30 anggota DPR dari 9 fraksi mengincar kursi ketua panitia angket Bank Century.
Namun yang paling berpeluang adalah dari dari Fraksi PDIP sebagai inisiator, dan Fraksi Partai Demokrat sebagai partai terbesar di DPR.
Soal siapa orangnya, masing-masing Fraksi memang belum menentukan jagoannya bergabung dalam panitia angket. Tapi yang jelas, Fraksi-fraksi di DPR berupaya masuk di jajaran pimpinan.
Ini berarti 30 anggota DPR yang bakal bergabung dalam panitia angket berupaya menjadi pimpinan dalam mengusut tuntas aliran dana talangan Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens mengatakan, rencana Partai Demokrat untuk menduduki kursi ketua hak angket Bank Century dinilai telah melanggar moral dan etika politik.
“Memang tidak ada aturan yang melarang Fraksi Demokrat untuk memimpin hak angket. Tapi karena ikut bergabung belakangan tentu tidak pas menjadi ketua. Sebab, akan menimbulkan pertanyaan, apalagi sebagai partai pemerintah,” katanya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Menurut Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini, sebaiknya kursi ketua diberikan kepada inisiator penggunaan hak angket Century.
‘’Jangan sampai masuknya Fraksi Demokrat hanya menggembosi jalannya proses hak angket,” ujarnya.
Untuk itu, lanjutnya, perlu dibuat mekanisme sidang secara terbuka agar publik bisa menyaksikan dan mengawasinya secara langsung.
Sementara pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas), Alfan Alfian mengatakan, hak angket ini hendaknya bisa mencari tahu siapa yang bertanggung jawab terhadap kucuran dana talangan itu.
‘’Yang penting bagaimana hak angket itu bisa dijalankan sebaik mungkin. Jadi, diberikan publik untuk mengawasinya,’’ ujarnya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Dikatakan, yang pas memimpin hak angket adalah fraksi inisiator, bukan fraksi yang ikut belakangan.
‘’Tidak harus fraksi terbesar di DPR yang memimpin. Sebab, pemilihan hendaknya dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat. Jangan sampai voting,” tuturnya.
‘’Waspadai Penumpang Gelap Deh...’’
Bambang Soesatyo, Anggota Fraksi Golkar
Masuknya Fraksi Partai Demokrat sebagai gerbong terakhir mendukung hak angket Bank Century perlu diwaspadai.
“Waspadai penumpang gelap deh yang naik di tikungan terakhir,” kata pengusul dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Menurut anggota Komisi III DPR itu, pihaknya juga sudah mendengar kalau Fraksi Partai Demokrat akan melakukan manuver dan lobi-lobi politik untuk menggolkan partai pemenang pemilu ini menjadi ketua hak angket dengan cara melobi fraksi-fraksi koalisinya.
“Saya menentang upaya-upaya yang dilakukan fraksi Demokrat untuk mengincar posisi ketua panitia hak angket. Hal itu tidak tepat, masa yang muncul belakangan yang memimpin,” kata Bambang.
Dia khawatir kalau dipimpin Demokrat, kinerja hak angket tidak akan mencapai target, yakni mengejar “penikmat” bailout Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun itu.
‘’Dikhawatirkan terjadi penggembosan. Itu risikonya kalau salah mimpin hak angket, nanti alirannya cuma sampai nasabah saja, tidak sampai ke penikmat-penikmatnya,” ujarnya.
Dikatakan, Fraksi Partai Golkar mendukung fraksi PDIP yang menduduki kursi pimpinan hak angket Bank Century. Sebab, kemungkinan penggembosan lebih kecil. Apalagi PDIP merupakan inisiator penggunaan hak angket.
“Kami memang belum membahasnya sesama partai inisiator, namun secara kebatinan, kami sepakat agar PDIP yang memimpin,” tandasnya.
