Wednesday, 20 March 2013

Deteksi Serangan Jantung dengan Chip. Chip akan mengenali serangan mematikan itu 3-4 jam sebelumnya

Chip akan mengenali serangan jantung  3-4 jam sebelumnya.
Ilmuwan mengembangkan sebuah perangkat tes darah super kecil, chip dengan panjang 1,4 centimeter, yang diletakkan di dalam kulit manusia dan dapat mengirimkan hasil rekam melalui ponsel pintar atau tablet secara nirkabel.

Perangkat yang disebut sistem IronIC ini dapat mendeteksi serangan jantung beberapa jam lebih dini. Prinsip kerja pemantauannya memanfaatkan molekul yang terkait dengan otot jantung.

"Ada sebuah molekul yang disebut troponin, yang dilepaskan oleh otot jantung tiga atau empat jam sebelum datangnya serangan jantung, ketika otot jantung mulai rusak," tulis Sandro Carrara, salah satu pemimpin tim di Institut Teknologi Federal Swiss di Lausanne (EPFL), dilansir The Verge, 20 Maret 2013 melalui sebuah e-mail.

"Jadi, sistem kami dapat mendeteksi molekul tiga atau empat jam sebelum serangan fatal terjadi," tambahnya.

Laman Cnet menambahkan, perangkat ini didukung oleh lima sensor yang juga dapat menganalisa lima protein dan asam organik secara bersamaan.

Chip hanya berisi komponen pemancar radio. Selanjutnya, pemancar mengirimkan informasi melalui gelombang radio melalui baterai yang berupa potongan kecil. Chip ini mengandalkan konektivitas Bluetooth, yang pada gilirannya memancarkan data ke aplikasi mobile maupun ke dokter.

Chip sebesar 1,4 cm yang mampu mendeteksi serangan kanker. (TheVerge)

Sebelumnya, Carrara bersama sejumlah kolega telah menguji prototipe ini pada tikus untuk mendeteksi lima zat darah yang berbeda. Sejauh ini, hasilnya sama dengan keandalan tes darah tradisional, yang melibatkan gambar darah dari pasien lalu menganalisanya dengan peralatan laboratorium yang terpisah.

Guna menangkap informasi tentang darah pasien, termasuk informasi glukosa dan tingkat laktat, masing-masing dari lima sensor chip dilapisi dengan enzim, membuat batasan apa saja yang dapat diuji.

"Tetapi, enzim memiliki umur yang terbatas, dan kita harus desain mereka untuk bertahan selama mungkin," jelas Prof Giovanni De Micheli, peneliti di laboratorium yang sama. Saat ini, enzim terakhir dapat bertahan selama enam pekan.

Para peneliti berencana untuk mempresentasikan hasil temuan mereka di konferensi Design, Automate and Test Europe besok.

Anda tertarik menggunakannya? Anda harus menunggu setidaknya empat tahun lagi sebelum perangkat ini dilepas secara komersil.

Cara Pemda DKI Mencegah Zat Berbahaya pada Makanan

Gubernur Joko Widodo bermimpi memiliki pasar yang aman dari bahan kimia.
Joko Widodo sidak ke pasar Klender Jakarta Timur. Rabu pagi 20 Maret 2013. Gubernur DKI Jakarta itu tidak datang sendirian.  Dia mengandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan(Badan POM). Kedatangan mereka hendak memantau kadar bahan kimia pada makanan dan minuman yang didagangkan di pasar itu.
Jokowi berhenti sejenak di sebuah Warung Jamu. Memesan segelas Jamu Temulawak lalu menengaknya. Temulawak , yang disebut curcuma xanthorrhiza Roxb itu, menurut para ahli kesehatan memang memiliki banyak khasiat. Tanaman itu bisa mencegah  hepatitis, menekan jumlah kolesterol dalam darah, bahkan bisa mencegah gangguan pada ginjal.

Namun, bukan karena menderita sejumlah penyakit ini, Jokowimeminum Jamu Temulawak itu. Mantan Wakilota Solo itu, tempat rupa-rupa jamu mudah ditemukan,   sedang sidak dan memeriksa bahan kimia pada jamu itu. Juga karena minum jamu itu sudah jadi kebiasaan semenjak muda.

