Kejahatan di Jakarta kian sadis. Aksi perampokan, pelecehan, pemerkosaan, pembunuhan dan mutilasi menjadi sajian sehari-hari. Kejadian ini membuat warga semakin resah.
Kamis malam, 7 Maret 2013, sesosok tubuh pria ditemukan dalam keadaan gosong di tepi Tol Tomang-Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kondisi mayat mengenaskan. Sekujur tubuh dan wajahnya hangus dan terkelupas karena terbakar.
Lelaki bertato wanita bugil di lengan kiri itu diperkirakan berusia 30-40 tahun. Tinggi bada sekitar 165 cm. Meski belum dipastikan korban pembunuhan, hasil identifikasi awal ditemukan luka lebam di paha korban.
"Saat ini masih proses penyelidikan. Kami akan cari identitas korban terlebih dahulu. Bagi masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya, agar mendatangi kantor polisi," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Hengki Haryadi, Jumat, 8 Maret 2013.
Dua botol air mineral berisi bensin ditemukan di samping mayat korban. Penyisiran di lokasi kejadian sudah dilakukan. Sebanyak 15 saksi dimintai keterangan.
Kamis malam, 7 Maret 2013, sesosok tubuh pria ditemukan dalam keadaan gosong di tepi Tol Tomang-Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Kondisi mayat mengenaskan. Sekujur tubuh dan wajahnya hangus dan terkelupas karena terbakar.
Lelaki bertato wanita bugil di lengan kiri itu diperkirakan berusia 30-40 tahun. Tinggi bada sekitar 165 cm. Meski belum dipastikan korban pembunuhan, hasil identifikasi awal ditemukan luka lebam di paha korban.
"Saat ini masih proses penyelidikan. Kami akan cari identitas korban terlebih dahulu. Bagi masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya, agar mendatangi kantor polisi," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Hengki Haryadi, Jumat, 8 Maret 2013.
Dua botol air mineral berisi bensin ditemukan di samping mayat korban. Penyisiran di lokasi kejadian sudah dilakukan. Sebanyak 15 saksi dimintai keterangan.
Meski ada dugaan pria itu melakukan aksi bakar diri, namun dari hasil identifikasi, diperkirakan bahwa pria itu justru dibakar terlebih dahulu sebelum diletakkan ke tepi jalan. Tidak ada bekas bakaran pada rumput di lokasi menguatkan dugaan ini.
"Diduga dibakar terlebih dulu. Kondisi mayat sudah parah hangusnya, tapi rumput di sekitar lokasi tidak ada yang ikut terbakar," kata Kapolsek Kembangan, Komisaris Herru Agus.
Polisi menduga pelaku telah mempersiapkan lokasi pembuangan. Masih dibutuhkan waktu untuk mengungkap kejadian ini. Saat ini polisi fokus untuk mengungkap identitas korban. Saat ini mayat korban sudah berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk proses outopsi.
Tiga hari sebelumnya, tepatnya pada Selasa, 5 Maret 2013, kasus pembunuhan sadis terjadi di Jakarta Timur. Darna Sri Astuti dibunuh suaminya sendiri Benget Situmorang alias Impus, dengan cara dimutilasi menjadi enam potongan. Pembunuhan terjadi di rumah mereka di Jalan Bungur Raya RT 11 RW 06, Nomor 11, Kampung Rambutan. Aksi ini dibantu Tini, pembantunya.
Motif pembunuhan ini terjadi lantaran sang suami cemburu dengan korban, yang diduga selingkuh dengan pria lain. Awalnya, korban dianiaya dengan cara dipukul pada Minggu, 3 Maret 2013. Karena tak bernafas, tersangka kebingungan dan muncul ide untuk membuang jasadnya dengan dimutilasi terlebih dahulu.
Sebelum dibuang dijalan Tol Cikampek, potongan tubuh Dana Sri Astuti sempat diendapkan selama dua hari. Agar aroma busuknya tak tercium, pelaku membungkus rapat potongan tubuh sang istri dengan menggunakan kantung plastik yang diikat rapat.
Tanpa rasa kasihan, Benget memutilasi istrinya dengan parang, dua pisau dapur, martil, dan besi warna hitam. Kemudian, tersangka dengan sengaja menyewa angkot 03 jurusan Cililitan-Kampung Rambutan dengan plat nomor polisi B 2312 PG untuk membuang bagian-bagian tubuh korban di jalan Tol Cikampek.
Tujuannya untuk menghilangkan jejak. Potongan kaki kanan dibuang di KM 00.200, potongan tangan kanan dilempar di KM 01.200, kemudian potongan tangan kiri dengan dada/payudara dibuang di KM 02.200, dan kaki kiri korban dibuang di KM 03.300.
