Tuesday 5 March 2013

20 Orang Kaya Baru di Daftar Forbes. Ada 210 orang kaya baru yang bergabung dalam daftar triliuner itu

Margarita Louis-Dreyfus, salah satu jajaran orang kaya baru versi Forbes.
Majalah bisnis terkemuka, Forbes, kembali melansir daftar orang-orang terkaya di planet bumi. Jajaran orang kaya dunia membengkak menjadi 1.426 orang dengan total kekayaan bersih US$5,4 triliun, dan mencuat beberapa nama baru.

Carlos Slim Helu, masih menjadi orang paling kaya di muka bumi ini, diikuti oleh Bill Gates dan Amancio Ortega sebagai pemilik fashion Zara. Namun, di balik nama-nama lama, muncul 210 orang kaya baru yang bergabung dalam daftar triliunerForbes. Siapa saja mereka? Berikut 20 nama di antara para miliuner baru Forbes itu:

1. Margarita Louis-DreyfousKekayaan bersih: US$6 miliar.
Asal: Swiss
Margarita Louis-Dreyfus mengendalikan bisnis suaminya, Robert, yang meninggal pada 2009 akibat leukimia. Suaminya dikenal sebagai orang yang melambungkan nama Adidas sebagai produk peralatan olahraga terkemuka. Selain itu, Robert memiliki saham mayoritas di klub sepakbola Olympique de Marseille.
Margarita membawa bisnisnya untuk fokus ke komoditas pertanian dan langkahnya tidak salah di tengah meroketnya harga komoditas. Margarita lahir di Rusia, sehingga menobatkannya sebagai wanita terkaya di Rusia.

2. Renzo RossoKekayaan bersih: US$3 miliar.
Asal: Italia

Renzo Rosso dikenal sebagai guru celana jeans. Renzo mendirikan produk fashion "Diesel" 35 tahun lalu, yaitu saat ia menginjak usia 23 tahun.

Rosso tidak lulus kuliah University of Venice, lalu bekerja di pabrik pakaian lokal, Moltex. Rosso mengambil ilmu dari Moltex lalu mendirikan Diesel. Sejak itu, Diesel telah menjadi merek gaya hidup dengan pendapatan mencapai US$2 miliar pada 2012.

3. Fernando BelmontKekayaan bersih: US$2,2 miliar.
Negara: Peru

Belmont merupakan pemilik Yanbal International, perusahaan kosmetik yang berkembang dari penjualan langsung (door-to-door). Penjualan Yanbal pada 2012 mencapai US$720 juta. Perusahaannya berkembang dari Peru, menuju Spanyol dan delapan negara Amerika Latin lainnya.

4. Domenico Dolce & Stefano GabbanaKekayaan bersih: US$2 miliar per orang.
Negara: Italia

Siapa yang tidak kenal dengan Dolce&Gabbana? Produk fashion asal Italia yang telah mendunia. Dolce&Gabbana didirikan oleh duo desainer Italia, Domenico Dolce dan Stefano Gabbana.

Keduanya bergabung dalam daftar Forbes akibat lonjakan pendapatan Dolce&Gabbana hingga US$1,5 miliar pada 2011. Dua pria ini meluncurkan perusahaan 28 tahun lalu dan terus tumbuh hingga hari ini.

5. Michael Pieper.Kekayaan bersih: US$2 miliar
Negara: Swiss

Michael Pieper adalah presiden Artemis Grup, yang terdiri atas pembuat sistem dapur, Franke Artemis Group, dan memiliki saham mayoritas di Feintool Group, perusahaan yang bergerak di bidang pemotongan presisi.

Perusahaan miliknya memproduksi peralatan memasak asal Swiss yang dikenal berkualitas tinggi. Pada 2011, Pieper berhasil membukukan penjualan hingga US$2,4 miliar. 
6. Isabel dos Santos
Kekayaan bersih: US$2 miliar
Asal: Angola

Isabel dos Santos adalah putri tertua dari presiden terlama Angola, Jose Eduardo dos Santos. Dia memiliki saham di beberapa perusahaan di Angola dan Portugal. Isabel tercatat sebagai miliuner pertama Angola dan wanita terkaya di Afrika. Aset paling berharga --dengan perhitungan konservatif mencapai US$1 miliar-- adalah kepemilikan 25 persen saham di Unitel, satu dari dua perusahaan jaringan telepon seluler di Angola. Di perusahaan itu, Isabel menjabat anggota dewan direksi.

