Saudara-saudara, selama dua hari libur, saya menerima tamu dan bertemu dengan banyak sahabat. Kita bicarakan banyak hal termasuk yang beredar di masyarakat, berkaitan dengan pemberitaan yang tidak jelas sumbernya, mengandung fitnah yang sangat keterlaluan.
Kalau bicara fitnah, banyak orang negeri ini yang menjadi korban, saya salah satunya. Selama mengemban amanah melalui pemilu yang sah dan demokratis, saya kira ratusan fitnah datang kepada saya. Selama ini saya memilih diam. Satu kali dua kali manakala fitnah itu keterlaluan, maka demi nama baik dan merupakan hak saya, saya perlu memberi penjelasan.
Banyak saudara-saudara kita di republik ini yang juga sering jadi korban fitnah. Tapi mereka tidak percaya, tidak bisa bicara dan tidak punya ruang. Mudah-mudahan yang saya sampaikan ini bisa mewakili mereka yg selama ini menjadi korban fitnah.
Monday, 30 May 2011
Saturday, 28 May 2011
GOBEKLI TEPE : MENGUNGKAP JEJAK JEJAK KELAHIRAN AGAMA DARI TURKI
Oleh Charles C. Mann
Fajar peradaban hidup kembali di puncak bukit terpencil di Turki Selatan.Para wisatawanlah yang menghidupkannya. Mereka datang berbus-bus—biasanya orang Turki, kadang-kadang orang Eropa lainnya. Bus-bus tersebut terseok-seok melalui jalan berliku yang diaspal sebagian, lalu berlabuh laksana kapal perang di depan gerbang batu. Para pengunjung tumpah keluar, sambil membawa botol air dan pemutar MP3. Setelah sampai di puncak, semua ternganga takjub.
Di hadapan mereka terdapat puluhan tugu batu besar yang disusun melingkar, berjejeran. Situs yang dikenal sebagai Göbekli Tepe ini samar-samar mengingatkan kita pada Stonehenge, cuma Göbekli Tepe dibangun jauh lebih awal dan tidak terbuat dari potongan batu kasar melainkan dari tugu batu kapur yang dipahat rapi dan dihiasi relief-rendah aneka hewan—kijang, ular, rubah, kalajengking, dan babi liar. Kompleks ini dibangun sekitar 11.600 tahun lalu, tujuh alaf sebelum Piramida Besar di Giza. Di sini terdapat kuil tertua di dunia. Göbekli Tepe memang merupakan bangunan monumental tertua yang diketahui—struktur pertama yang dibangun manusia yang lebih besar dan lebih rumit daripada gubuk. Saat tugu ini didirikan, sepanjang pengetahuan kita, belum ada yang setara dengannya di dunia.
Saat Göbekli Tepe dibangun, sebagian besar manusia hidup dalam kelompok nomaden kecil yang bertahan hidup dengan meramu tanaman dan berburu binatang liar. Pembangunan situs ini tentunya mengharuskan orang banyak berkumpul di satu tempat melebihi yang pernah terjadi sebelumnya. Hebatnya, para pembangun kuil mampu memotong, membentuk, dan mengangkut batu seberat 16 ton sejauh ratusan meter meskipun belum mengenal roda atau hewan beban. Para peziarah zaman dahulu yang datang ke Göbekli Tepe hidup di dunia tanpa tulisan, logam, atau gerabah. Bagi orang yang datang ke kuil dari bawah, tugu ini pasti menjulang laksana raksasa kaku, binatang yang terpahat di batu seakan bergetar dalam cahaya api—utusan dunia spiritual yang mungkin mulai terbesit dalam pikiran manusia.
Di hadapan mereka terdapat puluhan tugu batu besar yang disusun melingkar, berjejeran. Situs yang dikenal sebagai Göbekli Tepe ini samar-samar mengingatkan kita pada Stonehenge, cuma Göbekli Tepe dibangun jauh lebih awal dan tidak terbuat dari potongan batu kasar melainkan dari tugu batu kapur yang dipahat rapi dan dihiasi relief-rendah aneka hewan—kijang, ular, rubah, kalajengking, dan babi liar. Kompleks ini dibangun sekitar 11.600 tahun lalu, tujuh alaf sebelum Piramida Besar di Giza. Di sini terdapat kuil tertua di dunia. Göbekli Tepe memang merupakan bangunan monumental tertua yang diketahui—struktur pertama yang dibangun manusia yang lebih besar dan lebih rumit daripada gubuk. Saat tugu ini didirikan, sepanjang pengetahuan kita, belum ada yang setara dengannya di dunia.
