Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan setuju untuk mengajukan pembuatan Peraturan Presiden (Perpres) yang menunjuk PT Adhi Karya Tbk menggarap proyek monorel di luar Jakarta. Upaya itu dilakukan agar proses pembangunan monorel yang direncanakan membentang di Bekasi - Cawang - Cibubur - Kuningan bisa segera terealisir.
"Saya akhirnya setuju, karena Adhi Karya ini ngotot sekali ingin menggarap proyek monorel," kata Dahlan dalam acara ulang tahun Adhi Karya ke-53 di Jakarta, Senin 11 Maret 2013.
Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan, mengatakan saat ini draf Perpres tersebut sudah masuk ke kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. "Nanti, dari Menko akan dikirimkan ke Mensesneg," ujar Kiswo pada kesempatan yang sama.
"Saya akhirnya setuju, karena Adhi Karya ini ngotot sekali ingin menggarap proyek monorel," kata Dahlan dalam acara ulang tahun Adhi Karya ke-53 di Jakarta, Senin 11 Maret 2013.
Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan, mengatakan saat ini draf Perpres tersebut sudah masuk ke kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. "Nanti, dari Menko akan dikirimkan ke Mensesneg," ujar Kiswo pada kesempatan yang sama.
Kiswo berharap agar Perpres ini bisa cepat selesai sehingga perseroan mempunyai payung hukum untuk mengeksekusi pembebasan lahan dan pembangunan proyek.
Adhi Karya menargetkan tahap persiapan pembangunan monorel bisa rampung pada akhir tahun ini. "Pihak kami sudah menghitung semua biaya dan sudah memperkirakan waktunya," ujar Kiswo.
Walaupun belum bisa melakukan kegiatan konstruksi sebelum Perpres diteken, Kiswo mengatakan pihaknya tetap berupaya mensosialisasikan proyek itu. April nanti, Adhi Karya akan membuat mock up atau replika monorel untuk dipamerkan di berbagai tempat publik, agar bisa mendapat masukan dari masyarakat luas.
"Rencananya kami taruh di kantor Kementerian BUMN atau Monumen Nasional," ujarnya.
Di bulan Juni, akan dilakukan uji jalur atau track test di Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT). Di lembaga ini, replika monorel itu akan dites dioperasikan selama 1.000 jam. Lama waktu yang dibutuhkan untuk tes ini diperkirakan hingga enam bulan.
Kiswodarmawan berharap dalam periode pembuatan mock up dan track test ini, pemerintah bisa merampungkan Perpres. "Kalau Perpres sudah selesai, kami bisa langsung mulai proses konstruksi pada awal tahun depan," ujarnya.
Lika-liku
Adhi Karya memang getol memburu proyek ini. Begitu Joko Widodo resmi menjabat Gubernur DKI Jakarta, perusahaan pelat merah ini kembali mengajukan proposal. Proyek ini sempat terhenti pada masa gubernur sebelumnya, Fauzi Bowo. Tiang-tiang beton yang sudah terlanjur dipancangkan pun lama mangkrak berkarat.
Pada pertengahan Oktober 2012 lalu, Jokowi memberikan lampu hijau kepada PT Adhi Karya. "Yang mudah jangan dipersulit. Kami ini kejar-kejaran dengan kemacetan. Semua mudah kalau kita memang punya niat membangun monorel atau MRT," kata Jokowi usai rapat konsorsium di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis pekan lalu.
Sehari setelahnya, Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan, langsung menyatakan kesiapan pihaknya untuk menggarap proyek monorel dengan membentuk konsorsium bersama antara lain PT LEN Industri selaku penyedia sinyal monorel dan PT Industri Kereta Api (Inka) sebagai penyedia gerbong kereta. Konsorsium ini diberi nama Jakarta Link Transportation (JLT).
Adhi Karya menargetkan tahap persiapan pembangunan monorel bisa rampung pada akhir tahun ini. "Pihak kami sudah menghitung semua biaya dan sudah memperkirakan waktunya," ujar Kiswo.
Walaupun belum bisa melakukan kegiatan konstruksi sebelum Perpres diteken, Kiswo mengatakan pihaknya tetap berupaya mensosialisasikan proyek itu. April nanti, Adhi Karya akan membuat mock up atau replika monorel untuk dipamerkan di berbagai tempat publik, agar bisa mendapat masukan dari masyarakat luas.
"Rencananya kami taruh di kantor Kementerian BUMN atau Monumen Nasional," ujarnya.
Di bulan Juni, akan dilakukan uji jalur atau track test di Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT). Di lembaga ini, replika monorel itu akan dites dioperasikan selama 1.000 jam. Lama waktu yang dibutuhkan untuk tes ini diperkirakan hingga enam bulan.