Sementara itu, isi jeroan/usus dibuang di KM 02.600. Isi perut korban ini dibungkus kantong plastik hitam dan diikat tali plastik warna biru. Kemudian potongan kepala Darna, yang juga dibungkus dalam kantong plastik hitam dan diikat dengan tali biru dibuang di KM 03.800.
Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni mengatakan, sebelum meninggal, Darna Sri Astuti sempat disiksa dengan brutal oleh Benget Situmorang. Parahnya lagi, alat kelamin Darna sempat disiksa hingga perempuan 33 tahun itu mengalami pendarahan yang berujung pada kematian.
Dua minggu sebelum tewas, Darna dianiaya pelaku. Kepalanya dipukul hingga sekarat. Beberapa hari kemudian, korban sempat membaik. Tapi, Benget kembali beringas dan memasukkan ruas tangannya ke dalam kemaluan korban.
"Ini sadis, kemudian terjadilah pendarahan yang kedua kali," ungkapnya.
Saat Darna tidak bernyawa, baru terjadi aksi mutilasi. Pada saat tersangka melakukan aksi sadis, pembantu bernama Tini tidak ikut. Tini yang diduga selingkuhan tersangka hanya ikut pada saat membantu membuang potongan tubuh korban yang dimasukan ke dalam kantong plastik besar. Lihat video pengakuan tersangka di sini.
"Bagian organ dalam korban seperti jantung, limpa dan lain sebagainya itu menurut pengakuan tersangka dibuang di Sungai Ciliwung," kata Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Mulyadi Kaharani di Polres Jakarta Timur, Jumat 8 Maret 2013.
"Diduga dibakar terlebih dulu. Kondisi mayat sudah parah hangusnya, tapi rumput di sekitar lokasi tidak ada yang ikut terbakar," kata Kapolsek Kembangan, Komisaris Herru Agus.
Polisi menduga pelaku telah mempersiapkan lokasi pembuangan. Masih dibutuhkan waktu untuk mengungkap kejadian ini. Saat ini polisi fokus untuk mengungkap identitas korban. Saat ini mayat korban sudah berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk proses outopsi.
Tiga hari sebelumnya, tepatnya pada Selasa, 5 Maret 2013, kasus pembunuhan sadis terjadi di Jakarta Timur. Darna Sri Astuti dibunuh suaminya sendiri Benget Situmorang alias Impus, dengan cara dimutilasi menjadi enam potongan. Pembunuhan terjadi di rumah mereka di Jalan Bungur Raya RT 11 RW 06, Nomor 11, Kampung Rambutan. Aksi ini dibantu Tini, pembantunya.
Motif pembunuhan ini terjadi lantaran sang suami cemburu dengan korban, yang diduga selingkuh dengan pria lain. Awalnya, korban dianiaya dengan cara dipukul pada Minggu, 3 Maret 2013. Karena tak bernafas, tersangka kebingungan dan muncul ide untuk membuang jasadnya dengan dimutilasi terlebih dahulu.
Sebelum dibuang dijalan Tol Cikampek, potongan tubuh Dana Sri Astuti sempat diendapkan selama dua hari. Agar aroma busuknya tak tercium, pelaku membungkus rapat potongan tubuh sang istri dengan menggunakan kantung plastik yang diikat rapat.
Tanpa rasa kasihan, Benget memutilasi istrinya dengan parang, dua pisau dapur, martil, dan besi warna hitam. Kemudian, tersangka dengan sengaja menyewa angkot 03 jurusan Cililitan-Kampung Rambutan dengan plat nomor polisi B 2312 PG untuk membuang bagian-bagian tubuh korban di jalan Tol Cikampek.
Tujuannya untuk menghilangkan jejak. Potongan kaki kanan dibuang di KM 00.200, potongan tangan kanan dilempar di KM 01.200, kemudian potongan tangan kiri dengan dada/payudara dibuang di KM 02.200, dan kaki kiri korban dibuang di KM 03.300.
Sementara itu, isi jeroan/usus dibuang di KM 02.600. Isi perut korban ini dibungkus kantong plastik hitam dan diikat tali plastik warna biru. Kemudian potongan kepala Darna, yang juga dibungkus dalam kantong plastik hitam dan diikat dengan tali biru dibuang di KM 03.800.
Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Mulyadi Kaharni mengatakan, sebelum meninggal, Darna Sri Astuti sempat disiksa dengan brutal oleh Benget Situmorang. Parahnya lagi, alat kelamin Darna sempat disiksa hingga perempuan 33 tahun itu mengalami pendarahan yang berujung pada kematian.
