Friday 8 March 2013

AKAR MASALAH PERANG ANTARA MALAYSIA DAN KESULTANAN SULU


Raungan pesawat tempur terdengar di langit Sabah, Malaysia, Selasa 5 Maret 2013. Terdengar suara mendesing sebelum gelegar bom menggetarkan tanah di Desa Tanjung Labian, Lahad Datu, Sabah. Kengerian mulai menyergap warga setempat.  Di kejauhan, ada suara truk militer menderum melintasi Tanjung Labian menuju Tanduo.
Sekitar setengah jam, Desa Tanduo, 7 kilometer dari Tanjung Labian, diharubiru ledakan bom. Lalu senyap sebentar, sebelum “rat-tat-tat -tat” suara rentetan senapan riuh bersahutan. Rupanya, ratusan serdadu Malaysia menyisir Tanduo yang membentang di pesisir timur Sabah itu. Mereka mencari para militan dari Kesultanan Sulu, Filipina, yang sudah dua pekan menguasai kampung itu.
"Setelah serangan pertama, saya menegaskan para penyusup itu harus menyerah dan jika mereka menolak, maka aparat akan bertindak tegas," kata Perdana Menteri Malaysia M Najib Razak menjelaskan “serangan fajar” itu. “Pemerintah harus mengambil tindakan menegakkan marwah dan kedaulatan.”
Diduga ada 180 orang Sulu di Tanduo.  Di bawah pimpinan Putra Mahkota Sulu Raja Muda Agbimuddin Kiram, mereka menduduki sejumlah kawasan di Lahad Datu, Sabah. Mereka menyatakan Sabah milik Kerajaan Sulu, dan meminta Malaysia menambah bayaran atas “rental” Sabah.
"Ini adalah waktunya,” kata Kiram. “Kami akan tetap bertempur demi hak-hak kami. Mereka tidak bisa menakut-nakuti kami karena kami bertarung demi hak Bangsa Sulu, dan Bangsa Filipina secara umum. Itu jika pemerintah Filipina masih menganggap kami orang Filipina," kata Kiram kepada radio dzMM.

Dan jawaban Kuala Lumpur adalah aksi polisionil yang dilancarkan Selasa pagi itu. Bagi Malaysia, Sabah adalah wilayah kedaulatannya. Rabu, keesokan harinya, puluhan mayat ditemukan bergelimpangan. Malaysia mengklaim, 31 militan Sulu dan 8 polisi Malaysia tewas dalam serangan belasan jam itu.
Kekuatan Sulu habis?  Tidak juga. Kepala Kepolisian Malaysia Ismail Omar menyatakan, sampai Kamis 7 Maret, polisi masih memburu para militan Sulu. “Kami menyudutkan mereka di dua kampung,” katanya.
 “Sewa” atau “Penyerahan”?
Sekitar tahun 1390, seorang perantau Minangkabau bernama Raja Baginda mendarat di Buansa, yang kini terletak di dekat Jolo, Ibukota Provinsi Sulu. Menurut MC Halili, dalam buku “Philippine History” edisi 2004, orang-orang Raja Baginda mudah menaklukkan suku setempat karena memiliki senjata api, sesuatu yang baru di negeri itu. Raja Baginda lalu giat mengislamkan penduduk, dan menjadi penguasade facto wilayah itu.
Pada 1450, Syarif Al Hasyim atau lebih dikenal sebagai Sayid Abu Bakar, seorang ulama Arab, tiba pula di Buansa setelah bertolak dari Johor, semenanjung Malaysia. Sayid Abu Bakar  lalu menikahi Paramisuli, putri Raja Baginda. Setelah ayah mertuanya meninggal, Sayid Abu Bakar lalu meresmikan pemerintahan Kesultanan yang meniru model kekhalifahan di Arab.
Keturunan Sayid Abu Bakar inilah yang menjadi sultan-sultan Sulu sampai hari ini.
Abu Bakar juga membentuk tentara yang terdiri dari warga Sulu asli yakni Tausug. Dengan gelar “Paduka Mahasari Maulana al-Sultan Sharif-ul-H?shim”, dia merapatkan kekuasaan Kesultanan Sulu, meliputi wilayah maritim. Sulu pun berkembang menjadi kekuatan maritim terbesar di kawasan.
Kolumnis Rita Linda V. Jimeno, seperti dimuat oleh Manila Standard Today, Senin 18 Februari 2013, menuliskan antara 1473 hingga 1658, Sabah yang dahulunya dikenal sebagai Borneo Utara adalah wilayah Kesultanan Brunei. Namun pada 1658, Sultan Brunei memberikan wilayah ini kepada Sultan Sulu sebagai balas jasa bagi Sultan Sulu yang membantu meredam perang sipil di Kesultanan Brunei.

