Thursday, 28 January 2010

BHAYANGKARA SEJATI SETIA DAN LOYAL“

BHAYANGKARA SEJATI SETIA DAN LOYAL

Komjen Pol Drs. Susno Duadji, SH. MH. MSC

Bab I : PENDAHULUAN

Rabu, tanggal 25 Nopember 2009 jam 20.43 WIB adalah waktu yang tidak mungkin kulupakan karena pada detik itu terukir kesan yang sangat mendalam dalam diri pribadiku, istri, anak, menantu, cucu dan sanak saudaraku. Sepanjang sejarah berkarir di Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang telah kulalui selama 32 tahun dengan penuh suka dan duka.

Malam itu aku baru pulang dari kantor sekitar jam 20.15 WIB kemudian mandi, sholat Isya’, lalu makan malam, tanpa kuduga TvOne menyiarkan press release Kadiv Humas Polri IRJEN POL Drs. NANAN SUKARNA yang mengumumkan mutasi di lingkungan Polri yang terdiri dari 35 orang Perwira Tinggi dan Perwira Menengah. Kaget bercampur dengan berbagai pertanyaan karena namaku ada pada urutan pertama : KOMISARIS JENDERAL POLISI Drs. SUSNO DUADJI, SH, MH, Msc. (SD) Jabatan Semula Kabareskim Polri, Jabatan baru Perwira Tinggi Pada Mabes Polri, tanpa ada keterangan lain. Ini artinya sama dengan Non Job. Kaget karena saya tidak pernah sama sekali diberi tahu sebelumnya, penuh tanda tanya karena tanpa harus diumumkan dengan press release sebab sudah berkali-kali mutasi diadakan tidak pernah diumumkan seperti ini.

Mutasi seperti ini adalah mutasi bersifat demosi yang dijatuhkan berupa hukuman terhadap Perwira yang sebelumnya dilakukan pemeriksaan, pembelaan, dan penjatuhan hukuman. Terhadap diriku sama sekali proses ini tidak pernah dilakukan, dan saya siap untuk melaksanakan dengan ikhlas dan tidak akan pernah mempertanyakan mengapa dan akan dikemanakan diriku.

Bhayangkara sejati akan tetap : patuh, taat, loyal, setia, jujur dan bertanggung jawab serta tidak kenal mengeluh.

Mimpi buruk ini sebenarnya sudah ada pertanda yaitu sejak dibentuknya Tim Pencari Fakta tentang dugaan rekayasa kasus CHANDRA HAMZAH (CH) dan BIBIT SAMAT RIYANTO (BSR), Pimpinan KPK Non Aktif. Hari Pertama Tim 8 bekerja, belum mengadakan pemeriksaan pada siapapun juga, telah mengeluarkan rekomendasi yang lebih tepat disebut dengan ‘pemaksaan’ kepada Kapolri untuk : membebaskan CH dan BSR, menangkap ANGGODO dan menonaktifkan SD. Di antara tiga rekomendasi ini ternyata Kapolri sangat sulit untuk melaksanakan rekomendasi menonaktifkan SD karena tidak ada alasan yang tepat untuk melakukan hal itu. Sebab Komjen SD tidak dilibatkan dalam penyidikan pimpinan KPK non aktif CH dan BSR, sehingga bagaimana mungkin orang yang tidak dilibatkan harus memikul tanggung jawab Penyidikan, karena Penyidikan langsung di-handle oleh Kapolri dan melaporkan hasilnya kepada Presiden RI.

Bahwa terkait dengan issue/rumor yang dituduhkan kepada SD adalah : Melontarkan istilah cicak – buaya, Membantu untuk mencairkan dana BUDI SAMPOERNA di Bank Century dengan imbalan Rp. 10 Milyar, Merekayasa Kasus CH dan BSR, Berbicara di TV tanpa Ijin Kapolri, dan Pemanggilan Wartawan. Issue ini akan dijelaskan pada Bab II.

