Monday, 20 July 2009

1,85 Juta Penduduk Israel Terancam Flu Babi

Menteri Kesehatan Israel menyatakan sebanyak 25 persen penduduk Israel, atau sekira 1,85 juta orang, terancam terjangkit flu babi dalam beberapa bulan kedepan.

"Kami memperkirakan seperempat penduduk Israel akan terinveksi flu A(H1N1) dalam beberapa bulan ke depan," kata Itamar Groto, Menteri Kesehatan Israel seperti dikutip AFP, Senin (20/7/2009).

Dia menambahkan, jumlah kasus flu itu akan naik 99,99 persen dalam dua atau tiga hari. Menurut sensus Israel per April lalu, jumpah warga Israel mencapat 7,4 juta orang.

Sejauh ini sudah 890 orang terjangkit virus yang sudah menjangkiti 136 negara itu. Namun sejauh ini belum ada korban meninggal.

"Referendum Solusi Kisruh Politik Iran"

Mantan presiden Iran, Mohammad Khatami, mengusulkan agar digelar referendum untuk mengetahui apakah pemerintahan hasil pemilihan 12 Juni lalu memiliki legitimasi dari rakyat.

"Satu-satunya jalan keluar untuk mengakhiri konflik politik ini adalah melakuakn referendum (untuk mengetahui legitimasi pemerintah)," kata Khatami seperti dilansir sebuah situs internet dan dikutip Reuters, Senin (20/7/2009)

Menurutnya, rakyat Iran harus ditanya, apakah mereka senang dengan situasi saat ini.

"Jika sebagian besar senang dengan situasi (pemerintah) saat ini, kami akan menerimanya," paparnya.

Khatami bersama calon presiden yang kalah, Hossein Mousavi, menolak hasil pilpres yang dimenangkan kembali oleh capres incumbent Mahmoud Ahmadinejad. Mereka menganggap pelaksanaan pilres penuh dengan kecurangan.

Tudingan itu dibantah pemerintah Iran (Dewan Garda). Berdasarkan hasil penyelidikan, otoritas tertinggi pelaksanaan pilpres di Iran itu, menyatakan tidak ada kecurangan. Bahkan Dewan Garda menganggap pilpres tahun ini merupakan yang paling bersih dari pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya.

Ahmadinejad unggul dengan perolehan 62 persen suara sementara Mousavi mengantongi 34 persen.

Tersangka Penyerang Mumbai Mengaku Bersalah

Satu-satunya tersangka penyerangan Mumbai, India, November tahun lalu yang selamat, mengaku bersalah di pengadilan Mumbai, Senin hari ini.

Polisi Mumbai menyatakan warga Pakistan bernama Mohammad Ajmal Kasab itu telah memberikan pengakuannya.

"Benar, dia telah mengaku bersalah di pengadilan hari ini (Senin) atas serangan November saat persidangan," kata Rakesh Maria, pejabat senior polisi seperti dikutip Reuters, Senin (20/7/2009).

Kasab diseret ke pengadilan dengan 86 tuntutan, termasuk pembunuhan dan melakukan perang terhadap India.

"Dia telah mengakuinya dan pada kenyataanya dia terlibat dalam penyerangan yang telah menewaskan banyak orang. Dia juga melakukan perencanaan dan eksekusi," papar Maria.

Kasab merupakan satu dari 10 pelaku yang tertangkap dan satu-satunya yang masih hidup. Saat itu pelaku melakukan penyerangan terhadap dua hotel mewah, pusat Yahudi, dan stasiun kereta di kota bisnis dan budaya itu.

India telah menentukan 38 orang sebagai tersangka, termasuk Kasab, terkait penyerangan yang menewaskan 180 orang lebih itu. Namun sebagian besar tersangka berada di Pakistan.

Polisi Periksa DNA Orangtua Nur Sahid

Orangtua dan juga adik Nur Sahid yang diduga kuat sebagai pelaku bom bunuh diri di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, dijemput aparat kepolisian Polda Jawa Tengah.

Mereka dijemput guna keperluan pengambilan sampel darah mereka. Pengambilan darah, liur, dan rambut tersebut untuk mencocokkan deoxyribonucleic acid (DNA) Nur Sahid dengan keluarganya.

"Mereka dibawa dengan dua mobil aparat ke Polda Jawa Tengah didampingi kepala dusun Bapak H Thohari," kata Sersan Dua Sugianto, Bintara Binaan Desa Katekan (Babinsa), Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Senin (20/7/2009).

Aparat Polda Jawa Tengah datang pada pukul 06.30 WIB. Para petugas datang didampingi polisi Polres Temanggung dan Dokkes Polres Temanggung.

"Petugas datang sangat cepat dan membawa kedua orangtua Nur Sahid dan adiknya. Bahkan mereka belum sempat mandi," terangnya.

Ayah Nur Sahid bernama Muh Nasir, ibunya bernama Tuminem, sedangkan salah seorang adiknya dibawa ke Semarang, bernama Udi Mas'ud. Nur Sahid sendiri adalah putera ketiga dari pasangan tersebut.

Pascapenjemputan kedua orangtua Nur Sahid dan adiknya, suasana rumah orangtua Nur Sahid tampak sepi. Ruang utama dikunci rapat, hanya ruang samping yang bisa dibuka.

Polisi Mengejar Pelaku Sampai ke Pamekasan

Siapa pelaku bom JW Marriott dan Ritz Carlton pada 17 Juli 2009 lalu masih belum terungkap. Polisi pun terus mengejar pelaku sampai ke Madura, Jawa Timur.

Menurut sumber detikcom, pada Senin (20/7/2009), pelaku yang diincar diindikasikan melarikan diri ke Pulau Madura. Polda Jatim pun mengejarnya sampai ke Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Sebelumnya selain mengejar pelaku hingga ke Madura, Kepolisian juga memeriksa narapidana bom Bali II Muhammad Cholily alas Yahya Antoni (28). Cholily yang merupakan kurir bom Dr Azhari ini diperiksa secara tertutup.

Pemeriksaan Cholily dilakukan di Lapas Lowokwaru, Malang, Senin (20/7/2009) pagi ini. Dia diperiksa terkait jaringan Noordin M Top yang diduga sebagai pelaku teror hingga menewaskan 9 orang.

Pemeriksaan selama 2 jam ini juga termasuk mengenai keterlibatan Nurhasbi alas Nur Sahid yang diduga menjadi pelaku bom bunuh diri. Kendati demikian polisi enggan membeberkan hasil dari pemeriksaan.

Kapolwil Malang Kombes Pol Rusli Nasution ketika dikonfirmasi detiksurabaya.com melalui telpon gengamnya membenarkan pemeriksaan Cholily terkait peledakkan bom di Jakarta.

"Pelaku teror dimungkinkan mempunyai kaitan dengan Cholily. Apakah mereka berkunjung menyamar sebagai keluarga selama Cholily menghuni lapas," ungkap Mantan Direskrim Polda Jatim ini.

Cholily dipindahkan ke Lapas Lowokaru Malang sejak 10 Oktober 2008, setelah sebelumnya ditahan di Lapas Kroboan Bali untuk menjalani vonis selama 18 tahun penjara. Bersama para napi lainnya, Cholily menempati blok 12 dengan mendapat penjagaan ketat.

PKS: Jangan Bumbui Kasus Bom dengan Rumor

Bermunculannya komentar yang tidak berlandaskan pada fakta membuat tragedi bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton bergerak bak bola liar. Keadaan ini berpotensi menganggu kinerja polisi dalam mengungkap dalang dan pelaku pengeboman.

Untuk itu, partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta kepada semua pihak untuk tidak memberikan pernyataan yang tidak jelas terkait dengan peledakan bom di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. Apalagi di tengah masa pemilu presiden yang belum selesai.

"Jangan sampai masalah seperti ini diselesaikan dengan rumor," ujar Wakil Ketua Fraksi PKS Zulkieflimansyah kepada okezone via pesan singkat di Jakarta, Senin (20/7/2009).