Dua minggu sebelum tewas, Darna dianiaya pelaku. Kepalanya dipukul hingga sekarat. Beberapa hari kemudian, korban sempat membaik. Tapi, Benget kembali beringas dan memasukkan ruas tangannya ke dalam kemaluan korban.
"Ini sadis, kemudian terjadilah pendarahan yang kedua kali," ungkapnya.
Saat Darna tidak bernyawa, baru terjadi aksi mutilasi. Pada saat tersangka melakukan aksi sadis, pembantu bernama Tini tidak ikut. Tini yang diduga selingkuhan tersangka hanya ikut pada saat membantu membuang potongan tubuh korban yang dimasukan ke dalam kantong plastik besar. Lihat video pengakuan tersangka di sini.
"Bagian organ dalam korban seperti jantung, limpa dan lain sebagainya itu menurut pengakuan tersangka dibuang di Sungai Ciliwung," kata Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Mulyadi Kaharani di Polres Jakarta Timur, Jumat 8 Maret 2013.
Rabu, 6 Maret 2013, seorang wanita bernama Salma alias Samah, ditemukan warga di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT) Cilincing, Jakarta Utara. Jasadnya yang tanpa busana dibungkus dalam karung dan sudah membusuk. Tidak lebih dari 24 jam, pelaku pembunuhan Samah ditangkap. Dia adalah pacarnya sendiri. Motif pembunuh itu adalah cemburu.
Polisi dalami motif cinta segitiga
Dihadapan penyidik Polres Jakarta Timur, Benget Situmorang mengaku membunuh karena cemburu. Istrinya selingkuh dengan pria lain. Namun tuduhan itu tidak terbukti. Polisi tidak menemukan fakta adanya perselingkuhan yang dilakukan Darna Sri Astuti dengan pria lain.
Dari penelusuran yang dilakukan VIVAnews, para tetangga penjual
soto Lamongan itu justru beranggapan, Benget yang selama ini telah selingkuh. Lelaki itu juga dikenal sebagai orang yang doyan mabuk-mabukan. Tak hanya menjual soto ayam, Benget juga menjual tuak, minuman beralkohol khas Tapanuli Utara.
Menurut warga, Benget berselingkuh dengan penjual jamu di Terminal Kampung Rambutan yang bernama Tini, yang kemudian dijadikan pembantunya. Tini yang menurut polisi membantu Benget membuang potongan-potongan jenazah Darna di jalan tol.
Tini baru dua bulan terakhir ini diajak Benget tinggal di rumahnya. Setelah Tini tinggal dengan Benget, Tini ikut berjualan jamu di warung soto milik Benget. Darna Sri Astuti dan Benget Situmorang diketahui sudah menikah selama 10 tahun, namun hingga saat ini mereka belum mempunyai keturunan. Banget inginkan wanita langsing.
"Jadi menurut kami berita-berita di media itu terbalik. Bukan istrinya yang selingkuh, tapi suaminya yang selingkuh dengan tukang jamu. Setahu kami, istrinya orang baik," kata tetangga korban, Karti.
Berkaitan dengan kejadian ini, dalam waktu dekat Polrles Jakarta Timur akan melakukan tes kejiawaan terhadap Benget. Benget dikenakan Pasal 340 KUHP Jo 338 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara 20 tahun. Adapun Tini, dikenakan Pasal 55 KUHP Jo 56 KUHP Jo 340 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Kasus kriminal di Jakarta Timur marak
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) telah menerima 82 laporan kasus kejahatan seksual terhadap anak di Jakarta. Dari seluruh laporan, kasus terbanyak terjadi di Jakarta Timur.
Menurut Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, Jakarta Timur urutan pertama dalam kejadian pelangaran kekerasan terhadap anak. Pada tahun 2012, dari 663 kasus kekerasan seksual terhadap anak, sebanyak 190 kasus terjadi di Jakarta timur.
Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Jakarta Timur sebelumnya dialami bocah bernisial F, di Ciracas, Jakarta Timur. Pelakunya adalah anggota Brimob bernisial Bripka E dan pekerja bangunan berinisial SA. Keduanya ditangkap karena terbukti melakukan tindakan kekerasan seksual terhadap F.
Tahun 2013 ini, kasus kekerasan seksual yang berujung kematian terjadi terhadap bocah wanita berusia 11 tahun berinisial RI. Pelakunya tak lain adalah ayahnya sendiri.
