Thursday, 18 February 2010

INILAH DETAIL DARI KETENTUAN PIDANA KAWIN SIRI, KAWIN KONTRAK DAN POLIGAMI

Rancangan Undang-undang (RUU) Hukum Materiil Peradilan Agama Bidang Perkawinan (HMPA) mengatur tentang larangan pernikahan siri, kontrak, dan adanya izin pengadilan untuk pelaku poligami. Bagi pelanggar, dapat dikenai denda serta hukuman penjara yang tidak ringan.

Mengenai ketentuan pidana dalam RUU yang disusun oleh Kementrian Agama tersebut, dituliskan secara khusus dalam bab V. Ttiga poin tindakan pidana untuk perkawinan dalam RUU itu.

Pertama, melangsungkan perkawinan tidak di depan Pejabat Pencatat Nikah dipidana denda Rp 6 juta dan hukuman kurungan paling lama enam bulan.

Kedua, melangsungkan perkawinan kontrak mutah (kontrak) dihukum penjara selama-lamanya 3 tahun dan perkawinan batal demi hukum. RUU HMPA memuat rumusan mengenai kemungkinan perluasan kewenangan Pengadilan Agama untuk memeriksa dan memutus perkara tindak pidana perkawinan setelah menerima pelimpahan perkara dari Kejaksaan Negeri Setempat.

Ketiga, pria yang menikah dengan istri kedua, ketiga, dan keempat tanpa memperoleh izin pengadilan, dipidana denda Rp 6 juta atau hukuman kurungan paling lama 6 bulan.

RUU tersebut telah masuk ke dalam program legislasi nasional (prolegnas).

Friday, 5 February 2010

HUBLE TANGKAP KOMET (KOMET YANG TERCIPTA KARENA ADANYA TABRAKAN ASTEROID)

Setelah berhasil melacak galaksi biru, kini teleskop Hubble milik Badan Antariksa Nasional AS (NASA) kembali menangkap pergerakan benda langit yang menakjubkan.

Pekan lalu, teleskop Hubble berhasil merekam bintang berekor atau komet. Benda langit ini terlihat melintas dalam lingkar sabuk planet Mars dan Jupiter. Prediksi astronomer, komet ini lahir akibat tubrukan dua asteroid dalam jarak 90 juta mil dari bumi. Sesaat setelah tubrukan, lahirlah bintang berekor. Gas dan debu menyelimuti komet, lalu menimbulkan cahaya yang terang. Objek tangkapan Hubble ini dinamakan P/2010 A2. Bagi orang awam, komet yang melintas dalam cahaya kebiruan ini tentu indah.

Tapi coba saja tanyakan pada ilmuwan tentang seluk-beluk tabrakan dua asteroid yang memunculkan komet bersinar itu, maka akan didapatkan jawaban yang lebih menakjubkan. Analisis sementara astronomer, dua asteroid yang mendahului lahirnya komet adalah asteroid yang sama dengan yang menabrak bumi 65 juta tahun lalu. Ketika asteroid berhasil menembus atmosfer bumi, secepat itu pula kehidupan di bumi porak-poranda, dan dinosaurus pun punah. Namun, analisis ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. NASA masih mengadakan investigasi lanjutan terkait komet tersebut.

”Kami terus melakukan investigasi untuk memahami peristiwa ini,” ungkap ketua investigator dari University of California di Los Angeles, David Jewitt. ”Lahirnya komet sepertinya didahului dengan tabrakan dua asteroid. Karena tekanan sinar matahari, asteroid saling bertabrakan, dan menyemburkan lapisan debu dan gas serupa ekor,” sambungnya. Lapisan gas dan debu yang terekam Hubble ini memang menyerupai komet. Namun, Jewitt mengaku belum bisa memastikan kebenarannya. ”Tampilan komet ini berbeda dari komet yang pernah kami teliti sebelumnya,” ujarnya.

Orbit P/2010 A2 diduga memiliki relasi dengan sekelompok asteroid yang dikenal dengan ”keluarga Flora”. Investigasi terus diupayakan, dan kami hanya bisa menunggu. Para ilmuwan berharap, penelitian yang tengah mereka lakukan sanggup memberi pemahaman kepada manusia tentang proses terbentuknya asteroid. Jika hasil investigasi sudah diperoleh, maka manusia bisa mewaspadai atau bahkan mencegah tabrakan asteroid ke bumi. ”Kami masih yakin bahwa dua asteroid itu saling menabrak, lalu menghancurkan satu dengan yang lain,” papar Jewitt.

Ilmuwan antariksa ini berharap rekan-rekannya mampu menggali misteri komet yang terekam lewat teleskop Hubble sehingga para ilmuwan secepatnya bisa mencari cara untuk mencegah tubrukan salah satu asteroid ke planet bumi. ”Atau mungkin saja kita mampu menghancurkan asteroid yang siap menabrak bumi,” paparnya. Untuk mewujudkan harapannya, NASA siap mengajukan proposal biaya sebesar USD16 juta. NASA berharap, program ini tidak dipangkas, seperti pemerintah AS berniat menghentikan misi pendaratan manusia di bulan yang tengah diperjuangkan NASA, program Constellation.

Temuan teleskop Hubble membuat NASA kian bangga. Sebelum tertampilnya komet misterius ini, Hubble berhasil menangkap gambar galaksi bersemburat biru. Bagi NASA, rekaman gambar galaksi biru sungguh luar biasa. Sebabnya, galaksi ultra biru ditemukan 600 juta tahun setelah terjadinya ledakan dahsyat yang mengawali terbentuknya alam semesta atau big bang. Menurut para ilmuwan NASA, galaksi ultra biru mulai terbentuk sekitar 13,7 miliar tahun lampau. Mereka memperkirakan, galaksi ultra biru terbentuk sebelum bintang-bintang besar lahir, perlahan meredup, dan akhirnya menjadi bintang mati.

Seperti rekaman gambar komet misterius, temuan galaksi ultra biru juga menjadi perbincangan hangat di kalangan para kosmolog. Selama ini, mereka mempercayai bahwa formasi galaksi alam semesta mulai terbentuk sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. ”Galaksi ini telah membuat kami meninjau ulang 95 persen data perihal sejarah awal alam semesta,” beber Garth Illingworth, astronom dari University of California Santa Cruz (UCSC) sekaligus ketua tim survei teleskop Hubble. Selain Hubble, NASA punya ”pahlawan” yang lain. Teleskop Kepler namanya.

Awal tahun lalu, teleskop Kepler berhasil melacak keberadaan lima exoplanet. Jika dijelaskan secara singkat, exoplanet merupakan planet yang mengorbit bintang selain matahari di luar sistem tata surya. Kelima exoplanet temuan Kepler telah diberi kode, yaitu Kepler 4b,5b,6b, 7b dan 8b. Penemuan ini membuat NASA itu makin optimistis bahwa Kepler mampu mencapai target lain di bidang sains. (