7. Lei Jun
Kekayaan bersih: US$1,75 miliar
Asal: China

Lei Jun disebut-sebut sebagai "Steve Job versi China". Dia menjadi miliuner pada 2012 berkat valuasi yang melonjak dari Xiaomi, salah satu perusahaan yang paling cepat berkembang di industri smartphone China. Lei adalah co-founder, chairman, dan chief executive officer(CEO) di perusahaan itu.

8. M.A. Yusuff Ali
Kekayaan bersih:US$1,5 miliar
Asal: India

Yusuff Ali melalui perusahaannya, LuLu Group, adalah salah satu penguasa bisnis ritel di Timur Tengah. Bermarkas di Abu Dhabi, perusahaannya mampu meraup penjualan US$4,25 miliar melalui jaringan bisnis ritelnya. Baru-baru ini, menurut Deloitte, LuLu Group tercatat sebagai satu dari sepuluh perusahaan ritel yang paling cepat berkembang di dunia. Ali lahir dan dididik di India, sebelum pindah ke Abu Dhabi pada 1970 untuk bergabung dengan bisnis perdagangan eceran keluarganya.

9. Pham Nhat Vuong
Kekayaan bersih: US$1,5 miliar
Asal: Vietnam

Pendiri Vingroup ini adalah miliuner pertama Vietnam pada usia 44. Konglomerat di industri real estate itu meraih keberuntungan pertamanya saat berbisnis mi instan di Ukraina.

10. Koh Wee Meng
Kekayaan bersih:US$1,4 miliar
Asal: Singapura

Taipan properti ini menjadi miliuner setelah harga saham perusahaannya,
Fragrance Group, yang terdaftar di Bursa Efek Singapura melonjak selama tahun lalu.

Selanjutnya, 10 miliuner baru lainnya adalah:
11. Ranjan Pai Kekayaan bersih: US$1,3 miliar
Asal: India
Bisnis: Pendidikan

12. Silvio SantosKekayaan bersih: US$1,3 miliar
Asal: Brasil
Bisnis: Televisi

13. Nicholas WoodmanKekayaan bersih: US$1,3 miliar
Asal: AS
Bisnis: Kamera video

14. Ronald JoyceKekayaan bersih: US$1,2 miliar
Asal: Kanada
Bisnis: Restoran

15. Arkady VolozhKekayaan bersih: US$1,15 miliar
Asal: Rusia
Bisnis: Internet
16. Edward StackKekayaan bersih: US$1,1 miliar
Asal: AS
Bisnis: Dick's Sporting Goods
17. Hamdi UlukayaKekayaan bersih: US$1,1 miliar
Asal: Turki
Bisnis: Yogurt
18. Tory BurchKekayaan bersih: US$1 miliar
Asal: AS
Bisnis: Fashion

19. Binod ChaudharyKekayaan bersih: US$1 miliar
Asal: Nepal
Bisnis: Berbagai sektor

20. Pollyana Chu Kekayaan bersih: US$1 miliar
Asal: Hong Kong
Bisnis: Keuangan

Waduh...!!!! Konflik Sulu di Sabah Kian Meluas

 Mendagri Malaysia pantau wilayah yang diduduki kelompok bersenjata di Sabah
Konflik bersenjata antara pasukan Kesultanan Sulu dan tentara Malaysia terus terjadi hingga Minggu malam lalu. Puluhan korban dilaporkan tewas, warga setempat dan tentara Malaysia mewaspadai masuknya orang-orang Kesultanan Sulu ke berbagai daerah di Sabah.

Konflik yang awalnya terisolir di Lahad Datu, kini meluas hingga ke wilayah Semporna yang jaraknya terpaut 300 kilometer. Konflik itu menambah panjang daftar korban tewas dari kedua kubu. Menurut Minda News, sebuah kantor berita di Mindanao, korban telah mencapai 27 orang. Sebanyak 14 di antaranya adalah orang Sulu, tujuh tentara Malaysia, seorang pemilik rumah tempat Agbimuddin tinggal di desa Tanduo, dan Imam Maas dan keempat putranya.