Pada 1761, Alexander Dalrymple, seorang pejabat Bristish East India Company, melakukan perjanjian dengan Sultan Sulu menyewa Sabah sebagai pos perdagangan Inggris. Kesepakatan sewa-menyewa itu termasuk penyediaan tentara oleh Kesultanan Sulu untuk mengusir Spanyol. Sementara pantai barat Borneo Utara (Serawak sekarang) diserahkan oleh Sultan Brunei ke Inggris beberapa tahun kemudian.
Tahun 1878, petualang Austria bernama Baron de Overbeck yang melihat Kesultanan Sulu sedang kepayahan menghadapi kekuatan kolonial Spanyol membujuk Sultan Sulu menyewakan Borneo Utara yakni Sabah dengan bayaran (yang diistilahkan Sultan Sulu sebagai “Padjack”) per tahun sebesar 5.000 dolar Malaya, atau sekitar 1.600 dolar Amerika Serikat saat itu. Dan Sultan Sulu yang sedang butuh dana untuk berperang pun mengiyakan.
Namun, alih-alih memakai sendiri izin “sewa” lahan, Overbeck menjual kembali “hak” itu kepada seorang pedagang Inggris, Alfred Dent. Dent kemudian mengelola Sabah di bawah bendera British North Borneo Company.
Kerajaan Inggris lalu memberi status Piagam Kerajaan untuk Sabah. Tapi belakangan Spanyol yang menjajah Sulu, dan Belanda yang sedang menjajah sebagian besar Kalimantan memprotes. Bekalangan, kata Senator Filipina Jovito R. Salonga dalam pidatonya di Senat Filipina pada 30 Maret 1963, Inggris mengklarifikasinya dengan menyatakan “Kedaulatan tetap pada Sultan Sulu” dan perusahaan Dent itu hanya otoritas pengelola.
Namun pada 1885, Inggris, Spanyol, dan Jerman, menandatangani Protokol Madrid yang mengakui kedaulatan Spanyol di Kepulauan Sulu. Pengakuan ini ditukar dengan pelepasan Spanyol atas segala klaimnya di Borneo Utara atau Sabah untuk mendukung Inggris. Pada 1888, Sabah resmi menjadi protektorat Inggris--yang kemudian menduduki Malaysia sebagai jajahan.
10 Juli 1946, enam hari setelah kemerdekaan Filipina, British North Borneo Company mengalihkan semua hak dan kewajibannya pada Kerajaan Inggris. Di masa Presiden Filipina Diosdado Macapagal, tahun 1962, sebelum Malaysia terbentuk, Filipina pun mengajukan klaim atas Sabah.
 “Pendirian kita, Overbeck dan Dent, bukan entitas kedaulatan atau mewakili kedaulatan tertentu, tidak bisa dan tidak menguasai atau berdaulat atas Borneo Utara,” kata Salonga dalam pidato bersejarahnya yang dilansir ulang oleh Inquirer Global Nation pada 4 Maret 2013.
Sebenarnya Inggris pun berniat mengembalikan Sabah ke Kesultanan Sulu. Untuk proses itu, dilakukanlah pemungutan suara, menentukan apakah rakyat Sabah memilih bergabung dengan Federasi Malaysia, atau kembali ke Kesultanan Sulu. Hasilnya, rakyat Sabah lebih memilih Malaysia daripada Sulu. 16 September 1963, Sabah bersatu dengan Malaysia, Sarawak, dan Singapura, membentuk  Federasi Malaysia merdeka.
Malaysia merdeka, sewa Sabah dialihkan dari pemerintah Inggris ke Malaysia. Tahun 1962, Kesultanan Sulu memberikan mandat pada Presiden Filipina Diosdado Macapagal untuk melakukan negosiasi terkait wilayah Sabah yang mereka miliki. Sejak saat itu disepakati, Kuala Lumpur harus membayar sewa tahunan sebesar 5.300 ringgit atau setara 69.700 peso kepada pewaris tahta Kesultanan Sulu.
Juru bicara Kesultanan Sulu, Abraham Idjiran, menyatakan, sampai tahun 2002, Malaysia membayar 73,040.77 peso (Rp17,4 juta) kepada Sultan Sulu Jamalul Kiram III.
"Ini adalah cek yang dibayarkan oleh Kedutaan Besar Malaysia di Filipina. Nilainya setara 69.700 peso, untuk wilayah seluas 77.699 kilometer persegi," kata Idjirani seperti dikutip ABC CBN News, Kamis 21 Februari 2013. “Ini menunjukkan bahwa secara historis dan hukum kami memiliki wilayah itu," ujar Idjirani. 
Namun, jika Sulu menganggap itu uang pajak, Malaysia menganggap itu pembayaran atas penyerahan kedaulatan. Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Seri Anifah Aman menolak klaim pembayaran uang setiap tahun kepada pewaris Sultan Sulu sebagai uang sewa wilayah Sabah. Uang itu dibayarkan untuk penyerahan Sabah.

Menurut Anifah, perjanjian antara Alfred Dent dan Baron von Overbeckn dari the British North Borneo Company dengan Sultan Sulu yang dibuat pada 1878 menyatakan Sultan Sulu menyerahkan wilayah Kalimantan Utara secara permanen.

Dia menambahkan, Sabah telah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai bagian dari Malaysia. Kata Anifah, dia dan Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario bingung mengapa Kesultanan Sulu mengklaim Sabah saat kedua negara tengah menghadapi pemilihan umum.

Upaya damai
Setelah digempur habis-habisan dengan pesawat udara, Kesultanan Sulu mengumumkan gencatan senjata sepihak terhadap tentara keamanan Malaysia. Sultan Jamalul Kiram III meminta para pengikutnya yang masih bertahan di Sabah untuk tidak lagi menyerang tentara keamanan Malaysia.
Namun, niat baik Kesultanan Sulu itu ditolak mentah-mentah oleh pihak keamanan Malaysia. Pernyataan itu terungkap dalam akun Twitter milik Menteri Pertahanan Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, sebagaimana dikutip oleh laman GMA Network.
Ahmad menegaskan Malaysia tidak akan melakukan gencatan senjata kecuali pihak tentara Kesultanan Sulu menyerah tanpa syarat kepada Malaysia. "Demi kepentingan seluruh warga Sabah dan rakyat Malaysia, habisi dulu seluruh tentara militan," kata Hamidi.
Sejak Kamis itu pula, Pemerintah Malaysia menyatakan kawasan di sekitar operasi militer itu sebagai Kawasan Keamanan Khusus. Lima batalyon polisi dan tentara ditempatkan di sana.
Presiden Benigno Aquino juga meminta para militan Sulu di Sabah untuk menyerah. “Langkah kalian salah. Yang tepat dan memang, paling benar kalian lakukan adalah menyerah,” kata Aquino dilansirPhilippines Star.