Zulkieflimansyah meminta pemerintah harus segera melakukan recovery pascapengeboman. Pihak kepolisian juga harus segera melakukan penyelidikan hingga pelaku pemboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton ditangkap. "Dengan menangkap pelakunya secepat mungkin, maka tidak akan ada kesan Indonesia tidak aman," ujarnya.

Seperti diketahui, berbagai spekulasi tentang identitas pelaku pengeboman mulai bermunculan ke publik. Salah satunya adalah gencarnya salah seorang pelaku berinisial NH sebagai alumnus Ponpes Al Mukmin, Ngruki.

Sebelumnya juga sempat muncul polemik atas komentar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dikeluarkan beberapa jam setelah ledakan bom. Presiden mengait-kaitkan ledakan bom dengan kekecewaan sejumlah kalangan terhadap hasil pemilihan presiden.

Golkar Dilanda Dinamika, Tak Berhenti Usut Kecurangan Pilpres

Dinamika politik internal Partai Golkar, tidak mengganggu dan menyurutkan langkah politik dan upaya hukum untuk terus untuk mempersoalkan kecurangan Pilpres 2009.

Demikian disampaikan Wakil Bendahara Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Poempida Hidayatullah, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 20/7).

“Kita akan tetap memperjuangkannya. Setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil penghitungan suara secara resmi nanti kita akan langsung menanggapinya. Kecurangan dalam hal administratif akan kita bawa ke Mahkamah Konstitusi (MK) sementara pelanggaran pidana akan kita bawa ke pengadilan,” kata Poempida.

Menurut Poempida, pihaknya telah mengumpulkan 150 temuan yang sangat mendasar sebagai bukti bahwa pilpres dipenuhi kecurangan.

Hebat, Satu Emas buat Pelajar Indonesia di Olimpiade Biologi

Pelajar Indonesia meraih satu medali emas pada ajang Olimpiade Biologi Internasional atau International Biology Olympiad (IBO) ke-20 di Tsubuka, Jepang, yang berlangsung pada 12-19 Juli 2009. Selain satu medali emas, tim Indonesia yang beranggotakan empat pelajar itu, juga menyumbang satu medali perak dan satu medali perunggu.

Mertua Nur Said Sulit Telepon Anaknya

Mertua Nur Said, Siti Lestari, tidak percaya bahwa suami putri keduanya itu sebagai pelaku bom di Hotel JW Marriott. Namun, yang meresahkan saat ini, Siti dan keluarganya tidak bisa menghubungi anaknya, Dwi Prastiwi, yang juga istri Nur Said itu.

"Dalam situasi seperti ini saya tinggal berharap Dwi menghubungi saya untuk menjelaskan bahwa dia bersama keluarga dalam kondisi baik-baik," kata Siti Lestari sambil menahan tangis saat ditemui wartawan di rumahnya, Dusun Tempel Rt 18 Rw 7, Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Jateng, Senin (20/7/2009).

Gesang, adik Dwi, mengaku sangat sulit menghubungi kakaknya. Hingga saat ini, Gesang masih belum berhasil menghubungi telepon kakaknya. Telepon kakaknya tulalit.

Setelah menikah dengan Nur Said, Dwi memang jarang pulang ke rumah di Klaten. Dia bersama Nur Said sempat pulang ke Klaten pada tahun 2005 lalu. Namun, saat itu, Dwi dan Nur Said hanya singgah, tidak sampai sehari di Klaten.

Menurut Gesang, praktis selama ini komunikasi keluarga dengan Dwi hanya dilakukan melalui telepon genggam. Namun, anehnya, yang selalu telepon ke Klaten adalah Dwi. Telepon genggam Dwi selalu tidak bisa dihubungi. Dwi juga selalu menggunakan HP dengan nomor yang berbeda.

"Selama ini kalau komunikasi dengan Mbak Dwi dilakukan via HP. Tapi yang telepon selalu Mbak Dwi, nomornya ganti-ganti. Nomor terakhir yang dipakai Mbak Dwi, ketika saya hubungi tidak aktif," ujar dia. Gesang mengaku kakaknya bertelepon terakhir kalinya beberapa bulan lalu.

Gara-gara diduga Nur Said sebagai pelaku, keluarga sangat terkejut. Karena itu, Gesang berharap polisi segera memastikan siapa pelaku aksi pemboman itu sehingga keluarga segera mendapat kepastian.

Nur Said menikahi Dwi Prastiwi pada tahun 2000. Selama ini pihak keluarga tidak mengetahui alamat pasti mereka tinggal. Namun, Dwi pernah mengaku tinggal di Semarang.

Nur Said alias Nur Sahid alias Nuri Hasdi alias Nur Hasbi alias Nurdin Aziz berasal dari Temanggung. Pihak keluarga di Temanggung juga mengaku bahwa Nur Said sudah tidak pernah pulang selama empat tahun.

Nur Said Dikenal Sebagai Tukang Kunci dan Penjual Kaca Mata

Dari foto-foto yang ditemukan di rumahnya di Temanggung, Nur Said aias Nur Sahid alias Nuri Hasdi alias Nur Hasbi alias Nurdin Aziz, sering berpose dengan memakai kaca mata. Dia memang dikenali oleh keluarganya sebagai penjual kaca mata. Karena itu, keluarga tak yakin Nur Said adalah pelaku bom JW Marriott.

Nama Nur Said saat ini menghiasi media massa. Maklum, dia disebut-sebut sebagai pelaku bom bunuh diri Hotel JW Marriott pada 17 Juli 2009 lalu. Bahkan, disebut-sebut potongan kepala yang ditemukan di hotel Marriott mirip dengan wajah Nur Said.

Nur Said menikahi Dwi Prastiwi (31), putri kedua Siti Lestari, warga Klaten, Jawa Tengah, pada tahun 2000 lalu. Saat ini, menurut Siti Lestari, pasangan Nur Said-Dwi Prastisi sudah dianugerahi dua anak.

Sejak menikah, Dwi jarang menengok orangtuanya di Klaten. Siti Lestari juga tak mengetahui di mana alamat pasti Nur Said-Dwi tinggal. Hanya saja, saat datang ke Klaten pada 2005 lalu, mereka pernah menyebut tinggal di Semarang.

"Saat itu pada 2005 mereka datang membawa dua anaknya. Tak sampai sehari lalu pergi lagi. Kepada kami mereka mengaku tinggal di Semarang, Nur bekerja sebagai tukang kunci dan jualan kaca mata," kata Siti kepada wartawan di rumahnya di Dusun Tempel Rt 18 Rw 7, Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Jateng, Senin (20/7/2009).

Dengan bekerja sebagai tukang kunci dan berjualan kaca mata itulah, Sri Lestari tidak yakin bahwa menantunya pelaku bom. Namun, yang meresahkan saat ini, pihak keluarga tidak bisa menghubungi HP Nur Said maupun Dwi.

Telepon genggam Dwi yang pernah digunakan menelepon adiknya, Gesang, beberapa waktu lalu, sudah tidak aktif. Hingga saat ini, pihak keluarga tidak mengetahui di mana Nur Said dan Dwi berada.

Sementara dari Temanggung, kedua orangtua Nur Said, Muhammad Nasir (60) dan Tumini(57) sudah dijemput aparat kepolisian pada Senin (20/7/2009). Sebelum Matahari terbit, orangtua Nur Said sudah dibawa polisi meninggalkan rumah. Kabarnya, keduanya dibawa polisi untuk menjalani tes DNA. Tes DNA itu diperkirakan untuk memastikan apakah potongan kepala yang ditemukan memang kepala Nur Said.

Nur Said sendiri dikenal oleh tetangganya sebagai pria yang baik dan taat beribadah. Menurut pengakuan keluarganya, Nur Said memang pernah mondok di Ponpes Ngruki. Peneliti terorisme, Sydney Jones menyebut Nur Said adalah anggota Jamaah Islamiyah (JI). Namun, hingga saat ini, informasi-informasi mengenai Nur Said terlibat bom JW Marriott masih belum terkonfirmasi.

Dugaan Keterlibatan Malaysia, Politisi PKS Minta Jangan Emosional

Meskipun banyak fakta tentang prilaku negara Malaysia yang membuat hati rakyat Indonesia panas, namun soal keterlibatan negara itu dalam aksi teror bom di Indonesia harus dikaji secara mendalam dan jangan disikapi secara emosional.