Saat Göbekli Tepe dibangun, sebagian besar manusia hidup dalam kelompok nomaden kecil yang bertahan hidup dengan meramu tanaman dan berburu binatang liar. Pembangunan situs ini tentunya mengharuskan orang banyak berkumpul di satu tempat melebihi yang pernah terjadi sebelumnya. Hebatnya, para pembangun kuil mampu memotong, membentuk, dan mengangkut batu seberat 16 ton sejauh ratusan meter meskipun belum mengenal roda atau hewan beban. Para peziarah zaman dahulu yang datang ke Göbekli Tepe hidup di dunia tanpa tulisan, logam, atau gerabah. Bagi orang yang datang ke kuil dari bawah, tugu ini pasti menjulang laksana raksasa kaku, binatang yang terpahat di batu seakan bergetar dalam cahaya api—utusan dunia spiritual yang mungkin mulai terbesit dalam pikiran manusia.
Saturday, 21 May 2011
RINDU ORDE BARU, RINDU DARI PADA SOEHARTO, DARI PADA ORDE REFORMASI
Enam mobil merapat ke satu rumah di Jalan Jambu 1 Menteng Jakarta Pusat. Siang itu, Jumat 20 Mei 2011, Amelia Ahmad Yani --putri sulung almarhum Jendral Ahmad Yani, kedatangan tamu dari Partai Nasional Republik (PRN) atau Nasrep. Ada hajatan kecil rupanya: rapat konsolidasi partai.
Para tetamu duduk di ruang jembar itu. Rapat belum mulai. Mereka masih menunggu seorang penting lain. Dialah Tommy Soeharto, putra bungsu presiden di masa Orde Baru, Soeharto. Tommy adalah tiang. Sebagai Ketua Dewan Penasihat dia turut menghidupi partai itu. Tak heran, bila jauh-jauh hari sebelum deklarasi, partai ini akan mengusung Tommy Soeharto sebagai calon presiden RI.
Siang itu hari agak terik, dan listrik padam. “Tolong dong bilangin PLN suruh hidupin. Kita tidak betah nih. Panas,” jerit Amelia kepada salah satu pengurus Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN). Rumah itu tadinya memang mau jadi markas partai itu. Tapi karena hanya menyabet 1,21 persen suara pada Pemilu 2009, partai itu tak lolos parliamentary treshold.
Tapi Amelia tak patah semangat. Dia bertemu Tommy Soeharto, dan lobi antara dua anak jenderal yang sempat berteru di masa lalu itu, akhirnya menghasilkan kesepakatan. Mereka beraliansi menghadapi pemilu 2014. Partai Nasrep pun berdiri. Amelia masuk jadi tim formatur.
Kini Nasrep telah terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM untuk turut pemilu 2014. Kendati visi dan misi partai belum jelas, tapi jualan utama partai ini sudah bisa ditebak. Mereka membidik massa pemilih kecewa dengan kondisi reformasi yang telah berjalan 13 tahun.
"Nasional Republik akan mewadahi rakyat yang mendambakan situasi zamannya Pak Harto, yang aman, damai, dan sejahtera sandang pangan dan papan, " ujar salah satu inisiator Partai Nasional Republik, Letnan Jenderal Purnawirawan Edy Waluyo.
Tuesday, 17 May 2011
10 KONSPIRASI TERBESAR SEPANJANG SEJARAH
Setiap peristiwa besar dalam sejarah selalu mengundang tafsir ganda: antara fakta dan dugaan. Karena itulah muncul teori-teori konspirasi yang menawarkan alternatif penjelasan.
Konspirasi pertama adalah insiden jatuhnya UFO Roswell di New Meksiko pada 1947. Berikut ini 10 konspirasi yang terbesar di dunia sepanjang sejarah.
1. Insiden 11 September 2001Dengan kekuatan web dan juga siaran langsung di televisi, peristiwa yang terjadi pada 11 September 2001, saat teroris menyerang World Trade Centre di New York dan Pentagon di Washington, sanggup melebihi kehebohan insiden Rosswell dan penembakan John F Kennedy.
Konspirasi pertama adalah insiden jatuhnya UFO Roswell di New Meksiko pada 1947. Berikut ini 10 konspirasi yang terbesar di dunia sepanjang sejarah.