Di negeri ini, dengan begitu banyak makanan dan minuman tradisional, baik lokal maupun impor dari negeri seberang,  pasar tradisional memang kadang menjadi salah satu lahan basah makanan yang kurang aman alias berbahaya. Yang mengandung banyak bahan kimia dan tentu saja membawa celaka bagi tubuh.

Tahun lalu, misalnya, Badan POM menemukan puluhan jenis minuman dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Puluhan jenis makanan ditemukan di sejumlah pusat perbelanjaan, tempat warga kelas menengah Jakarta lazim berbelanja, dan pasar tradisional.

Saat itu, Ketua BPOM, Kustantinah, menyampaikan bahwa ada makanan yang mengandung zat rhodamin dan borax. Dua zat berbahaya bagi kesehatan tapi bahkan para pembelipun nyaris kurang peduli.

Padahal sebenarnya mudah saja membedakan manakan yang mengandung zat berbahaya atau tidak.”Bila makanan itu terkena sinar matahari maka akan pudar warna aslinya,” kata Kustantinah.

Razia makanan berbahaya saat itu, juga berlangsung di sejumlah daerah. Badan Pom di sejumlah kota besar di Indonesia menemukan zat berbahaya itu pada sejumlah jenis makanan.

Badan POM Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang merazia sejumlah pedagang di sekitar sejumlah sekolah di sana, menemukan kandungan formalin pada makanan anak-anak. Pembelinya banyak, padahal berbahaya. “Formalin ini sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Menimbulkan luka bakar, iritasi dan bisa menyebabkan kanker,” kata Kepala BPOM NTB saat itu, Utami Ekaningtiyas.

Meski dirazia berkali-kali, zat berbahaya masih saja ditemukan  pada sejumlah makanan dan minuman yang dijual bebas di tengah warga. Tahun ini saja, Badan POM menemukan 448 item jamu yang mengadung bahan kimia  yang dijual bebas di pasar-pasar, khususnya kota besar seperti Jakarta.

Padahal, selain dianggap ampuh mencegah sejumlah penyakit tadi, jamu seringkali dianggap sanggup memelihara stamina dan semangat. Itu sebabnya, ribuan orang di Indonesia doyan meminum ramuan tradisional itu.

Lantaran sulit diberantas itulah, Pemerintah DKI Jakarta mencoba cara baru memberantas zat-zat berbahaya itu. Mengandeng BPOM mengawasi makanan dan minuman berbahaya itu, hampir setiap hari. Memang akan memerlukan banyak orang, upaya keras, karena itu pada tahap pertama pengawasan melekat ini akan dilakukan  pada sejumlah pasar tradisional.

“Kami akan membuat contohnya,” kata Jokowi kepada wartawan saat berkunjung ke Pasar Klender itu. Dengan pengawasan melekat ini, para pembeli akan benar-benar merasa aman dan nyaman berbelanja di pasar tradisional.

Demi mendukung program ini, Pemda DKI dan Badan POM akan menyediakan sejumlah laboratorium keliling, yang akan beroperasi di sejumlah pasar tradisional di Jakarta. Laboratorium keliling itu akan dioperasikan oleh sejumlah tenaga ahli. Para petugas akan mengambil sampel semua makanan dan minuman untuk diperiksa di laboratorium itu.

Para pembeli yang ragu, juga bisa langsung memeriksa bahan kimia pada makanan dan minuman di laboratorium ini. Prosesnya sederhana dan cepat. Laboratorium itu dirancang untuk memeriksa semua jenis zat berbahaya dari semua jenis makanan dan minuman.

“Termasuk jamu. Apakah mengandung zat berbahaya atau tidak, “ kata Jokowi. Dagangan yang juga bisa dengan gampang dicek di laboratorium itu adalah tahu dan ikan, yang saban hari banyak dibeli warga.

Hasil pengujian di setiap pasar itu, kata Jokowi, akan diumumkan kepada publik. Dengan cara itu semua akan terjaga dan tak ragu. Pembeli dan penjual. Dengan pengumuman yang rutin, kata Jokowi, para pedagang tidak akan main-main dengan daganganya. Jika ada ikan yang mengandung formalin, “Akan langsung kami umumkan,” katanya. Si penjual ikan tentu akan berhati-hati.

Untuk operasi yang terlibang besar  dan memerlukan kerja keras ini, Badan POM sudah siap mendukung Pemda DKI sepenuhnya. Kepala badan itu,  Lucky Oemar Said, menyampaikan bahwa dengan kerjasama ini, petugas dari Badan POM akan secara rutin dan intensif  beroperasi di sejumlah pasar.

