. SILSILAH
A. Abraham menurut Bible
1. Berdasarkan hitungan kelahiran dari Noah sampai pada Abraham yang tertulis di dalam Bible, ternyata Abraham dan Noah hidup pada zaman yang sama. Abraham lahir ketika Noah berusia 880 tahun, dan Noah meninggal ketika Abraham berumur sekitar 80 tahun. Namun setelah bencana air Bah itu, Bible tidak menceritakan tentang kelanjutan dari perjanjian antara Allah dengan Noah ataupun hubungan antara Abraham dengan Noah. Bible tidak menerangkan bagaimana suasana kematian Noah, apakah Noah mati karena usia tua atau karena penyebab lainnya.
2. Abraham pernah berganti nama dari Abram menjadi Abraham atas perintah Tuhan (kej 17:14) yaitu setelah Tuhan menyampaikan bahwa dia akan memperoleh anak lagi dari Sara (kej 16:15). Bible tidak menerangkan kenapa nama Abram harus diganti oleh Tuhan menjadi Abraham pada usianya yang sudah tua yaitu 96 tahun. Dalam bahasa Ibrani dan yahudi, Abram berarti “ Bapak” sedangkan “Abraham” adalah “Bapak bangsa-bangsa”. Kenapa Allah menganggap symbol dari sebuah nama manusia sangat penting sehinnga Allah mengharuskan Abram mengganti namanya mejadi Abraham ?.
3. Abraham mempunyai istri pertama yang bernama Sarai. Sarai adalah Saudara Abraham sendiri, yaitu anak dari Bapaknya Terah tetapi lain istri (kej 20:12). Jadi Abraham dan Sarai adalah bersaudara tiri. Sarai berganti nama dengan Sara atas perintah Tuhan. Penggantian ini terjadi setelah Abraham diberitahu oleh Tuhan bahwa Abraham akan memiliki anak dari sarai ( kej 17:15). Bible tidak menjelaskan kenapa Abram dan Sarai harus mengganti nama mereka menjadi Abraham dan Sara. Tetapi Bible menerangkan dengan alasan bahwa mereka akan menjadi pasangan dari sejumlah bangsa terpilih di dunia. Mungkin inilah alasannya kenapa Bible menganggap penting mengganti nama-nama mereka, walaupun nama tersebut masih mirip dengan nama asli mereka.
4. Abraham mempunyai istri ke dua yang bernama Hagar. Perkawinan Abraham dengan Hagar adalah atas inisiatif istri pertamanya Sara. Karena tidak juga mendapat anak hingga Abraham berumur 95 tahun, maka Sara mengusulkan kepada suaminya untuk mengauli Hagar ,seorang budak yang dulu dibawa dari mesir (kej 16:2). Kemudian Hagar melahirkan anak dari Hagar yang diberi nama Ismael (kej 16:15).
5. Pada saat Ismael berumur 13 tahun, Sara juga melahirkan anak dan diberi nama Ishak (kej 21:3).
6. Pada saat Ishak selesai disapih (Kej 21:8-9), yaitu ketika Ismael dan Ishak sedang bermain-main, Sarah mengusir Hagar dengan alasan bahwa Hagar adalah bekas budak, maka dia tidak berhak atas warisan Abraham. Keesokan harinya , Abraham melepas kepergian Hagar dengan sebungkus roti dan sebakul air ( kej 21:14) . maka berangkatlah Hagar ke daerah padang pasir yang bernama Bersyeba. Ismael tumbuh berkembang di padang gurun Paran itu (kej 21:21). Namun setelah Ismael terbuang ke tanah gurun Paran, Bible tidak lagi menceritakan hubungan Abraham dengan Ismael. Terakhir Bible mengatakan bahwa Ismael juga ikut hadir pada saat pemakaman Bapaknya Abraham ().
7. Abraham meninggal pada usia 175 tahun (kej 25:7) dan dikuburkan di di goa Makhpela dekat pemakaman istrinya Sara (Kej 25:9).
h. Sebelum meninggal Abraham juga sudah mengambil istri lain yang bernama Ketura (kej 25:1)
B. Silsilah Ibrahim menurut Al Qur’an
1. Al Qur’an tidak menerangkan secara lengkap dan terperinci tentang silsilah Ibrahim, sebagaimana Bible menerangkan silsilah Abraham mulai dari Adam. Al Qur’an hanya menerangkan secara garis besar tentang silsilah Ibrahim yaitu Adam- Nuh- Aazar-Ibrahim-Ismael/Ishaq (19:58, 33:7, 2:133, 2:136).
2. Bapak Ibrahim bernama Aazar( 6:74).
3. Al Qur’an juga tidak menyebutkan nama-nama dari istri-istri Ibrahim. Al Qur’an juga tidak menyampaikan tentang percecokkan antara istri-istri Ibrahim yaitu antara Sara dan Hagar sebagaimana yang dijelaskan di dalam Bible. Minimnya keterangan dari Al Qur’an ini , karena ada penjelasan dari surat Ali Imran ayat 65, yaitu untuk mencegah terjadinya perbantah atau perdebatan tentang Ibrahim sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman Ahli Kitab dulu.
4. Ibrahim memiliki anak yang bernama Ismael yang lebih tua dari Ishak. Al Qur’an juga tidak menerangkan asal-usul dari kedua ibu anak-anak Ibrahim dan juga tidak diterangkan anak-anak Ibrahim berasal dari ibu yang mana (2:133, 11:71, 51:28). Al Quran juga menerangkan tentang kelahiran Ishak, dimana Allah mengutus malaikat untuk menyampaikan berita kepada Ibrahim bahwa dia akan mepunyai anak yang bernama Ishak (11:71), Istri Ibrahim yang sudah tua tercengang dan merasa tidak percaya sebab suaminya Ibrahim pun sudah berusia lanjut seperti dia (51:28). Tentang Ismail, Al Qur’an juga tidak menerangkan berapa umurnya pada saat Ishak lahir dan berapa usia Ibunya ketika itu. Namun Al Qur’an menerangkan bahwa Ibrahim dan Ismail sering bergaul dan bertemu di daerah padang pasir di Mekah sekarang yang dibuktikan dengan keterangan bahwa Ibrahim dan Ismail bersama-sama membangun Baitullah (Ka’bah yang pertama).
5. Al Qur’an juga tidak menjelaskan hubungan antara Ibrahim dan istrinya adalah bersaudara tiri.
f. Al Qur’an juga tidak menerangkan Istri Ibrahim selain yang melahirkan Ismail dan Ishak.
6. Al Qur’an menerangkan bahwa Ibrahim meninggal jejak bekas kakinya (makam) sebagai bukti bahwa dia pernah membangun Baitullah di Mekah (2:125).
II. Sosok Ibrahim dan Abraham
A. Sosok Abraham menurut Bible
1. Abraham adalah seorang anak baik, patuh dan hormat kepada Bapaknya Terah. Ketika Bapaknya Terah mengajaknya pergi ke negri yang jauh yaitu daerah tanah Kanaan, Ibrahim mendampingnya bersama istrinya Sarai dan keponakannya Lut (kej 11:31). Kemudian Terah meninggal di Haran pada usia 205 tahun (kej 11:32).
2. Abraham adalah seorang Suami yang sangat sayang kepada istrinya Sarai dan setia sampai akhir hayatnya. Rasa sayang Abraham kepada Istrinya disempurnakan oleh karena Sarai adalah adik se Bapaknya atau saudara tiri lain ibu.
3. Abraham melaksanakan dengan baik perintah Tuhan yaitu setelah Tuhan membuat perjanjian dengan Abraham. Dalam perjanjian itu Tuhan akan memberi Abraham keturunan lagi setelah Ismael dan bahkan keturunan yang banyak setelah itu, sedangkan Abraham berkewajiban melakukan sunat dan juga terhadap seluruh anak keturunannya yang laki-laki yaitu dikerat kulit khatannya setelah berumur 8 hari (kej 12:10-12). Abraham melaksanakan perintah Tuhan, waktu itu Ismael baru berusia 13 tahun sedangkan dia sendiri berumur 99 tahun (kej 17:25).
4. Abraham menunjukan sikap penakut ketika bertemu Fir’un di Mesir.
Ketika terjadi masa sulit yaitu terjadinya bencana kelaparan di tanah Kanaan, Abraham dan istrinya Sarai , berangkat ke negri mesir untuk mendapatkan makanan (kej 12:10). Sesampainya Abram dan Sarai di negri Mesir, mereka mendengar cerita bahwa Raja mesir (Fir’un) seorang mata keranjang terutama ketika melihat wanita yang cantik-cantik lalu menjadikan wanita itu sebagai selir kalau dia tertarik. Sekiranya wanita itu cantik lalu Fir’un menginginkannya, maka tidak seorangpun yang mampu menghalanginya. Kalau wanita itu sudah bersuami, maka suaminya akan dibunuh (kej 12:12). Setelah mendengar cerita itu , maka Abraham mengambil suatu sikap dan menyampaikan rencananya kepada Sarai. Abraham membisikkan kepada Sarai agar jangan ada yang mengetahui bahwa mereka suami-istri, kalau ada yang bertanya katakan saja kamu adalah adikku. Abraham takut akan terbunuh sedangkan Sarai tetap hidup ( kej 12:13). Sarai pun setuju dengan rencana Abraham itu, lalu mereka melanjutkan perjalanan mereka ke Mesir (kej 12:14). Ternyata apa yang ditakutkan Abraham pun terjadi. Kehadiran Sarah yang cantik di negri Mesir itu, mengundang banyak mata lelaki untuk mengaguminya, sehingga berita itu sampai juga ke telinga Fir’un melalui pengawal-pengawalnya (kej 12:15). Kemudian raja Mesir (Fir’un) itu ingin mengambil Sarai sebagai selirnya, sementara Abraham mendapat hadiah dan pemberian dari Fir’un berupa hewan-hewan ternak, budak lelaki dan perempuan (kej 12:16). Hadiah itu diberikan kepada Abraham untuk membujuk adiknya agar bersedia menjadi selir Fir’un. Tentu saja Sarai tidak sudi menjadi selir Fir’un dan dia terus menolak dengan cara yang halus. Sementara itu negri Mesir mendapat kutukan dari Tuhan seperti penyakit dan wabah. Akhirnya Fir’un memanggil Sarai dan Abraham dan memintanya berterus terang (kej 12:18). Maka Abraham mengakui bahwa Sarai adalah istrinya, namun dia merasa tidak berbohong karena Sarai memang adik tirinya sendiri tetapi juga istrinya. Lalu dengan bijaksana Fir’un mengembalikan Sarai kepada Abraham , kemudian menyuruh pengawalnya untuk mengatarkan Abraham dan Sarai kembali ke negrinya berserta hadiah yang sudah diberikan Fir’un itu kepada Abraham sebelumnya (kej 12:20)
5. Sifat penakut dari Abraham kembali diperlihatkannya ketika dia kembali ke tanah Negreb dan menetap di Gerar sebagai orang asing (Kej 20:1). Pada saat itu Sarah sudah berumur 75 tahun sedangkan Abraham 85 tahun (). Kepada Abimelekh, raja Gerar, kembali Abraham mengatakan bahwa Sarah adalah saudaranya. Karena kecantikan Sara, maka Abimelekh berminat hendak mengambil Sara sebagai selirnya. Pada saat menjelang malam penganten, Abimelekh bermimpi. Di dalam mimpinya, Abimelekh diberitahu oleh Tuhan supaya jangan meneyetubuhi Sara karena sara sudah bersuami dan suaminya adalah seorang nabi ( kej 20:6-7). Kalau Abimelekh tetap ingin melakukannya dan menjadikan Sara sebagi selir maka Tuhan akan mematikan Abimelekh (ke 20:7). Akhirnya Abimelekh sadar , lalu memanggil Abraham dan Sara untuk menanyakan hubungan mereka yang sebenarnya (kej 20:9-10). Abraham mengakui terus terang bahwa Sara memang Istrinya namun dia tidak berbohong karena Sara memang adik tirinya. Hal itu dilakukannya karena orang-orang di Gerar tidak ada yang takut kepada Allah sehingga dia kuatir akan dibunuh disebabkan istrinya (kej 20:11). Kemudian Abimelekh mengembalikan sarah kepada Abraham dan menyerahkan uang sebanyak 1000 syikal emas (kej 20:16). Abraham juga mendoakan Abimelekh dan seisi istananya sembuh dan melahirkan banyak anak, sebab sebelumnya Tuhan sudah menutup rahim setiap wanita di istana itu karena kelakuan Abimelekh kepada Sarah (kej 20:18)
6. Abraham adalah sosok suami yang tidak dapat berlaku adil terhadap istri-istrinya.
Ketika Sara mengusir Hagar, dengan alasan bahwa Hagar dan anaknya Ismael tidak berhak atas warisan Abrham, maka berangkatlah Hagar dari rumah Abraham. Abraham melepas kepergian Hagar hanya dengan sebungkus roti dan sebakul air tanpa pengawalan langsung darinya. Begitu teganya seorang Bapak melepas keberagkatan anaknya yang masih kecil bersama Ibunya yang pergi entah kemana (kej 21:14). Abraham tidak mampu menunjukkan kasih sayang dan tanggungjawabnya kepadanya anak Ismael dan istrinya Hagar, tetapi kasihnya lebih condong kepada Sara sebagai wanita yang lebih terhormat dibandingkan Hagar. Bahkan sampai anaknya Ismael tumbuh berkembang di tanah terpencil di gurun Paran, Abraham tetap tidak pernah menengok anaknya tersebut, sehingga anaknya itu tumbuh sebagai pemanah di gurun Paran itu (kej 21:21). Walaupun Ismael hidup terpisah dan terpencil dari Bapaknya, namun diakhir hayat Abraham, Ismael masih menunjukan kasih sebagai anak yaitu dia tetap melayat Bapaknya yang meninggal di daerah filistin(25:9).
7. Abraham memiliki pribadi yang tidak jujur dan tidak mau berterus terang pada anaknya.
Ketika Abraham hendak mengorbankan putra tunggalnya yakni Ishak (kej 22:2) kepada Allah, Abraham membawa Ishak ke gunung Moria (kej 22:2). Setelah 3 hari di perjalanan, sampailah mereka di kaki gunung itu, lalu bertanyalah Ishak kepada bapaknya Abraham ;
“tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Lalu Abraham menjawab : "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." (kej 22:7-8). Ketika masih dikaki gunung itu, Ishak masih belum mengetahui kalau dia yang akan dijadikan oleh Bapaknya sebagai domba untuk dikorbankan dan akan dibakar. Sesampainya di tempat yang dituju, tahu-tahu Abraham sudah membakar kayu dan megambil pisau lalu menyembelih Ishak yang sudah diikatnya (kej 22:9). Bible tidak menjelaskan bagaimana dialog antara Abraham dan Ishak saat-saat sebelum perisiwa penyembelihan itu. Apakah Ishak bersedia dengan ihklas untuk dijadikan kurban atau sebaliknya dan bagaimana perasaan Ishak ketika Bapaknya tidak berterus-terang kepadanya sebelum itu. Padahal mereka sudah menempuh perjalananan tersebut selama 3 hari. Walaupun pada akhir cerita dikatakan oleh Bible bahwa Allah mengganti Ishak dengan domba sebagai hewan kurban untuk dibakar (kej 22:12).