1. Insiden 11 September 2001Dengan kekuatan web dan juga siaran langsung di televisi, peristiwa yang terjadi pada 11 September 2001, saat teroris menyerang World Trade Centre di New York dan Pentagon di Washington, sanggup melebihi kehebohan insiden Rosswell dan penembakan John F Kennedy.
Meskipun AS mengklaim serangan tersebut direncanakan Al-Qaeda, investigasi resmi dan tidak resmi terhadap rubuhnya menara kembar tersebut menyimpulkan bahwa kegagalan struktural terjadi dalam peristiwa tersebut. Konspirasi disebut-sebut terjadi dalam peristiwa ini.
Beberapa pihak meyakini pemerintah AS telah memberikan peringatan, namun tak bisa menghentikan serangan tersebut. Mereka yakin pemerintahan George W Bush menutup mata terhadap peringatan ini karena ingin mengibarkan peperangan dengan negara Timur Tengah.
Sekelompok besar orang yang disebut 9/11 Truth Movement, menemukan bukti bahwa pesawat tidak menghantam Pentagon dan WTC. Kejadian tersebut karena pembakaran bahan bakar dalam pesawat itu sendiri. Sebab, terdengar ledakan dalam pesawat bahkan sebelum ia menabrak menara kembar.
Beberapa pihak meyakini pemerintah AS telah memberikan peringatan, namun tak bisa menghentikan serangan tersebut. Mereka yakin pemerintahan George W Bush menutup mata terhadap peringatan ini karena ingin mengibarkan peperangan dengan negara Timur Tengah.
Sekelompok besar orang yang disebut 9/11 Truth Movement, menemukan bukti bahwa pesawat tidak menghantam Pentagon dan WTC. Kejadian tersebut karena pembakaran bahan bakar dalam pesawat itu sendiri. Sebab, terdengar ledakan dalam pesawat bahkan sebelum ia menabrak menara kembar.
SURGA ITU HANYA DONGENG SEMATA
Ainut Tijar
STEPHEN HAWKING : Tuhan tidak ikut campur dalam pembentukan alam semesta. otak manusia itu seperti komputer yang berhenti bekerja ketika komponen-komponennya gagal. Tidak ada itu surga dan kehidupan setelah mati bagi komputer rusak. Itu dongeng bagi manusia yang takut kegelapan. KAYAKNYA PENDAPAT INI ASYIK UNTUK DIKAJI. DAN ADA BENARNYA JUGA JANGAN JANGAN. hehehe...
Monday, 16 May 2011
MENGGKAJI TEORI BENTURAN PERADABAN DARI SAMUEL HUNTINGTON
Samuel Huntington terkenal karena merupakan salah satu penasihat presiden Lyndon B. Johnson dalam Perang Vietnam, termasuk penggunaan gas Napalm dan metode – metode lain untuk membunuh para Vietkong. Tapi tentu saja tidak hanya Vietkong yang mati, rakyat biasa, anak – anak dan wanita ikut tewas dalam pembantaian tersebut. Sehingga menjadikan Samuel Huntington ikut BERTANGGUNG JAWAB atas kematian lebih dari 5 juta rakyat Vietnam, Kambodia dan Laos.
Pendahuluan
Adalah karya Samuel Huntington, Clash of Civilization yg menjadi rujukan utama bagi paradigma kebijakan politik hampir di seluruh dunia saat ini. Yang menurutnya pasca Perang Dingin, dunia akan lebih banyak di dominasi oleh dinamika politik yang terjadi antara peradaban (kultural) alih-alih konflik antara National State seperti yang terjadi pada Perang Dingin ( negara perang melawan negara, atau pakta melawan pakta ).
Adalah karya Samuel Huntington, Clash of Civilization yg menjadi rujukan utama bagi paradigma kebijakan politik hampir di seluruh dunia saat ini. Yang menurutnya pasca Perang Dingin, dunia akan lebih banyak di dominasi oleh dinamika politik yang terjadi antara peradaban (kultural) alih-alih konflik antara National State seperti yang terjadi pada Perang Dingin ( negara perang melawan negara, atau pakta melawan pakta ).
Clash of Civilization merupakan anti-tesis Samuel terhadap karya Francis Fukuyama dalam The End of History and the Last Man. Tesis Francis memakai teori Hegel tentang metode Dialektika Sejarah. Meskipun sangat bertentangan dengan sabda nabi besar komunis Karl Marx tentang “the end of history“ sebagai bentuk final dari evolusi sejarah dan peradaban manusia, tetapi memakai metode yang sama, berupa dialektika historikal.
