Wednesday 20 March 2013

Cara Pemda DKI Mencegah Zat Berbahaya pada Makanan

Gubernur Joko Widodo bermimpi memiliki pasar yang aman dari bahan kimia.
Joko Widodo sidak ke pasar Klender Jakarta Timur. Rabu pagi 20 Maret 2013. Gubernur DKI Jakarta itu tidak datang sendirian.  Dia mengandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan(Badan POM). Kedatangan mereka hendak memantau kadar bahan kimia pada makanan dan minuman yang didagangkan di pasar itu.
Jokowi berhenti sejenak di sebuah Warung Jamu. Memesan segelas Jamu Temulawak lalu menengaknya. Temulawak , yang disebut curcuma xanthorrhiza Roxb itu, menurut para ahli kesehatan memang memiliki banyak khasiat. Tanaman itu bisa mencegah  hepatitis, menekan jumlah kolesterol dalam darah, bahkan bisa mencegah gangguan pada ginjal.

Namun, bukan karena menderita sejumlah penyakit ini, Jokowimeminum Jamu Temulawak itu. Mantan Wakilota Solo itu, tempat rupa-rupa jamu mudah ditemukan,   sedang sidak dan memeriksa bahan kimia pada jamu itu. Juga karena minum jamu itu sudah jadi kebiasaan semenjak muda.

Di negeri ini, dengan begitu banyak makanan dan minuman tradisional, baik lokal maupun impor dari negeri seberang,  pasar tradisional memang kadang menjadi salah satu lahan basah makanan yang kurang aman alias berbahaya. Yang mengandung banyak bahan kimia dan tentu saja membawa celaka bagi tubuh.

Tahun lalu, misalnya, Badan POM menemukan puluhan jenis minuman dan makanan yang mengandung zat berbahaya. Puluhan jenis makanan ditemukan di sejumlah pusat perbelanjaan, tempat warga kelas menengah Jakarta lazim berbelanja, dan pasar tradisional.

Saat itu, Ketua BPOM, Kustantinah, menyampaikan bahwa ada makanan yang mengandung zat rhodamin dan borax. Dua zat berbahaya bagi kesehatan tapi bahkan para pembelipun nyaris kurang peduli.

Padahal sebenarnya mudah saja membedakan manakan yang mengandung zat berbahaya atau tidak.”Bila makanan itu terkena sinar matahari maka akan pudar warna aslinya,” kata Kustantinah.

Razia makanan berbahaya saat itu, juga berlangsung di sejumlah daerah. Badan Pom di sejumlah kota besar di Indonesia menemukan zat berbahaya itu pada sejumlah jenis makanan.

Badan POM Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang merazia sejumlah pedagang di sekitar sejumlah sekolah di sana, menemukan kandungan formalin pada makanan anak-anak. Pembelinya banyak, padahal berbahaya. “Formalin ini sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Menimbulkan luka bakar, iritasi dan bisa menyebabkan kanker,” kata Kepala BPOM NTB saat itu, Utami Ekaningtiyas.

Meski dirazia berkali-kali, zat berbahaya masih saja ditemukan  pada sejumlah makanan dan minuman yang dijual bebas di tengah warga. Tahun ini saja, Badan POM menemukan 448 item jamu yang mengadung bahan kimia  yang dijual bebas di pasar-pasar, khususnya kota besar seperti Jakarta.

Padahal, selain dianggap ampuh mencegah sejumlah penyakit tadi, jamu seringkali dianggap sanggup memelihara stamina dan semangat. Itu sebabnya, ribuan orang di Indonesia doyan meminum ramuan tradisional itu.

Lantaran sulit diberantas itulah, Pemerintah DKI Jakarta mencoba cara baru memberantas zat-zat berbahaya itu. Mengandeng BPOM mengawasi makanan dan minuman berbahaya itu, hampir setiap hari. Memang akan memerlukan banyak orang, upaya keras, karena itu pada tahap pertama pengawasan melekat ini akan dilakukan  pada sejumlah pasar tradisional.

“Kami akan membuat contohnya,” kata Jokowi kepada wartawan saat berkunjung ke Pasar Klender itu. Dengan pengawasan melekat ini, para pembeli akan benar-benar merasa aman dan nyaman berbelanja di pasar tradisional.

Demi mendukung program ini, Pemda DKI dan Badan POM akan menyediakan sejumlah laboratorium keliling, yang akan beroperasi di sejumlah pasar tradisional di Jakarta. Laboratorium keliling itu akan dioperasikan oleh sejumlah tenaga ahli. Para petugas akan mengambil sampel semua makanan dan minuman untuk diperiksa di laboratorium itu.

Para pembeli yang ragu, juga bisa langsung memeriksa bahan kimia pada makanan dan minuman di laboratorium ini. Prosesnya sederhana dan cepat. Laboratorium itu dirancang untuk memeriksa semua jenis zat berbahaya dari semua jenis makanan dan minuman.

“Termasuk jamu. Apakah mengandung zat berbahaya atau tidak, “ kata Jokowi. Dagangan yang juga bisa dengan gampang dicek di laboratorium itu adalah tahu dan ikan, yang saban hari banyak dibeli warga.

Hasil pengujian di setiap pasar itu, kata Jokowi, akan diumumkan kepada publik. Dengan cara itu semua akan terjaga dan tak ragu. Pembeli dan penjual. Dengan pengumuman yang rutin, kata Jokowi, para pedagang tidak akan main-main dengan daganganya. Jika ada ikan yang mengandung formalin, “Akan langsung kami umumkan,” katanya. Si penjual ikan tentu akan berhati-hati.

Untuk operasi yang terlibang besar  dan memerlukan kerja keras ini, Badan POM sudah siap mendukung Pemda DKI sepenuhnya. Kepala badan itu,  Lucky Oemar Said, menyampaikan bahwa dengan kerjasama ini, petugas dari Badan POM akan secara rutin dan intensif  beroperasi di sejumlah pasar.

Selain mencegah merasukanya bahan-bahan kimia pada makanan dan minuman itu, kata Lucky, program ini akan sangat membantu, memberi pengetahuan teknis kepada para pedangang dan pembeli. Itu sebabnya, para petugas yang beroperasi di pasar-pasar itu, juga akan melakukan sosialisasi soal bahan-bahan berbahaya itu.

Selama ini, kata Lucky, Badan POM hanya melakukan kegiatan pemeriksaan di Balai Besar POM. Dengan program ini, para petugas bisa masuk langsung ke pasar. Lebih proaktif memeriksa zat-zat berbahaya itu.

Lucky yakin bahwa jika masyarakat bisa dengan mudah mengenal zat-zat berbahaya itu, para pedagang pun tidak akan menjualnya. Dan pada satu titik nanti, kesadaran pembeli tidak perlu dilecut lagi.

Sejumlah pembeli, yang menonton dan mendengar penjelasan Jokowi di Pasar Klender Rabu pagi itu, terlihat senang dengan rencana itu. Sesudah meminum segelas Jamu Temulawak seharga  seribu perak itu, Jokowi mengingatkan sejumlah penjual, agar menjual jamu yang sehat dan tidak berbahaya.

No comments:

Post a Comment