B. Sosok Ibrahim menurut Al Qur’an
1. Ibrahim adalah imam dan pemimpin untuk seluruh orang-orang beriman di Dunia dan keturunannya yang saleh dijadikan oleh Allah sebagai pemimpin umatnya (2:124, 6:120).
2. Ibrahim adalah seorang yang penyabar , penyayang dan santun (11:75, 15:56 , 9:114).
Walaupun Ibrahim tidak mendapatkan anak dari istrinya yang pertama, dia tetap setia dan sabar menggauli istrinya hingga Allah memberitahu melalui Malaikat bahwa Istrinya akan hamil.
3. Ibrahim santun dan menyayangi Bapaknya Aazar, tetapi dia lebih tunduk kepada perintah Allah.
Ketika Ibrahim menasehati Bapaknya agar tidak penyembah berhala, maka Bapaknya menjadi marah dan mengancam akan merajam anaknya lalu mengusir Ibrahim (19:46). Namun dengan perasaan ikhlas Ibrahim berangkat dan mendoakan Bapaknya agar diberi petunjuk dan keselamatan dari Allah. Al Qur’an menerangkan bahwa Ibrahim dan Bapaknya berpisah untuk waktu yang lama. Ibrahim memilih berpisah dari Bapaknya karena terdapat pertentangan dalam hal berkeyakinan dan aqidah yang tidak mungkin bisa dipertemukan. (43 :26)
4. Ibrahim adalah sosok yang berpikiran luas dan cerdas.
Ketika Ibrahim sering menyaksikan Bapak dan kaumnya menyembah berhala, Ibrahim berpikir, kenapa orang-orang di kampungnya melakukan itu? Bukankah patung-patung itu tidak mampu memberikan pertolongan apapun kepada manusia? Bahkan patung-patung itu tidak dapat mengendengar apapun yang diminta oleh penyembahnya. Ibrahim berpikir “ Tuhan yang sebenarnya tentu sesuatu yang lebih hebat dan kuat dari berhala-berhala itu dan pasti Tuhan lebih berkuasa dan dapat menciptakan seluruh alam ini” Namun Ibrahim tidak menemukan jawaban “ Siapakah sebenarnya penguasa Alam semesta ini?” Pada suatu malam Ibrahim berpikir bahwa Bintang-bintang ituah sebagai penguasa alam semesta (6:76), namun ketika bintang-bintang itu tenggelam di ufuk barat, maka Ibrahim menyangkal bahwa bintang itu sebagai pengusa alam. Kemudian Ibrahim beralih kepada bulan, namun ketika Bulan itu tetap tenggelam di ufuk barat, Ibrahim mengingkari bahwa bulan itu sebagai penguasa alam (6:8). Begitu juga ketika dia menyaksikan Matahari juga tenggelam dibalik bumi, maka dia berkesimpulan bahwa semua jagat raya dan segala isinya pasti ciptaan penguasa Alam. Maka Ibrahim berpikir bahwa lebih baik dia berlepas diri dari menyebah berhala seperti yang dilakukan oleh kaumnya itu (6:9). Ibrahim yakin bahwa tidak ada Tuhan lain yang patut disembah selain dari pada Allah.
5. Ibrahim adalah sosok pribadi yang sangat teguh dalam mempertahankan pendapat dan keyakinannya. Ketika Ibrahim yakin bahwa Berhala-berhala itu tidak akan membawa mamfaat bagi kaumnya, lalu Ibrahim menghancurkan patung-patung itu (21:58 ). Dan ketika Ibrahim tidak dapat mengelak dari tuduhan yang disangkakan oleh kaumnya, kemudian Ibrahim menjawab tuduhan mereka “ Patung yang besar itulah yang menghancurkan patung-patung yang lainnya, kalau tidak percaya , tanyakanlah kepadanya !” (21:63). jawaban Ibrahim membuat Raja dan kaumnya menjadi malu, tetapi tidak membuat mereka menyadari kekeliruannya (21:65). Maka terjadilah perdebatan antara Ibrahim dengan Raja dan kaumnya. Ibrahim tetap tidak bergeming dari keyakinannya dan menyampaikan bahwa menyembah berhala itu adalah perbuatan bodoh dan tidak membawa mamfaat (21:66). Kemudian Ibrahim menyuruh semua orang menyembah Allah yang menciptakan dan menguasai seluruh alam termasuk manusia. Bahkan Ibrahim mengancam kaumnya “ apabila mereka tidak berhenti menyembah berhala-berhala itu, maka dia akan menjadi musuh terhadap berhala-berhala itu”(21:67). Akibatnya Raja, Bapak Ibrahim Aazar dan kaumnya menjatuhkan hukuman berat kepada Ibrahim dengan membakar Ibrahim hidup-hidup (37:97). Tetapi Ibrahim tidak gentar sedikitpun dengan ancaman tersebut dan yakin bahwa Allah pasti akan menolongnya.
6. Ibrahim adalah sosok seorang Bapak yang bijaksana, jujur dan terbuka kepada anaknya.
Ketika Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah berupa mimpi, bahwa dia harus mengobankan anaknya, maka Ibrahim langsung menyampaikan arti mimpinya itu kepada anaknya. Ibrahim dengan berterus terang mengatakan kepada anaknya bahwa Allah menyuruh dia mengorbankan anaknya. Ibrahim meminta pendapat anaknya, apakah anaknya menerima atau menolak (37:102). Ternyata anaknya menyarankan Ibrahim segera melakukan perintah Allah tersebut. Ibrahim terperanjat dan kagum menyaksikan sikap, ketabahan, kesabaran dan ketundukan anaknya kepada Allah. Diskusi antara anak dan Bapak ternyata berhasil memecahan persoalan yang berat dan ternyata mereka mempunyai keyakinan dan pandangan yang sama dalam beriman kepada Allah. Anak dan Bapak telah melaksanakan ujian berat dari Allah. Namun Allah yang maha bijaksana hanya menguji ketaatan mereka untuk melaksanakan perintah Allah (37:106).
III. Hubungan dengan Allah
A. Hubungan Abraham dengan Allah menurut Bible
1. Menurut keterang di dalam Bible, Abraham bukanlah sebagai pihak yang mencari sosok Allah, tetapi Allah yang berkehendak menemui Abraham.
Pertemuan Abraham yang pertama dengan Allah terjadi ketika Abraham disuruh Allah menuju negri yang dijanjian yaitu ke daerah Kanaan (Kej 12:1, 12:7) pada usia 75 tahun (kej 12:4). Kemudian pada umur 99 tahun Allah menyampaikan berita lagi kepada Abraham yang akan memperoleh anak lagi sesudah Ismael yaitu dari istrinya Sara dan dari anaknya itu akan lahir banyak keturunannya di muka bumi ini. Allah memperkenalkan dirinya kepada Abraham lalu Allah membuat perjanjian. Perjanjian yang dibuat Allah kepada Abram antara lain adalah; Abram dan istrinya Sarai harus mengganti nama menjadi Abraham dan Sara (kej 17:4, 17:15) karena Allah akan memberikan kepada mereka dan keturunannya menjadi bangsa yang besar dan raja-raja (kej 17:20). Kelak seluruh keturunan Abraham yang laki-laki harus disunat setalah berumur 8 hari. Kemudian Allah akan memberikan Abraham daerah tanah Kanaan yang luas untuk selamanya walaupun status mereka sebagai orang asing disana ( kej 17:8). Abraham melaksanakan perjanjian itu dengan menyunat semua laki-laki yang berada dirumahnya termasuk anaknya Ismael yang ketika itu sudah berumur 13 tahun (kej 17:25)
2. Pertemuan selanjutnya terjadi setahun sebelum kelahiran Ishak (kej 18:1, 18:20). Ketika itu Tuhan datang menjumpai Abraham dibawah pohon tarbantin dekat kemahnya bersama dua orang malaikat Tuhan. Mengetahui itu, Abraham segera mempersilahkan tamunya itu duduk di bawah pohon tarbantin itu, lalu Abraham kembali ke kemahnya untuk menyuruh Sara mempersiapkan hidangan yang dibantu oleh para budak Abraham yang lainnya (kej 18:6-8). Pada saat tamu-tamu itu sedang makan, Sarah mendengar pembicaraan antara Abraham dengan Tuhan (kej 18:9). Tuhan mengatakan kepada Abraham bahwa tahun depan Istrinya akan memperoleh anak laki-laki. Ketika mendengar pembicaraan itu, Sara tertawa di dalam hatinya “manamungkin aku akan punya anak karena aku sudah tua , layu, mati haid, dan suaminya juga sudah tua” (kej 18:12). Namun Tuhan mengetahui isi hati Sara dan menyampaikannya kepada Abraham bahwa Tuhan mendengar suara ketawa Sara, namun Sara menyangkal ketawanya karena takut pada tuduhan Tuhan itu ( kej 18:12, 18:17).
3. Abraham menasehati dan mencegah Tuhan supaya tidak menghancurkan kota Sodom.
Ketika selesai pembicaraan Abraham dengan Tuhan di bawah pohon Tarbantin itu, lalu Tuhan bersama malaikat hendak berangkat menuju kota Sodom. Tuhan sedang berpikir apakah rencananya hendak menghancurkan kota Sodom itu akan Dia sampaikan juga kepada Abraham? Namun Tuhan memutuskan akan memberitahu Abraham, karena Dia sudah menetapkan Abraham dan keturunannya kelak akan melaksanakan perintah-perintahNya (kej 18:17-19). Tuhan akan ke Sodom untuk mengetahui apakah benar orang-orang di Sodom telah membuat banyak dosa, dan kalau benar maka Tuhan akan membinasakan kota itu (kej 18:21). Lalu Tuhan menyuruh malaikat untuk segera berangkat ke Sodom sementara Tuhan dan Abraham terlibat dalam pembicaraan (kej 18:23). Dalam pembicaraan itu, Abraham menyampaikan kepada Tuhan agar tidak menghancurkan kota Sodom karena disana juga terdapat orang-orang benar diantara orang-orang fasik (kej 18:25). Abraham memperingatkan Tuhan dengan kata-kata “Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?". Lalu Tuhan menjanjikan kepada Abrham, sekiranya terdapat sekitar 50 orang yang benar disana, maka Tuhan tidak menghancurkan kota Sodom dan akan mengampuni mereka semua (kej 18:26). Namun Abraham memberanikan diri untuk meminta pengurangan jumlah itu menjadi 45 untuk orang benar yang ada di Sodom, lalu Tuhan setuju dengan jumlah 45 itu. Tetapi Abraham meminta pengurangan beberapa kali lagi dan Tuhan memutuskan “kalau terdapat 10 saja orang benar, maka Tuhan tidak akan menghancurkan kota Sodom” (kej 18:32). Abraham mohon ampun atas permintaan dan perkataanya pada Tuhan itu (kej 18:32).
4. Abraham melaksanakan perintah Allah dengan baik.
Ketika Allah mencobai Abraham, yaitu ketika Allah menyuruh Abraham membakar anaknya untuk dipersembahkan sebagai korbanpada Allah, maka Abraham melaksanakannya dengan patuh (kej 22:2, 22:10). Ketika Abraham lulus dari Ujian itu, Allah mengganti anaknya itu dengan seekor domba jantan sebagai hadiah dari kepatuhan dan rasa takut Abraham kepada Allah ( kej 22:12).
B. Hubungan Ibrahim dengan Allah menurut Al Qur’an
1. Inisiatif ingin bertemu dengan Allah adalah dari diri Ibrahim sendiri.
Awalnya Ibrahim tidak percaya dengan berhala yang disembah oleh kaumnya sebagai Tuhan, karena patung-patung itu tidak dapat berbuat apa-apa kepada manusia. Ketika Ibrahim datang mendekati berhala-berhala yang berada ditempat pemujaan, lalu Ibrahim bertanya pada berhala itu “: "Apakah kamu tidak makan?, Kenapa kamu tidak menjawab?" (37:91). Ibrahim merasa sedih melihat Bapak dan kaumnya yang berada dalam kebodohan. Kemudian pada suatu malam Ibrahim menyaksikan bintang bertebaran di angkasa dan dia menyangka bahwa bintang-bintang itulah penguasa Alam semesta, namun ketika bintang itu tenggelam maka Ibrahim merasa tidak suka kepada Bintang-bintang itu. Begitu juga ketika dia menyaksikan Bulan dan matahari yang selalu terbenam , Ibrahim menyangkal benda-bena angkasa itu sebagai penguasa alam (6:76-78) Semenjak itu Ibrahim merasa yakin bahwa Allah adalah pencipta segala alam ini dan Allah maha penguasa terhadap segala sesuatu. Ternyata Allah telah memberi petunjukan berupa jalan pikiran kepada Ibrahim untuk mencari hakekat Allah berdasarkan tanda-tanda kejadian Alam dan Ibrahim termasuk orang yang meyakini. (6:75).
Pada suatu saat, usaha Ibrahim untuk mencari Tuhan terujud juga, ketika Allah menemui Ibrahim berujud wahyu atau Firman (4:163) Ibrahim meminta kepada Allah sambil berkata;
"Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati" lalu Allah berfirman : "Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Kemudian Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera (4:163)”.
Ternyata benar apa yang sampaikan oleh Allah, ke empat burung yang sudah dicincang dan diaduk tersebut datang kembali menemuinya;
" Kemudian Allah berfirman ;” Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (2:260).
Kemudian Allah berfirman kepada Ibrahim:
"Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam" (2:131).
2. Ikatan bathin antara Ibrahim dengan Allah terjalin sangat kuat
Beberapa ayat di dalam Al Qur’an menerangkan bahwa Ibrahim memiliki sikap yang sangat tunduk dan patuh kepada perintah Allah (2:131), Ibrahim siap menentang siapapun yang tidak mau menyembah Allah (29:24), Ibrahim siap mati di depan raja sekalipun demi mempertahankan keEsaan Allah (43:26), Ibrahim siap mengorbankan anaknya sendiri jika itu merupakan perintah Allah (37:102), Ibrahim merasa lebih baik berpisah dengan bapaknya dari pada ikut bersama orang-orang musyrik(37:99), Ibrahim membangun tempat beribadah yang pertama (baitullah) di daerah Mekah (2:125) dan Ibrahim sangat mencintai Allah dan berserah diri pada Allah (11:75).