Menurut Francis bentuk finalnya adalah demokrasi liberal ala Kapitalism. Dunia pasca perang dingin antara komunisme dan kapitalisme; sebagai pemenangnya tentu saja kapitalisme sebagai ideologi yg diadopsi secara global. Namun tesis om Francis tampaknya terlalu tergesa-gesa, karena melihat tren pergerakan ekonomi Eropa daratan, Amerika Utara dan latin serta Inggris, pasca tercetusnya “ The Third Way “, sudah bergeser ke arah Sosialism Demokratik ( SosDem ). Nah, kalau yang ini embah Marx sudah memprediksi bahwa ketika kapitalism memasuki kegagalan sistem, maka pilihan yg terbaik bagi manusia adalah kembali ke fitrah asal manusia : Sosialisme. Yaitu bahwa manusia adalah sama dan sederajat.
Saturday, 14 May 2011
ISI PROTOKOL ZIONIS VERSI THEODOR HERZL
Berikut ini dipaparkan Protokol Zionis versi Theodor Herzl yang disusun tahun 1895 di Basel-Swiss. Protokol ini terdiri dari 24 Butir. Yang dipaparkan disini adalah Terjemahan Bahasa Rusia oleh Sergyei A. Nilus, yang dikemudian dialihbahasakan kembali ke Bahasa Inggris oleh Victor E. Marsden dengan judul “The Protocols Of The Learned Elders Of Zion”.
PROTOKOL KE 1:
Semboyan kita (kita disini maksudnya: zionisme/warga yahudi se dunia, pen) hanya ingin mencapai tujuan dengan kekuatan militer, kecanggihan teknologi perang, dan memasyarakatkan hidup bersenang-senang mengejar popularitas. Pandangan hidup kita hanyalah mampu menindas terlebih dahulu, kemudian bertanggung-jawab dalam suatu persoalan, atau berbuat jahat dan memasang jerat halus demi kepentingan kita
Kita pembuka jalan falsafah kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang menjadi topik aktual sepanjang masa (kini falsafah itu dikenal dengan istilah ‘demokrasi’, pen). Mereka yang menjunjung falsafah itu sebenarnya belum berfikir secara matang dan dewasa. Falsafah itu sebenarnya tidak bernilai, dan banyak masyarakat kaum awam yang terkecoh, dan tidak menyadari bahwa pengertian falsafah itu sebenarnya masih rancu dan diliputi oleh awan gelap.
Kata-kata itu telah diulang berkali-kali, dan mereka tertarik dengannya padahal telah menghancurkan kemakmuran dunia dan kebebasan perorangan yang sesungguhnya. Orang-orang non-yahudi yang dianggap sebagai orang pandai dan berfikiran cerdas tidak memahami simbolisme yang terkandung dalam kata-kata yang diucapkannya itu; demikian pula mereka tidak melihat pertentangan yang terkandung di dalamnya, dan tidak pula menyadari bahkan dialam bebas tidak terdapat arti kata persamaan dalam bentuk apapun juga.
Slogan kita berupa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang kita kumandangkan hanyalah jerat halus untuk menangkap mangsa dan sebagai sarana yang dapat menarik orang mendukung perjuangan kita dari seluruh pelosok dunia. Falsafah itu mampu membingungkan para pemimpin Kristen. Pada suatu saat falsafah itu mampu mematahkan tangga dan merontokkan persatuan. Dari sisi lain, falsafah itu akan menggulingkan kubu-kubu bangsawan non-Yahudi, yaitu kubu yang dipakai tempat perlindungan masyarakat yang hidup diatas planet bumi ini.
PROTOKOL KE 2:
Kita harus berusaha sekuat tenaga agar pertempuran yang terjadi antara dua negara tidak menjalar ke negara lain. Sehingga peperangan itu masih bisa dikendalikan, agar pihak kita dapat menguasai.
Disamping itu pihak yang bertempur selalu membutuhkan bantuan dari kita. Kita harus mengangkat orang yang tidak berpengalaman luas dalam pemerintahan, agar mudah diatur untuk diarahkan ke tujuan tertentu. Kita membutuhkan publik opini melalui surat-surat kabar kepada orang-orang non-Yahudi.
