Wednesday, 30 January 2013

Mengharukan, Anak Gajah Meratapi Induknya yang Mati. Sepuluh gajah mati misterius di Sabah, diduga akibat keracunan

Anak gajah berusaha membangunkan induknya yang mati di hutan Malaysia
Sepuluh gajah jenis kerdil asli pulau Kalimantan ditemukan mati selama tiga minggu terakhir di Hutan Lindung Gunung Rara, Sabah, Malaysia. Ke-10 bangkai gajah yang terdiri dari tujuh betina dan tiga jantan ini ditemukan mati dalam posisi berdekatan, diduga akibat keracunan.

Menurut Daily Mail, Selasa 29 Januari 2013, pada bangkai gajah tersebut tidak ditemukan indikasi mereka mati karena dibantai pemburu, karena gading mereka masih utuh. Belum diketahui racun apa yang menewaskan gajah-gajah ini.

Gajah yang memiliki tinggi 2,4 meter itu dilaporkan terancam punah karena populasinya tinggal 1.500 ekor di seluruh dunia.

Dalam laporannya, Daily Mail menampilkan foto mengharukan seekor bayi gajah yang berusaha memanggil dan membangunkan sang induk yang terkapar mati.
Petugas satwa liar di Gunung Rara bahkan sampai harus mengamankan bayi gajah yang masih berusia tiga bulan itu. Karena jika tidak, dia akan terus ada di sisi bangkai sang induk, meratapi kematiannya.

Mirip Manusia
Banyak ahli perilaku hewan meyakini gajah memiliki sikap mirip manusia ketika berduka. Pendiri Yayasan Born Free Foundation, Will Travers pun menyatakan pendapat serupa.
Menurutnya gajah memiliki ikatan sosial yang kuat, daya ingat luar biasa dan waktu hidup yang panjang. Gajah juga memiliki emosi yang mirip seperti manusia.

"Ketika manusia bersedih, kita menyebutnya duka, tetapi dalam bahasa gajah, itu adalah sesuatu yang berbeda tetapi memiliki emosi yang sama," ujar Travers.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Oxford menemukan gajah mengekspresikan rasa dukanya dengan menciumi tubuh mereka dengan belalainya.
Mahluk ini juga dapat menunjukkan belas kasihnya terhadap mahluk lain yang sakit dan sekarat, bahkan berusaha merawat mereka hingga kembali pulih.

No comments:

Post a Comment