Korban terakhir tewas di desa pesisir Simunul, Semporna, pada Sabtu lalu. Tidak ada media Malaysia yang memberitakan perihal kematian imam Maas dan keempat putranya. Media di Filipina ABS-CBN News memberitakan, Imam Maas ditembak tentara Malaysia karena diduga membantu dua kerabat Kesultanan Sulu, yaitu Datu Alianapia Kiram, adik Sultan, dan Datu Amer Bahar Kiram, keponakan Sultan.

Menurut juru bicara Sulu, Abraham Idjirani, keduanya memang telah tinggal selama bertahun-tahun di Sabah dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pendudukan Lahad Datu yang dipimpin Raja Muda Agbimuddin Kiram.

Idjirani mengatakan, untuk mencari anggota keluarga Kesultanan Sulu, kepolisian Malaysia menggunakan dalih pemeriksaan pendatang ilegal dari Filipina. Polisi Malaysia memasuki rumah-rumah warga dengan paksa dan sampai ke rumah imam Maas. Imam yang berasal dari Filipina ini mengaku melayani kedua Datu, nyawanya pun dihabisi.

Akibat pembunuhan ini, warga desa yang kebanyakan warga pendatang dari Filipina marah. Mereka menyerbu kantor polisi di Semporna pada Sabtu malam. The Star menuliskan, lima orang polisi Malaysia tewas saat memasuki desa tersebut. Idjirani mengatakan, seorang pejabat tinggi militer Malaysia, seorang anggota  polisi dan seorang pejabat sipil dilaporkan disandera.

Alim Hashim Mudjahab, ketua Komite Dewan Islam Front Pembebasan Islam Moro (MNLF) dilansir Inquirer membenarkan pernyataan Idjirani. Menurutnya, para pendukung Kesultanan Sulu menyerbu pos polisi dan membebaskan lebih dari 100 orang Muslim Filipina yang ditahan sejak konflik pecah Jumat
lalu.

Konflik meluas ke Tawau, daerah sekitar 84km dari Semporna. Mudjahab mengatakan bahwa orang-orang Kesultanan Sulu menyerang konvoi truk militer Malaysia dengan melemparkan dinamit yang biasa dipakai untuk memancing ikan.

"Ketika kita berbicara saat ini (Minggu), ketegangan tersebar hingga Sandakan dan ada laporan bahwa warga asal Tausug (Moro, Filipina) yang tinggal di Kota Kinabalu siap melawan tentara Malaysia," kata Mudjahab.

"Penjahat dalam konflik ini adalah pemerintah Malaysia. Bukan Kesultanan Sulu yang meningkatkan konflik, tapi pemerintah Malaysia. Jika saja polisi Malaysia menunjukkan toleransi, belas kasihan, mereka seharusnya tidak melakukan tindakan ini," ujar Idjirani.

Menanggapi banyaknya perlawanan dari masyarakat, Kesultanan Sulu berlepas diri. Idjirani mengatakan, kemarahan warga itu adalah karena penyerbuan tentara Malaysia ke desa mereka. Padahal, warga Filipina di tempat itu sama sekali tidak terlibat pendudukan di Lahad Datu.

"Ini adalah upaya tidak terorganisir dari rakyat, yang tidak bisa lagi terima perlakuan pemerintah Malaysia terhadap mereka sejak tahun 1982," kata Idjirani.
Pemerintah Malaysia enggan disalahkan. Menurut versi mereka, lima orang polisi Malaysia terbunuh saat mencari sekelompok pasukan Sulu bersenjata yang masuk wilayah itu.

Menurut laporan polisi Malaysia ada sekitar 10 orang bersenjata dari Sulu yang terlihat berkeliaran di wilayah Kunak pada Sabtu malam lalu. Sebanyak 10 orang ini diketahui memasuki desa Long Malor dan desa Dasar Lama di Kunak.

Menurut Zulkifeli, pasukan Sulu ini datang menggunakan perahu kecil dari pulau Sibutu, sekitar 25 menit dari Semporna, beberapa minggu lalu. Itulah mengapa pasukan Malaysia sulit mendeteksi kedatangan mereka ini.

