Insiden diabetes mellitus atau kencing manis yang meningkat sejalan dengan instanisasi dan modernisasi kehidupan telah menyita perhatian dari sejumlah kalangan.
Ditambah lagi, penyakit degeneratif ini merupakan penyakit yang sukar disembuhkan dalam sekejap dan tidak jarang harus berakhir dengan kematian akibat komplikasi atau semacamnya. Saat ini terdapat tidak kurang dari 230 juta penduduk dunia yang mengidap diabetes dan diperkirakan angka ini akan terus bertambah. Di Indonesia sendiri tercatat sedikitnya 8.4 jiwa mengidap diabetes.
Meski begitu, selalu ada cara untuk menyembuhkan atau paling tidak mengendalikan. Untuk diabetes mellitus tipe 2, gaya hidup tidak sehat merupakan faktor utama yang memicu terjadinya penyakit tersebut. Oleh karena itu, dalam mencegah dan mengontrol diabetes, gaya hidup harus diatur sedemikian rupa supaya mengarah kepada gaya hidup sehat. Selain aktivitas fisik dan keteraturan biologis, makanan merupakan komponen yang paling berperan dalam penerapan pola hidup sehat. Bukan hanya itu, makanan dan apa yang dimakan juga sangat menentukan akan ke mana penyakit diabetes mellitus tersebut bermuara.
Sekilas Tentang Diabetes
Sekalipun penyakit diabetes sudah dikenal sejak 2000 tahun silam, pengobatan optimal baru dijalankan sejak 100 tahun yang lalu, tepatnya sejak ditemukan obat insulin. Namun, para ahli menyadari bahwa insulin saja tidak cukup ampuh untuk menyembuhkan diabetes. Oleh karena itulah, berbagai terobosan terus dilakukan.
Bukan menakut-nakuti, tetapi semua orang bisa terkena diabetes, pria atau wanita, tua atau muda. Risiko meningkat seiring dengan peningkatan usia, terutama di atas 40 tahun. Penderita kegemukan memiliki peluang lebih besar untuk menderita diabetes mellitus, terutama mereka yang memiliki akumulasi lema di area perut. Hal ini dikarenakan semakin banyak jaringan lemak, maka semakin terhambat pula kerja insulin. Sementara, insulin merupakan hormon yang bertanggung jawab menurunkan lonjakan kadar gula dalam darah.
Belakangan, ras juga disebut-sebut berkontribusi terhadap risiko terjadinya diabetes mellitus. Dibanding Kaukasian, orang-orang kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi. Riwayat keluarga yang menderita diabetes mellitus serta penyakit seperti darah tinggi dan penyakit jantung juga turut mendukung terjadinya diabetes mellitus di kemudian hari. Mereka dengan gaya hidup tidak sehat, misalnya kurang berolahraga, konsumsi tinggi makanan berlemak, serta stress juga rentan terkena diabetes.
Diabetes mellitus sendiri merupakan salah satu kelainan metabolisme akibat gangguan dari sekresi ataupun kerja insulin yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas akibat stimulasi dari kadar gula dan asam amino (rombakan protein) darah yang tinggi. Oleh karena itu, biasanya hormon ini dikeluarkan lebih banyak selepas makan. Insulin berfungsi menurunkan kadar gula darah dengan cara mengubah gula tersebut menjadi cadangan-cadangan makanan.
Ada tiga jenis diabetes yang dikenal dunia medis. Pertama, diabetes mellitus tipe 1 yang timbul akibat gangguan pankreas alias pabrik insulin. Lebih jauh lagi, kerusakan tersebut akan menyebabkan defisiensi insulin absolut atau insulinopenia sehingga kadar glukosa darah tidak terkendali. Biasanya diabetes tipe 1 berhubungan dengan masalah genetik, lebih sering diakibatkan proses autoimun (antibodi tubuh menganggap sel di dalam tubuh kita sendiri sebagai benda asing yang harus diperangi) tetapi bisa juga didapat karena agen-agen (virus dan berbagai bahan kimia lain) yang merusak sel pankreas.
Berikutnya adalah diabetes mellitus tipe 2 yang insidensinya mengalami peningkatan dramatis sejalan dengan peningkatan insiden kegemukan. Di sini terjadi resistensi insulin, yaitu keadaan di mana insulin dihasilkan oleh sel beta pankreas tetapi tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Ketidakmampuan ini bisa diakibatkan berbagai masalah, misalnya kadar lemak yang tinggi, kelainan pada reseptor insulin, serta sederet persoalan yang sifatnya lebih molekuler. Resistensi insulin pada diabetes mellitus tipe 2 menyebabkan kadar glukosa darah tetap tinggi sehingga sel pankreas tetap terstimulasi untuk menghasilkan insulin. Akibatnya, terjadi pula keadaan hiperinsulinemia.
