Wednesday, 2 January 2013

BMW tipe X5 milik anak Menko Perekonomian Hatta Rajasa, M Rasjid Amarullah Rajasa menabrak Luxio F 1622 CY Di Jagorawi dan menewaskan dua korban jiwa.

Polda: Penyidikan Kasus Rasyid Rajasa Tak Terburu-buru
Kepolisian Daerah Metro Jaya, tetap akan menyelesaikan penegakan hukum dengan melakukan penyidikan terkait peristiwa tabrakan antara BMW B 272 HR yang dikendarai M Rasyid Amrullah Rajasa dan Luxio F 1622 CY yang menewaskan dua korban jiwa.

"Polisi dalam menyelesaikan penanganan penegakan hukum dengan menyelesaikan kasus, proses pencegahan, perbaikan proses dan peningkatan pelaksanaan," katanya Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Chryshnanda Dwilaksana, Rabu, 2 Januari 2013.

Chryshnanda menambahkan, penyidikan tidak akan dilakukan terburu-terburu. Hasil kegiatan olah TKP akan terus diolah sebagai bahan penyidikan.
"Kami tidak ingin menyimpulkan suatu hal yang terburu-buru. Agar tidak sesuai dengan hal yang tidak sesuai. Siapa orang yang terkait ini tidak dirugikan," katanya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, sudah memastikan untuk menyerahkan sepenuhnya kasus yang melibatkan anaknya, M Rasyid Amrullah Rajasa pada proses hukum.

Mobil BMW B 272 HR yang dikendarai Rasyid menabrak mobil Daihatsu Luxio F 1622 CY, Selasa 1 Januari 2013 pagi. Dua penumpang mobil Luxio tewas dan tiga lainnya luka-luka.

"Kami serahkan seluruh proses ini pada kepolisian. Dan saya mohon doa restunya agar putra kami dirawat segera pulih agar dia dapat menghadapi proses hukum yang berjalan di tanah air kita," kata Hatta Rajasa dalam keterangan pers di kediamannya di perumahan Fatmawati Golf Mansion, Jakarta Selatan.

Hatta mengaku kaget begitu mendengar peristiwa kecelakaan yang melibatkan anaknya. "Saya sungguh memohon maaf pada keluarga korban dan masyarakat. Musibah ini akan kami terima dan sekali lagi saya mohon maaf," ucap Hatta terbata-bata.

Semua Penumpang Terpental ke Luar

Salah satu korban kecelakaan BMW maut di Tol Jagorawi, Supriyati, menceritakan bagaimana insiden itu terjadi. Daihatsu Luxio yang ia tumpangi ditabrak oleh BMW tipe X5 milik anak Menko Perekonomian Hatta Rajasa, M Rasjid Amarullah Rajasa.

Menurutnya saat itu mobil yang ia tumpangi melaju dengan kecepatan sedang. "Tiba-tiba ada yang menabrak dari arah belakang," ujar Supriyati yang masih tergolek lemah di Rumah Sakit UKI, Jakarta Timur, Rabu 2 Januari 2012. "Seluruh penumpang langsung terpental dan ke luar dari mobil." Suasana langsung kacau balau.

Minibus Daihatsu Luxio dengan nomor polisi nomor F 1622 CY tersebut adalah angkutan umum pelat hitam yang mengambil rute Jakarta-Bogor. Dalam mobil terdapat 10 orang penumpang.

Supriyati mengalami luka sobekan yang cukup panjang di bagian tangan dan kakinya. "Saya termasuk yang mengalami luka yang paling ringan, setelah itu saya dibawa langsung ke rumah sakit UKI," ujarnya

Keluarga Temukan Keganjilan

Keluarga Harun (57 tahun), korban tewas dalam kecelakaan maut di KM 3+500 Tol Jagorawi Selasa 1 Januari 2013, pagi tadi, merasa ada keganjilan.

Ifan (37), salah seorang menantu Harun yang mengurus jenazah korban di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, menuturkan, mulanya pihak keluarga tak mengetahui soal kecelakaan itu.

