Friday 25 January 2013

Korut Tegaskan Uji Coba Nuklir Ditargetkan ke Amerika Serikat

Korea Utara (Korut) berencana kembali melakukan uji coba nuklir dan peluncuran roket. Bankan tidak segan-segan, Korut menyatakan, roket tersebut akan diarahkan kepada 'musuh abadi' mereka yakni Amerika Serikat (AS). 

Pernyataan ini diungkapkan otoritas Korut menanggapi pengetatan sanksi Dewan Keamanan PBB yang dijatuhkan untuk Korut. Pernyataan ini juga sekaligus menjadi peringatan bagi seteru terdekat Korut, yakni Korea Selatan (Korsel).

Komisi Pertahanan Nasional Korut mengeluarkan pernyataan ini pasca rapat yang dilakukan oleh Dewan Keamanan PBB pekan ini. Namun Korut tidak menjelaskan lebih lanjut waktu pelaksanaan uji coba tersebut. Hanya dijelaskan bahwa uji coba ini merupakan bagian dari 'aksi habis-habisan' untukmenandai 'fase baru' dalam perjuangan anti-AS.

"Kami tidak akan menyembunyikan bermacam satelit dan roket jarak jauh yang akan kami luncurkan, demikian halnya dengan uji coba nuklir tingkat tinggi yang akan kami lakukan, akan kami tujukan kepada musuh abadi kami, Amerika Serikat," demikian pernyataan Komisi Pertahanan Nasional Korut seperti dilansir AFP, Jumat (25/1/2013).

"Menyelesaikan permasalahan dengan AS perlu dilakukan dengan tindakan, bukan dengan kata-kata," imbuh mereka seperti dikutip media resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA).

Namun sayangnya, Korut tidak menjelaskan lebih langung uji coba 'tingkat tinggi' yang dimaksud. Beberapa pengamat memprediksikan, adanya kemungkinan Korut akan melakukan uji coba bom uranium, daripada bom plutonium yang pernah diluncurkan pada dua uji coba sebelumnya.

Jika memang prediksi tersebut benar adanya, maka hal ini sekaligus mengindikasikan adanya kemajuan teknologi yang sangat canggih dari Korut. Sebab, tidaklah mudah untuk membuat uranium yang benar-benar tingkat tinggi, atau yang biasa disebut highly enriched uranium (HEU).

Pada Selasa (22/1) lalu, Dewan Keamanan PBB menggelar rapat untuk membahas pengetatan sanksi bagi Korut pasca peluncuran roket yang dilakukan negara komunis tersebut pada Desember 2012 lalu. Sebagai salah satu anggota Dewan Keamanan PBB, AS mengajukan langsung resolusi yang berisi pengetatan sanski bagi Korut. Resolusi tersebut kemudian disepakati oleh 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB, termasuk China yang notabene merupakan sekutu Korut.

Hal ini langsung memicu kemarahan Korut. Saat itu, Menteri Luar Negeri Korut sedikit menyiratkan bahwa pihaknya akan melawan dengan melakukan 'aksi tegas'.

Wah Sangat Gawat dan Berbahaya, Gara-gara Banjir, 15 Ribu Ekor Buaya Kabur dari Penangkaran di Afsel


Mengerikan! Sekitar 15 ribu ekor buaya melarikan diri dari penangkarannya di Afrika Selatan (Afsel), di tengah hujan deras dan banjir yang melanda. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan warga.

Buaya-buaya ini kabur dari Penangkaran Buaya Rakwena yang berada di wilayah utara negara ini. Saat kejadian, pemilik penangkaran terpaksa membuka pintu gerbang untuk mencegah badai menerjang ke dalam. Demikian dilaporkan oleh surat kabar lokal Beeld dan dilansir AFP, Kamis (24/1/2013).

Beberapa ekor buaya yang kabur sudah berhasil ditangkap kembali, tapi sedikitnya separuh dari jumlah tersebut masih dalam pengejaran. Bahkan beberapa ekor diduga berada di lokasi yang tersebar dan meluas.

Yang mengerikan, seekor buaya ditemukan di lapangan olahraga sebuah sekolah yang berjarak sekitar 120 km dari lokasi penangkaran.

Provinsi Limpopo dan sekitarnya memang dilanda banjir cukup besar sejak beberapa minggu terakhir. Banjir ini menewaskan 10 orang dan membuat sejumlah orang lainnya kehilangan rumah.