Tipe diabetes lain yang lebih spesifik yaitu diabetes gestasional, merupakan diabetes yang terjadi saat kehamilan. Kondisi ini tentu saja membahayakan ibu dan janin. Dalang dari kejadian tersebut masih kontroversi, tetapi diduga berawal dari hormon glukogenik seperti hPL (hitman Placental Lactogen) serta enzim insulinase yang dihasilkan oleh plasenta (hanya ada saat hamil). Meski diabetes akan menghilang sejalan dengan terminasi kehamilan, ibu yang pernah mengalami diabetes gestasional berisiko menderita diabetes mellitus tipe 2 di kemudian hari.
Ada pula diabetes yang tidak termasuk ke dalam semua katagori di atas dan merupakan diabetes sekunder atau diabetes akibat komplikasi dari penyakit lain yang mengganggu produksi insulin. Sebut saja radang pankreas, pemakaian obat kortikosteroid, infeksi, gangguan nutrisi.
Seperti yang telah disebutkan, dari semua ragam diabetes, diabetes mellitus tipe 2 merupakan jenis diabetes mellitus yang paling dipengaruhi oleh gaya hidup, mulai dari inaktivitas fisik sampai pola makan tidak sehat. Oleh karena itu, salah satu upaya pengobatan dari diabetes mellitus tipe 2 adalah memperbaiki gaya hidup.
Diabetes mellitus diidentikkan dengan keadaan peningkatan kadar gula darah. Berikut adalah table kisaran kadar gula darah.
Glukosa Darah Puasa
Kondisi Kisaran Kadar Glukosa Darah
Normal <>125 mg/dL (6.9 mmol/L)
Glukosa 2 Jam Setelah Makan
Kondisi Kisaran Kadar Glukosa Darah
Normal <140>199 mg/dL (11.1 mmol/L)
Kadar gula darah yang tinggi dapat mengantarkan seseorang kepada berbagai keadaan yang tidak menyamankan, seperti banyak makan, banyak minum, banyak buang air, serta penurunan berat badan. Di samping itu, kadar gula darah yang tinggi juga menyebabkan penderita sering mengalami kesemutan, proses penyembuhan luka terhambat, gusi merah dan bengkak, gatal-gatal, disfungsi ereksi, serta kelelahan. Lebih jauh lagi, dapat timbul berbagai komplikasi pada mata, ginjal, saraf, bahkan jantung.
Diet Penderita Diabetes
Tujuan manajemen diet pada penderita diabetes mellitus yaitu untuk mengontrol kadar gula darah sehingga tetap berada pada batas normal, mendekati normal, atau paling tidak berada dalam kisaran aman supaya tidak terjadi komplikasi. Selain itu, pengaturan diet juga ditujukan untuk memperbaiki derajat kesehatan dengan pemilihan makanan sehat. Perubahan pola makan diharapkan akan meningkatkan sensitivitas insulin secara langsung maupun tidak langsung dan memperbaiki status metabolik.
Diet penderita diabetes mellitus kali ini akan lebih dititikberatkan pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Diharapkan manajemen diet yang berjalan beriringan dengan terapi farmakologis obat-obatan akan memperbaiki dan meningkatkan angka harapan hidup mereka.
Sejatinya penderita diabetes mellitus boleh menikmati semua jenis makanan. Hanya saja, harus disesuaikan dengan keadaan diabetes. Misalnya, dengan mengurangi gula atau karbohidrat, mengatur waktu makan, sampai mengubah cara penyajian. Tidak ada pola diet khusus untuk penderita diabetes mellitus tetapi ada beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian khusus. Sekalipun ada sejumlah pantangan, penderita diabetes harus tetap mendapatkan nutrisi dan energi yang cukup.
Manusia, termasuk juga penderita diabetes membutuhkan berbagai macam nutrisi. Tidak ada satu jenis makanan pun yang dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi. Oleh karena itulah, penganekaragaman jenis makanan sangat penting.
Karbohidrat merupakan sumber gula yang paling utama. Oleh karena itu, perencanaan utama untuk diet penderita diabetes adalah karbohidrat.
Karbohidrat mencakup serealia, beberapa buah dan sayur, serta susu rendah lemak. Peniadaan karbohidrat dari menu harian sungguh tidak dianjurkan karena penderita diabetes disarankan untuk memperoleh 45-60 persen kalori per harinya dari sumber makanan karbohidrat. Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah kekonstanan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi.
Lonjakan mendadak akan membuat tubuh tidak mampu mentolerir. Di samping itu, penderita lebih dianjurkan untuk mengonsumsi sumber makanan karbohidrat yang kaya serat, seperti sereal, buah, sayur, maupun kacang-kacangan. Kebutuhan serat setidaknya harus mencapai 20-35 gram/hari.