Demikian dikatakan politisi muda PKS, Zulkifliemansyah kata dia kepada wartawan, Senin (20/7) menyikapi keterlibatan negara itu seperti sinyalemen politisi PBB Ali Mochtar Ngabalin yang meminta agar intelijen menyelediki kemungkinan keterlibatan negara itu dalam aksi teror di Indonesia. Sebab otak bom di Indonesia adalah Noordin M Top yang juga berwarga negara Malaysia.

Pemikiran konspiratif seperti adanya keterlibatan Malaysia itu tidak dikembangkan hanya sekedar mencari kambing hitam karena hal ini dapat memperburuk situasi. Hubungan antara kedua Negara bisa terganggu dengan tudingan seperti ini, kata dia. Menurut dia, meskipun banyak fakta-fakta negara Malaysia seringkali memprovokasi pemerintah namun jangan jangan sampai kemarahan dan sikap emosional mengalahkan akal sehat. Dalam melihat kasus bom di hotel mewah di Bilangan Mega Kuningan tersebut harus disikapi secara jernih dan proporsional.

Meskipun meragukan keterlibatan negara Malaysia, tapi sebagai masukkan usul Ali Mochtar Ngabalin tersebut kata dia tidak salah jika dilaksanakan oleh aparat intelijen. Dirinya juga mengingatkan agar masyarakat jangan terlalu menyalahkan aparat keamanan yang tidak dapat mencegah aksi teror yang mematikan tersebut. Dia mencontohkan Amerika Serikat saja masih juga kebobolan dalam hal terorisme.

Lihai Tebar Pesona, SBY Juga Harus Pandai Minta Maaf

Jika hasil penyelidikan pihak kepolisian membuktikan bahwa pelaku bom di Mega Kuningan, Jakarta (Jumat, 17/7) tidak ada kaitannya dengan pihak-pihak yang telibat dalam proses pemilihan umum sebagaimana dikaitkan SBY, maka SBY harus meminta maaf kepada publik.

Demikian disampaikan anggota Tim Kampanye JK-Wiranto, Poempida Hidayatullah, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 20/7).

“Pernyataan SBY itu sangat tidak etis dilakukan dalam kapasitasnya sebagai presiden. Bahkan sangat tidak layak membeberkan rahasia negara kepada khalayak umum. Kalau terbukti keliru, SBY harus segera minta maaf karena telah mempolitisir peristiwa bom dan menggunakan kekuasaanya untuk menyerang capres lain. SBY jangan hanya lihai tebar pesona, tapi juga harus pandai dan berani minta maaf,” kata Poempida.

Permintaan maaf itu, kata Poempida, harus disampaikan melalui pidato resmi. SBY, lanjutnya, harus menyampaikan permintaan maaf kepada capres lain yang dituduhnya, media, serta seluruh rakyat Indonesia yang telah dibohonginya.

Tiga Alasan Bomber Noordin M Top Sulit Ditangkap

Aparat keamanan sampai saat ini belum berhasil menangkap pelaku teror bom kelas wahid di Indonesia Noordin M Top.

Keberhasilan bomber berwarga negara Malaysia itu lolos dari penangkapan aparat keamanan menjadi perhatian khusus kader PBB Ali Mochtar Ngabalin. Kepada wartawan (Senin, 20/7) dia mencurigai ada pihak-pihak di Indonesia yang membantu dalam menebarkan teror bom di Indonesia. Sebab tidak mungkin dia bisa seorang diri untuk melaksanakan aksinya di dalam negeri tanpa dibantu oleh pihak-pihak tertentu di Indonesia. Ini juga harus diselidiki aparat keamanan, kata Ali yang juga anggota komisi I DPR ini. Selain itu melihat kegagalan demi kegagalan aparat keamanan menangkap Noordin M Top membuat dia bertanya-tanya apakah bomber itu memang ada atau tokoh rekayasa saja.

“Coba lihat saja berapa banyak aksi teror bom yang terjadi di Indonesia selama ini yang diduga dilakukan oleh Dr Azhari dan Noordin M Top yang keduanya berwarga negara Malaysia. Masa sudah demikian banyak aksi bom yang mereka lakukan dan sudah bertahun-tahun mengejar mereka aparat kepolisian belum menemukannya juga. Padahal selama aksi bom ini terjadi sudah 4 Kapolri yang menjabat tapi Noordin tak berhasil ditangkap. Hebat sekali dia,” katanya.

Ali Mochtar Ngabalin melihat ada tiga kemungkinan mengapa Noordin bisa lolos sampai sekarang. Pertama intelijen Indonesia buruk. Kedua, Noordin memang memiliki kemampuan yang luar biasa dan ketka ketiga sosok bomber itu hanya rekayasa saja dan tidak pernah ada sesungguhnya. Oleh karena itu dirinya mengharapkan agar aparat keamanan bisa benar-benar mengungkapkan kasus ini, agar spekulasi-spekulasi yang berkembang tidak meresahkan masyarakat.

Dari 100 Percobaan Terorisme, Hanya Satu yang Lolos

Kepolisian dan intelijen Republik Indonesia lebih baik fokus pada aktivitas kriminal teroris daripada latar belakang pelaku.

“Kita selalu segan bicara terorisme karena terlalu fokus pada latar belakang pelaku, seperti latar belakang agamanya,” kata Rektor Universitas Paramadina, Anis Baswedan, pada Rakyat Merdeka Online, di Mega Kuningan, Jakarta, Senin (20/7).

Terlepas dari itu, ia mengapresiasi keberhasilan kepolisian dan itelijen selama ini yang mampu menghadang meluasnya tindakan terorisme di Indonesia. Ia memiliki rumus, dari seratus percobaan terorisme di Indonesia, dipastikan hanya satu yang berhasil.

“Kalau dari pihak kepolisian dari 100 penghadangan yang lolos hanya satu. Contohnya bom Mega Kuningan,” kata moderator debat capres Pilpres 2009 ini.

Polri: Tak Apa Lamban, tapi Hasilnya Bagus

Di hari ketiga pascapengeboman di dua hotel berbintang lima di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Kepolisian Republik Indonesia masih terus melakukan investigasi.

Padahal, banyak pihak yang ingin mengetahui secara pasti mengenai motif dan pelaku pemboman. Kasus pengeboman ini juga menjadi sorotan internasional karena memakan korban jiwa dari sejumlah negara.

Polri sendiri tidak mau ambil pusing tentang tudingan miring sebagian orang yang mengatakan kepolisian bertindak lamban. Meski lamban, Polri yakin akan memberikan hasil yang terbaik.

"Tidak apa-apa dibilang lamban, yang penting hasilnya bagus," ujar Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polisi Brigadir Jenderal Polisi Sulistyo Ishak kepada wartawan di Jakarta Media Crisis Center, Plaza Bellagio, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (20/7/2009).

Lebih lanjut Sulistyo mengimbau semua pihak agar bersabar dan memberi kesempatan kepada Polri untuk melakukan penyelidikan. Dia juga berharap masyarakat ikut membantu memberikan informasi kepada penyidik Polri bila mempunyai informasi yang berguna untuk mengefektifkan proses penyidikan.

Selain itu, melalui press release-nya, Polri meminta wartawan untuk dapat menahan diri, tidak mempublikasikan berbagai spekulasi yang hanya akan membingungkan publik.

Tujuan para pelaku teror ini adalah untuk mendapatkan liputan media yang sebanyak mungkin. Hal ini bagian dari perhitungan tersendiri dari pihak pelaku pemboman.

"Penayangan gambar-gambar yang membuat takut publik adalah bagian dari perhitungan ini," kata Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Nanan Sukarna, seperti yang dilansir dalam release tersebut.

Polri Tertutup Soal Bom di Kamar 1808

Selang beberapa jam dari meledaknya dua bom rakitan di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, polisi juga menemukan bom yang belum sempat meledak di kamar 1808 Hotel JW Marriott.