Banjir ini juga melanda wilayah Moazambique, yang bertetangga dengan Afsel. Puluhan ribu warga harus dievakuasi dari rumahnya.

Mengapa Butuh Rp1 Triliun Keruk Waduk Pluit?. Tanpa Waduk Pluit, 40,6 persen wilayah Jakarta akan tenggelam

Jokowi pantau banjir di kawasan Pluit
Banjir melumpuhkan Pluit berhari-hari. Air di wilayah utara Jakarta itu memang paling lamasurutnya. Dua panel pompa Waduk Pluit yang berkapasitas 35 meter kubik per detik dan 4 meter kubik per detik terendam banjir, sehingga tidak dapat dioperasikan.
Ditambah lagi dengan laut pasang hingga mencapai rekor tertinggi, yaitu 1 meter pada Kamis dan Sabtu lalu. Alhasil, Waduk Pluit yang memiliki luas 80 hektare itu tak mampu menahan semua limpahan air. Akhirnya air meluap merendam rumah warga. Sedikitnya 4.000 jiwa yang bermukim di Kelurahan Pluit pun terbenam.

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengatakan waduk terbesar milik Jakarta itu memang tak dapat lagi menampung air secara maksimal. Soanya, sedimen di waduk itu kian tebal. Volume waduk yang semestinya sepuluh meter jadi lebih dangkal, hingga tinggal dua sampai tiga meter.
Untuk mengatasi banjir di masa mendatang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun segera mengeruk Waduk Pluit.

Untuk pekerjaan itu, dana sebesar Rp1 triliun disiapkan, antara lain untuk mengeruk dan memperluas Waduk Pluit. Menurut Jokowi, uang sebanyak itu akan digunakan untuk pengadaan sheet pile dan pengerukan. "Untuk sheet pilesebesar Rp190 miliar dan Rp800 miliar dianggarkan untuk mengeruk waduk," katanya, Kamis, 24 Januari 2013.

Dana itu akan diambil dari anggaran pendapatan dan belanja daerah DKI Jakarta 2013. Meskipun anggran itu belum disahkan, Jokowi menargetkan pembangunan waduk bisa dilakukan mulai tahun ini. "Harus segera dimulai, kalau ditunda-tunda nanti lupa lagi."

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, menambahkan tanpa adanya Waduk Pluit, 40,6 persen wilayah Jakarta akan tenggelam. Sebab, kata dia, wilayah ini menjadi jalur lintasan air dan posisi muka tanah yang berada di bawah permukaan laut.

Mantan Bupati Belitung Timur ini, menjelaskan Waduk Pluit telah ada sejak zaman Belanda. Waduk itu dirancang Belanda untuk menangani banjir sampai Monas, termasuk Istana Negara. "Jadi memang objek vitalnya negara ya Waduk Pluit itu. Tapi sayang sudah dijarah orang sampai 20 hektare. Itu persoalannya," kata Ahok.

Lokasi ini menjadi salah satu titik ideal untuk bermukim. Wilayah itu dekat  dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Potensi banjir di sana relatif dapat dikendalikan asal waduk itu bisa dikelola dengan baik.

Ahok menuturkan, pengerukan Waduk Pluit juga harus dibarengi normalisasi waduk lain. Selain Waduk Pluit, Pemprov DKI akan melakukan perbaikan beberapa waduk pintu air lainnya, yaitu Waduk Marina, Ancol dan pintu air Pasar Ikan.

Relokasi warga
Kondisi Waduk Pluit diperparah oleh banyaknya pemukiman liar di sana. Makin hari, lokasi itu kian sesak. Ada sekitar 17 ribu kepala keluarga yang kini berdiam di pinggir waduk itu. Pada musim hujan, waduk penuh sampah dan tertutup tanaman enceng gondok. Permukaannya juga penuh busa.

Guna mengembalikan kondisi seperti sedia kala, Pemprov DKI akan memindahkan penghuni rumah liar itu ke rumah susun. Tapi sayangnya dari jumlah tersebut, hanya 31 KK yang bersedia direlokasi. "Selebihnya masih belum mau dipindah," ujar Wali Kota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono.

Bambang mengatakan, bila bersedia dipindahkan, warga pinggiran akan direlokasi ke rusun yang telah disiapkan Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta. Menurutnya, pemerintah terus membujuk warga agar mau dipindah. "Kami sampaikan kalau pindah, apa saja kompensasi yang didapat, pendekatan persuasif terus kami lakukan," kata Bambang.