"Mereka datang menggunakan pakaian sipil, masuk ke Sabah, berkumpul dan mengganti ke seragam militer mereka. Kami menemukan dua tas berisi pakaian sipil," kata dia.

Malaysia siagaIdjirani mengatakan bahwa saat ini banyak orang Sulu yang berangkat dari Basilan, Sulu, Tawi-tawi dan Semenanjung Samboanga telah masuk ke Malaysia. Mereka, kata dia, telah berada di Sabah dan ikut menyaksikan pemakaman para pengikut Agbimuddin yang tewas.

Masuknya para pengikut Kesultanan Sulu ini juga tercium oleh tentara Malaysia yang langsung menambah pasukannya di Sabah. Dua batalion dikirimkan ke Semporna dan Kunak.

Warga di Sabah juga meningkatkan kewaspadaan mereka. Pemerintah Sabah meminta seluruh wilayah untuk menerapkan siskamling dan mencurigai setiap orang yang tidak dikenal. Di antara yang menerapkan kesiagaan penuh adalah kota Marudu, Pitas dan Kudat di sebelah utara Sabah.

Bahkan di Pitas dan Kudat, polisi-polisi tidak diperbolehkan mengambil cuti atau liburan untuk ikut mengamankan desa. Selama 24 jam sehari, kota-kota di Sabah akan dijaga dengan ketat oleh warga dan polisi.

Situs berita Free Malaysia Today menuliskan bahwa beberapa pesawat tempur Malaysia terlihat diluncurkan dari Bandara Internasional Kota Kinabalu sepekan terakhir ini.

Kehadiran polisi dan militer di beberapa wilayah tidak juga mampu meredam ketakutan warga Sabah. Rumah-rumah di Semporna kosong setelah bentrokan Sabtu. Warga memilih mengungsi ke tempat aman.
Warga yang memilih tinggal, tidak berani menyalakan lampu malam-malam. "Sekarang warga desa mematikan lampu lebih dini, khawatir nyala lampu malah mengundang orang asing dari laut ke rumah mereka," kata seorang warga Kinabalu, Siti, yang memiliki orangtua di Semporna.

Warga tidak ingin kecolongan. Sebelumnya, dengan percaya diri, tentara Malaysia mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Namun yang terjadi sebaliknya, bentrokan pecah Jumat lalu dan menewaskan beberapa orang. Warga semakin kaget mendengar laporan orang-orang Sulu berada di beberapa tempat, tidak hanya di Lahad Datu.

Berbicara di Manila, Sultan Jamalul Kiram III mengatakan bahwa ada sekitar 400 orang mereka di Sabah. Ini jauh sekali dari pernyataan Malaysia yang mengatakan bahwa hanya ada 130 orang Sulu, pria dan wanita di Tanduo.

Seruan perdamaian
Pemerintah Filipina Sabtu pekan lalu kembali mendesak Kesultanan Sulu menarik pasukannya di Sabah. "Menyerah sekarang, tanpa syarat," kata Presiden Benigno Aquino.

Filipina menegaskan bahwa permasalahan ini harus diselesaikan dengan negosiasi di tanah air. Pemerintahan Aquino juga menekankan bahwa mereka tidak mengabaikan klaim Kesultanan Sulu atas Sabah.

"Tidak pernah sekalipun kami mengabaikan klaim mereka. Kami tahu bahwa keluarga Kiram mengklaim Sabah dan kami tidak merendahkannya," kata Sekretaris Komunikasi Strategis Istana Malacanang Ricky Carandang kepada Radyo Inquirer kemarin.

Seruan untuk berdamai juga datang dari berbagai organisasi Muslim di Filipina. Salah satunya adalah Komisi Nasional Warga Muslim Filipina (NCMF) yang menyerukan seluruh pihak di Filipina dan Malaysia untuk menahan diri dan melakukan langkah diplomatis tanpa kekerasan.

Ketua Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), Nur Misuari, mengatakan bahwa kedua pihak harus berkepala dingin dan segera menyudahi pertumpahan darah. Dia juga menyerukan pada Perdana Menteri Malaysia Najib Razak untuk berhenti mengirimkan pasukannya dan merendahkan suaranya dalam menghadapi masalah ini.