Bocah kelas 5 SD itu meninggal dunia setelah sembilan hari menjalani perawatan di Rumah Sakit Persahabatan. RI terjangkit virus yang menjalar hingga bagian otaknya. Ia ditulari oleh ayahnya. Dari hasil outopsi, ada infeksi pada alat vital RI.
Pada Senin, 25 Febuari 2013, aksi perampokan kendaraan roda dua dengan menggunakan senjata api terjadi di Ciracas, Jakarta Timur. Norma Hutagalung dan Jamhari, tetangga korban meninggal dunia karena ditembak pelaku. Sementara empat orang lainnya luka karena terkena tembakan dan tebasan senjata tajam milik pelaku.
Tak butuh waktu lama, polisi menangkap tiga orang yang diduga terlibat perampokan. Satu orang terpaksa ditembak mati karena berusaha melarikan diri.
Kasus mutilasi
Serentetan pembunuhan sadis dengan cara memutilasi korbannya, juga banyak terjadi pada 2008. Kasus paling menggemparkan adalah mutilasi yang dilakukan Sri Rumiyati alias Yati terhadap Hendera alis Burung, suaminya sendiri.
Pelaku yang disebut-sebut sudah 18 kali menikah itu memutilasi
suaminya menjadi 13 bagian yang dimasukan ke dalam plastik warna merah.
Polisi dalami motif cinta segitiga
Dihadapan penyidik Polres Jakarta Timur, Benget Situmorang mengaku membunuh karena cemburu. Istrinya selingkuh dengan pria lain. Namun tuduhan itu tidak terbukti. Polisi tidak menemukan fakta adanya perselingkuhan yang dilakukan Darna Sri Astuti dengan pria lain.
Dari penelusuran yang dilakukan VIVAnews, para tetangga penjual
soto Lamongan itu justru beranggapan, Benget yang selama ini telah selingkuh. Lelaki itu juga dikenal sebagai orang yang doyan mabuk-mabukan. Tak hanya menjual soto ayam, Benget juga menjual tuak, minuman beralkohol khas Tapanuli Utara.
Menurut warga, Benget berselingkuh dengan penjual jamu di Terminal Kampung Rambutan yang bernama Tini, yang kemudian dijadikan pembantunya. Tini yang menurut polisi membantu Benget membuang potongan-potongan jenazah Darna di jalan tol.
Tini baru dua bulan terakhir ini diajak Benget tinggal di rumahnya. Setelah Tini tinggal dengan Benget, Tini ikut berjualan jamu di warung soto milik Benget. Darna Sri Astuti dan Benget Situmorang diketahui sudah menikah selama 10 tahun, namun hingga saat ini mereka belum mempunyai keturunan. Banget inginkan wanita langsing.
"Jadi menurut kami berita-berita di media itu terbalik. Bukan istrinya yang selingkuh, tapi suaminya yang selingkuh dengan tukang jamu. Setahu kami, istrinya orang baik," kata tetangga korban, Karti.
Berkaitan dengan kejadian ini, dalam waktu dekat Polrles Jakarta Timur akan melakukan tes kejiawaan terhadap Benget. Benget dikenakan Pasal 340 KUHP Jo 338 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara 20 tahun. Adapun Tini, dikenakan Pasal 55 KUHP Jo 56 KUHP Jo 340 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Kasus kriminal di Jakarta Timur marak
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) telah menerima 82 laporan kasus kejahatan seksual terhadap anak di Jakarta. Dari seluruh laporan, kasus terbanyak terjadi di Jakarta Timur.
Menurut Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, Jakarta Timur urutan pertama dalam kejadian pelangaran kekerasan terhadap anak. Pada tahun 2012, dari 663 kasus kekerasan seksual terhadap anak, sebanyak 190 kasus terjadi di Jakarta timur.
Kasus kekerasan seksual terhadap anak di Jakarta Timur sebelumnya dialami bocah bernisial F, di Ciracas, Jakarta Timur. Pelakunya adalah anggota Brimob bernisial Bripka E dan pekerja bangunan berinisial SA. Keduanya ditangkap karena terbukti melakukan tindakan kekerasan seksual terhadap F.
Tahun 2013 ini, kasus kekerasan seksual yang berujung kematian terjadi terhadap bocah wanita berusia 11 tahun berinisial RI. Pelakunya tak lain adalah ayahnya sendiri.
Bocah kelas 5 SD itu meninggal dunia setelah sembilan hari menjalani perawatan di Rumah Sakit Persahabatan. RI terjangkit virus yang menjalar hingga bagian otaknya. Ia ditulari oleh ayahnya. Dari hasil outopsi, ada infeksi pada alat vital RI.
