.Sekitar 20-30 persen pasien diabetes tipe 1 dan tipe 2 bisa menderita nefropati diabetik alias kebocoran ginjal. Gejala nefropati diabetik baru terasa setelah ginjal penderita rusak parah.
Tingkat kebocoran ginjal akibat penyakit diabetes cukup tinggi sebesar 20-30 persen. Ada empat pilar penatalaksanaan diabetes mellitus (DM) yang perlu dilakukan, yaitu edukasi, nutrisi, aktivitas fisik dan pengobatan.
“Tindakan tersebut sebaiknya dilaksanakan guna mencegah kebocoran ginjal,” kata dr Budiman Darmowidjojo di sela seminar “Menghindari Kerusakan Ginjal Pada Pasien Diabetes Mellitus”, di Jakarta, Rabu (27/7).
Dokter spesialis penyakit dalam dari Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit dalam FK-UI ini mengemukakan, pemeriksaan tekanan darah, kadar gula, dan kadar lemak dalam tubuh sebaiknya rutin dilakukan guna mencegah penurunan fungsi ginjal.
Dijelaskan, penyakit ginjal diabetik adalah gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan fungsi penyaringan, pembuangan dan hormonal ginjal terganggu. Gangguan ini bisa mengakibatkan rangsangan pembuatan sel darah merah di sumsum tulang menurun sehingga terjadi gejala anemia.
“Gagal ginjal berupa kebocoran selaput penyaring darah pada ginjal mengakibatkan gangguan pengeluaran zat racun lewat urin,” terangnya.
Akibatnya, lanjut dr Budiman, zat-zat racun itu tertimbun dalam darah dan menimbulkan risiko kematian. Karena itu, penderita perlu cuci darah (hemodialisis) untuk membuang zat-zat racun yang menumpuk.
Beberapa gejala awal penumpukan zat racun, antara lain, sulit tidur, selera makan berkurang, sakit perut, lesu, dan sulit berkonsentrasi. Deteksi dini yang dianjurkan adalah mengukur kadar mikroalbuminuria (protein dalam urine).
Dokter spesialis penyakit dalam metabolik endokrinologi Imam Subektip mengatakan, penderita nefropati harus menghindari zat yang bisa memperparah kerusakan ginjal. Misalnya, pewarna kontras yang digunakan untuk rontgen, obat anti-inflamasi nonsteroid dan obat-obatan yang belum diketahui efek sampingnya.
“Kebocoran ginjal cukup berbahaya jika tidak segera ditangani. Si penderita wajib melakukan cek darah secara rutin dan menjalani pola hidup yang sehat,” ujar dr Imam.
Menurutnya, faktor utama timbulnya diabetes adalah karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan makanan yang mengandung kalori tinggi dan kurang berolah raga. Meskipun faktor keturunan berkontribusi, tetapi diabetes tidak akan muncul bila tidak ada faktor pencetus, yakni gaya hidup yang tidak sehat.
No comments:
Post a Comment