Sedangkan Allah selalu memperhatikan dan menyayangi Ibrahim sebagaimana yang terdapat pada beberapa ayat-ayat Al Qur’an seperti ;
* Allah memberikan tempat yang baik pada Ibrahim di daerah Mekah lalu Ibrahim mendirikan Baitullah ditempat itu, Allah mengabulkan doa Ibrahim supaya Allah menjadikan keturunannya sebagai orang-orang saleh dan pemimpin (2:124),
* Allah mengabulkan doa Ibrahim supaya orang-orang beriman meramaikan dan memakmurkan rumah beribadah itu (Baitulah) kemudian hari (2:126),
* Allah mengabulkan doa Ibrahim agar negeri dimana dia sudah mendirikan Baitulah ersebut tidak ijadikan sebagai tmpat pemujaan berhala-berhala (14:35),
* Allah menjadikan Ibrahim sebagai hamba yang disayangi Allah (4:125),
* Allah menjadikan Ibrahim sebagai manusia teladan dan pemimpin dunia yang paling baik karena kejujuran dan kelurusan aqidahnya (16:123),
* Allah selalu memberi petunjuk kebenaran dan memperhatikan Ibrahim , Allah menyelamatkan Ibrahim dari keinginan raja dan kaumnya yang untuk membakar dan berbuat jahat pada Ibrahim (21:69-70 ),
* Allah mewajibkan kepada setiap orang beriman setelah Ibrahim untuk mengucapkan kata-kata pujian , kesejahteraan dan keselamatan bagi Ibrahim (37:109),
* Allah mengutus malaikat untuk menyampaikan kabar kepada Ibrahim akan kelahiran anaknya ishak walaupun usianya suah sangat tua (11:71)
IV. AJARAN
A. Ajaran Ibrahim menurut Al Qur’an
1. Ibrahim adalah seorang pemimpin untuk mengajak seluruh manusia agar beribadah dengan sebenarnya kepada Allah yang maha Esa (2:124-125). Untuk mengajak dan mengumpulkan pengikutnya, maka Ibrahim bersama anaknya Ismail mendirikan rumah peribatan (Baitullah) di daerah Mekah sekarang (2:127). Rumah Ibadah itu dijadikan Ibrahim sebagai pusat tempat berdakwah dan beribadah kepada Allah (22:26).
2. Ibrahim mengajarkan agama yang benar yaitu agama Islam kepada keturunannya Ismail, Ishak, dan Yakup untuk diteruskan kepada umat-umat selanjutnya (2:132)
3. Ibrahim membawa ajaran dan agama yang lurus yaitu berupa ajaran yang hanya beribadah dan menyembah Allah yang satu (2:135).
4. Ajaran Ibrahim bersumber dari Allah dan Ibrahim menasehati kepada keturunannya untuk mengukuti dan patuh kepada ajaran Allah (2:133,2:136).
5. Ibrahim bukan pembawa dan penganut agama Yahudi dan Nasrani, tetapi Ibrahim adalah pembawa agama yang lurus dan Ibrahim sama sekali bukanlah termasuk orang yang syirik atau mempersekutukan Allah dengan yang lainnya (2:135, 2:136).
6. Ibrahim bukanlah termasuk orang keturunan Yahudi atau Nasrani (3:67)
7. Orang yang paling dekat dan mengikti agama Ibrahim adalah Nabi Muhammad (3:68)
h. Ibrahim menerima petunjuk tersebut berupa wahyu atau firman yang disampaikan oleh Allah (4:163) .
8. Ibrahim termasuk orang muslim (22:78) dan dia mewajibkan kepada pengikutnya untuk melaksanakan perintah Allah yaitu Shalat, berzakat, dan mengikuti apa yang disampaikan kepada Ibrahim (2:78).
B. Ajaran Abraham menurut Bible
1. Abraham menerima perjanjian dengan Allah dan melaksanakan perintah Allah yaitu menyunat anak laki-laki terhitung 8 hari setelah kelahirannya (kej 17:10).
2. Abraham ditetapkan dan diangkat sebagai bapak sejumlah besar Bangsa-bangsa (kej 17:5).
Setelah Allah menjadikan Ibrahim sebagai pemimpin dan keturunannya kelak juga sebagai pemimpin bangsa-bangsa, namun Bible tidak menjelaskan dengan rinci , apa-apa saja ajaran yang akan disampaikan oleh Ibrahim kepada umatnya sesuai dengan perjanjian dengan Allah.
3. Allah memilih Abraham dan keturunannya supaya tetap hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN, dengan melakukan kebenaran dan keadilan, dan supaya TUHAN memenuhi kepada Abraham apa yang dijanjikan-Nya kepadanya (kej 17:19). Namun Bible tidak merinci dengan jelas, bagaimana bentuk petunjuk yang diberikan Tuhan agar Abraham dapat melaksanakan keadilan dan kebenaran itu sesuai dengan perintah Tuhan tersebut.
4. Abraham menyampaikan ajaran keadilan dan kasih sayang.
Ketika Tuhan hendak menghancurkan kota Sodom, Abraham menasehati Tuhan dengan berkata “ Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?"( Kej 18:25). Akhirnya Tuhan menerima nasehat Ibrahim untuk tidak menghacurkan kota Sodom dengan syarat jika orang-orang yang benar di sana tidak kurang dari 10 ( kej 18:32). Dari dialog pada kitab Kejadian ayat 18:25 sampai ayat 18:32, terlihat bahwa Abraham memiliki pandangan tentang rasa keadian dan kasih sayang yang sangat sempurna, sehingga mungkin Tuhan merasa tidak perlu menunjuki Abraham bagaimana cara melakukan perintah-perintahNYA. Abraham memiliki perasaan Bathin dan hati nurani yang sangat baik untuk melaksanakan kebenaran, keadilan dan kasih sayang sebagai manusia terbaik.
5. Abraham melakukan sembayang
Ketika hendak menaiki gunung Moria , dimana Ishak hendak dikorbankan, Abraham menyuruh dua orang pembantunya untuk menunggu dikaki gunung dengan alasan Abraham dan Ishak akan melakukan sembahyang dia atas gunung itu ( Kej 22:5). Namun Bible tidak menjelaskan apakah Abraham juga menyuruh 2 orang pembantunya itu melakukan sembahyang pada saat mereka menunggu. Hal ini membuktikan bahwa Abraham tidak berkewajiban untuk menganjurkan orang lain menyembah menyembah kepada Tuhan.
V. Persamaan
1. Ibrahim dan Abraham sama-sama merupakan keturunan dari Nuh (Kej 10:1 s/d kej 11:26 ),(qs 3:33, 4:136, 9:70)
2. Ibrahim dan Abraham sama-sama mempunyai anak yang bernama Ismael dan Ishak tetapi dari istri-istri yang berbeda (qs 14:39), (kej 16:11, kej 17:19)
3. Ibrahim dan Abraham sama-sama merupakan pemimpin yang terpilih dari Allah begitu juga dengan keturunannya (kej 17:5 , kej 17:16), (qs 2:124)
4. Ibrahin dan Abraham sama-sama meninggalkan kampung halamannya untuk berangkat kesuatu tempat yang jauh (kej 11:31), (qs 29:26)
5. Ibrahim dan Abraham sama-sama mengorbankan salah seorang anaknya sebagai ujian dari ketundukkannya dan kesetiaannya pada Allah (kej 22:2), (qs 37:102)
6. Ibrahim dan Abraham sama-sama mengetahui berita kehancuran kota dimana Lut tinggal (kej 19:32), (qs 29:31)
7. Ibrahim dan Abraham sama-sama mendapatkan keturunannya pada usia tua (kej 17:16), (qs 14:39)
8. Al Quran dan Bible sama-sama menceritakan perasaan Istrinya ketika mendengar berita akan memeperoleh anak di usia senja (kej 18:12), (qs 11:71)
9. Ibrahim dan Abraham sama-sama mendirikan tempat penyembahan kepada Allah ketika sampai di suatu tempat (kej 12:7), (qs 2:125)
VI. Kontradiksi
A. Kontradiksi antara Al Qur’an dan Bible
1. Keturunan.
Al Qur’an menerangkan bahwa Ibrahim mempunyai Bapak yang bernama Aazar (qs 6:74), sedangkan Bible mengatakan bernama Terah (kej 11:6)
2. Perjalanan keluar dari tanah kelahiran
Menurut Bible , Abraham pergi dari tanah kelahirannya menuju tanah Kanaan bersama-sama Bapaknya Terah ( kej 11:31) , sedangkan menurut Al Qur’an Ibrahim berangkat dari tanah kelahirannya tidak bersama Bapaknya Aazar (qs 12:71, 19:46 )
3. Tamu dan hidangan
Al Qur’an menerangkan bahwa tamu yang datang menemui Ibrahim untuk menyampaikan berita kehancuran kota dimana Lut berada, tidak ikut menikmati hidangan yang disuguhkan oleh Ibrahim (qs 51:28). Sedangkan menurut bible, mereka ikut makan bersama-sama (kej 19:3)
4. Kehancuran kota Sodom
Menurut bible, sebelum kehancuran kota Sodom, Abraham menasehati Tuhan agar mempertimbangkan untuk membasmi penduduk Sodom karena disana masih terdapat orang-orang benar disamping orang fasik (kej 18:25). Tetapi menurut Al Qur’an, Allah menyampaikan kepada Ibrahim bahwa kehancuran itu sudah ditetapkan oleh Allah dan Allah sudah mengetahui siapa-siapa saja yang berbuat fasik di sana (qs 29:32)
B. Kontradiksi di dalam Bible
Kontaradiksi di dalam bible terdapat pada kitab Kejadian 22:2 yang tertulis;
“2Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.(kej 22:2)"
Keterangan pada ayat diatas, secara keseluruhan mengandung kontradiksi baik secara bukti materi maupun secara akal budi.
Kata “ tunggal “ pada ayat tersebut tidak dapat dipakai bersama-sama kata “ yakni Ishak “ dengan dampak sebagai berikut ;
* Kata “ tunggal " menjadi batal kalau hanya ditujukan kepada Ishak saja, kerena Ishak masih punya sadara tua yang masih hidup pada masa itu yaitu Ismel ( 12:13)
* Kata “ tunggal ” hanya dapat diberlakukan kepada Ishak apabila Ismael sudah mati, atau Ishak lebih tua sementara Ismael belum lahir. Tetapi kenyataanya, yang lahir lebih dahulu adalah Ismael dan pada waktu itu ismael masih hidup (kej 25:9). Jadi kalimat yang menggabungkan kata “ tunggal ” dengan kata “yakni Ishak ” merupakan suatu kombinasi yang sangat janggal, tidak logis, tidak bisa diterima dengan akal sehat dan kontradiksi.
Seharusnya tidak seorangpun yang boleh menyanggah Firman Allah yang tercantum pada Kejadian 22:2 tersebut karena semua manusia mengetahui bahwa Allah tidak akan pernah berbuat salah dalam keputusannya dan Allah lebih mengerti dan mengetahui tentang apa yang sudah ditetapkan dalam FirmanNYA. Namun dalam kontek ayat diatas, seorang manusia yang tidak secerdas Tuhan, tentu akan berpikir dan berpendapat bahwa “ Apakah Allah tidak mengetahui bahwa Abraham sudah mempunyai anak yang lain yang bernama Ismael? Apakah Allah lupa bahwa Allah juga pernah memberikan keturunan kepada Abraham yakni saudara Ishak yang bernama Ismael?
Pada ayat dari surat kej 22:2 tersebut juga terdapat penggabungan kata-kata “ tunggal “ dengan kalimat “, yang engkau kasihi, yakni Ishak, “. Secara keseluruhan, kalimat diatas akan berdampak kepada unsur ketidak-adilan dari Tuhan. Sekiranya anak yang tunggal itu hanya berlaku terhadap Ishak dengan alasan bahwa Ishak adalah anak seorang ibu yang bernama Sara yang lebih tinggi martabat dan kastanya dari pada ibu Ismael yang bernama Hagar (bekas budaknya dari mesir), maka akan muncul permasalaah yang perlu dikemukakan antala lain;
* Allah di dalam FirmanNYa diatas, mengetahui dan menyetujui tentang diberlakukannya perbedaan derajat dan kasta di dalam sebuah sistim masyarakat , keluarga dan jalur keturunan.
* Allah mengakui bahwa Ismael tidak memilki hak waris dari bapaknya Abraham demi status dari sebuah perawinan antara majikan dan bekas budak.
* Kata-kata “ tunggal “ yang sering diulang di dalam Bible sebanyak 3 kali (seluruhnya dalam kontek Firman Allah) yaitu pada Kej 22:2, kej 22: 12 dan kej 22:16, menunjukkan bahwa Allah tidak lagi mengakui Ismael sebagai Anak Abraham secara utuh.
* Abraham sebagai Bapak bangsa-bangsa pilihan Tuhan di dunia, ternyata tidak mempunyai sifat yang agung dan lebih mulia dari pada manusia biasa, sehingga dia lebih menyayangi Ishak dari pada anaknya yang lain yakni Ismael. Hal ini juga terbukti ketika Abraham melepas kepergian Ismael hanya dengan sepotong roti dan sekibrat air ketika diusir oleh istrinya Sara dari rumahnya (kej 21:14).
* Allah yang maha kuasa juga memberikan andil kepada sifat tidak adil dari Abraham yang membeda-bedakan anak manusia karena status perkawinan dan martabat yang berlaku dalam symbol-symbol masyarakat manusia.
* Sikap membeda-bedakan kasih sayang terhadap anak sendiri, sehingga Abraham lebih mengganggap Ishak adalah anak tunggal yang lebih dia kasihi dari pada anaknya yang lain, menunjukan bahwa Abraham bukanlah contoh seorang pemimpin besar (bapak bangsa-bangsa) yang sungguh-sungguh mempunyai kesadaran bahwa manusia harus diperlakukan secara adil sebagai manusia.
* Maka tentu saja Allah jauh dari celaan sifat-sifat yang demikian dan maha besar Allah dari cerita palsu Bible diatas. Tidak mungkin Allah salah dalam menyampakan FirmanNYa kepada manusia, maka yang salah adalah tulisan yang tercantum di dalam Bible tersebut. Dengan arti kata, bahwa penulis Bible telah melakukan kekeliruan dalam menulis Al KItab untuk tujuan tertentu yaitu untuk membanggakan keturunan yahudi yang berasal dari ishak.