Untuk Sultan Sulu, Misuari menghimbau untuk tidak membuat situasi bertambah parah dengan komentar-komentarnya. "Kita harus berbicara seperti layaknya saudara," kata dia.

Institut Al Qalam untuk Identitas Islam dan Dialog di Asia Tenggara, sebuah organisasi di Universitas Davao, menyerukan dihentikannya kekerasan di Sabah. Institusi ini mengingatkan bahwa hidup dalam Islam berarti hidup damai.

"Wujud paling tinggi dari jihad adalah jihad melawan diri kita sendiri dan keinginan-keinginan kita. Sekarang waktunya untuk berbicara perdamaian. Jika kita tidak melakukan ini, maka kita akan mengulang kesalahan yang sama," tulis pernyataan Al Qalam.

Anas Sebut 4 Nama Terlibat Skandal Century, Apa Langkah DPR?

Anas Urbaningrum
Skandal Bank Century kembali ramai dibicarakan. Nyaris tenggelam dua tahun belakangan, kasus ini menyembul lagi setelah Anas Urbaningrum mulai "bernyanyi". Anas adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang mengundurkan diri sesudah menjadi tersangka dalam kasus Hambalang. Akhir Februari lalu, Anas berjanji mengungkap skandal Century ini. Rencana itu disampaikan Anas kepada sejumlah kawan yang datang berkunjung ke rumahnya di Duren Sawit Jakarta. 
Demi menelusuri informasi sepotong itulah sejumlah anggota Tim Pengawas (Timwas) Kasus Bank Century berkunjung ke rumah Anas, Senin 4 Maret 2013. Tim Pengawas itu dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) setelah rapat Paripurna dewan itu memutuskan kasus ini diproses secara hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sudah mengaudit kasus ini. Dan menurut DPR ada kerugian negara dari dana talangan pemerintah kepada Bank Century. Dana talangan itu sebesar Rp6,7 triliun. KPK sudah menetapkan dan memeriksa sejumlah tersangka dalam kasus ini. Selain sejumlah nama itu, bakal ada nama -nama baru yakni mereka yang disebut Anas Urbaningrum itu. 
“Ada nama-nama yang sebelumnya disangka tidak ada kaitannya (dengan kasus Century), ternyata ada kaitannya,” kata anggota Timwas Century  DPR dari Fraksi PPP, Ahmad Yani, usai berkunjung ke rumah Anas.  “Nama-nama yang disebut Anas itu sangat relevan. Tapi spesifiknya kami masih tunggu bukti,” kata anggota Timwas yang lain Fraksi PDIP, Hendrawan Supratikno.

Selain Yani dan Hendrawan, anggota Timwas yang juga mendatangi rumah Anas adalah Fahri Hamzah dari Fraksi PKS, Syarifuddin Suding dari Fraksi Hanura, dan Chandra Tirta Wijaya dari Fraksi PAN. Kelima anggota Timwas itu tak hanya menerima informasi soal empat nama baru itu, tapi juga mempertanyakan dan mendiskusikan peran keempatnya dalam kasus Century.

Berdasarkan hasil diskusi Timwas dengan mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut, Timwas menemukan beberapa fakta yang selama ini terlewat oleh DPR. “Fakta itu selama ini tidak dianggap penting, tapi setelah dilihat dengan cara pandang berbeda, fakta itu menjadi penting. Jadi informasi ini harus dikaji lagi,” kata Hendrawan.

Siapakah empat nama yang disebut Anas kepada Timwas Century? Sayangnya Timwas belum mau mengungkapkannya. Yani mengatakan, Timwas harus lebih dulu memverifikasi nama-nama itu. Untuk itu, Timwas menyatakan ini bukan kali terakhir mereka menjumpai Anas. Kemungkinan besar Timwas akan kembali mengunjungi Anas, atau bahkan memanggilnya ke DPR dalam rapat resmi Timwas.

Yani berharap Anas mau mengungkapkan nama-nama baru itu dalam forum resmi Timwas Century atau Komisi Pemberantasan Korupsi. Namun untuk saat ini Timwas akan lebih dulu mengkaji informasi baru yang disampaikan Anas sebelum memanggilnya ke DPR dalam forum rapat resmi.