Pembunuhan Sadis Meningkat, Jakarta Makin Tak Nyaman

Benget Situmorang, tersangka mutilasi Tol Cikampek
Kejahatan di Jakarta kian sadis. Aksi perampokan, pelecehan, pemerkosaan, pembunuhan dan mutilasi menjadi sajian sehari-hari. Kejadian ini membuat warga semakin resah.

Kamis malam, 7 Maret 2013, sesosok tubuh pria ditemukan dalam keadaan gosong di tepi Tol Tomang-Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kondisi mayat mengenaskan. Sekujur tubuh dan wajahnya hangus dan terkelupas karena terbakar.

Lelaki bertato wanita bugil di lengan kiri itu diperkirakan berusia 30-40 tahun. Tinggi bada sekitar 165 cm. Meski belum dipastikan korban pembunuhan, hasil identifikasi awal ditemukan luka lebam di paha korban.

"Saat ini masih proses penyelidikan. Kami akan cari identitas korban terlebih dahulu. Bagi masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya, agar mendatangi kantor polisi," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Hengki Haryadi, Jumat, 8 Maret 2013.

Dua botol air mineral berisi bensin ditemukan di samping mayat korban. Penyisiran di lokasi kejadian sudah dilakukan. Sebanyak 15 saksi dimintai keterangan.
Meski ada dugaan pria itu melakukan aksi bakar diri, namun dari hasil identifikasi, diperkirakan bahwa pria itu justru dibakar terlebih dahulu sebelum diletakkan ke tepi jalan. Tidak ada bekas bakaran pada rumput di lokasi menguatkan dugaan ini.

"Diduga dibakar terlebih dulu. Kondisi mayat sudah parah hangusnya, tapi rumput di sekitar lokasi tidak ada yang ikut terbakar," kata Kapolsek Kembangan, Komisaris Herru Agus.

Polisi menduga pelaku telah mempersiapkan lokasi pembuangan. Masih dibutuhkan waktu untuk mengungkap kejadian ini. Saat ini polisi fokus untuk mengungkap identitas korban. Saat ini mayat korban sudah berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk proses outopsi.

Tiga hari sebelumnya, tepatnya pada Selasa, 5 Maret 2013, kasus pembunuhan sadis terjadi di Jakarta Timur. Darna Sri Astuti dibunuh suaminya sendiri Benget Situmorang alias Impus, dengan cara dimutilasi menjadi enam potongan. Pembunuhan terjadi di rumah mereka di  Jalan Bungur Raya RT 11 RW 06, Nomor 11, Kampung Rambutan. Aksi ini dibantu Tini, pembantunya.

Motif pembunuhan ini terjadi lantaran sang suami cemburu dengan korban, yang diduga selingkuh dengan pria lain. Awalnya, korban dianiaya dengan cara dipukul pada Minggu, 3 Maret 2013. Karena tak bernafas, tersangka kebingungan dan muncul ide untuk membuang jasadnya dengan dimutilasi terlebih dahulu.

Sebelum dibuang dijalan Tol Cikampek, potongan tubuh Dana Sri Astuti sempat diendapkan selama dua hari. Agar aroma busuknya tak tercium, pelaku membungkus rapat potongan tubuh sang istri dengan menggunakan kantung plastik yang diikat rapat.

Tanpa rasa kasihan, Benget memutilasi istrinya dengan parang, dua pisau dapur, martil, dan besi warna hitam. Kemudian, tersangka dengan sengaja menyewa angkot 03 jurusan Cililitan-Kampung Rambutan dengan plat nomor polisi B 2312 PG untuk membuang bagian-bagian tubuh korban di jalan Tol Cikampek.

Tujuannya untuk menghilangkan jejak. Potongan kaki kanan dibuang di KM 00.200, potongan tangan kanan dilempar di KM 01.200, kemudian potongan tangan kiri dengan dada/payudara dibuang di KM 02.200, dan kaki kiri korban dibuang di KM 03.300.

Sementara itu, isi jeroan/usus dibuang di KM 02.600. Isi perut korban ini dibungkus kantong plastik hitam dan diikat tali plastik warna biru. Kemudian potongan kepala Darna, yang juga dibungkus dalam kantong plastik hitam dan diikat dengan tali biru dibuang di KM 03.800.

Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni mengatakan, sebelum meninggal, Darna Sri Astuti sempat disiksa dengan brutal oleh Benget Situmorang. Parahnya lagi, alat kelamin Darna sempat disiksa hingga perempuan 33 tahun itu mengalami pendarahan yang berujung pada kematian.

Dua minggu sebelum tewas, Darna dianiaya pelaku. Kepalanya dipukul hingga sekarat. Beberapa hari kemudian, korban sempat membaik. Tapi, Benget kembali beringas dan memasukkan ruas tangannya ke dalam kemaluan korban.

"Ini sadis, kemudian terjadilah pendarahan yang kedua kali," ungkapnya.