Informasi mengenai tewasnya Harun disampaikan oleh seorang petugas berseragam yang mengaku dari Polda Metro Jaya. Petugas itu, menurut Ifan, langsung mendatangi rumah Harun di Jalan Semangka I No. 99, Cibodas Sari, Tangerang. Kedatangan seorang tak dikenal pada pagi hari itu sempat dicurigai oleh keluarga.

"Untuk meyakinkan saya, dia menelepon seseorang, mungkin pimpinannya. Katanya dari Polda Metro Jaya, dia minta keluarga untuk datang langsung ke RS Polri," kata Ifan.

Sesampainya di rumah sakit sekitar pukul 16.00 WIB, pihak keluarga didatangi oleh beberapa anggota kepolisian berbaju bebas. Mereka meminta keluarga untuk segera membawa korban secepatnya.

"Kami disuruh bawa korban cepat-cepat supaya urusannya cepat selesai. Semua biaya ditanggung pihak penabrak yang katanya sudah mau damai. Di rumah saya juga sudah banyak (polisi)," ungkap Ifan.

Tak hanya itu, keganjilan berikutnya yang ditemui pihak keluarga ketika mendengar desas-desus yang menyebut pengemudi BMW X5 yang menabrak Daihatsu Luxio yang ditumpangi oleh Harun merupakan anak seorang pejabat.
Namun pihak kepolisian seolah bungkam saat ditanya kebenaran itu. Polisi juga tidak menceritakan kronologi kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 05.45 WIB itu kepada keluarga.
"Sampai sekarang saya menunggu penjelasan soal kronologinya. Ada yang aneh saja. Mereka nggak bilang secara jelas kronologinya," katanya.

Selain keluarga Harun, hal ganjil lain dialami oleh keluarga Raihan (14 bulan). Anak bungsu pasangan Eman (37) dan Enung (30) ini menjadi korban tewas lainnya dalam peristiwa itu.

Mulanya, Eman, sang ayah yang sudah berada di RS Polri ingin berbagi kisah sedihnya kepada wartawan. Namun, menjelang siang, ayah tiga anak itu ditarik oleh dua orang berbadan tegap dan mengajaknya berbincang secara tertutup di sebuah rumah makan dekat RS Polri.

Entah apa yang dibicarakan. Namun, Eman yang semula ingin bercerita, mendadak bungkam. Beberapa pertanyaan wartawan selanjutnya, tak digubris Eman.

Belum jelas identitas kedua pria itu. Namun, salah satu dari mereka yang mengenakan baju bergaris abu-abu dan celana loreng tampak sibuk bolak-balik mengurus para korban di ruang piket forensik. "Mau mengambil jenazah M Raihan," kata pria itu kepada petugas kamar jenazah.

Karena tak dapat menunjukkan pernyataan tolak autopsi dan surat pengambilan jenazah dari pihak keluarga, permintaan pria itu ditolak petugas.

"Kami tak bisa keluarkan karena kami harus sesuai prosedur yang ada. Harus ada surat yang mewakili keluarga untuk menolak autopsi," kata petugas forensik.

Jenazah Raihan akhirnya dibawa oleh pihak keluarga sekitar pukul 19.00 WIB menggunakan mobil ambulans berpelat nomor B 2895 BI. Sementara jenazah Harun dibawa pulang sekitar pukul 20.00 WIB.

Hatta Rajasa Kunjungi Keluarga Korban BMW Maut

Usai menggelar keterangan pers soal kecelakaan yang melibatkan anaknya, M Rasyid Amrullah, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa langsung mengunjungi keluarga korban. 

Sekitar pukul 22.15 WIB, Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu keluar dari kediamannya di perumahan Fatmawati Golf Mansion, Jakarta Selatan. 

Ia didampingi kerabatnya menaiki mobil Alphard B 1184 RFS. Tampak Menteri Kehutanan yang juga mantan Sekjen DPP PAN, Zulkifli Hasan ikut bersama mobil lain.

"Saya mau takziah dulu ke keluarga korban," jawab Hatta saat ditanya tujuannya. Namun, ia tidak mengungkapkan secara detail lokasi keluarga korban yang akan ia kunjungi. 