Beredar kabar, bom tersebut sebenarnya tidak dijinakkan di tempat kejadian perkara. Namun, dibawa ke Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, untuk diurai. Sebelum diurai, bom tersebut dikabarkan meledak.

Ketika dikonfirmasi tentang hal ini, Wakil Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Polisi Sulistyo Ishak tidak membenarkan dan tidak pula menyangkal hal tersebut.

Dia hanya menjawab, "Tidak diledakkan. Istilah kami dijinakkan. Yang kira-kira membahayakan, ya dihilangkan," tukasnya usai konferensi pers di Jakarta Media Crisis Center, di Plaza Bellagio, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (20/7/2009).

detikcom : Polri: Polisi Australia Tidak Ikut Proses Identifikasi

title : Polri: Polisi Australia Tidak Ikut Proses Identifikasi
summary : Polri membantah isu polisi Australia ikut dalam proses identifikasi korban. Namun dia membenarkan ada organisasi penghubung dari Australia yang membantu menyalurkan antemortem untuk proses identifikasi korban. (read more)

Polri Belum Simpulkan Bom Kuningan Terkait JI

Mabes Polri mengaku masih memburu buronan nomor wahid Indonesia Noordin M Top yang masih misterius, dan belum menyimpulkan pelaku bom Mega Kuningan adalah kelompok Jamaah Islamiah (JI).

"Pak Noordin M Top masih dicari," ujar Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Sulistyo di Jakarta, Senin (20/7/2009). "Sampai hari ini kita belum bisa menyimpulkan," sambungnya.

Namun Sulistyo mengakui bom yang digunakan pelaku memang memiliki kesamaan dengan yang ditemukan di Cilacap dan Bali. Akan tetapi, kata Sulistyo, kepolisian belum bisa menyimpulkan secara resmi.

"Penyidik Polri tanda kutip dugaan JI kemarin disampaikan oleh Pak Nanan itu ada kesamaan bom dengan bom Cilacap dan Bali. Namun belum bisa disimpulkan. Dari rangkaian dan jenis bom memang sama," pungkasnya.

Kuak Bom Jakarta, Kurir Dr Azhari Diperiksa

Narapidana bom Bali II Muhammad Cholily alas Yahya Antoni (28) diperiksa polisi terkait dengan bom yang mengguncang di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. Cholily yang merupakan kurir bom Dr Azhari ini diperiksa secara tertutup.

Pemeriksaan Cholily dilakukan di Lapas Lowokwaru, Malang, Senin (20/7/2009) pagi ini. Dia diperiksa terkait jaringan Noordin M Top yang diduga sebagai pelaku teror hingga menewaskan 9 orang.

Menurut sumber di kepolisian, pemeriksaan terhadap warga Jalan Jodipan, Kota Malang ini seputar jaringan yang terlibat dalam aksi teror tersebut. Serta jenis bom yang digunakan kelompok yang kini diburu oleh aparat kepolisian itu.

Pemeriksaan selama 2 jam ini juga termasuk mengenai keterlibatan Nurhasbi alas Nur Sahid yang diduga menjadi pelaku bom bunuh diri. Kendati demikian polisi enggan membeberkan hasil dari pemeriksaan. "Kami memeriksa dia karena diduga terkait dengan jaringan tersebut," ujar dia.

Seperti diketahui Cholily merupakan kurir bom yang dibuat Dr Azhari. Dia tertangkap di perbatasan Semarang-Demak pada 9 Nopember 2005 silam.

Dari pria ini juga, akhirnya polisi mengungkap persembunyian Dr Azhari di Jalan Flamboyan, Kota Batu.

Sementara itu Kapolwil Malang Kombes POl Rusli Nasution ketika dikonfirmasi detiksurabaya.com melalui telpon gengamnya membenarkan pemeriksaan Cholily terkait peledakkan bom di Jakarta.

"Pelaku teror dimungkinkan mempunyai kaitan dengan Cholily. Apakah mereka berkunjung menyamar sebagai keluarga selama Cholily menghuni lapas," ungkap Mantan Direskrim POlda Jatim ini.

Cholily dipindahkan ke Lapas Lowokaru Malang sejak 10 Oktober 2008, setelah sebelumnya ditahan di Lapas Kroboan Bali untuk menjalani vonis selama 18 tahun penjara. Bersama para napi lainnya, Cholily menempati blok 12 dengan mendapat penjagaan ketat.

Mertua Nur Said Kaget Menantunya Disebut Pelaku Bom

Mertua Nur Said (sebelumnya ditulis Nur Sahid-Red) kaget bukan kepalang mendengar nama menantunya disebut-sebut sebagai pelaku bom bunuh diri di JW Marriott Jumat pagi lalu. Setahu mereka, Nur Said adalah lelaki berkelakuan baik yang menghidupi anak istrinya.

Siti Lestari, mertua Nur Said, tak dapat menutupi rasa kagetnya ketika sejumlah wartawan datang ke rumahnya di Dusun Tempel Rt 18 Rw 7, Desa Ngalas, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Jateng, Senin (20/7/2009).

Perempuan setengah baya ini mengakui bahwa anak keduanya, Dwi Prastiwi (31 tahun), menikah dengan Nur Said asal Temanggung yang akhir-akhir ini diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott. Dia tidak tahu pasti di mana anaknya mengenal Nur Said.

Yang dia ketahui secara pasti adalah Nur dan Dwi menikah pada tahun 2000 lalu. Semenjak menikah, pasangan muda ini jarang berada di Klaten. Bahkan kunjungan mereka terakhir ke Klaten adalah sekitar tiga tahun silam. Itu pun tak lebih sehari berada di Klaten.

"Saat itu mereka datang membawa dua anaknya. Tak sampai sehari lalu pergi lagi. Kepada kami mereka mengaku tinggal di Semarang," papar Siti, Senin (20/7/2-2009).

Siti mengenal menantu keduanya sebagai pribadi pendiam dan taat beribadah. Karena itulah meskipun sudah mendengar kabar lewat pemberitaan, namun dia mengaku tetap belum bisa mempercayai kabar yang menyebutkan menantunya itu tega berbuat menyakiti banyak orang dan diri sendiri dengan meledakkan bom bunuh diri.

"Dia (Nur Said) orang yang rajin dan taat beribadah. Kami masih tidak percaya jika Nur tega berbuat seperti itu," lanjut Siti Lestari sambil menahan tangis.

Sementara itu Kepala Desa Ngalas, Tri Prasetya, mengakui Nur Said dan Dwi Prastiwi sebagai warganya. Meskipun keduanya telah cukup lama meninggalkan desa tersebut, namun hingga saat ini masih tercatat sebagai warga desa karena belum mengajukan pindah tempat

Polisi Periksa DNA Orangtua Nur Sahid

Orangtua dan juga adik Nur Sahid yang diduga kuat sebagai pelaku bom bunuh diri di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, dijemput aparat kepolisian Polda Jawa Tengah.

Mereka dijemput guna keperluan pengambilan sampel darah mereka. Pengambilan darah, liur, dan rambut tersebut untuk mencocokkan deoxyribonucleic acid (DNA) Nur Sahid dengan keluarganya.

"Mereka dibawa dengan dua mobil aparat ke Polda Jawa Tengah didampingi kepala dusun Bapak H Thohari," kata Sersan Dua Sugianto, Bintara Binaan Desa Katekan (Babinsa), Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Senin (20/7/2009).

Aparat Polda Jawa Tengah datang pada pukul 06.30 WIB. Para petugas datang didampingi polisi Polres Temanggung dan Dokkes Polres Temanggung.

"Petugas datang sangat cepat dan membawa kedua orangtua Nur Sahid dan adiknya. Bahkan mereka belum sempat mandi," terangnya.

Ayah Nur Sahid bernama Muh Nasir, ibunya bernama Tuminem, sedangkan salah seorang adiknya dibawa ke Semarang, bernama Udi Mas'ud. Nur Sahid sendiri adalah putera ketiga dari pasangan tersebut.

Pascapenjemputan kedua orangtua Nur Sahid dan adiknya, suasana rumah orangtua Nur Sahid tampak sepi. Ruang utama dikunci rapat, hanya ruang samping yang bisa dibuka.