Selain mencegah merasukanya bahan-bahan kimia pada makanan dan minuman itu, kata Lucky, program ini akan sangat membantu, memberi pengetahuan teknis kepada para pedangang dan pembeli. Itu sebabnya, para petugas yang beroperasi di pasar-pasar itu, juga akan melakukan sosialisasi soal bahan-bahan berbahaya itu.

Selama ini, kata Lucky, Badan POM hanya melakukan kegiatan pemeriksaan di Balai Besar POM. Dengan program ini, para petugas bisa masuk langsung ke pasar. Lebih proaktif memeriksa zat-zat berbahaya itu.

Lucky yakin bahwa jika masyarakat bisa dengan mudah mengenal zat-zat berbahaya itu, para pedagang pun tidak akan menjualnya. Dan pada satu titik nanti, kesadaran pembeli tidak perlu dilecut lagi.

Sejumlah pembeli, yang menonton dan mendengar penjelasan Jokowi di Pasar Klender Rabu pagi itu, terlihat senang dengan rencana itu. Sesudah meminum segelas Jamu Temulawak seharga  seribu perak itu, Jokowi mengingatkan sejumlah penjual, agar menjual jamu yang sehat dan tidak berbahaya.

Misteri Penculikan dan Pembunuhan Sadistis Pengusaha Bekasi

Imam Assyafi'i (alm), pengusaha komputer asal Bekasi
Imam Assyafi'i (31), pengusaha jual-beli komputer asal Bekasi, Jawa Barat, ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi mengenaskan di dalam mobil Suzuki Vitara B 531 EV miliknya sendiri di areal parkir Terminal 1C kedatangan Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.

Mayat Imam tertelungkup di jok belakang mobilnya. Saat ditemukan, tangannya terikat, kepalanya dilakban seperti mumi, dan ada tali kopling yang masih menjerat lehernya. Dengan kondisi ini, bisa dipastikan bahwa Imam adalah korban pembunuhan.
Menurut dugaan sementara polisi, pembunuhan itu terjadi tiga hari sebelum mayat korban ditemukan.
Adalah Dony, warga sekitar yang menemukan mayat Imam ada di dalam mobil sekitar pukul 01.00 WIB, Selasa 19 Maret 2013 dini hari. Awalnya, dia mencium bau busuk di areal parkir yang ternyata berasal dari mobil Suzuki Vitara. Temuan ini kemudian dia laporkan kepada petugas keamanan. Tak berselang lama, petugas dari Polres Bandara yang tiba di lokasi langsung membongkar paksa pintu mobil bagian belakang dan menemukan jasad Imam.
Setelah diidentifikasi, polisi memastikan korban adalah Imam Assyafi'i, warga Jalan Lumbu Utara IID No. 226 RT7 RW19, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat. Keluarga korban yang diminta datang ke kamar mayat RSU Tangerang juga sudah memastikan bahwa itu adalah Imam.

Menurut Humas Polres Bandara Ajun Komisaris Pol. Agustri, hingga kini motif pembunuhan masih belum jelas. Polisi masih menyelidiki aksi sadistis ini dan tengah menunggu hasil autopsi.

Diculik
Sama seperti polisi, keluarga Imam juga tidak mengetahui apa motif di balik pembunuhan ini. Sebelumnya, keluarga sudah melaporkan kasus penculikan pengusaha itu, Senin kemarin.

Menurut adik korban, Ahmad Dardiri, Imam meninggalkan rumah sejak pukul 10.30 WIB, pada Sabtu, 16 Maret 2013, hari ulang tahunnya yang ke-31. Siang itu Imam pamitan akan mengecek barang di Kawasan Industri Pulogadung. Ahmad naik mobil pribadinya, Suzuki Grand Vitara berwarna hitam.

Belum lama pergi, Imam menelepon Taruji (40), salah satu karyawannya. Imam meminta agar segera dilakukan pengiriman barang ke Bandung, Jawa Barat. Satu jam kemudian, tepatnya sekitar pukul 11.30 WIB, Imam kembali menelepon Taruji. Tapi, tidak ada suara apapun di ujung telepon.

"Setelah diam, tiba-tiba terdengar suara orang sedang bertengkar," Ahmad menuturkan.