Saat Darna tidak bernyawa, baru terjadi aksi mutilasi. Pada saat tersangka melakukan aksi sadis, pembantu bernama Tini tidak ikut. Tini yang diduga selingkuhan tersangka hanya ikut pada saat membantu membuang potongan tubuh korban yang dimasukan ke dalam kantong plastik besar. Lihat video pengakuan tersangka di sini.

"Bagian organ dalam korban seperti jantung, limpa dan lain sebagainya itu menurut pengakuan tersangka dibuang di Sungai Ciliwung," kata Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Mulyadi Kaharani di Polres Jakarta Timur, Jumat 8 Maret 2013.
Rabu, 6 Maret 2013, seorang wanita bernama Salma alias Samah, ditemukan warga di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT) Cilincing, Jakarta Utara. Jasadnya yang tanpa busana dibungkus dalam karung dan sudah membusuk. Tidak lebih dari 24 jam, pelaku pembunuhan Samah ditangkap. Dia adalah pacarnya sendiri. Motif pembunuh itu adalah cemburu.


Polisi dalami motif cinta segitiga
Dihadapan penyidik Polres Jakarta Timur, Benget Situmorang mengaku membunuh karena cemburu. Istrinya selingkuh dengan pria lain. Namun tuduhan itu tidak terbukti. Polisi tidak menemukan fakta adanya perselingkuhan yang dilakukan Darna Sri Astuti dengan pria lain.

Dari penelusuran yang dilakukan VIVAnews, para tetangga penjual
soto Lamongan itu justru beranggapan, Benget yang selama ini telah selingkuh. Lelaki itu juga dikenal sebagai orang yang doyan mabuk-mabukan. Tak hanya menjual soto ayam, Benget juga menjual tuak, minuman beralkohol khas Tapanuli Utara.

Menurut warga, Benget berselingkuh dengan penjual jamu di Terminal Kampung Rambutan yang bernama Tini, yang kemudian dijadikan pembantunya. Tini yang menurut polisi membantu Benget membuang potongan-potongan jenazah Darna di jalan tol.

Tini baru dua bulan terakhir ini diajak Benget tinggal di rumahnya. Setelah Tini tinggal dengan Benget, Tini ikut berjualan jamu di warung soto milik Benget. Darna Sri Astuti dan Benget Situmorang diketahui sudah menikah selama 10 tahun, namun hingga saat ini mereka belum mempunyai keturunan. Banget inginkan wanita langsing.

"Jadi menurut kami berita-berita di media itu terbalik. Bukan istrinya yang selingkuh, tapi suaminya yang selingkuh dengan tukang jamu. Setahu kami, istrinya orang baik," kata tetangga korban, Karti.

Berkaitan dengan kejadian ini, dalam waktu dekat Polrles Jakarta Timur akan melakukan tes kejiawaan terhadap Benget. Benget dikenakan Pasal 340 KUHP Jo 338 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara 20 tahun. Adapun Tini, dikenakan Pasal 55 KUHP Jo 56 KUHP Jo 340 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Kasus kriminal di Jakarta Timur marak
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) telah menerima 82 laporan kasus kejahatan seksual terhadap anak di Jakarta. Dari seluruh laporan, kasus terbanyak terjadi di Jakarta Timur.

Menurut Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, Jakarta Timur urutan pertama dalam kejadian pelangaran kekerasan terhadap anak. Pada tahun 2012, dari 663 kasus kekerasan seksual terhadap anak, sebanyak 190 kasus terjadi di Jakarta timur.

Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Jakarta Timur sebelumnya dialami bocah bernisial F, di Ciracas, Jakarta Timur. Pelakunya adalah anggota Brimob bernisial  Bripka E dan pekerja bangunan berinisial SA. Keduanya ditangkap karena terbukti melakukan tindakan kekerasan seksual terhadap F.

Tahun 2013 ini, kasus kekerasan seksual yang berujung kematian terjadi terhadap bocah wanita berusia 11  tahun berinisial RI. Pelakunya tak lain adalah ayahnya sendiri.

Bocah kelas 5 SD itu meninggal dunia setelah sembilan hari menjalani perawatan di Rumah Sakit Persahabatan. RI terjangkit virus yang menjalar hingga bagian otaknya. Ia ditulari oleh ayahnya. Dari hasil outopsi, ada infeksi pada alat vital RI.

Pada Senin, 25 Febuari 2013, aksi perampokan kendaraan roda dua dengan menggunakan senjata api terjadi di Ciracas, Jakarta Timur. Norma Hutagalung dan Jamhari, tetangga korban meninggal dunia karena ditembak pelaku. Sementara empat orang lainnya luka karena terkena tembakan dan tebasan senjata tajam milik pelaku.

Tak butuh waktu lama, polisi menangkap tiga orang yang diduga terlibat perampokan. Satu orang terpaksa ditembak mati karena berusaha melarikan diri.

Kasus mutilasi
Serentetan pembunuhan sadis dengan cara memutilasi korbannya, juga banyak terjadi pada 2008. Kasus paling menggemparkan adalah mutilasi yang dilakukan Sri Rumiyati alias Yati terhadap Hendera alis Burung, suaminya sendiri.

Pelaku yang disebut-sebut sudah 18 kali menikah itu memutilasi
suaminya menjadi 13 bagian yang dimasukan ke dalam plastik warna merah.
Potongan tubuh korbannya dibuang di bus Mayasari Bhakti P64 rute Kalideres-Pulogadung dan tiga bus antar kota. Sementara satu plastik berisi potongan kepala ditinggalkan di dalam taksi.