’’Tidak Ada Masalah Siapa Pun Jadi Ketua’’
Marwan Ja’far, Ketua Fraksi PKB DPR
PKB tidak masalah mengenai mekanisme pemilihan ketua pansus hak angket Bank Century, apakah melalui sistem proporsional, voting atau musyawarah mufakat.
Hal itu dikatakan ketua Fraksi PKB DPR, Marwan Ja’far kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin. “Kami tidak masalah siapa pun jadi ketua, kami enjoy aja tuh,” katanya.
"Nggak Ngurusin Soal Pimpinan’’
Mustafa Kamal, Ketua Fraksi PKS DPR
Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) Mustafa Kamal, mengatakan, pihaknya fokus kepada substansi pembahasan materi hak angket Bank Century.
“Nggak ngurusin soal pimpinan,” katanya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, FPKS akan mengawal angket Bank Century supaya pembahasannnya menjadi tajam dan dalam, sehingga rekomendasi yang dihasilkan mempunyai nilai dan berisi.
Mustafa menjamin, angket Bank Century ini tidak akan masuk angin. Alasannya, pimpinan angket Bank Century sifatnya kolegial. “Jadi antara pimpinan satu dengan yang lain, selain saling mengingatkan dan saling mengawasi,” katanya
Yang terpenting, lanjutnya, putusan pimpinan angket Bank Century itu, tergantung dari persetujuan anggotanya. “Jadi pimpinan tidak bisa seenaknya. Ada mekanismenya,” katanya.
‘’Semua Anggota Fraksi Berhak’’
Anas Urbaningrum, Ketua Fraksi Partai Demokrat
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, Anas Urbaningrum mengaku enggan berspekulasi terkait kemungkinan fraksinya akan menjadi ketua hak angket Bank Century.
“Semua anggota fraksi di DPR berhak untuk memimpin hak angket. Jadi, tidak ada yang salah kalau ada yang bercita-cita memimpin Pansus,” katanya di Gedung DPR, belum lama ini.
“Sekarang saja Pansusnya belum terbentuk, anggotanya juga belum ada. Paripurna baru tanggal 1 (Desember). Jadi, sabarlah, akan ada pimpinan nanti,” ujarnya.
Anas menolak dikatakan keikutsertaan Fraksi Demokrat mendukung Angket Century bagian dari upaya “menjaga” Wakil Presiden Boediono.
Dia mengatakan, Demokrat belum mempersiapkan berapa anggota fraksinya yang akan masuk sebagai tim atau malah menjadi ketua. Bila Pansus sudah terbentuk, tentunya Demokrat akan mempersiapkan orang-orang terbaiknya.
‘’Demokrat Jadi Wakil Saja’’
Gayus Lumbuun, Inisiator Hak Angket Century
Salah satu inisiator hak angket Century dari FPDIP Gayus Lumbuun secara gamblang menegaskan pihaknya yang lebih tepat memimpin hak angket Bank Century. Sebab, menjadi lokomotif pengajuan hak angket di parlemen.
“Tidak tepat jika Fraksi Partai Demokrat memimpin panitia angket. Karena kami adalah penggagas, secara etik yang punya gagasan yang menjadi ketua dong. Masak gerbong terakhir berada di depan sebagai pimpinan panitia angket Century,” katanya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Menurut Gayus, jika alasan asas proposional yang dipakai, itu tidak tepat. Azas proposional hanya untuk mengatur jumlah anggota. “Sedangkan untuk pimpinan tidak diatur,” katanya.
Karena PDIP sebagai penggagas, kata dia, relevansinya untuk ketua angket dari fraksinya. “Kalau Demokrat jadi wakil saja,” katanya.
‘’PDIP Yang Mimpin’’
Ahmad Muzani, Anggota Fraksi Gerindra
Yang memimpin hak angket Bank Century hendaknya dari fraksi inisiator, bukan dari fraksi yang ikut terakhir.