Kepala Unit Pengelola Teknis Rumah Susun Wilayah 1 DKI Jakarta, Kusnindar, mengungkapkan setidaknya ada 32 kepala keluarga (KK) atau sekitar 150 jiwa warga Pluit telah terdaftar sebagai calon penghuni Rusun Marunda.

Dia berharap pindahnya sebagian warga akan diikuti warga lainnya di sekitar Waduk Pluit. Instansinya menyiapkan 1.000 unit kamar di Rusun Pulogebang, Rusun Pinus Elok, dan Rusun Marunda. "Di Rusun Marunda sendiri kami telah menyiapkan 200 unit kamar. Kami tetap prioritaskan dulu yang wilayah Jakata Utara," ucap Kusnindar.
Petugas juga mendata warga tanpa diverifikasi. Berbeda dengan kondisi sebelumnya yang harus diverifikasi, didata dan diundi. Selama satu bulan pertama warga juga tidak dipungut uang sewa. Sedangkan setelah satu bulan akan dipungut bayaran sekitar Rp150 ribu per bulan. "Karena di sini sifatnya darurat. Mereka langsung masuk ke rusun dengan syarat melampirkan KTP DKI Jakarta," ujar Kusnidar.

Kisah Kematian Direktur Utama Dayaindo. Terlilit selendang batik cokelat. Bukan tipe orang mudah menyerah

Sudiro Andi Wiguno
Berita itu mengejutkan kawan dan keluarga. Sudiro Andi Wiguno meninggal dunia. Direktur Utama Dayaindo Resources Indonesia itu ditemukan tergantung di kamar rumahnya. Di Menteng Residence Pondok Ranji Ciputat, Tanggerang Selatan. Ditemukan Rabu subuh 23 Januari 2013.
Bukan hanya keluarga dan handai taulan yang berduka, tapi juga sejumlah rekan bisnis dan Keluarga Besar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Sudiro memang menjadi wakil bendahara umum di organisasi itu.
Kawan-kawannya di organisasi itu mengenal Sudiro sebagai profesional yang ulet dan pekerja keras. "Almarhum bukan tipe orang yang mudah menyerah. Dia sangat tegar," kata kawan karibnya, Ketua Umum HIPMI, Raja Sapta Oktohari, Rabu 24 Januari 2013.
Lantaran bukan tipe orang yang mudah menyerah itu, Raja Sapta Oktohari meminta agar  masyarakat jangan terlalu cepat menyimpulkan soal penyebab kematian Sudiro. HIPMI, katanya, menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada kepolisian. (Tidak Pernah Mengeluh Soal Perusahaan)
Kepolisian memang sedang menyelidiki kasus ini. Sudah beberapa orang yang diperiksa. Mereka adalah kakak korban dan Supolo, seorang pembantu di rumah Sudiro. Supolo itulah yang menemukan sang majikan tergantung di teralis kusen jendela, Rabu sekitar pukul 5 pagi. Lehernya terlilit kain selendang motif batik warna cokelat. Lidahnya menjulur. Posisi terduduk.
Melihat kondisi sang majikan, Supolo bergegas melapor kepada petugas keamanan kompleks perumahan. Petugas keamanan dengan cepat meneruskan kabar itu kepada Polsek Ciputat. Pagi itu, hari masih terang tanah. Pukul 5 lewat 15 menit.  Petugas kepolisian langsung bergerak ke perumahan itu.
Sudiro adalah tipe profesional yang tekun beribadah. Saban pagi selalu salat subuh di Masjid dekat rumah. Sering pergi bersama Supolo. Rabu subuh itu Supolo curiga sebab sang majikan tidak kunjung berangkat ke Masjid. Sepulang salat, karena penasaran, Supolo melongok ke kamar Sudiro. Betapa terkejutnya dia. Sang majikan sedang tergantung. Setelah dilihat ternyata sudah tak bernyawa.
"Posisinya justru duduk di lantai dan mengantung. Kami masih selidiki dan sudah memeriksa dua saksi," kata Kapolsek Ciputat, Komisaris Polisi Alip, Kamis, 24 Januari 2013. Dua saksi itu adalah sang kakak dan Supolo.

