Setelah berhasil melacak galaksi biru, kini teleskop Hubble milik  Badan Antariksa Nasional AS (NASA) kembali menangkap pergerakan benda  langit yang menakjubkan.
Pekan lalu, teleskop Hubble berhasil  merekam bintang berekor atau komet. Benda langit ini terlihat melintas  dalam lingkar sabuk planet Mars dan Jupiter. Prediksi astronomer, komet  ini lahir akibat tubrukan dua asteroid dalam jarak 90 juta mil dari  bumi. Sesaat setelah tubrukan, lahirlah bintang berekor. Gas dan debu  menyelimuti komet, lalu menimbulkan cahaya yang terang. Objek tangkapan  Hubble ini dinamakan P/2010 A2. Bagi orang awam, komet yang melintas  dalam cahaya kebiruan ini tentu indah.
Tapi coba saja tanyakan  pada ilmuwan tentang seluk-beluk tabrakan dua asteroid yang memunculkan  komet bersinar itu, maka akan didapatkan jawaban yang lebih menakjubkan.  Analisis sementara astronomer, dua asteroid yang mendahului lahirnya  komet adalah asteroid yang sama dengan yang menabrak bumi 65 juta tahun  lalu. Ketika asteroid berhasil menembus atmosfer bumi, secepat itu pula  kehidupan di bumi porak-poranda, dan dinosaurus pun punah. Namun,  analisis ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. NASA masih  mengadakan investigasi lanjutan terkait komet tersebut.
”Kami  terus melakukan investigasi untuk memahami peristiwa ini,” ungkap ketua  investigator dari University of California di Los Angeles, David Jewitt.  ”Lahirnya komet sepertinya didahului dengan tabrakan dua asteroid.  Karena tekanan sinar matahari, asteroid saling bertabrakan, dan  menyemburkan lapisan debu dan gas serupa ekor,” sambungnya. Lapisan gas  dan debu yang terekam Hubble ini memang menyerupai komet. Namun, Jewitt  mengaku belum bisa memastikan kebenarannya. ”Tampilan komet ini berbeda  dari komet yang pernah kami teliti sebelumnya,” ujarnya.
Orbit  P/2010 A2 diduga memiliki relasi dengan sekelompok asteroid yang dikenal  dengan ”keluarga Flora”. Investigasi terus diupayakan, dan kami hanya  bisa menunggu. Para ilmuwan berharap, penelitian yang tengah mereka  lakukan sanggup memberi pemahaman kepada manusia tentang proses  terbentuknya asteroid. Jika hasil investigasi sudah diperoleh, maka  manusia bisa mewaspadai atau bahkan mencegah tabrakan asteroid ke bumi.  ”Kami masih yakin bahwa dua asteroid itu saling menabrak, lalu  menghancurkan satu dengan yang lain,” papar Jewitt.
Ilmuwan  antariksa ini berharap rekan-rekannya mampu menggali misteri komet yang  terekam lewat teleskop Hubble sehingga para ilmuwan secepatnya bisa  mencari cara untuk mencegah tubrukan salah satu asteroid ke planet bumi.  ”Atau mungkin saja kita mampu menghancurkan asteroid yang siap menabrak  bumi,” paparnya. Untuk mewujudkan harapannya, NASA siap mengajukan  proposal biaya sebesar USD16 juta. NASA berharap, program ini tidak  dipangkas, seperti pemerintah AS berniat menghentikan misi pendaratan  manusia di bulan yang tengah diperjuangkan NASA, program Constellation.
Temuan  teleskop Hubble membuat NASA kian bangga. Sebelum tertampilnya komet  misterius ini, Hubble berhasil menangkap gambar galaksi bersemburat  biru. Bagi NASA, rekaman gambar galaksi biru sungguh luar biasa.  Sebabnya, galaksi ultra biru ditemukan 600 juta tahun setelah terjadinya  ledakan dahsyat yang mengawali terbentuknya alam semesta atau big bang.  Menurut para ilmuwan NASA, galaksi ultra biru mulai terbentuk sekitar  13,7 miliar tahun lampau. Mereka memperkirakan, galaksi ultra biru  terbentuk sebelum bintang-bintang besar lahir, perlahan meredup, dan  akhirnya menjadi bintang mati.
Seperti rekaman gambar komet  misterius, temuan galaksi ultra biru juga menjadi perbincangan hangat di  kalangan para kosmolog. Selama ini, mereka mempercayai bahwa formasi  galaksi alam semesta mulai terbentuk sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.  ”Galaksi ini telah membuat kami meninjau ulang 95 persen data perihal  sejarah awal alam semesta,” beber Garth Illingworth, astronom dari  University of California Santa Cruz (UCSC) sekaligus ketua tim survei  teleskop Hubble. Selain Hubble, NASA punya ”pahlawan” yang lain.  Teleskop Kepler namanya.
Awal tahun lalu, teleskop Kepler  berhasil melacak keberadaan lima exoplanet. Jika dijelaskan secara  singkat, exoplanet merupakan planet yang mengorbit bintang selain  matahari di luar sistem tata surya. Kelima exoplanet temuan Kepler telah  diberi kode, yaitu Kepler 4b,5b,6b, 7b dan 8b. Penemuan ini membuat  NASA itu makin optimistis bahwa Kepler mampu mencapai target lain di  bidang sains. (