Sutan keukeuh mengaku bukan dirinya yang salah dalam hal ini, melainkan mantan jubir Gus Dur, Adhi Massardi. "Saya kira kalau saya salah saya akan minta maaf. Tapi untuk ini bukan saya yang salah. Adhi yang seharusnya minta maaf. Dia yang memprovokasi," kata Sutan kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (27/11/2012).
Menurut Ketua DPP Partai Demokrat tersebut, dirinya sangat senang bila ada yang mau melaporkan masalah ini ke Polda Metro Jaya. "Dimasukkan ke ranah hukum supaya jelas yang benar dan yang tidak," jelasnya.
Sutan pun menceritakan perseteruan dengan Adhi Massardi saat dialog kenegaraan di Gedung DPD, beberapa waktu lalu. Kala itu, kata dia, Adhi Massardi mengatakan pemerintahan SBY menjual LNG Tanggul, sebagai bargain untuk mendapatkan pedang kehormatan dari Kerajaan Inggris.
"Mendengar pernyataan itu saya membantahnya dan menjelaskan pemerintahan sebelumnya juga banyak salahnya. Adhi kemudian menjawab kalau pemerintahan Gus Dur bersih. Lalu saya membalasnya kalau bersih kenapa Gus Dur diturunkan. Kalau gitu kenapa dia diturunkan di tengah jalan? Pada saat pemerintahannya. Itu saja yang saya bilang," papar Sutan.
Namun, kata dia, setelah dua hari usai diskusi tersebut, Adhi membuat pernyataan seolah-olah dirinya mendiskreditkan Gus Dur. Mendengar hal itu, Sutan langsung datang dan mengklarifikasi masalah tersebut ke Adhi. "Adhi Masardi yang harusnya bertanggung jawab kalau saya menghina Gus Dur," ungkapnya.
Sutan juga mengaku sempat menghubungi salah seorang keluarga Gus Dur yang kebetulan satu komisi dengannya di Komisi VII DPR. "Ini kan dapat memicu orang. Kebetulan menantunya teman satu komisi dengan saya di Komisi VII (Doris Farizi)," imbuhnya.