Pada Senin, 25 Febuari 2013, aksi perampokan kendaraan roda dua dengan menggunakan senjata api terjadi di Ciracas, Jakarta Timur. Norma Hutagalung dan Jamhari, tetangga korban meninggal dunia karena ditembak pelaku. Sementara empat orang lainnya luka karena terkena tembakan dan tebasan senjata tajam milik pelaku.
Tak butuh waktu lama, polisi menangkap tiga orang yang diduga terlibat perampokan. Satu orang terpaksa ditembak mati karena berusaha melarikan diri.
Kasus mutilasi
Serentetan pembunuhan sadis dengan cara memutilasi korbannya, juga banyak terjadi pada 2008. Kasus paling menggemparkan adalah mutilasi yang dilakukan Sri Rumiyati alias Yati terhadap Hendera alis Burung, suaminya sendiri.
Pelaku yang disebut-sebut sudah 18 kali menikah itu memutilasi
suaminya menjadi 13 bagian yang dimasukan ke dalam plastik warna merah.
Potongan tubuh korbannya dibuang di bus Mayasari Bhakti P64 rute Kalideres-Pulogadung dan tiga bus antar kota. Sementara satu plastik berisi potongan kepala ditinggalkan di dalam taksi.
Yati memutilasi suaminya karena cemburu dan sakit hati karena korban sering memperlakukannya secara kasar, baik fisik maupun batin. Sebulan kemudian, dia ditangkap polisi di daerah asalnya, Temanggung, Jawa Tengah.
Kasus lain adalah mutilasi terhadap Heri Santoso dengan pelaku Fery Idham Heniyansah atau Ryan, warga Dusun Maijo, Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang, Jombang.
Heri Santoso dipotong tujuh bagian dan dibuang di daerah Ragunan pada 12 Juli 2008. Lokasi pembunuh adalah Apartemen Margonda Residence Depok. Kasus ini terungkap pada 15 Juli 2008.
Setelah ditelusuri, jumlah korban yang dibunuh Ryan mencapai 11 orang. Kebanyakan korban Ryan dibenamkan atau dikubur ke dalam septictank. Bahkan ada korban yang dikuburkan masih dalam keadaan hidup. Dengan kekejamannya Ryan kemudian dijuluki "si jagal dari Jombang".
Kasus lain yang tidak kalah menggemparkan adalah pembunuhan mutilasi terhadap 14 bocah yang dilakukan Baekuni alias Babe yang terjadi pada 2010 silam.
Aksi kejam Babe terungkap dari penemuam mayat Ardiansyah, bocah 9 tahun, yang menjadi anak asuhnya sendiri. Tubuh Ardiansyah dipotong menjadi 4 bagian dan dibuang di Terminal Pulogadung dan Banjir Kanal Timur (BKT).
Yati memutilasi suaminya karena cemburu dan sakit hati karena korban sering memperlakukannya secara kasar, baik fisik maupun batin. Sebulan kemudian, dia ditangkap polisi di daerah asalnya, Temanggung, Jawa Tengah.
Kasus lain adalah mutilasi terhadap Heri Santoso dengan pelaku Fery Idham Heniyansah atau Ryan, warga Dusun Maijo, Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang, Jombang.
Heri Santoso dipotong tujuh bagian dan dibuang di daerah Ragunan pada 12 Juli 2008. Lokasi pembunuh adalah Apartemen Margonda Residence Depok. Kasus ini terungkap pada 15 Juli 2008.
Setelah ditelusuri, jumlah korban yang dibunuh Ryan mencapai 11 orang. Kebanyakan korban Ryan dibenamkan atau dikubur ke dalam septictank. Bahkan ada korban yang dikuburkan masih dalam keadaan hidup. Dengan kekejamannya Ryan kemudian dijuluki "si jagal dari Jombang".
Kasus lain yang tidak kalah menggemparkan adalah pembunuhan mutilasi terhadap 14 bocah yang dilakukan Baekuni alias Babe yang terjadi pada 2010 silam.
Aksi kejam Babe terungkap dari penemuam mayat Ardiansyah, bocah 9 tahun, yang menjadi anak asuhnya sendiri. Tubuh Ardiansyah dipotong menjadi 4 bagian dan dibuang di Terminal Pulogadung dan Banjir Kanal Timur (BKT).
Dari pengunkapan kasus Ardiansyah, Babe ternyata juga membunuh bocah-bocah yang menjadi anak asuhnya. Dari kejadian ini, Babe tidak hanya diketahui sebagai homoseksual dan paedofil, tetapi juga necrofil (menyetubuhi mayat).
No comments:
Post a Comment