Timwas pun melihat Anas mau bekerja sama dengan mereka. Anas bersedia dipanggil ke DPR dan bersedia mengumpulkan bukti-bukti untuk menunjang informasi yang ia sampaikan. “Timwas harus meminta dan mengejar informasi itu. Anas bilang, bukti-bukti sedang dikumpulkan,” kata Hendrawan.

Timwas tak heran dengan informasi penting yang dimiliki Anas, sebab selama ini Anas punya posisi cukup penting di peta politik tanah air. “Dia mantan Ketua Umum Partai Demokrat, mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, dan mantan anggota Panitia Khusus Hak Angket Century DPR. Itu membuatnya tahu banyak soal kasus Century,” kata Fahri Hamzah.

Menurut Fahri, Anas sendiri ingin agar kasus Century tuntas pada akhir tahun 2013, karena tahun depan anggota DPR sudah berganti mengkuti hasil Pemilu 2014. “Dia mewanti-wanti kami, pokoknya tahun ini harus beres,” ujar politisi PKS itu.

Kunjungan Timwas Century ke rumah Anas berawal dari pernyataan mantan Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat, M. Rahmat, yang mengatakan Anas punya cukup banyak informasi soal Century. Ucapan Rahmat itu diperkuat oleh Yuddy Chrisnandi, politisi Hanura yang juga sahabat Anas di Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI). Yuddy menyebut Anas akan menjadi pionir dalam membongkar misteri kasus Century.

Apa yang dicari Timwas?

Rencana Timwas mengunjungi rumah Anas sempat dipertanyakan oleh salah satu Ketua Timwas Century DPR, Marzuki Alie. Marzuki berpendapat, Timwas tak perlu bersusah-payah mendatangi rumah Anas karena kasus Century saat ini sudah masuk ke ranah penegakan hukum. “Untuk apa lagi? Tugas Timwas jangan disimpang-siurkan,” kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu.

Marzuki mengatakan, tugas Timwas adalah mengawasi jalannya proses pengusutan Bank Century oleh aparat penegak hukum, yaitu KPK, Kejaksaan Agung, dan Kepolisian RI. Dengan demikian, menurutnya, Timwas tidak lagi berhak untuk memanggil siapapun di luar penegak hukum yang kini menangani kasus Bank Century.

Apapun, Timwas tetap jalan menemui Anas. Anggota Timwas Ahmad Yani mengatakan, Timwas mendatangi Anas bukan untuk mencari fakta hukum, melainkan untuk mencari informasi yang lebih penting dan spesifik, yaitu soal aliran dana Century. Sampai saat ini, Timwas menganggap soal aliran dana Century sebagai missing link (bagian yang hilang) dari kasus Century.

“Yang kami butuhkan bukan peristiwa atau fakta hukum lagi, tapi sampai sejauh mana Anas bisa memberikan informasi tentang aliran dana Century,” ujar Yani. Jika hanya sekedar fakta hukum, kata Yani, Timwas bisa mendapatkannya di KPK karena data KPK jauh lebih lengkap. Apalagi KPK telah menemukan dua peristiwa pidana dalam kasus Century, yaitu penyalahgunaan wewenang dalam penyaluran Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) untuk Bank Century, dan penyalahgunaan wewenang dalam penentuan Bank Century sebagai bank gagal dan berdampak sistemik.

Tapi memang bukan fakta hukum yang dicari Timwas Century. Anggota Timwas Hendrawan Supratikno mengatakan, sesuai hasil investigasi Panitia Khusus Century DPR, terdapat dua hipotesis dalam kasus Century. Hipotesis pertama, peningkatan kasus dari penyelidikan ke penyidikan. “Hipotesis itu sudah diterima, merujuk pada penetapan tersangka Budi Mulia dan Siti Fajriah oleh KPK dalam kasus Century,” kata Hendrawan.

Hipotesis kedua, adanya aliran dana Century yang beraifiliasi kepada kelompok tertentu. Inilah yang masih menjadi misteri. Informasi soal hipotesis kedua itulah yang diyakini Timwas ada pada Anas. Yani mengatakan, Timwas sudah melakukan berbagai cara untuk membongkar aliran dana tersebut, namun bahkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pun kesulitan menelusurinya.