Serat juga membawa manfaat positif bagi penderita diabetes, antara lain memperlambat pemecahan karbohidrat dan absorbsi glukosa, memperlambat waktu pengosongan lambung, menurunkan kadar glukosa puasa dengan memperbaiki resistensi insulin, serta membantu memberikan sensasi kenyang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan kadar gula darah setelah konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat antara lain jumlah yang dikonsumsi, jenis makanan yang dikonsumsi, proses pengolahan, bentuk makanan, serta makanan atau obat tertentu yang memperlambat atau mempercepat pencernaan.
Penderita diabetes dianjurkan untuk membatasi konsumsi gula atau makanan yang mengandung gula. Gula alami seperti fruktosa yang terdapat dalam buah-buahan tidak perlu dibatasi secara berlebihan. Penggunaan pemanis buatan untuk penderita diabetes diperbolehkan oleh FDA selama berada dalam batas yang sewajarnya.
Penderita diabetes mellitus yang tidak mengalami komplikasi kelainan ginjal dianjurkan untuk mengonsumsi sumber makanan protein sekitar 15-20 persen dari total kebutuhan kalori harian. Jumlah ini sebanding dengan 0.8 gram protein/kgBB/hari. Jika terdapat gangguan ginjal, maka asupan protein harus dikurangi menjadi 10 persern
Selain karbohidrat, lemak juga memainkan peran penting dalam memicu terjadinya diabetes mellitus tipe 2. Oleh karenanya, manajemen diet lemak juga harus mendapat perhatian khusus.
Ada tiga macam lemak dalam makanan.
1. Lemak jenuh yang mengandung banyak kolesterol, bisa menumpuk di dinding pembuluh darah, menyebabkan mulai dari penyakit jantung sampai kematian.
2. Lemak tidak jenuh rantai ganda yang baik untuk kesehatan dalam jumlah yang tidak berlebihan karena berpotensi menurunkan kolesterol.
3. Lemak tidak jenuh rantai tunggal yang juga dapat menurunkan kolesterol dalam jumlah tertentu.
Penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans (lemak yang diperoleh dari hasil pemanasan). Lemak tidak jenuh rantai tunggal dapat digunakan sebagai pengganti dari lemak jenuh. Beberapa bahan makanan yang mengandung lemak tidak jenuh rantai tunggal seperti minyak zaitun, minyak kacang, alpukat, kacang, minyak jagung. Konsumsi lemak jenuh yang diperbolehkan untuk penderita diabetes harus <>
Konsumsi kolesterol tidak boleh lebih dan 300mg/hari. Selain membantu menurunkan kadar kolesterol jahat, diet rendah lemak juga membantu penurunan berat badan, yang mana kita ketahui bahwa obesitas merupakan salah satu risiko diabetes mellitus tipe 2. Jumlah lemak yang boleh dikonsumsi oleh penderita diabetes hanya 20-35 persen dari kebutuhan kalori total. Selanjutnya, penurunan berat badan akan memperbaiki keadaan resistensi insulin sehingga secara tidak langsung turut menurunkan kadar gula darah, kolesterol darah, serta tekanan darah. Sementara itu, penderita diabetes dapat memperoleh vitamin dan mineral melalui sayur serta buah.
Penggunaan suplemen tidak dianjurkan kecuali dalam keadaan tertentu dan pemenuhan nutrisi melalui makanan alami masih menjadi prioritas. Mineral terterntu seperti natrium atau garam hanya diperbolehkan sampai batas maksimum 3000 mg/ hari. Ada baiknya jika pasien diabetes mendapatkan makanan dalam porsi kecil untuk dibagi dalam lima atau enam porsi. Hal ini penting untuk mencegah lonjakan glukosa darah. Di samping itu, hal yang tidak kalah penting adalah konsistensi dari jumlah makanan dan waktu pemberian makan dari hari ke hari. Selain melalui manajemen diet, terapi tanpa obat untuk penderita diabetes mellitus juga dapat dilakukan dengan peningkatan aktivitas fisik atau olahraga.
Olahraga akan membantu glukosa supaya dapat digunakan oleh sel. Dengan kata lain, olahraga memungkinkan penggunaan glukosa oleh otot serta memperbaiki keadaan diabetes mellitus tipe 2. Olahraga yang teratur terbukti efektif mengontrol kadar glukosa darah serta berkontribusi dalam penurunan berat badan. Sebagai langkah awal, pasien diabetes disarankan untuk melakukan olahraga sesuai kemauan dan kemampuannya kemudian terus ditingkatkan sampai 30-45 menit 3-5 hari per minggu.***
No comments:
Post a Comment