Saturday, 20 April 2013

Studi: Percaya Azab Tuhan Bisa Ganggu Kejiwaan

Sebuah studi kontroversial Journal of Religion and Health, menyatakan terdapat hubungan antara kepercayaan pada amarah Tuhan dan penyakit mental.

Studi ini juga menyatakan orang-orang mempercayai kemarahan Tuhan atau dewa menampilkan tingkat gangguan mental yang lebih tinggi, seperti disfungsi sosial, paranoid penyakit gila karena ketakutan, obsesi dan paksaan, semua hal yang terkait dengan kecemasan.

Berdasarkan laporan The Examiner, Softpedia melansir, 19 April 2013, kesimpulan itu didapat oleh Profesor Nava Silton dari Marymount Manhattan College dan rekan-rekannya, setelah menganalisis data riset yang terkumpul dalam Baylor Religion Survey of US Adults tahun 2010.

Dalam penelitiannya, Profesor Nava Silton memfokuskan pada tiga kategori dari keyakinan orang, yaitu orang meyakini kemarahan Tuhan, orang yang meyakini kasih sayang Tuhan dan dewa, serta orang yang meyakini bahwa Tuhan adalah entitas netral.

"Ketiganya diuji secara terpisah dalam model regresi kuadrat terkecil biasa (ordinary least squares/OLS) untuk memprediksi lima kelas gejala kejiwaan," demikian abstraksi yang tertulis pada studi ini. Lima kelas itu yaitu kecemasan umum, kecemasan sosial, paranoid, obsesi, dan paksaan.

Hasil studi menyebutkan, keyakinan terhadap hukuman Tuhan berpotensi secara positif mengakibatkan empat gejala kejiwaan atau mental, yaitu mengendalikan karakteristik demografi, keagamaan, dan kekuatan keyakinan akan Tuhan atau kadar taqwa.

Sebaliknya, kepercayaan atas kebajikan Tuhan secara negatif menunjukkan empat gejala kejiwaan tersebut.

Hubungan antara kepercayaan amarah Tuhan dan penyakit mental dipelajari dalam konteks Evolutionary Threat Assessment System Theory, yang menyatakan bahwa gangguan kecemasan adalah hasil dari penafsiran kurang tepat oleh otak terhadap ancaman.

Profesor Nava Silton menekankan, fakta bahwa penelitiannya tidak membangun sebab akibat antara kepercayaan amarah Tuhan dan gangguan kecemasan.

Justru sebaliknya, studi ini semata-mata mengajak berpikir (pin down) lebih jauh tentang korelasi antara keduanya.

"Kami tidak mengatakan sebuah keyakinan menyebabkan gejala gangguan mental atau kejiwaan, tapi kami melihat hubungan antara keyakinan dan gejala kejiwaan," tegas Profesor Silton.

Racun Ricin Untuk Obama, Bagaimana Cara Kerjanya?

Biji tanaman jarak Castor Oil yang mengandung racun ricin.
Barack Obama hampir saja menjadi korbanserangan racun mematikan, ricin. Racun ini ditemukan "terlampir" dalam surat yang dikirim ke Gedung Putih.

Tak hanya orang nomor satu di AS itu, Senator Mississippi Roger Wicker kabarnya juga dikirimi surat mematikan itu. Nah, apa sebenarnya racun ricin ini?

Ricin merupakan senyawa sampingan yang dihasilkan dari pengolahan biji tanaman jarak. Di Indonesia, tanaman jarak lebih dikenal sebagai tanaman yang dikembangkan untuk bahan bakar ramah lingkungan.

Senyawa ini dapat mengakibatkan orang tewas karena menyebabkan gangguan sistem peredaran darah dan pernafasan. Dan, bahayanya lagi, sampai saat ini belum ditemukan penawarnya.

Dilansir CNN, 19 April 2013, saat ricin masuk dalam tubuh, satu molekul ricin akan membunuh satu sel. Para ahli medis mengatakan, ricin merupakan pembunuh ganas sekuat virus anthrax.

Jika senyawa ini terhirup, disuntikkan atau tertelan, kurang dari titik kecil ricin dapat membunuh seseorang dalam waktu 36-48 jam. 

Saat ricin tertelan maka akan menyebabkan mual, muntah-muntah, pendarahan dalam pada lambung dan usus. Gejala ini akan berlanjut pada gagal hati, limpa dan ginjal yang menyebabkan kematian seseorang karena rusaknya sistem peredaran darah.

Jika biji kacang jarak ini ditelan utuh, tanpa kerusakan pada kulit biji, maka tidak menimbulkan bahaya. Namun, jika kulit biji rusak dan terkunyah, apalagi tertelan, racun pun bekerja di dalam tubuh.

Jika disuntikkan, racun ricin menyebabkan kematian langsung pada otot dan kelenjar getah bening dekat titik suntikan.

Selanjutnya, menyebabkan gagal fungsi organ utama dan perlahan-lahan akan menghilangkan nyawa.

Meracik Ricin

Dilansir Newyorker, ricin membidik molekul adenin dalam pabrik protein internal sel. Adenin merupakan salah satu isi dari molekul utama manusia (DNA dan RNA). Tanpa adenin, sel tidak dapat membuat protein dan bertahan hidup.

Ricin relatif mudah diekstrak dari biji jarak. Senyawa ini muncul dari biji jarak dengan berbagai bahan kimia untuk memantapkan protein. 

Selanjutnya, ektrak itu dicuci dengan cairan pencuci untuk memurnikan racun. Penyaringan dari proses ini menghasilkan partikel ricin seukuran bakteri atau debu rumah tangga.

Sedikitnya, dua biji ricin cukup untuk menghilangkan nyawa seseorang.

Namun, ricin bukan sepenuhnya berbahaya. Kadang ada gunanya. Belum lama ini, sejumlah ilmuwan mengeksplorasi penggunaan ricin sebagai zat imun racun immunotoksin, zat yang dapat membantu sistem kekebalan tubuh dengan membunuh sel-sel berbahaya. 

Dengan melampirkan molekul ricin ke antibodi yang ditargetkan hanya pada sel-sel kanker, para ilmuwan di UT Southwestern Medical Center mengklaim, telah mencapai hasil yang baik untuk mengobati penyakit kanker Hodgkin dan pasien limfoma non-Hodgkin.

Penggunaan ricin juga dimanfaatkan untuk menargetkan sel leukimia dan sel kanker usus besar. (adi)