Yati memutilasi suaminya karena cemburu dan sakit hati karena korban sering memperlakukannya secara kasar, baik fisik maupun batin. Sebulan kemudian, dia ditangkap polisi di daerah asalnya, Temanggung, Jawa Tengah.

Kasus lain adalah mutilasi terhadap Heri Santoso dengan pelaku Fery Idham Heniyansah atau Ryan, warga Dusun Maijo, Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang, Jombang.

Heri Santoso dipotong tujuh bagian dan dibuang di daerah Ragunan pada 12 Juli 2008. Lokasi pembunuh adalah Apartemen Margonda Residence Depok. Kasus ini terungkap pada 15 Juli 2008.

Setelah ditelusuri, jumlah korban yang dibunuh Ryan mencapai 11 orang. Kebanyakan korban Ryan dibenamkan atau dikubur ke dalam septictank. Bahkan ada korban yang dikuburkan masih dalam keadaan hidup. Dengan kekejamannya Ryan kemudian dijuluki "si jagal dari Jombang".

Kasus lain yang tidak kalah menggemparkan adalah pembunuhan mutilasi terhadap 14 bocah yang dilakukan Baekuni alias Babe yang terjadi pada 2010 silam.

Aksi kejam Babe terungkap dari penemuam mayat Ardiansyah, bocah 9 tahun, yang menjadi anak asuhnya sendiri. Tubuh Ardiansyah dipotong menjadi 4 bagian dan dibuang di Terminal Pulogadung dan Banjir Kanal Timur (BKT).
Dari pengunkapan kasus Ardiansyah, Babe ternyata juga membunuh bocah-bocah yang menjadi anak asuhnya. Dari kejadian ini, Babe tidak hanya diketahui sebagai homoseksual dan paedofil, tetapi juga necrofil (menyetubuhi mayat).

Mengapa Harga Properti RI Terus Meroket

Harga properti di Jakarta dan Bali meroket tertinggi di dunia sepanjang 2012.
Krisis ekonomi yang menimpa Eropa berimbas positif ke kawasan Asia Pasifik. Tidak hanya mendorong investasi masuk, namun juga meningkatkan harga properti di Asia Pasifik.

Konsultan properti mewah asal London, Knight Frank, dalam "The Wealth Report 2013" yang dikutip VIVAnews, Jumat 8 Maret 2013 menunjukkan dua kota di Indonesia, Jakarta dan Bali, tercatat mengalami kenaikan harga properti paling tinggi sepanjang 2012.

Harga properti di Jakarta melonjak 38 persen dan harga properti di Bali naik 21 persen sepanjang 2012. Lonjakan harga properti di dua kota Indonesia itu mengalahkan berbagai kota-kota elite lainnya seperti Dubai yang melonjak 20 persen, Miami meningkat 19,5 persen, dan Sao Paulo yang naik 14 persen.

Namun, harga rata-rata properti di Jakarta dan Bali masih kalah dibandingkan kota-kota tetangga. Seperti harga rata-rata properti di Singapura mencapai US$25.200-27.800 per meter persegi.

"Sedangkan harga rata-rata properti di Jakarta dan Bali masih kalah jauh dibandingkan Singapura dan Kuala Lumpur," kata Senior Manager Research Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji, saat dihubungi VIVAnews.

Hasan menjelaskan penyebab pertama adalah terbatasnya suplai tanah di Jakarta dan Bali, sedangkan permintaan untuk bangunan properti baru sangat tinggi. Ia menjelaskan tanah di Jakarta sudah sangat terbatas, khususnya daerah elit.

Sedangkan permintaan akan rumah baru di daerah-daerah elit seperti  Kelapa Gading, Pondok Indah, Menteng, kawasan jalan Brawijaya, dan jalan Sriwijaya sangat tinggi. Sedangkan meroketnya harga properti di Bali didorong oleh tingginya harga properti jenis villa, yang disediakan khusus untuk turis.

"Kita lihat tanah masih ada yang kosong namun terbatas karena tidak bisa dikembangkan dan tidak digunakan. Ini membuat harga tanah menjadi mahal di tengah permintaan tinggi," katanya.

Pertumbuhan kawasan elit, katanya, tidak seimbang dengan tumbuhnya kelas menengah Indonesia yang subur. Jumlah orang kaya Indonesia diperkirakan berlipat pada 2020 mendatang. "Daerah elit sudah padat, tidak bisa dikembangkan lagi," katanya.
Mendorong gelembung?
Tingginya lonjakan harga properti di Indonesia tentu mengkhawatirkan sejumlah pihak akan terjadinya gelembung (bubble) properti di Indonesia. Dikhawatirkan, jika gelembung properti tersebut pecah dapat memunculkan krisis ekonomi seperti 1997 silam akibat kredit macet.

Kajian Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia terakhir, yang dikutipVIVAnews, menjelaskan bubble property atau penggelembungan properti adalah keadaan di mana terjadi kenaikan harga properti secara tidak wajar. Kewajaran dari peningkatan harga berlaku secara bertahap seiring dengan meningkatnya tingkat inflasi atau pendapatan.

Jika cepatnya pergerakan harga terus dibiarkan, akan terjadi pecahnya kondisi "Bubble Property" yang menjadikan harga-harga properti jatuh diikuti dengan ambruknya ekonomi secara menyeluruh sehingga akan menimbulkan masalah nasional berupa resesi ekonomi.

Salah satu pemicu bubble adalah derasnya aliran modal masuk dari luar negeri, yang akan menjadikan Indonesia kelimpahan akan dana. Kelimpahan modal ini yang merupakan suatu peluang bagi para pelaku investasi, sedangkan investasi yang paling cepat daya serapnya adalah industri properti baik residensial maupun komersial.