C. Kontradiksi Akal-Budi
1. Perjalanan menuju tanah yang dijanjikan
Keadaan umat setelah Noah di daerah Babylonia sampai kepada keturunannya yang ke 10 yaitu Abraham adalah cukup makmur, tidak kekurangan mata pencarian dan rezki. Hal ini diperkuat oleh keterangan di dalam Bible dimana keturunan Noah di kota Babel sudah sanggup membuat menara yang sangat tinggi hingga mencapai langit (Kej 11:5). Hal ini menujukkan bahwa masyarakat di daerah Babylonia tersebut sudah makmur dan sejahtera sehingga mereka mampu membangun sebuah menara yang megah. Kemampuan penduduk untuk membangun sebuah bangunan yang hebat, menunjukan bahwa penduduk disana sangat pintar, sejahtera, makmur dan tidak kekurangan dalam persediaan makanan. Bangsa yang miskin tidak akan sanggup membangun menara agung tersebut karena mereka lebih terfokus dalam memperbaiki tingkat dan taraf kehidupannya, kecuali kalau mereka dipaksa bekerja untuk membuat bangunan prestisius tersebut namun itupun tidak mungkin karena jumlah penduduk dizaman itu baru mencapai generasi ke 4 setelah Noah sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama membangunnya atau dibutuhkan tenaga kerja yang sangat banyak sekali.
Menurut akal-budi, kepergian Abraham ke tanah Kanaan tentu bukan karena alasan tanah kelahirannya yang tidak subur atau kekurangan makanan, kemiskinan atau wabah penyakit. Kalau sekirannya kepergian Abraham hanya karena janji Allah tetang tanah Kanaan yang jadi harapannya itu, maka secara logika itupun tidak mungkin karena tanah di Babylonia masih sangat subur dan jumlah penduduk di Babylonia kala itu masih sedikit , daerahnya masih sangat luas untuk menghidupkan Abraham dan seluruh keluarganya baik dengan berternak maupun dengan bercocok tanam , dibandingkan dengan tanah Kanaan yang lebih tandus dimana untuk mendapatkan air saja, mereka harus berebut galian sumur air (kej 21:30). Secara logika , kepergian Abraham dari tempat kelahirannya tentu disebabkan karena adanya perelisihan antara Abraham dengan kaumnya atau dengan Pemimpin suku di kampungnya itu. Di dalam perselisihan itu, Abraham berada pada possi yang kalah sehingga dia terusir atau pindah menuju ke tempat yang lebih gersang dan tidak subur dibandingkan tempat asalnya. Sementara janji Allah kepada Abraham merupakan sebuah pengharapan yang dihadiahkan oleh Allah atas sikap dan keputusan Abraham, supaya tetap sabar dan tabah hingga mencapai ke tempat tujuan yang sudah ditunjukkan Allah yang lebih aman dan damai di dalam perjalannya yang panjang. Bukankan Allah sudah berjanji, bahwa Allah menyerahkan seluruh bumi dan isinya kepada seuruh anak cucu Noah tanpa kecuali (kej 9:1)
2. Realitas Janji yang menyedihkan
“ 1Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; (kej 12:1) “.
“4Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran (kej 12:4)”.
“5Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ (kej 12:5) “.
“7Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu (Kej 12:7) “.
Namun begitu sampai di tanah yang dijanjikan itu, dan menetap pada beberapa tempat di daerah kanaan tersebut ;
“ 8Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN. (kej 12:8) “.
Tetapi terjadilah bencana kelaparan di tanah yang dijanjikan Tuhan tersebut, sehingga Abraham harus meninggalkan tanah yang sudah di tentukan Tuhan tersebut tanpa bertanya dan menunggu perintah Tuhan. Akhirnya Abraham memutuskan harus meninggalkan tanah Kanaan yang sudah dijanjikan tersebut bersama istrinya menuju negeri Mesir ;
“ 10Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu (kej 12:10) “..
Cerita Bible tersebut diatas sangat kontradiksi dengan janji Tuhan yang tentunya akan menyerahkan daerah yang lebih baik dari negri asal Abraham dulu, namun baru saja Abraham memulai kehidupan barunya di tanah yang dijanjikan tersebut, tiba-tiba terjadi bencana paceklik atau kelaparan. Abraham harus mengambil keputusan sendiri demi menyambung kehidupannya tanpa menunggu perintah Tuhan selanjutnya, walaupun dia nantinya harus mengambil strategi pembohongan untuk keselamatannya dari ancaman maut karena istrinya yang cantik.
3. Perjalanan ke Mesir
Abraham adalah keturunan ke 10 dari Noah setelah kehancuran massal dan kepunahan seluruh makluk hidup yang bernafas dengan hidung setelah musibah air bah (kej 7:22). Menurut perhitungan dari keterangan Bible tentang kelahiran Noah dan keturunannya, maka dapat dihitung bahwa Abraham lahir pada saat Noah berumur 880 tahun sedangkan Noah meninggal pada saat usia Abraham 80 tahun. Kalau dihitung-hitung dan diprediksi jumlah penduduk pada masa itu hingga sampai ke masa Abraham maka di dapat angka-angka sebagai berikut;
Sekiranya setiap pasangan keturunan dari Noah mulai (sem, Ham, Yafet) memiliki anak masing-masing 4 orang dan semua keturunannya tidak ada yang mati hingga Abraham, maka jumlah penduduk kala itu adalah 2+6+12+24+48+96+192+384+768+1536 =3068 .
Sampai kepada Abraham, jumlah penduduk sudah mencapai sekitar 3068 orang. Dari Jumlah penduduk yang masih sedikit ini, dapat diperkirakan bahwa keturunan Noah masih memilih untuk tetap tinggal di Babylonia yang masih cukup luas dan subur dari pada harus mengungsi daerah Kanaan atau sampai ke Mesir. Namun menurut keterangan Beble, Abraham sudah melakukan perjalanan keluar dari kampung halamannya pada usia 75 tahun. Dalam perjalanannya itu, Abraham sampai di tanah Kanaan bersama Lot dan Sarai, di tanah Kanaan itu ternyata sudah bermukim pula penduduk Kanaan dan Abraham menjadi orang asing disana untuk beberapa waktu (Kej 12:5-6). Kemudian terjadi bencana kelaparan di daerah kanaan, sehingga Abrahm mengungsi lagi ke Mesir (kej 12:10). Di negri Mesir itu , Bible menerangkan bahwa sudah ada juga kerajaan yang dipimpin oleh Fir’un. Maka menurut logka, dari manakah penduduk Mesir itu berasal? Apakah mereka berasal dari keturuan Noah juga? Kalau mereka berasal dari keturunan Noah , sejak keturunan keberapakah mereka pindah dari Babylonia ke Mesir?
Sekiranya penduduk Mesir itu berasal dari keturunan Noah, maka kita dapat memprediksi berapa jumlah penduduk di Mesir itu.
Sekiranya 2 pasang dari keturunan Noah generasi ke-4 pindah dan menetap di Mesir, lalu setiap pasangan melahirkan 4 orang anak dan tidak ada yang mati hingga ke turunan ke 10 maka jumlah penduduk di Mesir adalah ; 4 + 8 + 16 + 32 +64+128 +256 = 508 orang.
Maka menurut logika tidak mungkin sudah terdapat kerajaan dengan jumlah peduduk hanya 508 orang, dimana jumlah tersebut sudah termasuk orang-orang tua, anak-anak dan wanita. Dengan jumlah penduduk hanya sebanyak itu, yang dibutuhkan oleh mayarakat cukup untuk kerukunan hidup, mereka hidup dalam daerah yang cukup luas dan subur sehingga mereka merasa tidak terancam terhadap pendatang baru, yang ada ketika itu hanyalah kelompok-kelompok kepala keluarga atau orang paling tua yang dihormati dari keturunan mereka. Pada wilayah dengan jumlah penduduk sedikit tidak mungkin ada kepala suku yang memiliki kegemaran mengumpulkan selir-selir cantik lalu membunuh siapa saja yang menghalangi keinginannya.
Dengan jumlah penduduk yang masih sedikit itu, belum akan terbentuk sitim perbudakan, sehingga tidak mungkin seorang Hagar berasal dari budak yang dibawa dari mesir oleh Abraham. Kalaupun Abraham pernah ke Mesir , maka tentu belum ada seorang budak seperti Hagar di masa itu. Jadi perjalanan Abraham ke Mesir kemudian membawa seorang budak dari Fir’un adalah suatu yang tidak bisa diterima dengan akal-budi dan kontradiksi dengan keadaan zaman itu dan juga kontradiksi dengan keterangan Bible lainnya.
Ketika berada di Mesir itu pula, Abraham memperlihatkan sikap yang tidak terpuji sebagai orang pilihan Tuhan dan bapak-bangsa-bangsa, yaitu merasa takut dibunuh Fir’un lalu dia mengatakan Sarai sebagai saudaranya (kej 12:12). Walaupun pada dasarnya Abraham tidak berbohong, tetapi cara yang dilakukan oleh Abraham merupakan kelicikan dan rencana untuk menghindari diri dari kematian yang dia takuti. Ketika di desak oleh Fir’un, maka Abraham baru mengakui dan menceritakan apa yang sebenarnya. Keterangan Bible mengenai sifat Abraham yang takut kepada Fir’un itu sangat kontradiksi dengan kesediaan Abraham ketika mengorbankan anaknya yang tunggal kepada Allah karena rasa setia dan takut pada Allah (kej 22:10)
Jadi keterangan Bible bahwa Abraham sudah melakukan pengungsian hingga mencapai mesir dan bertemu dengan kerajan yang dipimin oleh Fir’un lalu membawa Hagar dari sana, merupakan keterangan yang tidak bisa diterima secara logika dan kontradiksi dengan keterangan Bible lainnya.
Saat berangkat ke Mesir Sarai sudah berumur 65 tahun sedangkan Abraham berusia 75 tahun (Kej 12:4). Suatu hal yang mustahil apabila Fir’un sangat tertarik pada seorang wanita yang sudah tidak bisa dikatakan muda atau cantik lagi, kecuali kalau Sara dapat menjadi wanita agresif dan genit untuk memikat Fir’un. Namun sifat itu tidak mungkin bagi sarah yang akan menjadi wanita pilihan dari seluruh bangsa-bangsa (Kej 17:16) , walaupun pada saat itu suaminya belum mampu memberinya seorang anakpun. Sekiranya Fir’un berwajah jelek begitu juga dengan penduduknya, maka itupun tidak mungkin karena keturunan manusia sesudah Noah hanya berasal dari anak-anak Noah yang selamat dari bencana air Bah yaitu Sem, Yafet dan Ham yang menghasilkan keturunan yang sama elok rupa dan parasnya dengan Sara dan Abraham (Kej 10:1).
4. Perempuan tua cantik yang menjadi rebutan Raja-raja
Bukan hanya raja besar dari Mesir ( Fir’un) saja yang tergila-gila kepada Sara yang berusia sudah 65 tahun, tetapi Raja di tanah Negreb (Abimelkh) juga cinta setengah mati pada Sara. Padahal saat itu Sarah sudah berumur 75 tahun sedangkan Abraham 85 tahun . Kembali Abraham menggunakan strategi hebatnya dengan mengatakan bahwa Sarah adalah saudaranya kepada Abimelkh, seperti yang pernah sukses dia lakukan kepada Fir’un.
Cerita ini sangat kontradiksi dengan akal budi, karena sangatlah mustahil 2 orang raja yang yang termasyur dan berbeda sangat tergila-gila pada wanita tua berumur lebih dari 2/3 abad. Kenapa raja-raja tersebut lebih memilih Sara yang sudah tua? Bukankah hal ini merupakan sikap yang memalukan bagi raja-raja tersebut? Apalagi setelah Raja-raja tersebut mengetahui bahwa wanita yang dicintainya adalah Wanita tua yang sudah bersuami ? Tentu Rakyatnya akan mentertawai Raja mereka yang mata keranjang tersebut. Apakah di negeri Mesir dan di tempat Abimelekh tidak ada gadis muda yang lebih cantik dari pada Sara yang sudah nenek-nenek ?
Cerita dalam Bible ini sangat tidak bisa diterima oleh logika sehat dan kontradiksi dengan akal budi.
5. Penobatan Abram dan Sarah sebagai Bapak dan Ibu bangsa-bangsa
Suatu yang sangat sulit diterima dengan logika manusia, bagaimana Tuhan sudah menobatkan dan mengganti nama Abram menjadi Abraham sebagai Bapak bangsa-bagsa dan Sarai menjadi Sara sebagai Ibu bangsa-bangsa dari keturunannya kelak, sementara saat itu Pasangan antara Abraham dan Sara masih belum memiliki seorang anakpun juga.
“5Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa (kej 17:5)”.
“15Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya ( kej 17:15)”.
6. Sara menyuruh Abraham menggauli Hagar
Pada saat Sara sudah mulai merasa putus asa karena Tuhan belum juga memberinya anak, maka Sara menyampaikan kepada Araham untuk menggauli Hagar yang menjadi budaknya itu, dengan harapan anak dari budaknya itu akan jadi anaknya kelak;
“2Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak. (kej 16:2)".
Namun ketika Hagar hamil, Sara merasa tidak suka pada Hagar karena sikapnya terasa bagai seorang yang mengejeknya ;
“5Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; (kej 16:5)”.
Mendengar pengaduan Sara itu, Abraham menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Sara bagi budaknya itu ;
“6Kata Abram kepada Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik. (Kej 16:6)".
Kemudian Sara memperlakuan Hagar dengan kasar sebagaimana memperlakukan seorang budak sehingga Hagar merasa terdindas ;
“Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya (kej 16:6)”.
Karena tidak tahan dengan perlakuan kasar dari Sarah, maka Hagar melarikan diri. Dari keterangan Bible tersebut diatas, terlihat bahwa walaupun Abraham sudah menjadikan Hagar sebagai Istrinya dan begitu juga dengan Sarah yang mengusulkan untuk memperistrikan suaminya dengan Hagar, namun perlakuan mereka terhadap Hagar tidak berubah dari awalnya yakni masih menganggap sarah sebagai pembantu belaka. Padahal Bible menerangkan bahwa Abraham adalah seorang yang sudah kaya dari hasil perternakkan yang dia kembangkan dari hadiah Fir’un yang dibawanya dari Mesir 10 tahun yang lalu, namun kenapa Abraham tidak menunjukkan sikap bijaksana dengan memberikan Hagar sebuah tempat tinggal yang terpisah dari Sara ?. Kenapa mereka masih memperbudak Hagar, padahal mereka sanggup menambah budak lainnya untuk menggantikan tugas Hagar sebagai pembantu?