Kiswodarmawan berharap dalam periode pembuatan mock up dan track test ini, pemerintah bisa merampungkan Perpres. "Kalau Perpres sudah selesai, kami bisa langsung mulai proses konstruksi pada awal tahun depan," ujarnya.
Lika-liku
Adhi Karya memang getol memburu proyek ini. Begitu Joko Widodo resmi menjabat Gubernur DKI Jakarta, perusahaan pelat merah ini kembali mengajukan proposal. Proyek ini sempat terhenti pada masa gubernur sebelumnya, Fauzi Bowo. Tiang-tiang beton yang sudah terlanjur dipancangkan pun lama mangkrak berkarat.
Pada pertengahan Oktober 2012 lalu, Jokowi memberikan lampu hijau kepada PT Adhi Karya. "Yang mudah jangan dipersulit. Kami ini kejar-kejaran dengan kemacetan. Semua mudah kalau kita memang punya niat membangun monorel atau MRT," kata Jokowi usai rapat konsorsium di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis pekan lalu.
Sehari setelahnya, Direktur Utama Adhi Karya, Kiswodarmawan, langsung menyatakan kesiapan pihaknya untuk menggarap proyek monorel dengan membentuk konsorsium bersama antara lain PT LEN Industri selaku penyedia sinyal monorel dan PT Industri Kereta Api (Inka) sebagai penyedia gerbong kereta. Konsorsium ini diberi nama Jakarta Link Transportation (JLT).
Adhi Karya menjanjikan membangun monorel yang terintegrasi dengan berbagai moda transportasi lainnya, seperti MRT, bus Transjakarta, dan kereta bandara. Monorel JLT ini akan membentang sepanjang 13 kilometer dengan 16 stasiun. Membentang sepanjang 60 kilometer, ia dirancang bakal melewati 21 pusat perbelanjaan, 110 kantor, 16 hotel, 26 pasar dan sekolah, serta 19 apartemen.
Soal daya angkut, direncanakan menerapkan konsep gerbong berkapasitas 4x200 penumpang sekali jalan. Diproyeksikan dalam sehari Monorel JLT akan mengangkut 94.600 orang melintasi Bekasi - Jakarta dan 54 ribu orang di ruas Cibubur - Kuningan. Angka ini dihitung dengan durasi pemberangkatan kereta setiap lima menit. "Kalau kita perpendek setiap dua menit maka bisa meningkat lagi," kata Kiswo, optimistis.
Proyek pembangunan monorel ini diperkirakan akan menelan dana investasi sebesar Rp60,55 triliun. Di tahap pertama, diperkirakan bakal menyedot Rp12 triliun, yang pendanaannya diambil dari kas perusahaan dan perbankan.
Untuk tarif, tiket jalur Bekasi Timur - Cawang dipatok Rp15 ribu, Cibubur - Cawang Rp15 ribu, dan Cawang - Kuningan Rp10 ribu. "Ongkos akan naik 10 persen setiap dua tahun," kata Kiswo.
Waktu pembangunannya sendiri diperkirakan memakan waktu 2-3 tahun. Sekitar 2015, monorel diperkirakan sudah dapat dioperasikan.
"Kami akan manfaatkan tiang-tiang monorel yang terbengkalai," kata Kiswo
Soal daya angkut, direncanakan menerapkan konsep gerbong berkapasitas 4x200 penumpang sekali jalan. Diproyeksikan dalam sehari Monorel JLT akan mengangkut 94.600 orang melintasi Bekasi - Jakarta dan 54 ribu orang di ruas Cibubur - Kuningan. Angka ini dihitung dengan durasi pemberangkatan kereta setiap lima menit. "Kalau kita perpendek setiap dua menit maka bisa meningkat lagi," kata Kiswo, optimistis.
Proyek pembangunan monorel ini diperkirakan akan menelan dana investasi sebesar Rp60,55 triliun. Di tahap pertama, diperkirakan bakal menyedot Rp12 triliun, yang pendanaannya diambil dari kas perusahaan dan perbankan.
Untuk tarif, tiket jalur Bekasi Timur - Cawang dipatok Rp15 ribu, Cibubur - Cawang Rp15 ribu, dan Cawang - Kuningan Rp10 ribu. "Ongkos akan naik 10 persen setiap dua tahun," kata Kiswo.
Waktu pembangunannya sendiri diperkirakan memakan waktu 2-3 tahun. Sekitar 2015, monorel diperkirakan sudah dapat dioperasikan.
"Kami akan manfaatkan tiang-tiang monorel yang terbengkalai," kata Kiswo