Kemungkinan terjadinya bubble property di Indonesia perlu menjadi perhatian bagi seluruh pihak terkait, guna menghindari terjadinya over supply dan penyaluran kredit yang terlalu massif pada industri properti yang dapat berakibat krisis yang terjadi di tahun 1997.

Hasil kajian Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan (DPNP) Bank Indonesia pada Triwulan I-2011 menunjukkan pemberian kredit properti oleh perbankan juga tergolong kecil yakni sekitar 14 persen dari total kredit perbankan.

Kondisi ini berbeda sebelum krisis ekonomi 1997/1998 yang porsi kredit propertinya mencapai 20 persen. Perbankan nasional saat ini cukup selektif dalam memberikan kredit properti untuk mengantisipasi kredit macet seperti yang terjadi pada 1997/1998.

"Secara umum belum dapat disimpulkan telah terjadi bubble pada harga properti di Indonesia," kesimpulan hasil kajian DPNP.

Selain itu, Bank Indonesia juga telah mengeluarkan kebijakan untuk mencegah terjadinyabubble harga properti. Bank Indonesia pada Maret 2012 lalu menetapkan loan to value (LTV) bank dalam memberikan kredit sebesar 70 persen bagi rumah tipe 70 ke atas.

Nasabah yang mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR) untuk rumah tipe 70 ke atas harus menyediakan uang muka (down payment) sebesar 30 persen. Menteri Keuangan, Agus Martowardojo waktu itu menjelaskan kenaikan uang muka ini untuk menyeleksi debitur yang sehat.

Senior Manager Research Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji juga berpandangan sama. Walaupun harga properti di Jakarta dan Bali meroket, ia memprediksi pasar properti di Indonesia belum mendekati bubble, karena pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2013 ini masih positif. Berbagai pengamat memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh di atas enam persen.

Hasan menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pesat ini memberikan multiplier effect, salah satunya adalah tumbuhnya kelas menengah di Indonesia. Hal ini menyebabkan semakin banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan hunian juga ikut meningkat.

"Harga properti di Indonesia tergantung ekonomi Indonesia. Ekonomi berkembang maka bisnis properti masih bagus," ujarnya.

Selain itu, walaupun harga properti di Indonesia meroket tinggi, namun harganya masih kalah jauh dibandingkan negara-negara tetangga seperti Kuala Lumpur dan Singapura.

Mengapa TNI dan Polri Baku Hantam di OKU

Polres OKU Sumsel dibakar anggota TNI
Konflik antara anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri kembali terjadi. Kamis pagi, 7 Maret 2013, puluhan anggota Batalyon Armed 15/ 105 TNI Tarik Martapura membakar Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.

Sekitar 90 anggota Batalyon Armed 15/ 105 TNI mendatangi Mapolres OKU pada pukul 07.30 WIB. Mereka menggunakan truk dan motor. Sebagian dari tentara itu membawa sangkur. Mereka datang untuk menanyakan perkembangan kasus penembakan anggota Batalyon 15/ 105, Pratu Heru Oktavinus oleh anggota Polisi Lalu Lintas Polres OKU Brigadir Wijaya.

Entah apa yang terjadi, pada pukul 09.30 WIB, para tentara itu naik pitam. Mereka merusak dan membakar Mapolres OKU. "Mungkin mereka tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Maka terjadi keributan yang berujung dengan pembakaran," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Laksamana Muda Iskandar Sitompul kepadaVIVAnews.

Akibatnya, sebagian kantor Polres OKU ludes dilalap si jago merah. Selain itu, 4 mobil dan 70 motor turut dirusak dan dibakar. Kekacauan ini juga menyebabkan 16 tahanan kabur, lainnya dievakuasi.

Tak hanya itu, aksi brutal ini juga menyebabkan tiga anggota Polres OKU terluka dan harus dirawat di ruhah sakit. Mereka adalah Briptu Berlin Mandala yang mengalami luka tusuk di dada dan tangan, Aiptu Marwani luka tusuk di paha, dan Bripka M yang mengalami luka bakar.

Usai melakukan pembakaran, puluhan anggota Batalyon 15/ 105 itu meninggalkan Mapolres OKU yang sebagian telah habis dilahap api. Namun, para tentara itu tidak berhenti melakukan perusakan. Di perjalanan, mereka juga menghancurkan dua pos lalu lintas dan pos sub sektor. Mereka bahkan menyerbu Mapolsek Martapura. Akibatnya, Kapolsek Martapura Kompol Ridwan terluka dan dalam kondisi kritis.

"Kapolsek dalam keadaan luka cukup parah dan diterbangkan ke Sumsel untuk dievakuasi, semoga bisa diselamatkan jiwanya," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jendral Suhardi Aliyus. Namun dia memastikan, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.

Pemicu

Kerusuhan ini adalah buntut tewasnya Pratu Heru Oktavinus. Anggota Batalyon 15/ 105 ini ditembak mati oleh anggota Polisi Lalu Lintas Polres OKU Brigadir Wijaya saat terlibat perkelahian di Desa Sukajadi, OKU, pada 27 Januari 2013.

Perkelahian malam itu bermula saat Brigadir Wijaya dan sejumlah polisi lalu lintas menggelar razia kendaraan bermotor. Setelah melakukan razia, Brigadir Wijaya duduk di Pos Polisi 902, Jalan Lintas Tengah Sumatra.