Sikap dan perlakuan Abraham dan Sara sebagai Bapak dan Ibu bangsa-bangsa besar tidak terlihat sama sekali pada cerita yang disampaikan Bible tersebut, mereka sama saja dengan manusia kebanyakan yang tidak menunjukkan kelebihan apapun. Apakah ada yang keliru dalam keterang Bible ini ? suatu kontradiksi yang tidak bisa diterima oleh akal budi.
7. Sarah mengusir Hagar
Menurut Bible, ketika Ishak berhenti menyusu (disapih), Abraham mengadakan upacara dan pejamuan dengan penduduk setempat sebagai rasa syukur terhadap karunia Tuhan karena Ishak akan memasuki masa anak-anak dan bermain-main. Pada saat itu Ishak bermain dengan Ismael yang ketika itu Ismael berusia sekitar 14-15 tahun, Sara menilai bahwa Ishak tidak pantas bergaul dan bermain dengan Ismael, sehingga Sara berkata pada Abraham ;
"Usirlah hamba perempuan itu beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak (kej 21:10)”.
Tetapi Allah membenarkan sikap Sara dengan berfirman ;
“Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: " Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak . Tetapi keturunan dari hambamu itu juga akan Kubuat menjadi suatu bangsa, karena iapun anakmu." (kej 21:12-13) “.
Dari firman Tuhan diatas, terkesan Tuhan membela pendapat Sara karena Tuhan memberikan kemuliaan hanya kepada Ishak bukan kepada Ismael sebab Ismael akan menghasilkan keturunan suatu bangsa yang lain dari Abraham , untuk itu Abraham harus melakukan apa yang disampaikan oleh Sara.
Keesokan harinya;
“ Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba (kej 21:14)”.
Pada ayat diatas tertulis kalimat “ Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar “, artinya bekal beserta Ismael diletakkan Abraham diatas bahu Hagar yang menunjukan bahwa ketika itu Ismael masih sangat kecil dan akan dibawa dengan cara digendongnya di bahu Hagar. Keterangan pada kejadian 21:12-14 diatas menimbulkan persoalan kontradiksi antara lain;
* Kenyataan ayat diatas kontradiksi dengan umur Ismael yang sudah mencapai 14 -15 tahun jika dihitung dari selisih umur Ismael dengan Ishak pada saat disapih (Kej 16:16, 21:5, 21:9).
Indikasi bahwa ismael masih Balita diperkuat oleh beberapa keterangan bible antara lain yaitu ; ketika persediaan air yang dibawa Hagar sebagai bekal habis diperjalanan maka Hagar membuang Ismael ke semak-semak seperti yang tertulis ;
“15Ketika air yang dikirbat itu habis, dibuangnyalah anak itu ke bawah semak-semak, 16dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu mati (kej 21:16)”.
Ayat ini memperkuat indikasi bahwa Ismael berusia masih sangat kecil karena anak yang berusia 15 tahun tidak akan dapat dibuang oleh ibunya ke bawah semak-semak. Kemudian tiba-tiba Ismael menangis dengan mengeluarkan suara nyaring dari semak-semak itu dan malaikat mendengar suara tangisan Ismael dari semak belukar, lalu malaikat Allah menasehati Hagar agar mengambil kembali anaknya , membimbingnya dan memberinya minum seperti yang ditulis Bible ;
" Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring. 17Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. 18Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar." 19Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum ( kej 21: 16-19)
* Membiarkan Hagar berangkat bersama anaknya tanpa di diawasi dan dilindungi oleh Abraham ke suatu tempat yang jauh , menunjukkan bahwa Abraham adalah manusia biasa yang tidak pantas menjadi pemimpin segala bangsa karena dia tidak memiliki sifat arif bijaksana , adil dan penuh kasih terhadap keturunanya sendiri. Setelah itu Bible tidak lagi menerangkan bahwa Abraham dan Ismael pernah ketemu, kecuali terakhir pada saat kematian Abraham (kej 25:9)., yang berarti Ismael jauh lebih luhur budi pekertinya dari Bapaknya sendri.
* Penjelasan Bible diatas menggambarkan adanya beberapa keanehan dan kontradiksi yang tidak dapat diterima oleh akal-budi.
8. Tamu Abraham dibawah pohon Tarbantin
Ketika 2 malaikat dan Tuhan datang menampakkan diri dibawah pohon tarbantin di dekat kemah Abraham, lalu Abraham menyuruh istrinya Sara menyiapkan hidangan untuk para tamunya. Kemudian malaikat, Tuhan berserta Abraham makan bersama (kej 18:8).
Menurut logika, tidak mungkin Malaikat dan Tuhan ikut menikmati makanan yang dihidangkan oleh Abraham tersebut.
9. Ketika ketawa Sara diketahui Allah
Pada saat Abraham bersama Malaikat dan Tuhan berbincang-bincang dibawah pohon Tarbantin tersebut, Tuhan menyampaikan berita kepada Abraham bahwa Istrinya Sara akan melahirkan anak tahun depan. Sara mendengar pembicaran Tuhan dari dalam kemahnya sambil ketawa di dalam hatinya ;
“Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki (kej 18:10)."
Sara tidak yakin dengan berita tersebut sebab itu dia ketawa di dalam hatinya karena dia sudah tua, mati haid dan begitu juga dengan suaminya Abraham ;
“Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua? (kej 18:12)".
Tetapi Allah mendengar ketawa sara dan menyampaikannya kepada Abraham bahwa istrinya tertawa dan merasa tidak percaya akan dapat anak ;
“Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua (kej 18:13)?. Namun Sara menyangkal tuduhan Tuhan itu ; ” 15Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa! (kej 21:15)".
Ketika Sara “ ketawa” di dalam hatinya, mungkin saja perasaannya bercampur antara senang dan tidak percaya mendengar pembicaraan suaminya dengan para tamunya itu, namun ketika Sara menolak mengakui bahwa dia sedang tertawa, maka makna dari kata “tertawa “ berubah makna menjadi “ mentertawai” berita itu. Bukankah seharusnya Sara mengakhui saja bahwa dia sedang tertawa senang mendengar berita tersebut, namun kenapa Sara malah tidak mengakuinya?. Menurut logika, tertawa Sara itu merupakan lelucon yang tidak lucu.
10. Kepura-puraan dalam berkurban.
Setelah 3 hari menempuh perjalanan, sampailah Abraham dan Ishak di kaki gunung Moria dan perjalanan yang sebelumnya ditempuh dengan keledai akan dilanjutkan dengan perjalanan kaki ke atas gunung. Ketika sampai di tempat yang dituju, lalu Ishak bertanya kepada bapaknya Abraham ;
“7Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" 8Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.( kej 22:7-8)".
Sebenarnya yang akan dikurbankan oleh Abraham kepada Tuhan adalah benar-benar Ishak, tetapi Abraham tidak mau berterus terang kepada Ishak karena dari keterang ayat diatas menunjukkan bahwa Abraham sudah memprediksi bahwa nanti Tuhan akan menggantikan Ishak dengan anak domba. Ternyata prediksi Abraham tersebut benar-benar terbukti yaitu ketika Abraham sudah menyembelih Ishak, lalu berserulah malaikat Tuhan dari langit untuk mengganti Ishak dengan anak domba ;
“12Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." 13Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya (kej 22:12-13) “.
Dari keterangan Bible diatas terdapat suatu kontradiksi akal-budi. Pada satu pihak, Allah hendak menguji kesetiaan Abraham tetapi dipihak lain yaitu Abraham sudah mengetahui bahwa dia akan diuji dengan cara mengurbankan anaknya yang tunggal yakni Ishak. Dalam hal ini Abraham sudah mampu memprediksi hasil akhir dari ujian tersebut dan menyampaikan hasilnya kepada Ishak ; “ Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku”.
Dalam kejadian cerita Bible diatas menunjukkan bahwa Abraham sudah mengetahui hasil akhir dari drama uji kesetiaan itu. Abraham sudah mengetahui jalan pikiran Tuhan sebaliknya Tuhan tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Abraham. Artinya, Abraham mempunyai kemampuan membaca pikiran yang jauh lebih baik dari pada Tuhan sendiri, sehingga keterangan Bible ini mengandung kontradiksi yang tidak dapat diterima logika. Menurut akal –budi, mana mungkin Allah tidak mengetahui jalan pikiran Abraham dan tidak mungkin pula Abraham lebih tahu dengan jalan pikiran Allah dalam hal ujian yang akan dilaksanakannya itu. Sekiranya Abraham sudah memprediksi hasil akhir ujian kesetiaan tersebut, maka Abraham tentu akan melakukannya dengan kepura-puraan, tidak serius dan tidak ihklas, tetapi anehnya Allah masih percaya bahwa Abraham telah lulus dari ujian itu. Hal ini merupakan kontradiksi yang tidak dapat diterima akal-budi.
11. Pejamuan Agung
Menurut keterangan Bible , ketika Abraham kedatangan 3 orang tamu yaitu 2 orang malaikat dan satu lagi adalah Allah di depan kemahnya diibawah pohon tarbantin ( kej 18:1). Abraham menyuruh istri dan para pembantunya untuk menyiapkan makanan terbaik yang mereka miliki untuk dihidangkannya pada para tamunya dibawah pohon tarbantine itu. Sambil makan bersama Abraham dan para tamu itu berbincang-bincang, sementara Sara mendengar pembicaraan itu dari balik kemahnya. Beginilah keterangan Bible;
" Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!" 7Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya. 8Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan. (Kej 18:6-8)” .
Keterangan Bible yang menjelaskan bahwa para tamu Abraham yang datang adalah para Malaikat dan Tuhan , secara logika tidak mungkin ikut mencicipi makanan yang dihidangkan oleh Abraham, karena makhluk gaib seperti Malaikat tidak membutuhkan makananan apalagi Tuhan. Suatu cerita yang tidak bisa diterima akal sehat , dan kontradiksi dengan akal-budi manusia.
12. Keberkatan dan Kemuliaan yang hilang
Bible menerangkan pada kitab Kejadian 12:2 , bahwa Allah berjanji akan memuliakan dan memberkati Abraham sehinga namanya menjadi termasyhur bagi manusia di bumi ini ;
“ Aku akan membuat engkau (Abraham) menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat (Kej 12:2)” .
Namun janji Alah itu tidak terbukti hingga sekarang, karena orang-orang nasrani yang seharusnya melaksanakan perjanjian itu , ternyata tidak melakukannya samasekali. Kaum nasrani tidak melaksanakan pemberkatan dan tidak memuji Abraham sebagaimana mereka melakukannya kepada Yesus, bahkan dari beberapa keterangan Bible terdapat beberapa ayat yang menunjukkan bahwa Abraham tidak semulia yang di janjikan tuhan, seperti yang sudah dijelaskan diatas. Hal ini merupakan kontradiksi akal budi dan kontradiksi keterangan Bible sendiri. Ternyata yang memuliakan Ibrahim justru bukan berasal dari pengikuti Bible, mereka bukan pula pengikut ajaran Yahudi yang seharusnya melaksanakan keterangan Taurat yang sama isinya dengan Bible. Yang melaksanakan janji Allah di dalam Bible tersebut bukan dari kalangan umat nasrani atau Yahudi tetapi dari umat Islam yang diwajibkan oleh Allah untuk memberkati dan memuliakan Ibrahim sebanyak minimal 5 kali ucapan untuk Ibrahim dan 5 kali ucapan untuk keturunannya setiap harinya dan perintah tersebut terus ditunaikan hingga sekarang.
13. Perintah sunat yang terabaikan
Pada surat Kejadian 17:10-12 berbunyi ;
" 10Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; 11haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. 12Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu (kej 17:10-12)".
Ayat Bible diatas merupakan perintah Allah kepada Abraham dan seluruh keturunannya untuk melaksanakan "bersunat".
Keterangan Bible diatas diperkuat lagi oleh keterangan Bible di dalam kitan Perjanjian Baru "injil Matthew 5:9" mengatakan bahwa;
" Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam kerajaan surga. (Matthew 5: 19) ".
Namun keterangan Bible diatas tersebut, dibantahkan oleh ketentuan Bible yang lainnya yaitu;
" Sesungguhnya aku, Paulus, berkata kepadamu: Jikalau kamu menyunatkan dirimu , Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu (Galatian 5:2) ".
Jadi keterangan-keterangan bible diatas merupakan kontradiksi "antar ayat" yang tidak bisa diterima akal-budi
14. Penghancuran kota Sodom
Terdapat beberapa kontradiksi akal-budi dari keterangan Bible dalam menceritakan kisah penghancuran kota Sodom ;
- Bible menulis bahwa Allah belum mengetahui jumlah orang yang berbuat fasik di kota Sodom karena Allah baru mengetuhinya dari keluh kesah orang-orang disana (). Maka berangkatlah Allah ke kota Sodom untuh menyelidiki kebenaran berita itu ;
“Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya. 21Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya. (kej 18:20-21)".
Menurut logika akal-budi, tidak mungkin Allah harus turun ke kota Sodom hendak menyelidiki kebenaran keluh kesah tersebut dan tidak mungkin pula Allah tidak mengetahui orang-orang yang berbuat fasik.
15. Prilaku sex menyimpang Lut.
Ketika malaikat Tuhan yang tentunya berwajah elok rupa dan ganteng berkunjung ke rumah Lot, kaum lelaki di kota Sodom berbondong-bondong untuk menyaksikan tamu Lot dengan niat hendak melakukan perbuatan asusila kepada malaikat-malaikat tersebut ;
“Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu (Kej 19:4);
“ 5Mereka berseru kepada Lot: "Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka (Kej 19:4-5)”.
Lot keluar dari rumahnya untuk menghalangi niat jahat mereka terhadap tamunya itu. Lot bersedia menyerahkan 2 orang anak perawannya dengan cara baik-baik kepada mereka supaya mereka tidak melakukan perbuatan yang tercela itu ;
” 7dan ia berkata: "Saudara-saudaraku, janganlah kiranya berbuat jahat. 8Kamu tahu, aku mempunyai dua orang anak perempuan yang belum pernah dijamah laki-laki, baiklah mereka kubawa ke luar kepadamu; perbuatlah kepada mereka seperti yang kamu pandang baik; hanya jangan kamu apa-apakan orang-orang ini, sebab mereka memang datang untuk berlindung di dalam rumahku (kej 19:7)".