Hal ini disampaikan anggota Fraksi Gerindra, Ahmad Muzani, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Menurut Sekjen Partai Gerindra itu, supaya permasalahan ini bisa selesai secara tuntas sebaiknya hak angket dipimpin PDIP sebagai inisiator.
“PDIP yang mimpin dong. Kami tolak sistem proporsionalitas dalam pemilihan pimpinan hak angket,” katanya.
Dia juga menilai, keinginan Fraksi Demokrat untuk menduduki kursi ketua merupakan hal yang wajar karena sebagai partai pemerintah.
“Lakukan Secara Voting’’
Sugiyanto, Pengamat Parlemen
Mekanisme pemilihan ketua hak angket Bank Century sebaiknya dilakukan secara voting, bukan dengan asas proposional.
Hal ini disampaikan oleh pemerhati parlemen, Sugiyanto kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
‘’Lakukan secara voting, daripada ribut-ribut terus siapa yang jadi ketua,’’ katanya
Kalau menggunakan sistem proposional, lanjut Direktur Eksekutif Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis) itu, mematikan demokrasi.
“Sistem proporsional hanya akan menguntungkan fraksi Demokrat saja, sebab jumlah mereka yang terbanyak. Padahal mereka masuk terakhir,” katanya.
Menurut dia, fraksi Demokrat mempunyai kepentingan untuk menduduki jabatan ketua hak angket Bank Century, karena tak ingin berujung pada pamakzulan.
‘’Jangan-jangan Mau Mengamankan’’
Lili Romli, Pengamat Politik Dari LIPI
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lili Romli mengatakan, hak angket sebaiknya jangan dipegang Partai Demokrat demi menjaga objektivitas.
“ Awalnya Partai Demokrat tidak tertarik, tapi belakangan bergabung. Itu membuat publik menyimpan tanda tanya, ini ada apa, jangan–jangan mau mengamankan seseorang,” ujarnya, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Dikatakan, ketua sebaiknya dipimpin PDIP karena menggagas hak angket. Apalagi PDIP adalah partai di luar pemerintah, sehingga ada kepercayaan dari publik,” ucapnya.
“Penggunaan hak angket bukan menjatuhkan pemerintahan, tapi mencari siapa yang bertanggung jawab terhadap dana talangan Bank Century,” tuturnya.
‘’Demokrat Nggak Pas Pimpin Hak Angket’’
Iqbal Alan Abdullah, Wakil Ketua Fraksi Hanura DPR
Fraksi Partai Hanura DPR menolak pemilihan ketua hak angket Bank Century dilakukan berdasarkan sistem proforsional.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Fraksi Partai Hanura DPR, Iqbal Alan Abdullah, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Anggota Komisi VII DPR itu berharap agar hak angket Bank Century dipimpin kader partai-partai inisiator dan penggagas penggunaan hak angket tersebut.
“Jika digunakan sistem proposional maka yang menjadi ketua adalah Partai Demokrat, padahal mereka bukan penggagas, tapi ikut belakangan. Jadi, Partai Demokrat nggak pas pimpin hak angket itu,” katanya.
Menurut Iqbal, Hanura menginginkan salah satu pimpinan hak angket Bank Century. Sebab, partainya merupakan salah satu inisitor dan penggagas.
Saat ditanya apakah sudah ada kesepakatan di antara fraksi-fraksi penggagas mengenai ketua hak angket, Iqbal mengatakan, belum ada pembicaraan soal itu.
‘’Waktu dekat ini akan dibicarakan. Kami tetap mengusulkan agar ketua tetap dipegang fraksi inisiator,” tandasnya.
biasalah basi sblom di investigasi, DPR = dewan pergosipan rakyat, kerjanya kebanyakan gosip, gak ada hasilnya ,tambah lagi demokrat yg jelas2 tersangkut 6.7 T, gak ngaku2, perlu dihipnotis baru pada ngaku ???
ReplyDeletesuruh Uya Kuya taw Romi rafel yg jadi ketuanya ,biar pada ngaku semua