Lalu, melintaslah rombongan Pratu Heru Oktavianus yang berjumlah lima motor. Mereka baru pulang dari acara sunatan di Lorong Duku, Kelurahan Kemala Raja, Baturaja Timur, OKU, melintas di depan pos. Saat berada di lokasi razia, Pratu Heru yang tertinggal dari rombongannya dihentikan, namun berhasil meloloskan diri sambil menghina polisi.

Mendengar hinaan itu, Brigadir Wijaya menjadi naik pitam dan lantas mengejar Pratu Heru, dan berhasil menyusul prajurit TNI itu. Dia kemudian menendang motor Heru hingga terjatuh. Kemudian, terjadilah percekcokan yang berujung pada adu fisik. Namun kemudian, Brigadir Wijaya menembak Pratu Heru dua kali. Satu tembakan mengenai punggung, satu lagi menembus leher.

Heru kemudian dibawa ke Rumah Sakit Santo Antonius Baturaja. Namun beberapa saat kemudian dia tewas. Sejak itulah situasi di Baturaja, OKU, menjadi tegang. Mapolres OKU dijaga ketat untuk mengantisipasi kemungkinan serangan. Hingga akhirnya, polisi menetapkan Brigadir Wijaya ditetapkan sebagai tersangka tunggal kasus pembunuhan Pratu Heru.

Jangan meluas

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengaku terkejut dengan aksi penyerangan ini. "Saya dapat laporan saat memberi pengarahan di Makostrad. Saya terkejut dan tidak senang. Saya perintahkan Pangdam untuk investigasi. Siapa salah harus dihukum," katanya.

"Saya dapat laporan kalau anak-anak saya mendatangi, tapi tidak baku tembak. Terus terang mungkin ada rangkaian sebelumnya. Dulu ada anggota TNI  ditembak mati polisi. Terus polisi sudah mengikuti perkembangan, saya tidak mengerti karena sudah sekian lama baru terjadi," dia menambahkan.

Setelah insiden itu, Pramono segera melakukan komunikasi dengan aparat di OKU. Dia meminta semua anggota TNI di OKU menahan diri. Para prajurit itu dilarang meninggalkan barak. "Kami sudah mengadakan pembicaraan dan saya minta kepada Pangdam, kejadian ini tidak boleh berkembang. Titik," ujar Pramono.

Dia menambahkan, TNI juga langsung mengirim tim investigasi untuk mencari fakta terkait pembakaran Mapolres OKU ini. Tim investigasi ini dipimpin oleh Wakil Asisten Pengamanan KSAD Brigjen Irwansyah. Pramono berjanji akan menghukum anggotanya yang terlibat aksi pembakaran. "Saya tetap, prinsipnya siapa yang salah harus dihukum," katanya.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Timur Pradopo juga meminta para perusak dan pembakar Mapolres OKU ini dihukum. Sebab, mereka telah membakar kantor polisi yang merupakan simbol negara. "Saya minta panglima TNI melakukan pemeriksaan dan kalau melanggar hukum tentu harus diproses hukum, saya kira itu," kata Timur di kantor Wakil Presiden, Jakarta.

Polisi, kata dia, saat ini sedang melakukan investigasi terkait aksi pembakaran ini. Sehingga fakta yang benar terkait pembakaran dan penyerangan dapat diungkap. "Sekali lagi, semuanya sedang dalam proses," ujarnya.

Komisioner Kompolnas, Hamidah Abdurahman, mengatakan aksi brutal itu seharusnya bisa diredam dengan pendekatan persuasif melalui komandan masing-masing institusi. "Apabila koordinasi dua lembaga tersebut bagus, peristiwa penyerbuan tidak akan terjadi," kata Hamidah.

Kompolnas menilai  tindakan anggota TNI yang merusak markas dan menusuk anggota Polri dengan tombak sebagai perbuatan yang sangat brutal dan kejam. Kejadian ini, katanya, mencoreng citra TNI dan Polri di mata masyarakat.

Sementara itu Kadiv Humas Polri Irjen Suhardi mengatakan mengatakan, pimpinan Polri dan TNI telah memerintahkan anggotanya di OKU untuk menahan diri. Dia memastikan tindakan ini dilakukan tanpa sepengetahuan atasannya. "Ini saya katakan tidak sepengetahuan komandannya,  jadi tidak terencana. Pimpinan berusaha menghalau anak buahnya yang melakukan pengerusakan tapi tidak dihiraukan karena jumlah cukup besar," katanya.

10 Triliuner Teknologi Terkaya di Dunia

Bill Gates, pendiri Microsoft
Forbes kembali merilis daftar triliuner terkaya di dunia. Total keseluruhan kekayaan para triliuner itu diperkirakan mencapai US$5,4 triliun, setara Rp52.300 triliun. Super fantastis. Angka ini meningkat 15 persen dari tahun kemarin. Super fantastis.

Di bidang teknologi, pada tahun 2012, 15 orang terkaya mengumpulkan total kekayaan bersih mencapai US$272,6 miliar, setara Rp2.640 triliun.

Tahun ini, diperkirakan total kekayaan para triliuner teknologi tersebut meningkat delapan persen menjadi US$295,2 miliar, atau Rp2.859 triliun. Sebelas orang diestimasi meningkat kekayaannya dari tahun ke tahun, sementara empat orang lain menurun.

Di tahun 2013 ini, dari 1.426 triliuner yang terdaftar, 95 orang berasal dari perusahaan teknologi, 148 orang dari sektor perusahaan keuangan, dan 138 dari sektor perusahaan jasa.