Namun kaum Lot lebih memilih tamu lelaki yang ganteng di rumah Lot itu dari pada anak perawan Lot yang dengan ihklas dia serahkan kepada mereka ;
“9Tetapi mereka berkata: "Enyahlah!" Lagi kata mereka: "Orang ini datang ke sini sebagai orang asing dan dia mau menjadi hakim atas kita! Sekarang kami akan menganiaya engkau lebih dari pada kedua orang itu! (kej 19:9)".
Karena malaikat Tuhan benar-benar telah membuktikan sendiri bahwa orang-orang di Sodom telah berbuat fasik semuanya, kecuali Lot dan keluarganya, maka Allah memerintahkan untuk menghancurkan kota Sodom yang terletak di lembah Yordan itu ;
“ 29Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot (kej 19:29)”.
Keluarga Lot selamat secuali Istrinya yang mati seperti tiang garam ;
“26Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam “ (kej 19:26)”.
Kemudian Lot pergi keluar kota Sodom menuju goa yang ada di pegunungan bersama 2 orang anak perawannya ;
“30Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya (kej 19:30)”.
Menetaplah Lot bersama 2 anak perempuannya di dalam Goa itu. Pada suatu hari , anak yang tua merasakan bahwa Bapaknya tentu ingin sekali mendapatkan keturunan tetapi semua lelaki di kota Sodom dan seluruh lembah Yordan sudah musnah, maka kedua anak Lot berencana tidur bersama Bapaknya supaya mendapatkan keturunana dari Bapaknya sendiri;
“31Kata kakaknya kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. 32Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita (kej 19:31-32)".
Kedua anak perempuan itu berhasil mewujudkan impiannya untuk tidur dengan Bapaknya secara bergiliran dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun;
“34Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." 35Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun (kej 19:33-35)”.
Kemudian kedua anak perempuan Lot tersebut hamil dan melahirkan anak-anakbagi keduanya ;
“36Lalu mengandunglah kedua ana;k Lot itu dari ayah mereka (kej 19:36)”.
Terdapat beberapa kejanggalan dan kontradiksi akal-budi dari keterangan Bible diatas antara lain ;
* Lot dan keluarganya merupakan manusia-manusia terpilih yang diselamatkan oleh Allah dari bencana penghacuran kota Sodom yang disebabkan karena kaumnya telah melakukan perbuatan terkutuk akibat prilaku sek yang menyimpang (homoseksual). Bahkan Lot bersedia menyerahkan putri-putrinya yang masih perawan untuk meluruskan prilaku sek kaumnya yang menyimpang tersebut. Tetapi Bible mengatakan bahwa Lot dan putrinya sendiri telah melakukan perbuatan sek yang lebih menyimpang lagi dari pada kaumnya di Sodom yaitu melakukan hubungan sek dengan anak kandungnya sendiri. Keterangan Bible tersebut merupakan kontradiksi yang tidak bisa diterima oleh akal-budi. Sekiranya Lot melakukannya secara tidak sadar, karena mabuk habis meminum anggur, maka tentu Allah akan memberinya peringatan dan menyelamatkannya dari bencana tersebut karena Allah sudah pernah menyelamatkan Lot dari bencana yang lebih besar lagi dari itu yaitu dengan mendatangkan malaikat ke rumahnya.
* Tidak mungkin seorang pria yang sedang tertidur nyenyak sanggup melakukan hubungan sek dengan seorang wanita walau bagaimanapun seksinya wanita itu, karena setiap laki-laki terlebih dahulu harus membangkitkan hasratnya agar terjadi ereksi untuk sanggup melakukan penetrasi, apalagi bagi orang setua Lot tentu membutuhkan tenaga ektra untuk melakukannya. Lagipula menurut keterangan Bible pada kej 19:33 , Lot tidak mengetahui kalau anaknya tidur dekatnya;
“dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun (kej 19:33) ”.
Namun selanjutnya, Bible menerangkan bahwa kedua anak gadisnya itu menjadi hamil dan melahirkan anak dan sekaligus cucu dari Lot ;
“36Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka (kej 19:36)”.
Hal ini merupakan suatu kontradiksi dari Bible yang tidak bisa diterima oleh akal-budi maupun oleh keterangan ayat Bible yang lainnya.
* Lot tidak mungkin sudi bermabuk-mabukan bersama anaknya. Setelah anaknya memberi Bapaknya minuman anggur, tidak ada keterangan dalam Bible yang menjelaskan bahwa Lot menjadi mabuk dengan minuman anggur yang diberikan oleh anaknya itu, yang terjadi kemudian adalah dia tertidur dan tidak mengetahui kalau anaknya tidur bersamanya;
“ dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun(kej 19:33)”.
Tetapi kenapa Bible mengatakan bahwa ; “36Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka (kej 19:36)”. Ini merupakan kontradiksi dari keterangan Bible yang tidak dapat diterima oleh akal-budi , tetapi bisa saja ini merupakan sekedar cerita iseng dari penulis Bible yaitu penulis bangsa Yahudi, sehingga menambah urutan daftar kepalsuan Bible.
VII. Kebenaran Informasi yang tidak detil dari Al Qur’an
Informasi yang disampaikan oleh Al Qur’an tentang kisah Ibrahim tidak terperinci seperti halnya pada Bible. Tetapi setiap kata-kata dan kalimat yang dipaparkan di dalam Al Qur’an tidak ada yang dapat menimbulkan permasalahan atau kontradiksi baik diantara sesama keterangan di dalamnya maupun pertentangkan akal-budi.
Di dalam Al qur’an terdapat beberapa teguran kepada orang-orang yang memperdebatkan keberadaan Ibrahim terutama kepada golongan ahli kitab zaman dahulu yang berasal dari golongan bangsa Yahudi dan Nasrani. Orang Yahudi mengklaim bahwa Abraham adalah bapak bangsa-bangsa yang diperuntukkan bagi mereka untuk melahirkan keturunan terpilih bagi anak-anak bani Israel, namun orang-orang Nasrani walaupun meyakini keterangan Taurat dalam kitab Perjanjian Lama, tetapi mereka menyatakan bahwa Abraham adalah orang Nasrani. Al Qur’an menegur ke dua kelompok yang saling berseteru untuk merenungi lebih mendalam ;
“ Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir (3:65)?”
Al Qur’an juga menegur ke dua kelompok yang saling berseteru dalam hal membangga-banggakan Abraham hanya untuk keturunan mereka masing-masing, bahkan ahli kitab diantara mereka mengklaim bahwa Allah lah yang mempersembahkan Abraham untuk golongan mereka sesuai dengan keterangan yang tertulis dari Bible maupun Taurat. Allah menegur rasa kebanggaan mereka yang dapat menjurus kepada sikap yang tidak terpuji dan tidak benar;
“ ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakqub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih lalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan (2 :140)”.
Perdebatan antara kelompok Yahudi dan Nasrani tersebut sudah menjurus kepada kelakuan yang tidak baik yaitu saling menghujat , saling merendahkan dan yang paling tidak dirhedoi oleh Allah adalah kecurangan mereka dalam hal merubah-ubah ayat-ayat Allah yang pernah diberikan kepada mereka baik Taurat maupun Injil. Setelah itu mereka menyatakan bahwa agama merekalah yang benar , lalu mereka mempengaruhi semua bangsa untuk mengikuti agama mereka ;
“ Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik (2:135)".
Kemudian Al Qur’an menekankan kepada mereka bahwa Ibrahim itu bakanlah siapa-siapa, bukan golongan Yahudi atau Nasrani, tetapi yang terpenting adalah tidak ada unsur syirik di dalam pribadi Ibrahim dan dia termasuk orang yang paling patuh pada Tuhannya ;
“ Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik" (3:67) “.
Ketegasan Al Qur’an yang menyuruh setiap orang harus mengikuti agama Ibrahim , tertuang pada surat Ali Imraan ayat 95 ;
“ Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik (3:95)”.
Al qur’an menjelaskan bahwa Ibrahim bukan penganut dan pembawa agama Yahudi dan bukan pula pembawa agama Kristen (nasrani), Bahkan dari keterangan Bible tidak satupun ayat yang dengan jelas menyebutkan bahwa Abraham membawa misi ajaran Kristen. Justru keterangan Bible pada kitab Kejadian, yang lebih menghargai dan mengagungkan Ishak sebagai keturunan syah dari Abraham , sangat jelas terbaca. Sebaliknya terhadap Ismael, Bible menulis perlakuan yang tidak adil dibandingkan terhadap Ishak, seperti pada (kej 21:10) anak seorang budak yang harus diusir dari tempat Abraham, pada (Kej 22:2) Ishak sebagai anak tunggal, pada (Kej 22:2) sebagai anak tunggal yang dikasih, pada(kej 17:19) bukan anak yang terpilih dari keturunan Abraham, pada (kej 21:21) menjadi anak yang hidup menyendiri di padang gurun Paran.
Adalah suatu yang tidak dapat diterima dengan akal-budi manusia, kenapa kitab yang seharusnya sangat suci dan mengandung nilai-nilai keluhuran dan kebenaran namum memuat unsur-unsur yang sangat diskriminatif terhadap manusia dan keturunannya. Maka dari hati nurani manusia yang paling dalam bertanya, apakah Abraham sebagai seorang pemimpin spiritual dan seorang tokoh segala bangsa akan begitu tega memperlakukan anaknya sendiri secara diskriminatif ?, apakah Abraham dan Istrinya Sara sebagai suri teladan dari semua pemimpin bangsa-bangsa akan memberikan contoh untuk memulai perbedaan kasta dan martabat dalam hirarki keturunannya kemudian hari? Apakah Allah juga ikut andil dan mendukung sikap ketidakadilan dari Abraham tersebut? Apabila jawabannya tidak , maka yang salah adalah keterangan yang dilakukan oleh penulis Bible di dalam al KItab tersebut.
Sementara Al Qur’an tidak menggambarkan cerita Ibrahim secara utuh dan lengkap seperti yang dirinci pada Bible. Al Qur’an tidak menerangkan dimana dan kapan Ibrahim lahir dan meninggalnya, Al Qur’an tidak menyebutkan nama istri-istrinya juga asul usulnya, bahkan siapa nama anak Ibrahim yang dikurbankannyapun tidak disebutkan dalam Al Qur’an. Sehingga dengan minimnya keterangan itu, Al Qur’an tidak memberikan peluang kepada manusia untuk memperdebatkan dan mempertentangkannya. Sepertinya Al Qur’an sengaja memaparkan kisah Ibrahim secara sepotong-sepotong dan ditempatkan dalam surat-surat yang berbeda dalam Al Qur’an. Tetapi apabila dibaca secara keseluruhan , tidak satupun ayat-ayat itu yang menimbulkan kontradiksi satu sama lain, semua potongan cerita tersebut mempunyai makna dan pelajaran yang baik bagi yang membacanya karena ada unsur nasehat di dalam cerita itu yaitu untuk beriman dan taqwa hanya kepada Allah.
Al Qura’an tidak menyebutkan secara tegas nama anak Ibrahim yang di kurbankan, hal ini memberikan kesan bahwa Al Qur’an tidak mengutamakan dan tidak mementingkan nama orang yang dikurbankan, tetapi lebih mengedepankan nilai dari pengorbanan Ibrahim kepada Allah. Kita tidak dapat membayangkan bagaimana perasaan Ibrahim ketika dia diperintahkan untuk menyembelih anaknya sendiri, apakah ini benar-benar perintah dari Tuhan? Apakah ini suara iblis? Apakah Tuhan tidak main-main dengan perintahnya? Kenapa ujian itu harus dengan membunuh anaknya yang dia peroleh ketika dia sudah tua? Bukankah selama ini dia sering memberikan kurban yang sangat banyak dari domba, unta serta keledainya kapada Tuhan? Apakah kurban yang dia berikan selama ini masih belum cukup bagi Tuhan? Bagaimana kalau sekiranya anaknya tidak bersedia dikurbankan? Bagaimana dengan Istrinya, apakah dia percaya? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang berkecamuk di dalam dada apabila kita membayangkan diri kita sebagai Ibrahim.
Al Qur’anmenjelaskan bahwa, bukankah ujian yang diberikan Tuhan itu merupakan konsekwensi dari ucapan Ibrahim yang dulu pernah diikrarkannya kepada Tuhan ;
“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam (2:131)".
Kemudian Allah menagih janji Ibrahim untuk melaksanakan suatu perintah Tuhan ;
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu Ibrahim menunaikannya (2:124)”.
Dan ketika perintah itu disampaikan Allah kepada Ibrahim melalui mimpinya, Ibrahim tidak lantas membawa anaknya untuk disembelih, namun mendiskusikannya terlebih dahulu ;
“ Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar (37:102)".
Al qur’an menerangkan bahwa ujian yang dilaksanakan oleh Ibrahim benar-benar sebuah ujian yang sesungguhnya, bukan sebuah trik yang sudah diskenariokan sebelumnya dan Ibrahim melaksanakannya untuk satu tujuan yakni penyerahan diri yang tulus dalam melaksanakan perintah Allah ;
“sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu", sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik (37:105)”.
“ Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (37:106)”.
Al Qur’an tidak menjelaskan siapa anak Ibrahim yang dia kurbankan, berapa umur anak itu ketika dikurbankan, apakah Ishak dan Ismael sama-sama sudah lahir ketika itu atau belum, dan jika keduanya sudah ada bagaimanakah pertimbangan Ibrahim mengambil salah satu anaknya untuk dikurbankan, dan dimana Ibrahim melaksanakan perintah kurban itu. Karena AL Qur’an tidak menjelaskan dengan detil , maka Al Qur’an tidak memberi peluang kepada manusia untuk mempersoalkannya dan berdebat. Al Qur’an hanya memberikan tanda-tanda terhadap siapa yang dikurbankan Ibrahim, tugas manusialah untuk menyelidikinya. Al Qur’an tidak melarang dan tidak pula menganjurkan kepada siapapun untuk menyelidiki kejadian tersebut karena makna utama dari pelaksanaan kurban itu adalah unsur ketaqwaan Ibrahim.
Mengenai siapa yang dikurbankan oleh Ibrahim, Al Qur’an hanya memberikan sedikit petunjuk penting yaitu, ketika itu anaknya sudah sanggup bekerja atau dapat membantu pekerjaan Bapaknya ;
“ Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,(37:102)”.
Seseorang boleh memprediksikan kalau seorang anak laki-laki dapat membantu Bapaknya bekerja setelah berumur 8 hingga 16 tahun, tetapi anak itu tentu belum beristri atau belum dewasa karena anak itu masih dibawah Kontrol Bapaknya. Kemudian Al Qur’an memberi petunjuk tambahan bahwa anaknya itu sudah dapat berdiskusi dengan Bapaknya kemudian dapat mengambil suatu keputusan yang terbaik menurut pertimbangan logika, hati nuraninya dan demi keimanannya pada Allah;
"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar (37:102)”.
