Friday, 1 January 2010

SAMAKAN GUS DUR DENGAN KHOMAENI, ADDIE MASSARDI INGATKAN PENGHORMATAN SUBSTANSIAL

Bagi siapapun yang pernah dekat, Sosok Gus Dur meninggalkan kesan yang mendalam.

Termasuk bagi mantan Jurubicara Kepresidenan di era Gus Dur, Adhie M Massardi. Sebelum jadi jurubicara, Adhie mengaku bukan orang yang dekat dan fanatik terhadap Gus Dur. Pertemuan pertama kali Adhie dengan Gus Dur adalah sehari sebelum dia diangkat jadi jurubicara kepresidenan. Adhie juga merasa heran kenapa pilihan Gus Dur jatuh pada dirinya.

“Saya tanya pada Gus Dur kenapa pilih saya. Beliau bilang, Anda profesional. Jadi saya menyimpulkan, Gus Dur akan mengajak orang untuk bekerja bersama dengan beliau dari cara berpikirnya. Bukan dari sopan atau tidak sopannya. Bukan dari loyal atau tidak loyalnya,” kata Adhie, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Jumat, 1/1).

Di mata Adhie, sosok Gus Dur sangat luar biasa. Adhie menyamakan sosok Gus Dur dengan Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatullah Imam Khomaini. Salah satu sikap Gus Dur yang disanjung Adhie adalah satunya kata dengan perbuatan. Kedekatan Adhie dengan Gus Dur tidak berhenti hanya ketika Gus Dur jadi Presiden RI keempat. Setelah Gus Dur tak lagi jadi presiden, komunikasi Adhie dengan Gus Dur terus berlanjut dan intensif.

“Tadinya saya memang jurubicara Gus Dur saat menjadi presiden. Namun setelah Gus Dur tak lagi jadi presiden, saya dibaptis atau dinobatkan oleh publik dan media bahwa saya jurubicara Gus Dur sebagai pribadi hingga beliau wafat. Dan saya memang terus berkomunikasi dengan beliau secara langsung atau melalui asisten maupun sekretarisnya,” kata Adhie.

Bagi Adhie, semua momentum saat bersama dengan Gus Dur adalah kenangan yang istimewa. Namun sebagai jurubicara, Adhie punya kesan khusus.

“Saya mewakili Gus Dur ketika terjadi penyanderan dua wartawan Metrotv di Irak. Waktu itu Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar datang pada Gus Dur karena tidak tahu siapa yang menyandera. Insting saya bekerja. Saya langsung ambil alih Gus Dur dan langsung mengontak teman-teman Gus Dur di Timur Tengah dan memberikan penjelasan atas nama Gus Dur,” kata Adhie.

Adhie juga mengaku terus berkomunikasi dengan Gus Dur terkait permasalahan bangsa paling mutkahir. Menurut Adhie, Gus Dur menyampaikan pesan.

“Pesan beliau agar terus mendesak penuntasan skandal Bank Century,” kata Adhie.

Ketika Gus Dur telah tiada, Adhie menyesalkan pemerintahan SBY-Boediono yang salah kaprah dalam menghormati Gus Dur. Mereka nampak sibuk dari mulai RSCM, Ciganjur, hingga di Jombang.

“Yang harus dihormati dari Gus Dur bukan jasadnya. Tapi pemikiran dan gagasan-gagasannya. Kalau mau menghormati Gus Dur, hormati secara substansial dan bukan pada jasadnya. Penghormatan secara substansial adalah misalnya membangun pemerintahan yang bersih dan baik,” kata Adhie.

Adhie juga berharap kepada masyarakat luas agar tidak meniru sikap pemerintah yang hanya menghormati jasad Gus Dur dan mengabaikan pikiran dan cita-cita Gus Dur. Ujung dari cita-cita Gus Dus, kata Adhie, adalah kesejahteraan rakyaT

No comments:

Post a Comment