Korban pertama, Raihan (14 bulan), di bawa ke rumah duka di Sukabumi sore tadi. Sedangkan korban kedua, Harun (57 tahun), dibawa ke rumah duka di Jembatan Besi.

Hatta mengaku sangat ingin mengunjungi kedua keluarga korban. Ia berharap, dirinya bisa menyempatkan waktu. 

"Besok subuh jenazahnya akan dibawa ke Tangerang, jadi mungkin saya akan ke sana. Saya harapkan waktunya bisa pas, karena saya sangat ingin," kata Hatta.

Hatta Pimpin Salat Jenazah Korban BMW Maut

Kesedihan dan rasa bersalah yang mendalam membuat Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa tak mampu menahan diri untuk mengunjungi keluarga korban BMW maut yang melibatkan putra bungsunya.
Hampir tengah malam, Hatta sampai di rumah duka Harun, salah satu korban BMW maut, di kawasan Jembatan Besi. Didampingi rekan-rekan dekatnya, Hatta langsung mendatangi rumah yang terletak di Jalan Jembatan Besi Raya Gang RR, RT 06/ RW 06 itu.

Sambil mengucap bela sungkawa ia menyalami keluarga korban, dan berbincang sejenak dengan mereka. Lantas, Hatta beranjak ke musholla untuk melihat jenazah Harun. Ketua DPP PAN itu bahkan memimpin salat untuk almarhum. Tak sampai 30 menit, Hatta pun kembali pulang.
Bagi Ukar Supriyatna (41) kakak ipar Harun, kedatangan Hatta menyambangi keluarganya malam itu merupakan itikad baik yang perlu dihargai. Apalagi, Hatta meyakinkan pihaknya akan bertanggung jawab penuh atas musibah kali ini.

"Insya Allah saya akan beri santunan. Anaknya yang masih sekolah terutama akan diberikan santunan biaya, kita beri kesempatan sampai selesai sekolahnya," kata Hatta saat ditanya salah satu bentuk tanggung jawabnya.
Anak bungsu Harun yang dimaksud itu bernama Ferdy, saat ini duduk di kelas 1 di sebuah SMA di Tangerang. "Saya sendiri tidak tahu persis penyampaiannya akan seperti apa, yang jelas beliau akan bertanggung jawab," kata Ukar yakin
Kunjungan Hatta Rajasa ke rumah duka salah satu korban BMW maut, Harun, tampaknya sangat berarti bagi keluarga yang ditinggalkan. Setelah kunjungan singkat Hatta ke rumah duka di kawasan Jembatan Besi, Selasa, 1 Januari 2013 tegah malam itu, keluarga bersikap berbeda.
Kalau sebelumnya mereka bersikeras agar sopir BMW maut yang notabene putra Hatta itu mendapat balasan setimpal, sekarang menjadi lebih ikhlas.

"Kami dari pihak yang mendapat musibah kecelakaan ini, berterima kasih atas kedatangan beliau. Untuk selanjutnya, kami serahkan pada beliau," ujar Ukar Supriyatna (41), kakak ipar dari Harun.
Ia menganggap peristiwa tabrakan antara BMW B 272 HR yang dikendarai M Rasyid Amrullah Rajasa ke Luxio F 1622 CY dan menewaskan dua korban jiwa itu, sebagai musibah yang sama-sama tak diinginkan kedua belah pihak. Karena itu, Ukar memilih mengikhlaskan kepergian sang kakak dan memaafkan pelakunya.

Ia bahkan tak berniat menuntut pengendara BMW maut itu, dan menyerahkan segalanya pada proses hukum yang berjalan. Ukar pun tak masalah jika sikapnya dianggap meringankan pelaku penabrakan.
"Intinya kami dari keluarga secara garis besar tidak menuntut, kami kembali pada hukum," tegasnya. Ia bahkan bersikukuh tak menuntut meski hasil akhir vonis hakim membebaskan M Rasyid.

"Bebasnya kan tergantung hukum. Tapi kemungkinan tuntutan itu tidak akan ada," katanya lagi, mantap.


No comments:

Post a Comment