Maka mungkin saja anak itu berumur antara 12 sampai 18 tahun. Sekiranya Ishak sudah lahir ketika itu, maka tentu saja Ishak harus juga sudah berumur sekitar 12 sampai 18 tahun, sedangkan Ismael akan berumur lebih tua lagi dari Ishak atau mungkin juga Ismael sudah mempunyai istri. Sekiranya waktu Itu Ismael sudah matang, dewasa atau sudah beristri, maka keterangan ayat 37:102 tersebut tidak beraku bagi Ismael. Persoalan akan muncul apabila umur Ismael dan Ishak tidak berbeda jauh (misalnya 2-4 tahun), karena akan muncul masaalah bagi Ibrahim bagaimana menjatuhkan pilihan diantara kedua putranya itu. Sebaliknya jika selisih umur Ismail dengan Ishak terpaut 13 hingga 15 tahun atau Ishak belum lahir , maka keterangan ayat 37:102 tersebut tidak berlaku kepada Ishak karena ketika itu umur Ishak berkisar antara 2-3 tahun dimana dia masih belum bisa diajak berdiskusi oleh bapaknya dalam mengambil keputusan yang sangat rumit tersebut.
Al Qur’an tidak menggunakan kata “tunggal”, tidak menyebut “nama” dan tidak pula memberikan kata “yang engkau kasihi” dalam peristiwa kurban Ibrahim terhadap anaknya, sehingga kita dapat menilai bahwa keterangan Al Qur’an tidak mengandung unsur-unsur diskriminatif, perbedaan ras dan martabat, unsur ketidak adilan ataupun unsur perbedaan kasih sayang Bapak kepada anak-anaknya.
Al Qur’an menggambarkan pribadi Ibrahim sebagai sosok manusia tanpa cacat sedikitpun. Kepribadian Ibrahim yang di paparkan didalam Al Qur’an , semuanya adalah sifat yang terbaik yang dimiliki oleh manusia, sehingga tidak memberi peluang kepada siapapun untuk mencela pribadi Ibrahim. AL Qur’an menyampaikan bahwa Ibrahim adalah manusia terpilih dari Allah sehingga dia tidak akan melakukan perbuatan yang tercela baik dihadapan Allah maupun dari penilaian manusia;
“ Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing) (3:33) “,
Al Qur’an menjelaskan bahwa Allah mengangkat dan memutuskan Ibrahim sebagai pemimpin bagi seluruh umat manusia, tetapi kemudian Ibrahim bermohon kepada Allah, agar anak keturunannya dijadikan pula sebagai pemimpin dunia. Kemudian Allah mengabulkan permohonan Ibrahim tetapi perjanjian itu tidak berlaku terhadap keturunannya yang berbuat kejahatan. Al Qur’an tidak pernah mencantumkan adanya pergantian nama Ibrahim baik sebelum maupun sesudah menjadi pemimpin atau mendapat keturunan ;
“ Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim (2:104) “
Jika di dalam Bible terlihat adanya perlakuan yang tidak adil dari Abraham, Sara dan Tuhan terhadap anaknya yang lain yaitu Ismael dan ibunya Hagar, maka di dalam Al Qur’an akan terdapat keterangan yang kontradiksi dengan Bible. Al Qur’an mewajibkan kepada seluruh manusia baik Yahudi, Nasrani maupun Islam untuk memperlakukan seluruh keturunan Ibrahim tanpa membeda-bedakannya sedikitpun;
“ Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, 'Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri (3:84)".
Keterangan ayat diatas merupakan suatu sikap dan tuntunan Al Qur’an terhadap persamaan hak seluruh umat manusia tanpa membeda-bedakan martabat, ras dan asal-usulnya.
Al Qur’an tidak pernah menceritakan tentang konflik yang terjadi di dalam rumah tangga Ibrahim yaitu hubungan yang tidak harmonis antara Sara dengan Hagar yang menyebabkan Hagar dan Ismail terusir dari tempat Ibrahim. Di dalam bible tertulis bahwa kepergian Hagar bersama Ismael yang tidak diharapkan oleh Abraham, ternyata di dukung sepenuhnya oleh kehendak Allah (kej 21:12). Namun di dalam Al Quran tidak ada cerita yang mengandung kisah seperti Bible tersebut, karena Al Qur’an sudah menggambarkan sosok Ibrahim sebagai seorang manusia sangat peka perasaannya, dia sangat penyantun dan suka memberi apa yang dia miliki karena sifat pengiba, Ibrahim akan selalu berdoa dan kembali ke jalan Allah ;
“ Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi pengiba dan suka kembali kepada Allah (11:75) “.
Al Qur’an tidak menceritakan dengan rinci dan lengkap tentang perjalanan Ibrahim, dia berasal dari daerah mana dan hendak ketempat mana?. Namun dari beberapa ayat yang terdapat di dalam Al Qur’an menunjukan bahwa Ibrahim berangkat dari kampung halamannya sebagai orang yang terusir, orang buangan , orang yang kalah atau orang yang tidak diterima oleh kaum dan penguasa disana akibat suatu perseteruan yang terjadi diantara Ibrahim dengan mereka. Akhirnya Ibrahim pergi mengungsi dari kampung halamannya ke suatu tempat yang jauh.
AL Qur’an menjelaskan bahwa perseteruan antara Ibrahim dengan kaum dan penguasa di negrinya itu dimulai dari usaha Ibrahim menyeru kaumnya agar meninggalkan ritual pemujaan dan penyembahan berhala. Ibrahim beralasan bahwa ritual pemujaan berhala-berhala itu tidak memberikan mamfaat dan merupakan kebodohan sehingga Ibrahim memberikan alternative pemujaan dan sembahan lain yang lebih logis dan bermamafaat bagi mereka yaitu Allah ;
“ Ibrahim berkata: "Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) memberi mudarat kepada kamu? (21:66) ".
Tetapi semua kaum dan pemimpin negrinya tidak mendengarkan ajakan Ibrahim, sampai akhirnya Ibrahim mengambil keputusan untuk menghancurkan sesembahan mereka. Tindakan Ibrahim yang sudah keterlaluan tersebut, menjadikan seluruh rakyat sangat marah, sehingga dalam suatu persidangan terbuka yang dipimpin oleh penguasa setempat, Ibrahim dijatuhi hukuman mati dengan cara dibakar hidup-hidup;
“Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: "Bunuhlah atau bakarlah dia (29:24)".
Maka bersorak sorailah seluruh rakyat menyambut gembira keputusan mahkamah itu, lalu semua orang mengumpulkan kayu bakar. Dewasa, anak-anak, bapak-bapak, dan Ibu-ibu bersama-sama menyumbangkan kayu bakar lalu dikumpulkan di depan alun-alun. Mereka mendirikan bangunan tinggi untuk mengantungkan lalu melemparkan tubuh Ibrahim kedalam api yang menyala-nyala ;
“ Mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu (37:97)".
Api sudah dinyalakan sementara Ibrahim terikat tali dan digantung pada tiang yang tinggi. Ibrahim mulai dijilati lidah api yang menyala-nyala, tidak ada orang yang kasihan melihat Ibrahim termasuk Bapaknya Aazar. Ketika tubuhnya jatuh ke pusat api yang terpanas, Ibrahim tidak merasakan panasnya api, sebaliknya dia merasa kedinginan. Semua tali temali yang mengikat tubuhnya sudah ludes dimakan api dan begitu juga dengan pakaian yang menutupi tubuhnya, tetapi tubuh Ibrahim masih utuh seperti tidak tersentuh api. Disaat-saat genting Allah menunjukkan kekuasaanNYA, api yang panas disuruh dingin dan tidak mampu menyentuh tubuh Ibrahim sejengkalpun juga ;
“ Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim (21:69)".
Ibrahim selamat , kemudian pergilah dia keluar dari negrinya menuju suatu tempat yang dia yakin Allah akan melindunginya dalam perjalanan nanti. Ibrahim memutuskan berpisah dari kaum dan negrinya yang dia cintai selama ini, dia merasa sedih dengan kebodohan mereka. Bukan hukuman keji itu yang disesali oleh Ibrahim namun keselamatan bangsanya dari hukuman Allah yang dia takutkan. Tetapi Allah sudah menentukan nasib kaumnya, Allah telah mengatakan bahwa orang-orang zalim itu akan mendapat kehinaan di dunia dan di Akhirat;
“ Mereka hendak melakukan tipu muslihat kepadanya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina (37:98) ”.
“ mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi (21:70)”.
Bertambah sedih hati Ibrahim ketika Bapaknya Aazar tidak mau ikut bersamanya, padahal Ibrahim sudah pernah menasehatinya, agar meninggalkan pemujaan berhala itu. Ibrahim sudah berusaha menyelamatkan dengan menasehati Bapaknya, namun pikiran dan hati Bapaknya sudah tertutup rapat, bahkan Ibrahim diancam hendak dihukum atau diusirnya jika masih memberi nasehat ;
“ Berkata bapaknya: "Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama (19:46) ".
Tetapi Ibrahim merasa tetap menyayangi Bapaknya, sehingga dia memanjatkan doa kepada Allah untuk keselatan Bapaknya ;
“ Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku (19:47)”.
“ Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah (60:4) ".
Kemudian Ibrahim menyadari bahwa Bapaknya Aazar adalah musuh Allah maka Ibrahim tidak harus merasa menyesal dan sedih dengan perpisahan itu ;
“ Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun (9:114) “.
Al Qur’an tidak merinci berapa orang dan siapa-siapa saja yang ikut dengan Ibrahim dan tidak ada keterangan tentang arah mana tujuan Ibrahim berangkat (utara, selatan, timur atau barat). Namun dari beberapa ayat dalam Al Qur’an terdapat petunjuk bahwa Ibrahim berangkat bersama Lut dan beberapa orang yang percaya dengan ajaran Ibrahim ;
“ Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Lut ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. (21:71) “.
“ Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah (60:4)".
“ Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku (37:99)”.
Dari keterangan ayat 60:4 ; “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia”, merupakan petunjuk bahwa terdapat beberapa orang yang mengikuti ajaran Ibrahim selain dari pada Lut. Kemungkinan besar mereka adalah keluarga dari raja yang berkuasa atau pihak yang berpengaruh di dalam kerajaan tersebut, sehingga karena kuatir wibawanya jatuh maka raja itu membiarkan Ibrahim berangkat tanpa diganggu.
Al Qur’an tidak menjelaskan dengan rinci apakah ketika Ibrahim berangkat , dia sudah beristri, berapa istrinya dan al Qur’an tidak menerangkan berapa umur Ibrahim waktu itu. Juga tidak ada penjelasan di dalam AL Qur’an , apakah Ibrahim langsung menuju tempat yang di tunjuki Allah, atau bermukim sambil berpindah-pindah dan berdakwah kepada siapa saja yang ditemuinya dalam perjalannya.
Al Qur’an hanya menjelaskan bahwa Ibrahim sudah memasuki daerah yang aman dan diberkahi oleh Allah yaitu di Baitullah ;
“ Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (22:26) ”.
Al Qur’an menerangkan bahwa Baitullah adalah sebuah rumah Ibadah pertama yang pernah didirikan oleh manusia, bertempat di Mekkah. Di dalam Baitullah tersebut terdapat sebuah batu yang dinamai Asjar Aswad. Konon batu itu tidak mungkin ada di padang gurun itu sebelumnya dan diduga batu itu bukan berasal dari bumi ;
“ Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (3:96)”.
Jadi Ibrahim bukan manusia yang mula-mula mendirikan dan menemukan Baitullah , karena tempat itu sudah ada sebelumnya. Menurut keterangan Al Qur’an, ketika Ibrahim menemukan tempat itu, disana masih gersang dan tentu saja tidak ada makanan dan air.
Ibrahim menetap beberapa lama disana untuk membersihkan tempat itu. Al Qur’an menerangkan bahwa Ibrahim meninggalkan salah satu keluarganya , anak- Istrinya atau keturunannya di tempat yang dijanjikan aman oleh Allah tersebut, lalu memanjatkan doa agar tempat tersebut diberkahi dan diberi Rezki ;
“ Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur (14:37) “.
AL Qur’an juga menjelaskan bahwa terdapat bukti nyata kalau Ibrahim pernah membangun kembali Baitullah tersebut. Bukti atau tandanya adalah sebuah Makam dari batu yang di tengahnya berbekas telapak 2 kaki Ibrahim. Bekas telapak kaki itu berukuran panjang 22 cm, lebar 11 cm dan dalamnya 10cm. makam itu merupakan bukti sejarah dari keberadaan Ibrahim di Baitullah Mekah ;
“ Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia (3:96);”
Al Qur’an tidak menyebut siapa nama keturunan Ibrahim yang ditinggalkan di Baitullah tersebut, namun berdasarkan kronologi kisah diatas, maka kita dapat memprediksi bahwa yang ditinggalkannya adalah anaknya yang pertama yaitu Ismail beserta ibunya. Dari keterangan ayat 14:37 tersebut dapat pula diketahui bahwa Ibrahim sudah mempunyai istri selain yang dia tinggalkan di Baitullah.
Al Qur’an tidak menjelaskan kemana tujuan Ibrahim setelah meninggalkan Baitullah tersebut. Tetapi dapat diduga bahwa Ibrahim adalah seorang pendakwah yang selalu berpindah-pindah dalam menyampaikan misi ajaran agamanya , lalu dia mendirikan tempat peribadatan sebagai sarana berkumpul dan berdakwah di mana-mana. Tempat-tempat ibadah yang pernah dibangun Ibrahim tersebut tentu sudah tidak dapat dilihat bekasnya karena hacur dimakan zaman kecuali yang terdapat di Baitulah Mekah tersebut.
Walaupun Al Qur’an tidak menjelaskan arah tujuan Ibrahim berangkat keluar Baitullah, namun kita dapat memprediksi bahwa Ibrahim berjalan menyusuri daerah pantai menuju arah barat yaitu ke daerah Israel atau Palestina sekarang dan berkemungkinan besar Ibrahim melanjutkan perjalanannya bersama Lut dan orang-orang dari negrinya dan bersama orang-orang yang ditemuinya dalam perjalanan. Tidak dijelaskan berapa lama Ibrahim meninggalkan Baitullah dan menetap di daerah Palestina. Tentu saja Ibrahim sudah menjadi orang yang disegani di daerah Palestina karena pengaruh agama dan ajaran yang ia bawa bersama pengikutnya, kepemimpinannya dan tentu saja karena kekayaannya yang sudah dilimpahkan Allah kepadanya berupa perternakan yang sangat banyak.