Ideologi kita kini telah berhasil dengan gemilang. Kemenangan ideologi kita melalui otak Darwin, Karl Marx, Adam Smith dan Nietzsche. Pandangan pikiran mereka mampu menggoyahkan ketenagaan masyarakat dunia.
Bagi orang yang tak menjalankan ajaran agama, ideologi semacam ini mudah diterima. Surat kabar sebagai senjata utama, kini berada ditangan kita. Walaupun demikian kita harus bergerak di bawah tanah.
PROTOKOL KE 1:
Semboyan kita (kita disini maksudnya: zionisme/warga yahudi se dunia, pen) hanya ingin mencapai tujuan dengan kekuatan militer, kecanggihan teknologi perang, dan memasyarakatkan hidup bersenang-senang mengejar popularitas. Pandangan hidup kita hanyalah mampu menindas terlebih dahulu, kemudian bertanggung-jawab dalam suatu persoalan, atau berbuat jahat dan memasang jerat halus demi kepentingan kita
Kita pembuka jalan falsafah kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang menjadi topik aktual sepanjang masa (kini falsafah itu dikenal dengan istilah ‘demokrasi’, pen). Mereka yang menjunjung falsafah itu sebenarnya belum berfikir secara matang dan dewasa. Falsafah itu sebenarnya tidak bernilai, dan banyak masyarakat kaum awam yang terkecoh, dan tidak menyadari bahwa pengertian falsafah itu sebenarnya masih rancu dan diliputi oleh awan gelap.
Kata-kata itu telah diulang berkali-kali, dan mereka tertarik dengannya padahal telah menghancurkan kemakmuran dunia dan kebebasan perorangan yang sesungguhnya. Orang-orang non-yahudi yang dianggap sebagai orang pandai dan berfikiran cerdas tidak memahami simbolisme yang terkandung dalam kata-kata yang diucapkannya itu; demikian pula mereka tidak melihat pertentangan yang terkandung di dalamnya, dan tidak pula menyadari bahkan dialam bebas tidak terdapat arti kata persamaan dalam bentuk apapun juga.
Slogan kita berupa kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan yang kita kumandangkan hanyalah jerat halus untuk menangkap mangsa dan sebagai sarana yang dapat menarik orang mendukung perjuangan kita dari seluruh pelosok dunia. Falsafah itu mampu membingungkan para pemimpin Kristen. Pada suatu saat falsafah itu mampu mematahkan tangga dan merontokkan persatuan. Dari sisi lain, falsafah itu akan menggulingkan kubu-kubu bangsawan non-Yahudi, yaitu kubu yang dipakai tempat perlindungan masyarakat yang hidup diatas planet bumi ini.
PROTOKOL KE 2:
Kita harus berusaha sekuat tenaga agar pertempuran yang terjadi antara dua negara tidak menjalar ke negara lain. Sehingga peperangan itu masih bisa dikendalikan, agar pihak kita dapat menguasai.
Disamping itu pihak yang bertempur selalu membutuhkan bantuan dari kita. Kita harus mengangkat orang yang tidak berpengalaman luas dalam pemerintahan, agar mudah diatur untuk diarahkan ke tujuan tertentu. Kita membutuhkan publik opini melalui surat-surat kabar kepada orang-orang non-Yahudi.
Ideologi kita kini telah berhasil dengan gemilang. Kemenangan ideologi kita melalui otak Darwin, Karl Marx, Adam Smith dan Nietzsche. Pandangan pikiran mereka mampu menggoyahkan ketenagaan masyarakat dunia.
Bagi orang yang tak menjalankan ajaran agama, ideologi semacam ini mudah diterima. Surat kabar sebagai senjata utama, kini berada ditangan kita. Walaupun demikian kita harus bergerak di bawah tanah.
Monday, 2 May 2011
5 KOTA PALING HIJAU DI DUNIA
Perubahan iklim menjadi hal baru yang sekarang sedang diperdebatkan. demi menjaga kelangsungan bumi sebagai sebuah planet yang ditinggali manusia, pengusahaan penghijauan dan penggunaan energi untuk kebutuhan manusia dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang telah dipertimbangkan.