Ponpes Ngruki Siap Buka Buku Induk Siswa

Pengurus Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Jawa Tengah, gerah juga dengan tudingan bahwa salah satu calon tersangka pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton adalah alumnus lembaga pendidikan Islam itu.

Untuk membuktikan bahwa tuduhan itu tidak benar, maka pihak Ponpes Al Mukmin siap membuka buku induk siswa. "Ponpes siap membuka buku induk siswa untuk menegaskan nama sesuai abjad tersebut. Apakah ada nama Nur Hasbi, Nur Hasdi, Nur Sahid atau nama-nama serupa lainnya," ujar Wakil Direktur Ponpes Al Mukmin Ngruki, Sholeh Ibrahim kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah.

Namun pihak pesantren baru bersedia membuka buku induk hanya kepada keluarga yang bersangkutan. Tidak kepada pihak berwajib atau pihak lain. "Dengan catatan yang meminta menunjukkan buku induk siswa adalah keluarganya sendiri," tegasnya.

Menurut Sholeh, Ponpes Al Mukmin memang memiliki banyak santri asal Temanggung. Tapi, tidak ada satu pun nama santri yang menyerupai atau serupa dengan identitas calon tersangka bom bunuh diri di Kuningan, Jakarta. "Kalau memang betul pelaku tersebut alumnus ponpes, pihak ponpes siap mengakui dan tidak akan menutup-nutupinya," ujarnya.

Sholeh mencontohkan, pihaknya akan berlaku sama seperti dalam kasus pengeboman Hotel JW Marriott pertama yang melibatkan alumnus Ponpes Al Mukmin. "Seperti pihak ponpes mengakui nama Mukhlas dan Asmal Latin bin Tsani sebagai alumnus Al Mukmin," ungkapnya.

Kesiapan pihak ponpes menunjukkan buku induk siswa bukan berangkat atas kekesalan menyeruaknya tudingan keterlibatan alumnus Ponpes Ngruki dalam pengeboman di Kuningan. Melainkan pada sikap bersikeras pihak keluarga yang menyatakan anaknya pernah menimba ilmu di Ponpes Al Mukmin.

detikcom : SBY & Mitos Satrio Pinilih

title : SBY & Mitos Satrio Pinilih
summary : Bagaimana gambaran negeri ini lima tahun ke depan dan pasca SBY lengser keprabon? Lambat tapi pasti, negeri ini sudah waktunya memasuki masa keemasan. Apa iya? (read more)

Lindaskan Anak ke KA, Puryanto Dibekuk

Setelah sempat buron selama dua pekan, akhirnya Puryanto berhasil ditangkap jajaran Polda Jawa Timur di Desa Tanjung Ular Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung, siang tadi.

Puryanto merupakan tersangka kasus penganiayaan terhadap anak kandungnya sendiri, Tegar Kurnia Dinata yang masih berusia tiga tahun. Entah setan apa yang merasukinya hingga Puryanto tega mencekik leher anaknya sendiri. Setelah pingsan tubuh Tegar kemudian diletakkan di atas rel kereta api agar orang mengira anaknya tewas tertabrak KA. Kaki bocah mungil itu pun akhirnya remuk dihajar kereta api.

Kejadian memilukan tersebut berawal pada 5 Juli 2009. Saat itu, pikiran Puryanto, warga Desa Robahan Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, sedang kalut memikirkan istrinya yang diduga berselingkuh.

Pikiran kalut Puryanto ditambah lagi pada saat itu sang istri sudah meninggalkannya. Di tengah kondisi kalut, pikiran Puryanto tertuju pada Tegar Kurnia. Anak semata wayangnya itu dianggap sebagai pembawa sial. Akhirnya muncul pikiran setan untuk menghabisi Tegar. Sekira pukul 03.30 dini hari, Puryanto membopong Tegar yang saat itu masih tertidur, menuju areal persawahan di belakang rumahnya.

?Pada saat dibopong, Tegar sempat bertanya kepada bapaknya mau dibawa ke mana Pak? Dijawab oleh Puryanto diajak mencari burung,? kata Kapolda Jawa Timur Irjen Anton Bachrul Alam menirukan pengakuan tersangka di ruang VIP Bandara Juanda Surabaya, Senin (20/7/2009).

Di areal persawahan itulah Puryanto mencekik Tegar. Mengira anaknya sudah mati, Puryanto kemudian membopong Tegar menuju rel kereta api tak jauh dari areal persawahan. Puryanto ingin membuat seolah-olah anaknya mati kecelakaan ditabrak KA jurusan Madiun-Surabaya. Namun, meski sudah dicekik, Tegar ternyata belum mati.

?Tuhan Maha Pengasih, meski sudah dicekik dan ditabrak kereta api yang mengakibatkan kaki kanannya remuk, ternyata Tegar masih selamat. Bahkan dengan kaki kanan remuk usai ditabrak kereta api jurusan Madiun-Surabaya, Tegar masih bisa merangkak berjalan menuju rumahnya yang berjarak sekitar 75 meter, menggedor-gedor pintu rumah minta tolong,? kata Anton Bachrul Alam.

Namun di rumah itu Puryanto sudah melarikan diri. Polisi yang curiga, kemudian mengejar Puryanto ke Lampung, Palembang, dengan menggunakan jalan darat. Puryanto akhirnya dapat ditangkap di Pulau Bangka. ?Saya kesal dengan istri saya. Saya tahu sendiri dia berselingkuh. Tak hanya itu, saya juga menemukan surat-surat cinta dari pasangan selingkuhnya itu,? kata Puryanto.

Akibat kekejamannya, Puryanto dijerat dengan pasal penganiayaan berat dan pasal percobaan pembunuhan ditambah lagi dengan ancaman Undang-undang kekerasan dalam Rumah Tangga dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Polisi Pantau Ponpes Darusy Syahadah

Pascapengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz Cartlon di Jakarta, Polres Boyolali, Jawa Tengah, memantau Pondok Pesantren (Ponpes) Darusy Syahadah, Desa Kedung Lengkong, Kecamatan Simo.

Pasalnya, ponpes tersebut merupakan salah satu tempat yang dicurigai sebagai tempat perakitan bom yang diledakan di dua hotel berbintang tersebut. Selain mengawasi ponpes tersebut, polisi juga mengawasi sejumlah daerah di Boyolali yang dicurigai sebagai tempat untuk merakit bom berdaya ledak tinggi yang menewaskan sembilan orang itu.

Daerah lain yang mendapat pemantauan ketat pihak kepolisian yakni wilayah Banyudono. "Berdasarkan hasil penyelidikan tim Densus 88 Mabes Polri, bom yang diledakkan di Hotel JW Marriott dan Ritz Cartlon dirakit di sebuah tempat di Boyolali. Atas dasar itu, Polres Boyolali melakukan pemantauan di sejumlah daerah yang dicurigai sebagai tempat untuk merakit bom, termasuk Ponpes Darusy Syahadah," ujar sumber di Polres Boyolali yang enggan disebutkan namanya.

Kasat Intel Polres Boyolali AKP Marsudi membenarkan jika petugas kepolisian melakukan pemantauan dan meningkatkan pengamanan di sejumlah daerah yang dicurigai sebagai tempat persembunyian teroris. Kendati demikian, kata dia, Polres Boyolali tidak memberlakukan pengamanan secara khusus di daerah tersebut.

Disamping itu, Marsudi juga membenarkan jika tim dari Mabes Polri telah mendatangi Ponpes Darusy Syahadah guna penyelidikan terkait peledakan bom di Jakarta. "Tapi kedatangan tim dari Mabes Polri ke Ponpes Darusy Syahadah hanya sebentar. Setelah memintai keterangan pihak ponpes langsung pulang ke Jakarta," katanya.

Menurut dia, pascapeledakan bom di Jakarta, Polres Boyolali langsung melakukan pemantauan di sejumlah tempat yang dicurigai sebagai tempat persembunyian teroris. "Semua daerah yang dinilai rawan terhadap gangguan keamanan selalu mendapatkan pemantauan dari kepolisian. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi segala kemungkinan bisa saja terjadi," tukasnya.

