Tuesday 19 April 2011

AYAT AYAT JIHAD


Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 154
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan
Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu h idup,
tetapi kamu tidak menyadarinya.
Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 195
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 218
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan
berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kisah Kris Biantoro Derita Gagal Ginja


Sosok Kris Biantoro tak hanya terkenal dengan gaya khas membawakan acara, tapi juga jiwa nasionalisme yang mengakar dalam hidupnya. Sembari mengepalkan tangan ke udara, ia selalu menyapa orang di sekelilingnya dengan kata, "Merdeka!"

Di balik semangatnya yang menyala, mungkin hanya sedikit yang tahu bahwa sosok pria bernama asli Rahmat Riyadi ini hidup dengan ginjal 'soak' selama 38 tahun. Ia harus menjalani dialisis atau cuci darah tiga kali seminggu.

Penyakit itu tak meruntuhkan semangat hidupnya. Pria asal Magelang itu justru ingin menularkan semangat bagi mereka yang menderita penyakit serupa melalui buku karyanya, 'Belum Selesai: Kisah 38 Tahun Perjuangan Pendekar Soak'.

"Kita ini diajarkan oleh orang bijak bahwa hidup kita itu harus jadi, lantaran berkah bagi orang lain," ujar Kris penuh semangat, saat ditemui wartawan usai peluncuran buku di Gedung Indonesia Design
Center, Jakarta, awal pekan ini.

Baginya, setiap langkah hidup harus memiliki arti bagi hidup orang lain. Itu yang mendorongnya meluncurkan buku yang memuat pengalamannya menjalani berbagai macam pengobatan selama 38 tahun. Mulai pengalaman medis hingga non-medis. Mulai pengalaman mengikuti saran yang benar hingga tertipu mengikuti saran-saran sesat.

Kris mengatakan, masalah ginjal yang dideritanya bermula dari kegemarannya mengonsumsi masakan Padang yang kaya akan santan dan jeroan. Serangan pertama muncul pada 1972, saat istrinya yang kelahiran Vietnam sedang pulang kampung.

Kris didiagnosis menderita batu ginjal. Namun, sakit ini tak membuatnya meninggalkan gaya hidup tak sehat. Apalagi saat itu, kariernya sebagai penyanyi dan bintang film sedang melejit. Aktivitasnya di dunia hiburan meningkat. Ia pun lupa menderita penyakit serius.

Demi meredakan sakit, ia pernah mendapatkan suntikan morfin, lavement treatmen (proses memasukkan cairan untuk membersihkan usus melalui anus dengan perantara selang), hingga pemecahan batu ginjal.
Namun, pola hidup tak teratur membuat semua upaya penyembuhan sia-sia. Fungsi ginjalnya terus menurun.

Selain perawatan medis, ia menjajal pengobatan alternatif. Mulai minum suplemen dari Himalaya dan berbagai jenis jamu, hingga mengikuti bisikan-bisikan setan dengan pergi ke paranormal. Namun, semua tidak membuahkan hasil. Sakitnya malah semakin parah.

Dengan fungsi ginjal hanya 25 persen, Kris terus berupaya mempertahankan hidup. Dengan semangat dan dukungan keluarga serta sahabat, ia memperlihatkan kemajuan fisik. Cuci darah yang awalnya dijalani tiga kali seminggu berkurang menjadi dua kali seminggu.

Namun tak dipungkiri, menjalani hidup dengan banyak pantangan membuat rasa bosan sering hinggap. "Saya pernah lelah, pembantu bilang 'jangan Pak ini nggak boleh', anak bilang 'itu ga boleh'. Lama-lama saya merasa selalu diawasi oleh semua orang," ujarnya.

Namun perlahan, ia terbiasa dengan semua keterbatasan. Gaya hidupnya membaik dengan segala keteraturan. Ia masih ingin hidup lebih lama.

Semangat Kris tidak pernah pudar. Ia masih ingin berguna bagi kehidupan orang lain. Selain melalui pengalaman yang ia tuang di buku, ia akan menyumbang keuntungan penjualan buku yang ditulisnya dengan gaya jenaka untuk anak-anak dan pemuda yang mengalami gagal ginjal