Dari indentifikasi awal, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Sudiro, kecuali bekas jeratan di leher. Itu adalah bekas kain yang melilit leher. Untuk sementara polisi menduga bahwa ini murni kasus bunuh diri. Motifnya masih terus diselediki. Apakah terkait masalah utang piutang atau masalah keluarga. Meski begitu, penyelidikan masih terus dilakukan dan segala kemungkinan akan ditelusuri.
Polisi, kata Alip, tidak menemukan pesan yang mungkin sengaja ditinggalkan Sudiro sebelum diduga melakukan bunuh diri itu. Polisi terus memburu sejumlah barang bukti yang bisa menguak kasus ini.

Rabu pagi itu, setelah polisi melakukan identifikasi, jasad bapak tiga anak itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Fatmawati untuk di autopsi. Karena tidak ada kecurigaan, keluarga langsung memakamkan jasad Sudiro di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Rabu malam, pukul 9 lebih 20 menit.
Hingga kamis sore, kompleks perumahan tempat tinggal Sudiro itu terlihat dijaga ketat petugas keamanan.  Mereka yang tidak memiliki kepentingan tidak diperbolehkan masuk. Gerbang masuk kompleks ditutup portal. Beberapa mobil yang akan masuk harus diperiksa dua petugas. Penumpang juga ditanya cukup detail. Karena dianggap tidak mendesak, beberapa kendaraan tidak diperbolehkan masuk dan terpaksa memutar haluan.

Salah seorang kerabat korban yang ditemui di sekitar kompleks Menteng Residence menginfromasikan bahwa saat ini seluruh keluarga masih sangat terpukul. Mereka tidak mau memberikan kesimpulan apapun terkait kematian Sudiro. Istri korban, lanjutnya, sungguh tidak menyangka Sudiro gantung diri dan banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai kejadian ini.

"Kami menyerahkan sepenuhnya proses hukum kasus ini kepada kepolisian. Kami hanya minta agar diusut setuntas-tuntasnya," ujar lelaki yang tidak mau disebutkan namanya itu.  Keluarga, katanya, akan terus menunggu hasil penyelidikan polisi.

Memulai bisnis dari nol
Sudiro Andi Wiguno lahir di Blora, Jawa Tengah. Dia sudah yatim semenjak bayi. Ayahnya meninggal dunia sebulan setelah dia lahir. Hidup tanpa ayah itulah yang menyebabkan semenjak kecil dia terbiasa susah. Mimpi lepas dari hidup susah itulah  yang memacunya merantau ke Jakarta selepas SMA.
Di Jakarta, hidupnya merangkak dari nol. Dia menjadi pencuci mobil seorang pejabat. Berbekal uang dari hasil pekerjaannya itu, dia kemudian kuliah di  Yayasan Administrasi Indonesia, dan tentu saja sambil bekerja.   Sudiro  mengambil diploma akuntansi. Selesai kuliah kemudian bekerja  sebagai trainer di lembaga pelatihan motivasi.
Menyimpan begitu banyak motivasi dan semangat, dia kemudian melaju ke perusahaan pertambangan dan energi. Dia cepat belajar. Dalam beberapa tahun dia menguasai seluk beluk bisnis pertambangan dan cekatan dalam berdagang.
Lama menggeluti bisnis batu bara, dia masuk Dayaindo tahun 2007. Ini sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, energi dan infrastuktur.  Kerja kerasnya kemudian berbuah. Sudiro menjadi Direktur Utama perusahaan itu. Dayaindo itu sebelumnya bernama PT Karka Yasa Porfilia Tbk dan memiliki bisnis utama sebagai pengembang perumahan skala menengah. Menjadi pebisnis dan professional, dia kemudian bergabung dengan HIPMI.

Kawan-kawannya di organisasi itu tidak meragukan komitmen almarhum Sudiro sebagai pengusaha muda. Dalam keseharian sebagai wakil bendahara umum dia selalu menunjukkan perhatian serius bagi kemajuan organisasi."Dia teman dan sahabat baik saya. Almarhum orang yang sangat komit," kata Ketua Umum HIPMI Raja Sapta Oktohari, kepada VIVAnews di Jakarta.

Sudiro, kata Raja, adalah tipe pemimpin yang sangat memperhatikan karyawannya.  Dia juga tidak pernah mengeluh soal perusahaan dan pekerjaanya. “Kalaupun ada, itu hanya persoalan biasa"