Kemudian Al Qur’an menceritakan saat-saat ketika Ibrahim didatangi beberapa malaikat yang hendak menyampaikan bahwa Ibrahim akan memperoleh anak lagi dari istrinya yang ikut bersamanya di Palestina itu dan juga tentang berita akan dihancurkannya kota dimana Lut berada. Kemungkinan Lut dan Ibrahim berada pada tempat yang terpisah cukup jauh namun masih bisa berhubungan lewat informasi dari para musyafir.
Ketika beberapa malaikat berupa manusia pria datang ketempat Ibrahim sebagai tamu, lalu Ibrahim pergi kebelakang menemui Istrinya untuk menyiapkan hidangan berupa makanan dari daging bakar anak sapi yang gemuk , lalu dihidangkan di hadapan para tamu itu dan Ibrahim mempersilahkan kepada tamunya untuk makan ;
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan?24 (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaaman", Ibrahim menjawab: "Salaamun" (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. 25 Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), 26 lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: "Silakan kamu makan (51:24-27) “.
Tetapi tamu-tamu itu tidak mau makan dan tidak mau pula menjamah makanan yang dihidangkan tersebut. Perasaan Ibrhim menjadi tidak enak dan dia merasa kuatir dengan tamunya itu ;
“ (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut," dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).(51:28)
Kata-kata malaikat tersebut tenyata terdengar oleh istri Ibrahim dari balik tirai. Al Qur’an menerangkan beberapa ungkapan kegembiraan yang alami oleh istri Ibrahim antara lain ; tersenyum bahagia , tercengang, memekik sambil menepuk pipinya lalu menemui para tamu-tamu itu ;
“ Dan istrinya berdiri (di balik tirai) lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir putranya) Yakub. 11:71
“ Kemudian istrinya datang memekik (tercengang) lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul (51: 29) ”.
“ Istrinya berkata: "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh (11:72) ”.
Tetapi para tamu mengatakan;
“ Mereka menjawab: "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah kamu termasuk orang-orang yang berputus asa (15:55) “.
Tetapi Ibrahim orang adalah orang yang sabar dan tidak berputus asa , lalu Ibrahim menjawab ;
“ Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat (15:56) ".
Dari cerita Al Qur’an diatas, terdapat beberapa hal menarik apabila dibandingkan dengan yang diceritakan oleh Bible tentang ungkapan perasaan istri Ibrahim. Pada Bible tertulis bahwa Sara tertawa dari baik kemahnya mendengar berita akan mendapat anak tersebut dan ketika Tuhan mengatakan bahwa Sara tertawa , dia menyangkalnya ;
“ 9Lalu kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah." 10Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya (kej 18:9-10) “.
“ 15Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa! (kej 18:15)".
Sebalikya di dalam Al Qur’an menjelaskan bahwa istri Ibrahim tersenyum dari balik tirai mendengar berita itu, kemudian dia mendatangi sendiri para tamu itu dengan rasa penasaran dan menyampaikan alasannya bahwa manamungkin dia akan bisa punya anak karena sudah tua dan suaminya juga sudah tua.
Al Qur’an mengatakan bahwa Istri Ibrahim mendengar dari balik Tirai, hal ini merupakan petunjuk kalau Ibrahim tinggal di dalam bangunan berupa rumah permanen, sebaliknya Bible mengatakan dari balik kemah yang menunjukkan bahwa mereka masih tinggal dalam kemah yang belum permanent atau sewaktu-waktu akan pindah, dimana suasana tersebut diperjelas oleh tempat Abraham ketika melayani para tamunya di luar kemah yaitu dibawah pohon Tarbantin.
Sekiranya pada zaman itu, peradaban manusia sudah mampu membuat bangunan permanen dari batu-bata dan tanah liat, tetapi kenapa Abraham masih menempati rumah dari kemah? Bukankah Abraham termasuk orang kaya di zamanya? Maka manakah yang lebih benar dari kedua cerita diatas? Jawabannya terdapat di dalam akal-budi dan hati nurani yang jujur dari orang yang mampu menganalisanya.
Setelah Ibrahim menerima dengan hati senang mengenai berita gembira tersebut, lalu Ibrahim dan para malaikat tersebut berbincang-bincang dalam urusan yang lain ;
Berkata (pula) Ibrahim: "Apakah urusanmu yang penting (selain itu), hai para utusan? (15:57)"
“ Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Lut), 32 agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah yang (keras), 33 yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas". 34 Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Lut itu. 35 Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. 36 Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (51: 31-37)”.
Al Qur’an tidak menyebut nama kota yang dimusnahkan tersebut, sedangkan Bible menyebutkan dengan nama Sodom di lembah Yordan. Al Qur’an hanya menyebut dengan tanda-tanda bahwa tanah di atas kota tersebut masih menjadi lalu lintas bagi umat manusia setelah itu ;
“ Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda 75. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia)76. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman ( 15:75-77) ”.
Ayat diatas menekankan bahwa yang paling utama dari kisah itu adalah pelajaran bagi orang-orang beriman sedangkan tempat kejadian, nama dan lokasinya bukan tujuan utama, sehingga generasi manusia berikutnya dapat mencari bukti-buktinya.
Al Qur’an tidak secara spesifik menyebut bahwa kaum Lut telah melakukan perbuatan terkutuk berupa homosekual yaitu hubungan sek yang menyimpang antara sesama jenis , namun dari beberapa ayat yang tertulis di dalam Al Qur’an dapat disimpulkan bahwa perbuatan sek menyimpang tersebut dilakukan bukan hanya secara sembunyi tetapi mereka lakukan di tempat umum dan terbuka ;
Al Qur’an menerangkan bahwa Lut adalah seorang nabi, jadi Lut termasuk seorang kesayangan Allah;
“ Maka Lut membenarkan (kenabian) nya (29:26)”.
" Sesungguhnya Lut benar-benar salah seorang rasul (37:133)".
Lut menghalangi kaumnya untuk tidak mempermalukan dia dihadapan tamu-tamunya;
“ Dan datanglah penduduk kota itu (ke rumah Luth) dengan gembira (karena) kedatangan tamu-tamu itu. Luth berkata, “Sesungguhnya mereka adalah tamu-tamu, maka janganlah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina. (15:67-69) ” .
“ Mereka berkata, “Dan bukankah kami telah melarangmu dari (melindungi) manusia?”
Luth berkata, “Inilah putri-putriku (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara halal).(15:70-71) ”.
Ayat diatas menerangkan bahwa kaum pria di kota itu beramai-ramai ke rumah Lut dengan gembira untuk menemui para tamu Lut yang elok rupa itu, namun Lut mengetahui maksud kedatangan kaumnya terhadap para tamunya. Lut mencegah niat mereka dari melakukan pelecehan terhadap tamu Lut yang ganteng-ganeng itu dengan kata-kata yaitu jangan memperbuat dia malu atas tamunya, tetapi mereka sudah nekad untuk menyerbu masuk. Lalu Lut menawarkan anak gadisnya untuk mereka kawini secara baik-baik. Kemudian diayat lainnya di dalam Al Qur’an memuat ;
Mereka menjawab, “Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki (11:79) ”.
Ayat diatas dengan jelas menunjukkan bahwa keinginan kaum Lut adalah untuk berhubungan intim dengan para tamu Lut yang sebetulnya adalah para Malaikat pria utusan Tuhan, sebaliknya mereka tidak berminat kepada wanita dari anak-anak Lut.
“ Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu. Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun, dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? (29:28-29)”
Keterangan ayat diatas menunjukkan bahwa perbuatan sek menyimpang itu belum pernah dilakukan secara terang-terangan di depan umum oleh umat manapun sebelumnya sehingga perbuatan ini merupakan perbuatan yang sangat melampaui batas , maka Allah berketetapan untuk memusnahkan biang penyakit tersebut hingga ke akar-akarnya. Apalagi setelah itu kaum Lut yang melampaui batas tersebut hendak menantang ancaman Allah;
“ Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar (29:29) ".
Maka berdoalah Lut kepada Allah agar Allah menyegerakan bencana itu, maka hukuman itu segera di laksanakan Allah ;
“ Lut berdoa: "Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu (29:30)” .
Setelah peristiwa kehancuran kota dimana Lut berada tersebut dan setelah kelahiran Ishak, Al Qur’an menerangkan bahwa hubungan Ibrahim dengan anaknya Ismail yang dia tinggalkan di Baitullah masih tetap berlanjut. Mungkin Ibrahim sering mengunjingi Ismail dan menetap beberapa lama di Baituillah. Hal ini ditunjukan oleh beberapa ayat ;
* Ketika Ibrahim dan Ismail bersama-sama membangun kembali Baitullah dengan cara meninggikannya;
“ Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (2:127)".
* Ketika Ibrahim dan Ismail sama-sama diperintahkan Allah untuk membersihkan dan merawat Baitulllah untuk digunakan oleh umatnya sebagai tempat beribadah dan memuja keagungan nama Allah ;
“ Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk dan yang sujud (2:125)".
* Setelah keberadaan anak-anaknya, Ibrahim berdoa di depan Baitullah ;
“ Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala (14:35)”.
* Dan Allah mengabulkan doa Ibrahim dan mengabadikan nama Ibrahim untuk di doakan dan diucapkan dengan ucapan “ selamat sejahtera kepada Ibrahim “. Semua umat mukmin harus mengucapkan kalimat shaalawat kepada Ibrahim sebanyak sekurang-kurangnya 5 kali ucpan untuk Ibrahim dan 5 kali ucapan untuk keturunannya , sebagai ucapan dalam Shalatnya setiap sehari.
“ Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim" (37:108) “.
* Doa Ibrahim yang terkenal untuk kemakmuran, keamanan Baitulah di kota mekkah adalah ;
“ Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian (2:126) ”.
* Untuk mewujudkan doa Ibrahim tersebut Allah memberikan kewajiban kepada seluruh kaum Mukmin untuk mengerjakan haji di Baitullah dengan cara yang sudah ditentukan;
“ Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (3:97)”.
Al Qur’an tidak menjelaskan kapan Ibrahim meninggal dan dimana dia dikuburkan serta berapa umurnya ketika meninggal. Namun hubungan Ibrahim dengan anaknya yang lain yaitu Ishak, terus berlanjut dengan sangat baik. Bahkan Ishak serta anak keturunannya terus melanjutkan dakwah agama Ibrahim seperti, Yakup, Sulaiman, Musa dan seterusnya ;
“ Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak, dan Yakub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi (19:49) “.
“ Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Yakub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masing Kami jadikan orang-orang yang saleh (21:72)”.
“ Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Yakub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi (38:45)”.
“ Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."( 2:133)
“ Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari takbir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (12:7)”.
Maka secara keseluruhan nabi Ibrahim dan seluruh keturunannya Ismail, Ishak, Yakup, Musa dan Isa adalah utusan Allah yang membawa misi yang sama yaitu membawa agama Tauhid untuk mengesakan Allah serta tidak menjadikan Tuhan lainnya sebagai Allah ;
“ Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya (2:136)”.
Al Qur’an menerangkan bahwa Ibrahim dan seluruh keturunannya membawa dan menganut agama Islam ;
“ Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam (2:132)"
H. KESIMPULAN
1. Dari kisah Ibrahim dan Abraham yang terdapat dalam kitab suci Al Qur’an dan Bible , terdapat banyak perbedaan-perbedaaan dan kontradiksi dari penggambaran tokoh-tokoh tersebut. Perbedaan tersebut meliputi ; sosok pribadi, ajaran dan agama yang diajarkan, kisah perjalanan, hubungannya dengan Tuhan serta kehidupan rumah tangganya. Maka perlu dipahami untuk dimengerti bahwa tokoh-tokoh yang di paparkan oleh kedua Al kitab tersebut bukanlah orang yang sama. Mungkin saja jalan ceritanya sama tetapi tokoh yang ditampilkan berbeda. Walaupun ada kemiripan kisah dari kedua Al Kitab tersebut tetapi perbedaan yang ditampilkan dari keduanya sangatlah mendasar sebagai suatu kitab suci , sehingga perbedaan tersebut akan membawa konsekwensi yang menyeluruh dari nilai-nilai kebenaran.
2. Apabila tokoh Ibrahim dan Abraham yang dipaparkan oleh kedua kitab tersebut merupakan orang yang sama, maka itupun tidak mungkin, karena dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut akan menyebabkan konsekwensi pilihan logis yaitu hanya satu yang yang benar. Sedangkan untuk memilih kitab mana yang paling benar maka diperlukan kajian yang lebih mendalam serta bukti-bukti yang sangat sahih, tetapi itu tidak mungkin dilakukan karena peristiwa itu sudah sangat lama berlalu.
3. Cara lain yang dapat dilakukan untuk menguji kebenaran cerita Ibraham dan Ibrahim dari masing-masing kitab adalah dengan pendekatan iman dan akal-budi. Namun keputusannya terserah kepada masing-masing individu yang meyakininya. Uji yang dapat dilakukan terhadap kedua Kitab Suci itu adalah uji kebohongan dan uji Kebenaran. Apabila salah satu dari kitab Suci tersebut terdapat banyak kebohongan-kebohongan serta kontradiksi-kontradiksi yang tidak selayaknya berada di dalam kitab suci, maka kitab tersebut tidak dapat dijadikan sebagai sebuah pedoman.
4. Walaupun Al Qur’an menyampaikan kisah Ibrahim tidak secara lengkap, tetapi semua keterangannya mengandung unsur kebenaran dan tidak ada satupun yang kontradiksi baik secara akal budi maupun diantara Al Qur’an itu sendiri. Sementara keterangan yang disampaikan oleh Al Qura’an tentang keberadaan makam Ibrahim, ketika membangun Baitullah, merupakan bukti sejarah yang tidak terbantahkan untuk membenarkan kisah Ibrahim di dalam Al Qur’an.
Ini tulisan yang super konyol,..membandingkan kitab yang sudah ada duluan dengan kitab yang menconteknya..hahahahaha...ulasan anda benar2 konyol...anda menyebutkan Abraham bukan keturunan Yahudi??hellloo ..anda tau keturunannya bangsa Yahudi itu adanya mulai tahun berapa sehingga anda mengatakan Abraham bukan keturunan bangsa Yahud??...mau mengarang boleh tapi yang pintar biar gak kelihatan anunya ...justru bangsa Yahudi itu yang keturunan Abraham...ini sama ceritanya konyolnya dengan kisah di Alquran yang menyebutkan miriam ibunya Isa memiliki saudara laki2 bernama Harun..konyol benar2 konyol...Muhammad berusaha menjiplak kitab orang Yahudi dan Nasrani tapi sayangnya dia kurang cerdas..
ReplyDelete