Berikut adalah 5 kota paling ‘hijau’ yang menggunakan energi alam untuk kehidupan yang lebih baik
Vancouver, Canada
Daerah yang baru saja di percaya untuk menyelenggarakan olimpiade musin dingin pertama di muka bumi yang mengusung tema sustainable atau keberlanjutan ini, memanfaatkan sampah elektronik sebagai medali, membangun stadion yang sangat “green”. namun ini bukan cuma sebuah usaha karena adanya olimpiade musim dingin. Vancouver telah berbenah sejak dulu. 90% kebutuhan listrik kota ini di pasok dari hydroelectric. angin, matahari, gelombang dan tidal energy telah digunakan secara luas untuk menjaga kelestrain lingkungan di kota ini.
Walikota Vancouver, Gregor Robertson mengatakan di situs resmi kota Vancouver bahwa ”Vancouver akan menjadi kota paling hijau di dunia pada tahun 2020″. Untuk itu warga Vancouver yang sering disebut dengan Vancouverites ingin tinggal di sebuah kota yang hidup, terjangkau dan berkelanjutan. Kami menghargai keindahan yang luar biasa lingkungan alam kita, merayakan keragaman, dan bekerja untuk membangun masa depan yang cerdas dan hijau. Konvergensi teknologi dan isu-isu lingkungan telah mengubah ekonomi dunia. Vancouver adalah pemimpin menarik dan pemikir yang ingin berinvestasi dan bekerja di sebuah kota yang menawarkan sebuah kota hijau yang menjanjikan masa depan – sebuah kota yang menghargai warisan alam dan menawarkan keterlibatan semua pihak.
Malmo, Swedia
Ini adalah salah satu kota internasional yang difokuskan pada ruang hijau. terkenal dengan taman mereka, tetapi juga pada pengembangan perkotaan yang berkelanjutan. Itu salah satu kota terbesar di Swedia dan benar-benar kota yang indah. Mereka telah mengubah lingkungan mereka menjadi daerah yang ramah lingkungan.
Di kota ini anda akan menemukan banyak orang bersepeda dikarenakan di kota ini banyak dibangun jalan khusus untuk mereka yang bersepeda. Kota ini sangat menghargai langit hijau mereka dan tidak ingin langit hijau mereka menjadi berpolusi. Hari ini sekitar 20% dari populasi Malmo berasal dari berbagai negara, membuatnya menjadi kota yang paling kosmopolitan di Swedia. Hal ini telah berkontribusi terhadap kehidupan budaya yang kaya dan kesempatan menikmati banyak makanan enak dan eksotis. hari ini kota industri tua telah diganti dengan luas wilayah pinggiran kota kelas menengah modern, perumahan dan lingkungan pemukiman yang ramah lingkungan.
Berikut adalah 5 kota paling ‘hijau’ yang menggunakan energi alam untuk kehidupan yang lebih baik
Vancouver, Canada
Daerah yang baru saja di percaya untuk menyelenggarakan olimpiade musin dingin pertama di muka bumi yang mengusung tema sustainable atau keberlanjutan ini, memanfaatkan sampah elektronik sebagai medali, membangun stadion yang sangat “green”. namun ini bukan cuma sebuah usaha karena adanya olimpiade musim dingin. Vancouver telah berbenah sejak dulu. 90% kebutuhan listrik kota ini di pasok dari hydroelectric. angin, matahari, gelombang dan tidal energy telah digunakan secara luas untuk menjaga kelestrain lingkungan di kota ini.
Walikota Vancouver, Gregor Robertson mengatakan di situs resmi kota Vancouver bahwa ”Vancouver akan menjadi kota paling hijau di dunia pada tahun 2020″. Untuk itu warga Vancouver yang sering disebut dengan Vancouverites ingin tinggal di sebuah kota yang hidup, terjangkau dan berkelanjutan. Kami menghargai keindahan yang luar biasa lingkungan alam kita, merayakan keragaman, dan bekerja untuk membangun masa depan yang cerdas dan hijau. Konvergensi teknologi dan isu-isu lingkungan telah mengubah ekonomi dunia. Vancouver adalah pemimpin menarik dan pemikir yang ingin berinvestasi dan bekerja di sebuah kota yang menawarkan sebuah kota hijau yang menjanjikan masa depan – sebuah kota yang menghargai warisan alam dan menawarkan keterlibatan semua pihak.
Malmo, Swedia
Ini adalah salah satu kota internasional yang difokuskan pada ruang hijau. terkenal dengan taman mereka, tetapi juga pada pengembangan perkotaan yang berkelanjutan. Itu salah satu kota terbesar di Swedia dan benar-benar kota yang indah. Mereka telah mengubah lingkungan mereka menjadi daerah yang ramah lingkungan.