Terpisah, Humas Ponpes Darusy Syahadah, Ustad Zaenal Abidin ketika dikonfirmasi mengenai kemungkinan keterkaitan Ponpes Darusy Syahadah dengan kegiatan teroris, Zaenal yang juga sebagai staf pengajar di ponpes setempat menyatakan, pendidikan dan ilmu yang diajarkan di ponpes setempat tidak ada yang menyimpang dari norma dan kaidah agama apalagi terorisme.

"Ini bisa anda cek sendiri," ujarnya. Disinggung mengenai kemungkinan keterlibatan alumni ponpes yang terlibat dalam kegiatan teroris, Zaenal menegaskan jika itu di luar tanggung jawab ponpes. Pasalnya, pihak ponpes sudah tidak mempunyai tanggung jawab penuh terhadap perilaku santrinya di luar ponpes setelah lulus.

"Jika santri sudah lulus, apa yang dikerjakan merupakan tanggung jawab masing-masing individu dan pihak Ponpes tidak mempunyai tanggung jawab," tandasnya.

Sementara itu Kepala Kepolisian Resort Boyolali AKBP Agus Suryo Nugroho mengaku situasi kemanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) sampai saat ini tergolong aman.

Dalam beberapa tahun terakhir pihaknya selalu mengadakan kordinasi dengan unsur masyarakat terutama kalangan pondok pesantren (Ponpes). "Sejauh ini, kami menjalin hubungan yang baik dengan kalangan pondok pesantren,' ujarnya. Dirinya bahkan mengaku kaget saat mengetahui dari pemberitaan media massa ada salah satu pondok pesantren di wilayahnya yang dicurigai sebagai salah satu basis pelaku terror.

"Kami juga tidak mencurigai pondok pesantren manapun, selama berinteraksi dengan mereka tidak ada yang mencurigakan," ujarnya. Dirinya mengaku, akrab dengan Pengasuh Pondok pesantren Darusy Syahadah yang diberitakan berkaitan dengan pelaku pengeboman. Pihaknya mengaku sudah melakukan penambahan pengamanan pada beberapa titik vital di Boyolali.

Antara lain, Depo Pertamina dan Kantor Komisi Pemilihan Umum. Selain itu, pihaknya juga melakukan pemantauan intelijen terhadap distrik-distrik pesantren di wilayahnya. "Jumlah personel kami sekira 800 orang dan bisa meminta bantuan dengan cepat ke Kompi Brimob yang ada di Gunung Kendil," ujarnya.

Ponpes Ngruki Siap Gugat Abdurrahman Assegaf

Pernyataan Ketua Umum Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) Habib Abdurahman Assegaf yang menyebut Nur Sahid merupakan jebolan Ngruki membuat pihak ponpes berang. Ngruki pun berencana menggugat Abdurahman Assegaf.

"Kita kemungkinan akan mengambil langkah hukum," kata Pembantu Direktur III Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Sholeh Ibrahim, di Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (19/7/2009).

Namun kepastian kapan akan mengambil langkah tersebut, Sholeh mengaku akan berkoordinasi dengan pimpinan Ponpes.

"Direktur Ponpes Ngruki (Wahidin) masih di Jakarta, nanti kalau sudah tiba maka kita akan koordinasikan lagi kepastiannya," tegasnya.

Ponpes Ngruki membantah kalau Nur Sahid merupakan salah satu alumni Ponpes Ngruki. Sholeh Ibrahim mengaku, pihaknya sudah melakukan pengecekan di buku induk santri dan tidak menemukan nama Nur Sahid.

Gara-Gara Facebook, Siswa SMA Bunuh Diri

Gara-gara Facebook, seorang pelajar SMA gantung diri. Achmad Idris (16), siswa kelas 1 SMA itu ditemukan dalam posisi gantung diri di salah satu kandang kambing milik keluarganya di Desa Sidojangkung, Menganti, Gresik, sekira pukul 04.30 WIB.

Berdasar laporan polisi, Minggu (19/7/2009), korban diduga kecewa berat karena dibelikan telepon genggam (HP) tidak sesuai dengan harapannya. Ceritanya, sebelum ditemukan tewas gantung diri, korban minta dibelikan HP kepada ibunya, Juliyah. Namun, HP merek Nokia seharga Rp800 ribu itu ditolak karena tidak memiliki fitur jejaring sosial facebook. Dia meminta HP itu dikembalikan, namun ibunya menolak. Penolakan ini berbuntut kenekatan korban melakukan bunuh diri.

"Korban bunuh diri dengan menggunakan seutas tali sepanjang tiga meter di atas kandang kambing. Setelah kami turunkan, korban dibawa ke RSUD Ibnu Sina untuk diautopsi," imbuh Kapolsek Menganti AKP Saibani saat dikonfirmasi wartawan.

Sekitar pukul 06.00 WIB, Polsek Menganti kembali menerima laporan bunuh diri. Muali (25), warga Desa Desa Kepatihan, Menganti, ditemukan tak bernyawa di pinggir rel KA di Desa Glintung, Menganti.

Mayat korban dalam kondisi luka parah di bagian kepala, kaki dan punggung. Mayat ditemukan pertama kali oleh Oyek (28), warga setempat. Saat itu, Oyek sedang berangkat menuju sawah yang ada di seberang rel KA. Ketika berjalan menyeberangi rel, dia melihat sesosok mayat yang sebagian tubuhnya tidak utuh lagi.

Temuan itu dilaporkan ke polisi dan langsung dilakukan evakuasi. Berdasarkan pemeriksaan, korban diduga tertabrak KA yang melaju dari arah Timur ke arah Barat. "Berdasarkan informasi, korban mengalami gangguan jiwa. Untuk memastikan penyebab kematiannya, kami bawa mayatnya ke RSUD Ibnu Sina untuk dilakukan otopsi," pungkas Saibani.

Soal Nur Sahid, Pesantren Ngruki Diminta Jangan Cari Sensasi

Ketua Umum Gerakan Umat Islam Indonesia (GUII) Habib Abdurrahman Assegaf meminta Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Solo, Jawa Tengah, tidak mencari sensasi dengan cara membantah bahwa Nur Sahid adalah alumni pesantrean tersebut.

"Pesantren Ngruki jangan cari sensasi dan tidak perlu kebakaran jenggot soal Nur Sahid. Keluarganya saja sudah mengakui jika Nur Sahid pernah belajar di Ngruki," tegas Abdurrahman saat dikonfirmasi okezone, Senin (20/7/2009).

Menurut dia, informasi bahwa Nur Sahid adalah alumni Pesantran Ngruki bukanlah omong kosong. Pasalnya, kata dia, informasi tersebut berdasarkan data yang diperolehnya dan didukung pengakuan adik kandung Nur Sahid bernama Udi Mas'ud.

"Saya berbicara ini hanya berdasarkan fakta dan tidak memiliki tendensius apapun kepada Pesantren Ngruki atau KH Abubakar Ba'asyir," tandasnya.

Disinggung rencana tuntutan hukum yang akan dilakukan Pesantren Ngruki kepada dirinya ditanggapi santai. "Lebih baik tuntut saja keluarga Nur Sahid, toh mereka sendiri mengakui bahwa Nur Sahid pernah mondok di Ngruki," tukasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Nur Sahid disebut-sebut sebagai pelaku bom bunuh diri yang dilakukan di Hotel JW Marriott, Kuningan, Jakarta Selatan. Namun, kabar tersebut belum disikapi Mabes Polri.

Habib Abdurrahman: Teroris Bukan Jihad tapi Jahat

Sederat kalangan meyakini bahwa pelaku terorisme tengah menjalankan tugas suci yakni berjihad. Namun, banyak kalangan juga yang mengecam pendapat tersebut. Tindakan terorisme tetap dinilai sebagai tindakan tak bermoral dan tak memiliki prikemanusiaan.

"Terorisme itu bukan jihad, tetapi jahat. Mereka telah menghilangkan nyawa orang-orang tak berdosa," ujar Ketua Umum Gerakan Umat Islam Indonesia Habib Abdurrahman Assegaf saat berbincang dengan okezone per telepon, Senin (20/7/2009).

