota Jakarta, bukan lagi lima tahunan. Namun, sudah menjadi tahunan yang
selalu mengancam aktivitas ekonomi dan masyarakat.
Dia memaparkan, beberapa pusat bisnis di Jakarta hampir berhenti total akibat akses jalan tergenang. Pusat bisnis yang tidak bisa dijangkau oleh pengunjung atau konsumen itu seperti Kawasan Mangga Dua, Kepala Gading, dan Jatinegara.
Di kawasan Mangga Dua, ujar Sarman, setidaknya terdapat enam pusat perdagangan, yakni Pasar Pagi, ITC, WTC, Mangga Dua Square, Mall Mangga Dua serta Harco Mangga Dua dengan perkiraan jumlah pedagang mencapai 20.000 toko. Dengan omzet rata-rata Rp5 juta per kios, taksiran kerugian mencapai Rp50 miliar per hari.
Untuk kawasan Kelapa Gading, kerugian pengusaha diperkirakan mencapai Rp40 miliar setiap hari akibat ratusan toko, perkantoran, dan mal tutup. Bahkan, beberapa kantor cabang bank mengalihkan pelayanan nasabah ke kantor bank terdekat akibat tidak bisa beroperasi.
Dia memaparkan, beberapa pusat bisnis di Jakarta hampir berhenti total akibat akses jalan tergenang. Pusat bisnis yang tidak bisa dijangkau oleh pengunjung atau konsumen itu seperti Kawasan Mangga Dua, Kepala Gading, dan Jatinegara.
Di kawasan Mangga Dua, ujar Sarman, setidaknya terdapat enam pusat perdagangan, yakni Pasar Pagi, ITC, WTC, Mangga Dua Square, Mall Mangga Dua serta Harco Mangga Dua dengan perkiraan jumlah pedagang mencapai 20.000 toko. Dengan omzet rata-rata Rp5 juta per kios, taksiran kerugian mencapai Rp50 miliar per hari.
Untuk kawasan Kelapa Gading, kerugian pengusaha diperkirakan mencapai Rp40 miliar setiap hari akibat ratusan toko, perkantoran, dan mal tutup. Bahkan, beberapa kantor cabang bank mengalihkan pelayanan nasabah ke kantor bank terdekat akibat tidak bisa beroperasi.
Selanjutnya, di kawasan
Tanah Abang, omzet pedagang diperkirakan turun hingga 60 persen, akibat
pembeli terkendala akses. Omzet bisnis di Tanah Abang diperkirakan
mencapai Rp200 miliar per hari dengan situasi normal.
Sementara itu, di kawasan Jatinegara Barat, hampir semua toko tutup. Aktivitas perdagangan pun nyaris lumpuh.
Namun, Kawasan Industri
Pulogadung yang sempat terkena banjir di beberapa titik dengan
ketinggian mencapai 50 sentimeter, belum sampai mengganggu aktivitas
sekitar 300 pabrik.
Kondisi normal juga terjadi di Kawasan Berikat Nusantara. Hingga saat ini, proses produksi industri padat karya, khususnya garmen dan tekstil masih berjalan.
"Diharapkan, kedua kawasan industri ini bisa terhindar dari banjir. Karena, akan sangat mengganggu proses produksi dan pengusaha akan mengalami kerugian yang sangat besar seperti yang dialami tahun lalu," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan di Pelabuhan Tanjung Priok, akibat dampak banjir, arus lalu lintas mengalami kemacetan panjang dengan waktu tempuh begitu lama menuju pelabuhan.
Keadaan tersebut, dia menambahkan, mengakibatkan kerugian dari sisi transportasi mencapai Rp9 miliar. Belum termasuk kerugian akibat keterlambatan keluar dan masuknya barang ekspor impor dari pelabuhan Tanjung Priok.
Kondisi normal juga terjadi di Kawasan Berikat Nusantara. Hingga saat ini, proses produksi industri padat karya, khususnya garmen dan tekstil masih berjalan.
"Diharapkan, kedua kawasan industri ini bisa terhindar dari banjir. Karena, akan sangat mengganggu proses produksi dan pengusaha akan mengalami kerugian yang sangat besar seperti yang dialami tahun lalu," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan di Pelabuhan Tanjung Priok, akibat dampak banjir, arus lalu lintas mengalami kemacetan panjang dengan waktu tempuh begitu lama menuju pelabuhan.
Keadaan tersebut, dia menambahkan, mengakibatkan kerugian dari sisi transportasi mencapai Rp9 miliar. Belum termasuk kerugian akibat keterlambatan keluar dan masuknya barang ekspor impor dari pelabuhan Tanjung Priok.
Bisnis hotel terpuruk
Tak hanya di Jabodetabek, musibah banjir juga berdampak tidak langsung pada daerah lain, seperti Yogyakarta. Menurut Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY, Deddy Pranowo Eryono, dampak yang sangat dirasakan akibat banjir di daerah lain bagi Yogya adalah menurunnya kunjungan wisatawan ke kota Gudeg ini.
Ia mengatakan, banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Yogyakarta dan telah melakukan reservasi hotel, khususnya untuk libur tahun baru China atau Imlek, memilih membatalkan niatnya.
"Wisatawan yang sudah reservasi di sejumlah hotel di Yogyakarta membatalkan, karena bencana banjir yang melanda daerahnya seperti wisatawan dari DKI dan Jawa Barat," ujarnya.
Menurut Deddy, jumlah penurunan wisatawan lokal yang berkunjung ke Yogyakarta diperkirakan mencapai 5-10 persen dari target sebelumnya.
"Wisatawan lokal yang
masih berkunjung ke Yogyakarta itu berasal dari Jawa Timur atau luar
Jawa yang daerahnya tidak dilanda bencana banjir," ujarnya
Tak hanya di Jabodetabek, musibah banjir juga berdampak tidak langsung pada daerah lain, seperti Yogyakarta. Menurut Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY, Deddy Pranowo Eryono, dampak yang sangat dirasakan akibat banjir di daerah lain bagi Yogya adalah menurunnya kunjungan wisatawan ke kota Gudeg ini.
Ia mengatakan, banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Yogyakarta dan telah melakukan reservasi hotel, khususnya untuk libur tahun baru China atau Imlek, memilih membatalkan niatnya.
"Wisatawan yang sudah reservasi di sejumlah hotel di Yogyakarta membatalkan, karena bencana banjir yang melanda daerahnya seperti wisatawan dari DKI dan Jawa Barat," ujarnya.
Menurut Deddy, jumlah penurunan wisatawan lokal yang berkunjung ke Yogyakarta diperkirakan mencapai 5-10 persen dari target sebelumnya.