Berikut daftar 10 besar triliuner yang berasal dari perusahaan teknologi:
1. Bill Gates
Bill Gates
Saat ini Bill Gates memiliki total kekayaan bersih berjumlah US$67 miliar, atau setara Rp649 triliun. Tahun ini, total kekayaannya meningkat US$6 miliar, setara Rp58,1 triliun. Kekayaannya ini didapat dari perusahaan Microsoft.

Selain itu, sebagian kekayaannya tersebar di ekuitas swasta, obligasi, saham di perusahaan Ecolab, saham di TV Televisa di Meksiko, dan saham di perusahaan minuman Femsa di Amerika Latin.

Bill Gates adalah salah satu miliuner yang paling dermawan. Ia telah menyumbangkan uangnya sebesar US$28 miliar, atau setara Rp271 triliun, untuk kegiatan Bill & Melinda Gates Foundation.

2. Larry Ellison
Larry Ellison
Total kekayaan bersih dari pemilik Oracle Corporation ini mencapai US$43 miliar, setara Rp416 triliun. Pada tahun lalu, Larry Ellison menjadi orang terkaya ketiga di Amerika Serikat. Namun, ia dikenal sebagai orang yang berfoya-foya membeli real estate.

Pada bulan Juni tahun lalu, ia membeli 98 persen pulau Lanai di Hawaii dari David Murdock. Diperkirakan pembelian pulau itu mencapai US$500 juta, atau Rp4,8 triliun, terdiri dari 226 km luas tanah, dua resort, dan beberapa perumahan.

Penyebab kekayaannya bertambah adalah karena saham Oracle Corporation selalu naik 20 persen dari tahun ke tahun.

3.Jeff Bezos
CEO Amazon Jeff Bezos memperkenalkan dua Kindle Fire HD
Pemilik Amazon.com ini memiliki total kekayaan bersih mencapai US$25,2 miliar, atau setara Rp247 triliun. Lonjakan kekayaan ini disebabkan karena harga saham perusahaannya meningkat 40 persen. Tahun ini, kekayaannya diperkirakan bertambah US$6,8 miliar, atau Rp65,8 triliun.

4. Larry Page
Saat ini total kekayaan bersih pendiri Google ini mencapai US$23 miliar. Bertambahnya kekayaan Larry Page disebabkan oleh pendapatan perusahaannya yang mencapai US$50 miliar, setara Rp484 triliun. Tahun ini kekayaannya diramalkan bertambah US$4 miliar, atau Rp38,7 triliun.

Kemungkinan kekayaan Larry Page akan terus meningkat, seiring naiknya popularitas mesin pencarian Google, yang semakin luas digunakan pada perangkat mobile.

5. Sergey Brin
Sergey Brin
Sebagai salah satu pendiri Google, yang memiliki jabatan Direktur Proyek Mountain View, Sergey Brin dilaporkan memiliki total kekayaan bersih mencapai US$22,8 miliar, atau setara Rp220 triliun.

Berbeda dengan Larry Page, sebagian besar tugas Sergey Brin adalah mengawasi perkembangan operasional Google. Ia pun kerapkali terjun langsung dalam pengembangan proyek Google, seperti Google Glass dan mobil-mobil robot yang dikontrol tanpa menyetir.
6. Michael Dell



Pemilik perusahaan Dell Inc ini memiliki total kekayaan bersih sebesar US$15,3 miliar, setara Rp148 triliun. Total kekayaan ini didapatnya dari saham perusahaan yang terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir di Wall Street.

7. Steve Ballmer

CEO Microsoft Steve Ballmer mempresentasikan Office 2013

Meskipun terus menuai kritik tajam terkait turunnya pamor Windows, kekayaan CEO Microsoft ini masih terbilang besar, yaitu berjumlah US$15,2 miliar, atau Rp147 triliun.

Penjualan PC yang terus merosot telah membuat saham perusahaan terus menurun. Sejak lima tahun terakhir, saham perusahaannya merosot 1,32 persen.

8. Paul Allen



Total kekayaan bersih pendiri Microsoft ini mencapai US$15 miliar, atau Rp145 triliun. Pendapatannya diperoleh dari bisnis di bidang real estate, teknologi, dan energi. Namun, kekayaannya terus menurun. Dia telah menjual real estate dan beberapa saham perusahaannya kepada Bill Gates.

9. Mark Zuckerberg

Mark Zuckerberg selalu memakai kasu favoritnya

Mark Zuckerberg adalah yang termuda di jajaran triliuner di bidang teknologi. Di usianya yang menginjak 28 tahun, kekayaan bersih pemuda ini mencapai US$13,3 miliar, setara Rp128 triliun.

Sejak membuat keputusan Facebook menjadi go public, kekayaan pemuda ini terus bertambah. Namun, sejak Februari lalu, saham Facebook turun 30 persen. Saat ini, Zuckerberg mulai mengembangkan iklan Facebook di perangkat mobile, yang bertujuan untuk mendongkrak kembali nilai saham Facebook.

10. Azim Premji



Total kekayaan bersih pemilik Wipro Limited ini mencapai US$11,2 miliar, setingkat Rp108 triliun. Menurut Forbes, Azim Premji termasuk dalam empat orang terkaya yang paling dermawan. Dia bersama Bill Gates aktif menyumbangkan uangnya untuk tujuan kemanusiaan. Tahun ini, kekayaannya diramalkan bertambah US$4 miliar, setara Rp38,7 triliun.

Kekayaan Larry Page diperkirakan akan terus meningkat, karena mesin pencarian Google mulai banyak digunakan pada perangkat mobile.