Menurutnya, jihad hanya dapat diartikan ketika berperang di daerah konflik seperti Palestina dan berjuang atas nama agama. "Kalau saya pegang pistol dan musuh juga memegang, itu baru jihad. Kalau mau jihad silakan Palestina, Indonesia ini bukan kawasan perang," tandasnya.

Dirinya juga mempertanyakan keberadaan Pesantren Al Mukmin Ngruki yang selama ini kerap melahirkan para pelaku teror. "Saya bingung, mereka disana diajarkan apa sih? Bertahun-tahun tak pulang ke rumah, sekalinya muncul menjadi pelaku bom bunuh diri. Bagi saya itu berdosa," tukasnya.

Dirinya mengaku siap meladeni Pesantren Ngruki yang berencana akan menggugat secara hukum, sebagai buntut dari pernyataannya yang melontarkan bahwa seorang yang diduga pelaku bom bunuh diri di JW Marriott, Nur Sahid, pernah belajar di Pesantren pimpinan KH Abubakar Ba'asyir tersebut.

"Bismillah, saya dan GUII akan tetap berjuang mengungkap kebenaran. Kita akan tetap konsisten di jalan kita. Ini terbukti saat kita menyikapi Ahmadiyah dan aliran Lia Eden," pungkas Abdurrahman.

Pengamat: Angka 7 & 8 Bukan Sandi Bom Kuningan

Sejumlah kalangan menilai tragedi bom Kuningan menyimpan angka misteri yakni angka 7 dan 8. Pasalnya, peristiwa tersebut terjadi tanggal 17, bulan 7, dan pukul 07.47 WIB.

Tak lama kemudian, polisi berhasil menemukan bom di lantai 18 di kamar 1808. Benarkah kedua angka tersebut menjadi simbol terorisme seperti simbol 911 di WTC dan sejumlah tempat lainnya beberapa waktu silam?

"Itu sama sekali tidak ada kaitannya. Para teroris meledakan bom pada momen yang tepat dan bukan tergantung angka," ujar pengamat intelijen Wawan Purwanto saat dikonfirmasi okezone, Senin (20/7/2009).

Menurut dia, pemerintah dalam hal ini Badan Intelijen Negara (BIN) harus lebih waspada dan lebih meningkatkan kinerjanya. Pasalnya, kata dia, tidak tertutup kemungkinan ancaman serupa masih akan terjadi di tanah air.

"Aparat harus terus bersikap preventif untuk menyikapi ini. Menciptakan keamanan harus melibatkan semua pihak termasuk media. Karena peran media begitu berpengaruh," tandas Wawan.

Sebagaimana diketahui, peristiwa ini telah memakan korban sebanyak sembilan orang. Selain itu, sekira 50 orang juga mengalami luka-luka dan harus menjalani perawatan. Hingga kini, Polri terus menyelidiki siapa pelaku bom yang diduga dilakukan dengan cara bunuh diri tersebut.

Australia Prediksi Teror Bom Berlanjut

Pemerintah Australia memperingatkan tentang kemungkinan serangan teroris masih akan terjadi lagi di Indonesia, termasuk di Bali.

Departemen Luar Negeri Australia (DFAT) mengeluarkan travel warning dan meminta warga Australia menunda bepergian ke Indonesia. "Kami menyarankan Anda untuk mempertimbangkan ulang kunjungan ke Indonesia, termasuk Bali, saat ini karena meningkatnya ancaman serangan teroris," demikian keterangan tertulis DFAT. Dalam travel warning tersebut, Menteri Luar Negeri Australia Stephen Smith mengungkapkan,larangan berkunjung telah diperbarui karena adanya informasi dan saran terbaru.

"Informasi terbaru menggambarkan adanya perhatian serius, yaitu kemungkinan serangan teroris di Jakarta dan di wilayah lain di Indonesia, termasuk Bali," ujarnya dalam pernyataan tertulis seperti dikutip news.au.com.

Bali menjadi fokus perhatian karena menjadi destinasi paling diminati warga Australia dan wisatawan mancanegara lainnya. "Kita telah mendapatkan informasi bahwa Indonesia dan Bali ada kemungkinan menjadi target teroris," demikian keterangan travel warning. "Anda seharusnya waspada di tempat yang memiliki tingkat keamanan rendah," lanjutnya.

Travel warning juga dikenakan kepada seluruh staf diplomat Australia di Indonesia agar selalu waspada. Pada 2004 lalu, Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjadi target serangan bom dan menewaskan sembilan orang. "Mengenai perihal keamanan, maka keamanan di Kedutaan Australia di Jakarta dan konsulat jenderal di Bali dalam level tinggi (siaga)," demikian keterangan tersebut. "Kedutaan Besar Australia telah memberikan nasihat kepada staf dan keluarganya untuk tetap hati-hati ketika berjalan atau bepergian dari dan ke kedutaan," imbuhnya.

DFAT menyebutkan, jika ada yang membutuhkan bantuan konsuler,warga Australia di Jakarta dapat menelepon mereka di nomor +61 2 6261 3305. DFAT juga mengimbau warga Australia yang khawatir mengenai sanak saudara di Jakarta dapat langsung menghubungi mereka. "Jika tidak berhasil, silakan menghubungi Pusat Darurat Konsuler DFAT di nomor 1300 555 135," demikian keterangan DFAT.

Data DFAT mencatat lebih dari 1.000 orang Australia tengah berada di Jakarta. Sejauh ini Australia telah mengasumsikan dua warganya meninggal dalam ledakan bom di Hotel JW Marriott dan The Ritz Carlton, yaitu Craig Senger dan Nathan Verity. Dengan demikian, sudah tiga warga negara Australia menjadi korban tewas setelah Garth McEvoy yang telah dipastikan sebelumnya. Sejak 2005, Canberra kerap memperingatkan biro perjalanan wisata agar melarang mengirimkan turis ke Indonesia.

Dari Kuala Lumpur, Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengungkapkan pihaknya siap bekerja sama dengan Indonesia dan dunia internasional mengenai terorisme. "Kita telah berusaha menggelar berbagai upaya untuk mencegah otak serangan bom masuk ke Malaysia," ujarnya. Teroris itu adalah Noordin Mohammed Top yang merupakan warga negara Malaysia dan bersembunyi di Indonesia.

Dia menjamin, keamanan perbatasan Malaysia dan Indonesia akan diperketat. Menurut Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammudin Tun Hussein, keamanan di kedutaan besar di Malaysia diperketat, khususnya yang mendapatkan ancaman. "Kita telah meningkatkan keamanan bagi mereka (kedutaan) dan lokasi-lokasi tertentu yang dimonitor bersama dengan otoritas terkait selama bertahun-tahun," ungkapnya. Hishammudin mengungkapkan, amendemen Undang- Undang Keamanan Dalam Negeri (ISA) merupakan langkah untuk memerangi terorisme.

Kerja sama dengan negara tetangga, menurut dia, juga langkah penting. Sementara Deputi Kepala Polisi Kuala Lumpur Abu Samah Mat mengungkapkan polisi telah meningkatkan keamanan di beberapa titik penting. Situasi sejauh ini masih terkendali. "Sejak bom di Jakarta, kita meningkatkan keamanan," ujarnya.

Fadel Muhammad Inginkan Golkar Pasca JK Jadi Partai Modern

Tak mengalami perubahan dalam sisi organisasi, Partai Golkar setelah periode Jusuf Kalla harus menjadi partai modern.

Demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Gorontalo, Fadel Muhammad, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 20/7).

"Kalau tidak ingin kalah bersaing, Partai Golkar harus menjadi partai modern. Diantaranya, Partai Golkar harus lebih mengoptimalkan peran masing ketua-ketua bidang. Selama ini peran tersebut tidak ada meskipun dibentuk dan ada dalam struktur partai," kata Fadel.

Fadel mencontohkan dalam struktur partai terdapat bidang yang berkaitan dengan otonomi daerah dan bidang pelayanan publik. Namun, katanya, kedua bidang tersebut tidak pernah diberdayakan sama sekali. Ke depan, lanjutnya, bidang otonomi daerah dan pelayanan publik akan lebih diutamakan.