SEPAK TERJANG SEORANG M SYARIF, ANGGOTA RADIKAL YANG MENGEBOM MASID DI CIREBON


Muchamad Syarif. Itulah nama pelaku bom bunuh diri di Cirebon Jumat pekan lalu, 15 April 2011. Sebagaimana luas diberitakan, bom bunuh diri itu meledak saat salat Jumat di Masjid Az Dzikra, yang berdiri di kompleks Mapolresta Cirebon. Si bomber ini mati. Perutnya remuk. Sejumlah polisi luka parah. Juga si Kapolres.
Menemukan identitas si Syarif ini memang agak susah. Sebab dia orang baru dalam jaringan terorisme. Nama, profil dan riwayat sepak terjangnya belum ada dalam databased kepolisian. Walhasil polisi harus menempuh prosedur berliku guna mengungkap identitasnya.
Polisi, misalnya, lebih mudah mengungkap Dulmatin yang tewas dipelor Detasemen Khusus (Densus) 88 di Pamulang, Tanggerang, 9 Maret 2010. Sebab segala informasi soal Dulmatin sudah ada di data based polisi. Mabes Polri bahkan sudah menyimpan data fisik - yang menjadi ciri khas Dulmatin- berdasarkan keterangan keluarga. Data DNA bahkan sudah ada pula.
Nah, Syarif itu masih gelap. Proses identifikasi benar-benar dirunut dari lapangan. Beruntung jasad tidak remuk redam. Desain grafis yang tidak tamat kuliah, yang disewa polisi mengambar wajah yang agak hancur itu, memang dengan mudah mengambar wajah itu.
Tapi siapa dia? Ketika gambar wajah itu ditayangkan ditelevisi dan disebar polisi, sesungguhnya keluarga sudah menduga bahwa sang pelaku adalah Syarif. Ketika polisi datang ke rumah orang tuanya di Jalan Astanagarip Utara di Cirebon, kakaknya yang bernama Elang Rasyid, membenarkan bahwa wajah di foto itu memang mirip adiknya.
"Kalau foto yang dibawa petugas Reserse sih hampir mirip," kata Elang saat ditemui di rumah orang tua Syarif, alan Astanagarip Utara, RT 3, RW 6 no 55, Pekalipan, Cirebon, Jawa Barat.
Meski keluarga menegaskan bahwa kemungkinan besar itu adalah Syarif, polisi tetap melewati sejumlah prosedur yang standar dalam proses identifikasi. Prosedur standar itu adalah tolak ukur primer dalam proses identifikasi.

AWAS JANGAN MINUM KOPI USAI MAKAN MAKANAN BERLEMAK, SANGAT BERBAHAYA....! hehhe....

Ontario, Kanada, Makan makanan yang mengandung lemak tentu tidak baik untuk tubuh, tetapi jika Anda mengonsumsi kopi setelah makan makanan berlemak maka dampak negatifnya akan semakin besar lagi.

Hasil studi yang dilakukan oleh University of Guelph menunjukkan bahwa kombinasi lemak dan kafein pada kopi bisa sangat membahayakan tubuh. Peneliti menemukan bahwa orang sehat yang minum kopi setelah makan makanan berlemak mengalami kenaikan gula darah hingga dua kali lipat. Kenaikan gula darah ini bahkan setara dengan orang yang berisiko diabetes.

"Hasil studi memberitahu pada kita bahwa lemak jenuh dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk membersihkan gula dalam darah, dan ketika digabungkan dengan kopi yang mengandung kafein, maka dampaknya bisa lebih buruk lagi," jelas Marie-Soleil Beaudoin, yang melakukan penelitian bersama dengan profesor University of Guelph, Lindsay Robinson dan Terry Graham, seperti dilansir preventdisease, Selasa (19/4/2011).

Menurut Beaudoin, kombinasi antara lemak jenuh dan kafein dapat membuat gula tetap berada dalam darah untuk jangka waktu yang lama, yang dampaknya bisa sangat berbahaya.

Studi ini merupakan studi pertama yang mengetahui tentang pengaruh lemak jenuh dan kafein pada kopi terhadap tingkat gula darah. Studi dilakukan dengan menggunakan koktail (novel fat cocktail) yang hanya berisi lemak. Minuman tersebut dirancang khusus untuk memungkinkan peneliti secara akurat meniru apa yang terjadi pada tubuh ketika orang menelan lemak.

Dalam studi ini, pria sehat diminta minum sekitar 1 gram minuman lemak untuk setiap kilogram berat badannya. Enam jam kemudian mereka diberi menu selanjutnya yang terdiri dari minuman gula.

Hasilnya, kadar gula darah subjek meningkat menjadi 32 persen lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumi lemak.

Peneliti juga menguji dampak kopi berkafein yang dikombinasikan dengan makanan berlemak. Untuk tes ini, peneliti memberi partisipan kopi berkafein 5 jam setelah menelan minuman lemak. Satu jam kemudian diberi minuman gula.

Hasilnya menunjukkan bahwa kadar gula darah meningkat sebesar 65 persen dibandingkan dengan partisipan yang tidak mengonsumsi kopi dan lemak.

"Ini menunjukkan bahwa efek dari makanan lemak yang dikombinasikan dengan kopi bisa bertahan berjam-jam. Bahkan efeknya bisa dua kali lipat dibandingkan orang yang makan makanan berlemak saja," jelas Beaudoin.

Selain tes darah kadar gula, peneliti juga melihat efek gastro-intestinal dengan mengukur hormon incretin yang dirilis oleh usus setelah menelan lemak. Hormon-hormon ini sinyal pankreas untuk melepaskan insulin untuk membantu membersihkan darah dari gula.

"Pada akhirnya kami telah menemukan bahwa lemak dan kopi berkafein dapat merusak komunikasi antara usus dan pankreas, inilah yang menyebabkan mengapa peserta tidak bisa membersihkan gula dari darah mereka dengan mudah," kata Beaudoin.

Menurut Beaudoin, hasil penelitian ini sangat penting bagi orang yang berisiko untuk penyakitmetabolik dan diabetes tipe 2.

"Kami telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa orang dengan atau berisiko diabetes tipe 2 harus membatasi konsumsi kafein mereka. Minum kopi tanpa kafein adalah salah satu cara untuk meningkatkan toleransi glukosa seseorang. Membatasi asupan asam lemak jenuh yang ditemukan dalam daging merah, makanan olahan dan makanan fast food juga bermanfaat," tutup Beaudoin.

Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Nutrition.