Di kota ini anda akan menemukan banyak orang bersepeda dikarenakan di kota ini banyak dibangun jalan khusus untuk mereka yang bersepeda. Kota ini sangat menghargai langit hijau mereka dan tidak ingin langit hijau mereka menjadi berpolusi. Hari ini sekitar 20% dari populasi Malmo berasal dari berbagai negara, membuatnya menjadi kota yang paling kosmopolitan di Swedia. Hal ini telah berkontribusi terhadap kehidupan budaya yang kaya dan kesempatan menikmati banyak makanan enak dan eksotis. hari ini kota industri tua telah diganti dengan luas wilayah pinggiran kota kelas menengah modern, perumahan dan lingkungan pemukiman yang ramah lingkungan.
Sunday, 1 May 2011
BELANDA DAM IMGGRIS SALING TUKAR BENGKULU DAN SINGAPURA
Artikel Sumatra itu milik Malaysia yang di-posting oleh Mohd Am di Malaysia Forum pada 12 Desember 2010 hangat diperbincangkan. Bahkan, hingga Kamis (27/1/2011) pukul 20.00 WIB, sebanyak 11.441 komentar muncul di-posting-an tersebut.
Sejumlah ahli sejarah turut berkomentar. Pasalnya, dalam postingan tersebut disebutkan bahwa sejumlah kawasan Sumatera yang dulunya merupakan jajahan Kerajaan Johor, termasuk wilayah pantai timur Sumatera, harus kembali ke asalnya, yakni masuk Malaysia.
Menanggapi hal ini, sejarawan Sumatera Utara Phil Ichwan Azhari mengatakan setelah kolonial masuk ke Semenanjung Malaka, Belanda berhasil mengalahkan Portugis dibantu Kerajaan Johor. Mereka pun berhasil menduduki wilayah tersebut, namun bukan menyerahkan kepada Kerajaan Johor.
Sedangkan Inggris mendapatkan sebagian wilayah Semenanjung Melayu tersebut. Kemudian, mereka Inggris melakukan ekspansi di sebagian wilayah Sumatera, terutama di Bengkulu, hingga kemudian mendirikan Benteng Marlborough.
“Dulu wilayah Sumatera seperti Bengkulu termasuk daerah jajahan Inggris. Sedangkan Malaka masuk daerah jajahan Belanda yang jadi milik Indonesia,” ungkap sejarawan dari Universitas Negeri Medan (Unimed) ini kepada okezone, Kamis (27/1/2011).
Namun, kemudian kedua wilayah tersebut ditukar Inggris dan Belanda melalui Traktat London 1824. Dalam perjanjian tersebut, dijelaskan bahwa Belanda menyerahkan Malaka dan Semenanjung Melayu termasuk Penang dan sebuah pulau kecil tidak bertuan, Singapura kepada Inggris.
Sedangkan, Inggris (Britania) menyerahkan pabriknya di Bengkulu dan seluruh kepemilikannya pada pulau Sumatera kepada Belanda. Pertukaran kekuasaan ini juga termasuk dalam Kepulauan Karimun, Batam, dan pulau-pulau lain yang terletak sebelah selatan dari Selat Singapura.
Perjanjian tersebut dilakukan pada 17 Maret 1824 di London, dimana Belanda diwakili oleh Hendrik Fagel dan Anton Reinhard Falck, sedangkan Inggris diwakili oleh George Canning dan Charles Watkins Williams Wynn. Ini dilakukan untuk mengatasi konflik yang bermunculan akibat pemberlakuan Perjanjian Britania-Belanda 1814.
“Jadi, berdasarkan perjanjian itu, Bengkulu jadi milik Belanda, dan Malaka jadi milik Inggris. Itu mereka lakukan agar mudah mengontrol wilayahnya masing-masing, karena jajahan Inggris berada di Semenanjung Melayu dan jajahan Belanda di Indonesia,” jelas lulusan doktoral dari Jerman itu.
Hal ini sebenarnya juga telah diungkap oleh Mohd Am dalam postingannya di Forum Malaysia. Di situ ditulis, “Tetapi penjanjian inggeris-belanda telah memecahkan kawasan jajahan Johor iaitu Riau-Lingga dan sebahagian besar Sumatera.”