Australia Ingatkan Bom Susulan

Pemerintah Australia mendesak seluruh warganya mempertimbangkan ulang rencana berkunjung ke seluruh wilayah Indonesia.

Seperti dilansir JPNN, mereka, Minggu (19/7) mengingatkan kemungkinan serangan bom susulan dari kelompok militan menyusul bom di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta, Jumat lalu (17/7).

"Ada kemungkinan teroris melancarkan serangan susulan di Jakarta dan wilayah lain, termasuk Bali," ungkap pernyataan pemerintah Australia yang dirilis Minggu (19/7).

Sejak 2005, pemerintah Canberra mengingatkan wisatawan dari negaranya untuk tidak bepergian ke Indonesia. Mereka beralasan punya bukti kuat soal adanya ancaman kelompok militant terhadap warga asing yang berkunjung ke negeri dengan populasi muslim terbesar di dunia itu.

Travel advisory terbaru tersebut mengulang dan mempertegas peringatan tadi, sambil menunjuk Bali sebagai lokasi pengeboman pada 2002 dan 2005. Padahal, Bali merupakan pulau resor sangat populer di kalangan warga Australia.

SBY Dihadapkan pada Dua Pilihan, Mundur atau Diberhentikan

Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), salah satu sayap organisasi PDI Perjuangan menawarkan pilihan tegas untuk Presiden SBY: mundur atau diberhentikan.

Tawaran ini disampaikan berkaitan dengan pernyataan SBY di Istana Negara hari Jumat lalu (17/7) yang mengaitkan pengeboman di Mega Kuningan dengan kelompok yang tidak puas dengan proses dan hasil Pilpres 2009. Pernyataan itu, menurut Ketua Repdem Masinton Pasaribu, telah meresahkan masyarakat.

"Pernyataan dari seorang kepala negara dan kepala pemerintahan seharusnya mampu memberikan rasa aman buat warganya, bukan malah menebarkan kecemasan, tuduhan yang tidak diikuti dengan bukti-bukti hukum dan valid," kata Masinton.

Pernyataan Presiden SBY yang ceroboh dan asal tuding ini, masih katanya, masuk dalam kategori perbuatan tercela. Dia mengutip pasal 7A UUD 1945 yang menyebutkan bahwa “Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden”.

Polisi Cek DNA Keluarga Nur Sahid

Petugas Laboratorium Forensik Mabes Polri bekerja 24 jam untuk mencari identitas dua kepala pengebom JW Marriott dan Ritz Carlton. Dua orang dokter polisi berangkat ke Temanggung, Jawa Tengah tadi malam.

"Kami diperintahkan untuk mencari sampel DNA ( Deoxyribose Nucleic Acid) atas nama Nur Sahid," ujar seorang dokter forensik yang bertugas di Mabes Polri seperti dilansir Jawa Pos, Minggu (19/07).

Nama Nur Sahid muncul setelah Baintelkam Mabes Polri menerima data dari Abdurrahman Assegaf pimpinan Gerakan Umat Islam Indonesia Sabtu lalu. Kebetulan, Nur Sahid memang sudah menghilang dan tak menghubungi keluarganya di Temanggung sejak 2004.

Awalnya, polisi melalui Polda Jawa Tengah berupaya mengundang keluarga Nur Sahid ke Jakarta.

"Itu juga sedang diupayakan. Tapi yang jelas dua dokter kami sudah berangkat," katanya. Setelah sampel didapat ( bisa darah, rambut atau air liur) akan diperiksa.

Tim Forensik Australia Bantu Polri Sisir Lokasi Ledakan

Menteri Luar Negeri Australia, Stephen Smith menepati janjinya. Hari ini, tim forensik dari Australia akan membantu Mabes Polri melakukan penyisiran lokasi ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jakarta.

Informasi yang dihimpun detikcom, Senin (20/7/2009), tim dari Australia ini akan menyisir lokasi-lokasi ledakan di dua hotel mewah tersebut.

Mereka akan bergabung dengan Polri untuk mencari data-data atau petunjuk-petunjuk yang nantinya akan dijadikan bahan untuk menyimpulkan motif pengeboman, otak pelaku, serta segala sesuatu yang terkait dengan pengeboman itu.

Hingga pukul 09.10 WIB, baik tim dari Australia atau pun tim dari Mabes Polri belum berada di lokasi. Saat ini lokasi bom malah dikerumuni warga yang penasaran ingin melihat lokasi kejadian ledakan yang terjadi pada Jumat 17 Juli lalu.

Misteri Angka 7 di Ledakan Bom Marriott dan Ritz Carlton

Tak cuma raja pop dunia Michail Jackson yang punya misteri dengan angka 7, peledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton pun juga identik dengan angka 7. Mau Tahu?

Seperti kita ketahui, ledakan di dua hotel ikon Amerika Serikat (AS) tersebut, terjadi pada tanggal 17 bulan Juli atau bulan ke-7. Tak cuma itu, peristiwa ledakan ini terjadi tepat pada pukul 07 lebih 47 menit.

Apakah ini disengaja? Belum pasti. Namun berdasarkan pengakuan saksi kunci ledakan ini, yakni security di Hotel JW Marriot, Dikdik Ahmad Taufik, beberapa saat sebelum pelaku meledakkan bom, dia sempat mengotak-atik ponselnya.

Apakah dia memasang timer biar angkanya pas? Tidak ada yang bisa memastikan.

MENGAPA NOORDIN M TOP SUSAH DITANGKAP...!!!?????

Noordin M Top yang telah bertahun-tahun menjadi buron tetap misteri. Mabes Polri yang mengaku terus melakukan pengejaran tak juga mampu menangkap pria asal Malaysia tersebut. Kenapa Noordin begitu sulit ditangkap?

"Karena ada jaringan yang masih mau melindungi dia, yang merasa dengan ikhlas melakukan hal ini," kata Direktur International Crisis Group, Sidney Jones dalam wawancara yang ditayangkan tvOne, Senin (20/7/2009) pagi.

Selain memiliki jaringan yang masih kuat, menurut wanita asal Australia ini, Noordin banyak belajar dari pengalaman. Jika selama ini KPK berhasil menyadap banyak pejabat negara, maka menurutnya, Noordin mengakalinya dengan melakukan cara-cara konvensional, seperti berhubungan dengan memalui kurir. "Noordin banyak belajar dari pengalaman ini," imbuhnya.

Berbeda dengan Sidney, tokoh Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Fauzan Al Anshari menuding CIA dan Amerika Serikat (AS) menjadi biang kerok kenapa Noordin belum juga tertangkap.

"Saya curiga ini skenario besar dari CIA dan AS agar Indonesia tidak aman," ujar Fauzan.

Fauzan mengatakan, kemenangan SBY dengan menggandeng PKS dianggap merongrong kepentingan asing di Indonesia. Sehingga, dengan membuat Indonesia tidak aman lantaran bom, di mata Internasional posisi Indonesia menjadi kian terpuruk.

Terkait dengan masalah ini, Sidney balas membantah pendapat Fauzan. "Sama sekali tak masuk akal," ujarnya singkat.

Saat ditanya apakah kemungkinan teroris masih akan terus merongrong Indonesia, wanita berambut pirang ini tidak membantahnya. Pasalnya, masih ada belasan teroris yang masih menghirup udara bebas.

"Saat ini masih ada 12-13 orang. Untuk membuat bahan peledak tidak sulit, dan masih ada orang yang punya pengalaman dan berniat untuk melakukannya," imbuhnya.

Namun demikian, Sidney juga memuji prestasi Polri yang selama ini telah menangkap banyak teroris. "Sudah 400-an yang tertangkap. Tidak sulit untuk menangkap 12 sisanya," pungkasnya.

detikcom : Mengejar Noordin M Top

title : Mengejar Noordin M Top
summary : Spekulasi siapa otak pengeboman di Hotel JW Marriot terus berkembang. Buronan teroris kelas wahid asal Malaysia, Noordin M Top diduga kuat berada di balik serangan yang menewaskan 9 orang tersebut. Tapi apakah benar Noordin berada di balik penyerangan itu? Di manakah dia sekarang? (read more)