Timwas membantah memanfaatkan momentum berhentinya Anas dari Demokrat untuk mengorek “luka lama” Century. Hendrawan mengatakan, Timwas rutin menggelar rapat setiap dua pekan. Kebetulan keluarnya Anas dari Demokrat berdekatan dengan jadwal rapat Timwas. Oleh sebab itu, Timwas menyatakan tidak berniat mencampuradukkan persoalan hukum dengan politik seperti kekhawatiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Yang dilakukan Timwas, menurut Hendrawan, justru menyinergikan hukum dan politik. “Hukum tanpa politik itu lumpuh. Politik tanpa hukum itu liar. Jadi keduanya harus sinergis menuju Indonesia yang kita cita-citakan,” ujar dia. Jangan sampai kasus Century bernasib seperti kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang sampai saat ini tidak pernah tuntas sehingga menyisakan beban bagi setiap rezim yang berkuasa.

Pesan Anas untuk Timwas

Dalam pertemuan dan diskusi panjang dengan Timwas Century di rumahnya, Anas Urbaningrum meninggalkan satu pesan untuk mereka, yaitu meminta semua pihak untuk menghormati SBY. Anas menegaskan bahwa dia sema sekali tidak sedang berupaya merusak citra baik SBY.
“Anas berkali-kali berkata, tolong hormati dan jaga SBY. SBY pemimpin kita, jadi harus kita hormati,” kata Ahmad Yani. Menurutnya, Anas juga mengatakan “Saya tidak pernah menyerang personal.” Apabila ada nama baru yang diungkapkan dalam kasus Century, maka itu semata-mata dilakukan agar persoalan Century cepat tuntas.

Pesan Anas kepada Timwas Century itu dinilai wajar sejumlah kalangan  mengingat Partai Demokrat menjadi pihak yang paling dirugikan dengan kasus Century. Hipotesis kedua soal aliran dana Century yang mengalir ke kelompok tertentu, sejak tahun 2009 menjadi api dalam sekam bagi Demokrat karena partai itu diisukan menerima aliran dana Century untuk membiayai kampanye Pemilu 2009.

Ketua Umum Partai Demokrat sebelum Anas, Hadi Utomo, membantah tudingan aliran dana Century ke Demokrat. Ketika itu, aktivis Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) menuduh dana Century sebesar Rp700 miliar mengalir ke kas Demokrat.

Hadi Utomo membantah keras semua tudingan tidak berdasar itu. “Saya sama sekali tidak terima tudingan itu. Demokrat tidak menerima uang itu,” kata dia, 17 Februari 2011, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap dua terdakwa aktivis Bendera atas kasus pencemaran nama baik. Hadi Utomo lah yang melaporkan kedua aktivis itu ke polisi.

Mantan Sekjen Partai Demokrat, Amir Syamsuddin, juga membantah Demokrat punya rekening di Bank Mutiara (dulu Bank Century) seperti yang dituduhkan aktivis Bendera itu. Selain kepemilikan rekening di Bank Century,  aktivis Bendera juga menuding sejumlah tokoh Partai Demokrat menerima aliran dana Century, termasuk Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).

Sebelum itu, Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga membantahtudingan tersebut. “Itu fitnah, berita yang tidak berlandaskan pada kebenaran, berita yang saya anggap keterlaluan. Berita itu 100 persen tidak benar. Tidak ada aliran dana itu. Silakan dicek,” kata SBY, 1 Desember 2009.

Tiga bulan kemudian, Panitia Khusus Angket Century DPR menyelesaikan pekerjaannya menginvestigasi kasus Century. Mereka tidak berhasil menemukan bukti adanya aliran dana Century ke kelompok tertentu, baik partai politik maupun tim sukses capres-cawapres. Hasil penyelidikan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Bank Indonesia juga tidak menemukan adanya aliran dana Century ke parpol.

SBY pun bersyukur. “Jelas-jelas tuduhan Penyertaan Modal Sementara (PMS) pemerintah (ke Bank Century) untuk menyokong kampanye capres-cawapres tertentu nyata-nyata tidak terbukti dan benar-benar tidak ada,” kata SBY, 4 Maret 2010.