Merasa curiga, Taruji kemudian merekam suara ribut-ribut yang terdengar dari telepon korban. Samar-samar, percakapan dalam situasi tegang itu berlangsung sekitar 25 menit. Diperkirakan ada empat orang lebih yang terlibat dalam percakapan yang dibumbui ancaman pembunuhan. Suara salah seorang lelaki, yang diperkirakan adalah Imam, berulang kali meminta maaf agar tidak dianiaya.

"Ya ya ya... sudah, dia minta maaf. Elo nggak pernah ngelakuin ini. Dengerin, jadi setelah ini, dia datang dan elo SMS janji sama gua. Jemput gua di kawasan di pintu masuk, elo jemput gua dalam kondisi begini," begitu antara suara yang terdengar dari telepon Imam.

Dan tak lama kemudian, tedengar suara Imam mengerang kesakitan dan menjerit minta tolong.
Keributan itu seperti terdengar dari dalam sebuah mobil. Menjelang akhir rekaman, salah satu pria mengancam Imam dan memaksanya memberi tahu nomor PIN ATM miliknya. Pelaku lain mengancam akan melukai anak dan istri Imam. Setelah itu, telepon terputus.
Taruji kembali berusaha menghubungi nomor telepon Imam, tapi tidak pernah diangkat. Semua empat nomor telepon milik Imam tidak aktif.

Berdasarkan rekaman itu, keluarga korban kemudian melapor ke Polsek Bekasi Timur pada Minggu, 17 Maret 2013. Yang jadi masalah, meski sudah ada bukti rekaman yang menunjukkan adanya dugaan penganiayaan, petugas malah mengarahkan laporan itu menjadi sekadar kasus orang meninggalkan rumah.

"Bukan kasus penculikan. Inilah yang kami sayangkan, padahal bukti rekaman yang kami buat dalam format CD, sudah diserahkan ke polisi," kata Ahmad.

Pihak keluarga yakin Imam selama ini tidak punya masalah dengan siapapun, apalagi terkait persoalan utang-piutang.

Istri almarhum, Ida Arifah (29), dan dua anaknya, Toriq (7) dan Urfa (2I), tidak henti-hentinya menangisi kepergian suami dan ayah mereka. Mereka berharap para pembunuh Imam segera ditangkap. Keluarga yakin Imam diculik sebelum dibunuh. Mereka menyesalkan, bila saja polisi bertindak cepat, nyawa Imam dapat diselamatkan.

Keluarga makin yakin Imam diculik setelah mengecek rekening BCA miliknya. Mereka mendapati ada sejumlah transaksi yang mencurigakan. Pada Sabtu, 16 Maret 2013, sekitar pukul 15.09 WIB, ada penarikan tunai total senilai Rp10 juta di ATM BCA Mangga Dua, Jalan Mangga Dua Raya 8, Jakarta.
Selain itu, ada transaksi pembelian perhiasan emas sebesar Rp40.075.000 di toko Joen Sin Jewelery di Pasar Baru Blok D No. 45 lantai satu, Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta. "Totalnya ada transaksi sebesar Rp50juta lebih. Setelah kami cek, kami telepon bank dan semua rekening korban diblokir," kata Ahmad.

Rekan bisnis
Petugas gabungan dari Polres Bekasi, Polres Bandara Soekarno Hatta dan Polda Metro Jaya masih memburu para pembunuh Imam. Penyelidikan polisi dipusatkan pada pria yang terakhir kali bersama Imam saat dia masih hidup. Dia diduga adalah rekan bisnisnya.

"Inisialnya D. Kami duga hubungannya dengan korban sebagai teman bisnis," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Pol. Rikwanto. Nama D muncul dari keterangan keluarga Imam.
Berdasarkan hasil pemeriksaan rekaman kamera CCTV di Bandara Soekarno Hatta, polisi menemukan fakta bahwa mobil korban masuk Terminal 1C pada Sabtu, 16 Maret 2013, sekitar pukul 14.30 WIB. Imam sendiri menghilang pukul 10.30 WIB di hari yang sama.

Menurut Rikwanto, apakah korban dibunuh dalam perjalanan menuju bandara atau di sekitar bandara, polisi akan mengungkapnya setelah berhasil menangkap pelaku. Dari kondisi tubuh korban yang sudah membusuk, diduga kuat Imam sudah tewas saat mobil masuk Terminal 1C. (Laporan: Nur Khafiva, Tangerang