Dilanjutkan Ichwan lagi, di zaman sekarang ini seharusnya setiap orang harus bisa memahami nilai historis dari suatu peristiwa tersebut. “Negara modern sekarang, kan warisan kolonial. Bisa saja kita saling klaim. Bahkan, Indonesia bisa mengklaim Malaka adalah milik Indonesia,” sebutnya.
Namun, tentu saja itu harus dilakukan berdasarkan sejarah yang membangunnya. “Tapi, pengklaiman itu sudah ada alasan historisnya belum? Kalau tidak ada, saya juga tidak tertarik untuk meladeninya,” tandas dosen yang juga menjabat sebagai Ketua Pusat Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Sejarah (PUSSIS) Unimed itu lagi
Sejumlah ahli sejarah turut berkomentar. Pasalnya, dalam postingan tersebut disebutkan bahwa sejumlah kawasan Sumatera yang dulunya merupakan jajahan Kerajaan Johor, termasuk wilayah pantai timur Sumatera, harus kembali ke asalnya, yakni masuk Malaysia.
Menanggapi hal ini, sejarawan Sumatera Utara Phil Ichwan Azhari mengatakan setelah kolonial masuk ke Semenanjung Malaka, Belanda berhasil mengalahkan Portugis dibantu Kerajaan Johor. Mereka pun berhasil menduduki wilayah tersebut, namun bukan menyerahkan kepada Kerajaan Johor.
Sedangkan Inggris mendapatkan sebagian wilayah Semenanjung Melayu tersebut. Kemudian, mereka Inggris melakukan ekspansi di sebagian wilayah Sumatera, terutama di Bengkulu, hingga kemudian mendirikan Benteng Marlborough.
“Dulu wilayah Sumatera seperti Bengkulu termasuk daerah jajahan Inggris. Sedangkan Malaka masuk daerah jajahan Belanda yang jadi milik Indonesia,” ungkap sejarawan dari Universitas Negeri Medan (Unimed) ini kepada okezone, Kamis (27/1/2011).
Namun, kemudian kedua wilayah tersebut ditukar Inggris dan Belanda melalui Traktat London 1824. Dalam perjanjian tersebut, dijelaskan bahwa Belanda menyerahkan Malaka dan Semenanjung Melayu termasuk Penang dan sebuah pulau kecil tidak bertuan, Singapura kepada Inggris.
Sedangkan, Inggris (Britania) menyerahkan pabriknya di Bengkulu dan seluruh kepemilikannya pada pulau Sumatera kepada Belanda. Pertukaran kekuasaan ini juga termasuk dalam Kepulauan Karimun, Batam, dan pulau-pulau lain yang terletak sebelah selatan dari Selat Singapura.
Perjanjian tersebut dilakukan pada 17 Maret 1824 di London, dimana Belanda diwakili oleh Hendrik Fagel dan Anton Reinhard Falck, sedangkan Inggris diwakili oleh George Canning dan Charles Watkins Williams Wynn. Ini dilakukan untuk mengatasi konflik yang bermunculan akibat pemberlakuan Perjanjian Britania-Belanda 1814.
“Jadi, berdasarkan perjanjian itu, Bengkulu jadi milik Belanda, dan Malaka jadi milik Inggris. Itu mereka lakukan agar mudah mengontrol wilayahnya masing-masing, karena jajahan Inggris berada di Semenanjung Melayu dan jajahan Belanda di Indonesia,” jelas lulusan doktoral dari Jerman itu.
Hal ini sebenarnya juga telah diungkap oleh Mohd Am dalam postingannya di Forum Malaysia. Di situ ditulis, “Tetapi penjanjian inggeris-belanda telah memecahkan kawasan jajahan Johor iaitu Riau-Lingga dan sebahagian besar Sumatera.”
Dilanjutkan Ichwan lagi, di zaman sekarang ini seharusnya setiap orang harus bisa memahami nilai historis dari suatu peristiwa tersebut. “Negara modern sekarang, kan warisan kolonial. Bisa saja kita saling klaim. Bahkan, Indonesia bisa mengklaim Malaka adalah milik Indonesia,” sebutnya.
Namun, tentu saja itu harus dilakukan berdasarkan sejarah yang membangunnya. “Tapi, pengklaiman itu sudah ada alasan historisnya belum? Kalau tidak ada, saya juga tidak tertarik untuk meladeninya,” tandas dosen yang juga menjabat sebagai Ketua Pusat Studi Ilmu Sosial dan Ilmu Sejarah (PUSSIS) Unimed itu lagi
Subscribe to:
Posts (Atom)