Catatan ini bukanlah dimaksudkan sebagai keluhan, namun dibuat sebagai share pengalaman untuk bhayangkara-bhayangkara yang lain sehingga mereka kelak akan menjadi bhayangkara sejati, pemimpin yang bijak dan bertanggung jawab serta berani, tidak mengorbankan bawahan untuk kelestarian jabatan dan apabila menjadi seorang bawahan akan menjadi bawahan yang setia, loyal, jujur, dan ikhlas.[1]

Bab II: ISSUE/RUMOR YANG DITUDUHKAN KEPADA SUSNO

1. Isu Cicak Buaya

Berawal dari wawancara saya dengan Wartawan terkait dengan pertanyaan bagaimana bisa tahu bahwa HP-nya disadap dan seberapa jauh perbedaan kemampuan alat sadap Polri dengan KPK. Menjawab pertanyaan ini saya mengambil perumpamaan hewan yang kebetulan di akurium ada seekor Cicak maka hewan sejenis yang lebih besar dari Cicak adalah Tokek atau Buaya dengan Cicak tetapi perbandingan alat sadap Polri dengan KPK seperti Tokek/Buaya dengan Cicak tetapi perbandingan kewenangan dan kekuasaan justru berbanding terbalik, Cicak adalah Polri dan Tokek/Buaya adalah KPK, karena KPK diberi kewenangan dan kekuasaan lebih besar daripada Polri. [Kisah Cicak vs Buaya]

2. Isu Menerima Rp 10 M

Isu ini berasal dari adanya penyadapan illegal oleh suatu institusi terhadap HP saya dan pejabat Mabes Polri lainnya. Penyadapan ini telah saya informasikan kepada Pimpinan Polri dalam suatu rapat staf pada bulan Desember 2008 yang lalu dan untuk mengetahui siapa dan apa tujuan penyadapan maka saya bersama beberapa orang mengadakan upaya untuk mengetahui dengan cara suatu skenario pembicaraan pertelepon yang dilakukan dengan beberapa orang termasuk Pengacara BUDI SAMPOERNA yaitu Saudara LUCAS.

Untuk memberikan klarifikasi hal ini saya telah dua kali datang ke KPK bertemu Pimpinan KPK untuk minta disidik dan klarifikasi, namun Pimpinan KPK tidak bisa melakukan karena tidak cukup bukti untuk disidik. Irwasum dan Propam Polri telah melakukan pemeriksaan terkait dengan laporan LSM MAKI dan Pengacara BSR dan CMH hasilnya dituangkan dalam Surat Kapolri No. Pol.: R/2647/X/2009/Itwasum tanggal 8 Oktober 2009 yang menyatakan tidak terbukti. Perlu diketahui Lembaga Irwasum dan Propam di lingkungan Polri sangat kredibel, kita dapat lihat kasus beberapa Jenderal Polri yang pernah diperiksa dan dijatuhkan sanksi pidana mohon tidak mengecilkan kredibilitas dari lembaga Irwasum Polri.

3. Isu Membantu Pencairan Dana Budi Sampoerna

Terkait dengan Surat saya No. Pol.: R/217/IV/2009/Bareskim tanggal 7 April 2009 dan Surat No. Pol.: R/240/IV/2009/Bareskim tanggal 17 April 2009 yang ditujukan kepada Direksi Bank Century, dan untuk diketahui bahwa Surat tersebut bukanlah inisiatif saya melainkan atas permintaan dari Direksi Bank Century.

Surat tersebut bukanlah surat perintah pencairan dana atau permintaan bantuan untuk pencairan dana melainkan hanya surat keterangan klarifikasi yang menyatakan bahwa dana sebesar USD 18 juta milik BUDI SAMPOERNA yang semula diduga bodong ternyata dana tersebut setelah dilakukan penelitian bersama oleh Tim yang melibatkan beberapa instansi, ternyata benar-benar ada hanya dana tersebut dicairkan/diambil oleh Saudari DEWI TANTULAR tanpa seizin pemiliknya. Hal ini sudah diklarifikasi dengan Surat Kapolri No. Pol.: R/2647/X/2009/Itwasum tanggal 8 Oktober 2009 bahwa apa yang saya lakukan benar masih dalam lingkup kewenangannya.

4. Isu Bepergian Ke Singapura

Terkait dengan hal ini perlu diketahui bahwa Saudara ANGGORO WIDJOJO statusnya di kepolisian bukanlah Tersangka melainkan Saksi Korban yang keterangannya sangat dibutuhkan. Status Tersangka oleh pihak KPK dilakukan secara mendadak hampir satu tahun setelah yang bersangkutan berpergian ke luar negeri dan pihak Kepolisian melakukan Penyelidikan terhadap pimpinan KPK, dan pemberitahuan dari KPK kepada pihak Polri tidak pernah ada.

Kepergian saya ke Singapore menemui Saudara ANGGORO atas sepengetahuan dan perintah dari Kapolri, bukanlah perjalanan liar melainkan dinas atas biaya negara yang tujuannya untuk mempertemukan Penyidik dengan Saudara ANGGORO. Apa hasil penyidikannya saya tidak tahu dan tidak harus perlu tahu karena bukan tanggung jawab saya, setelah bertemu dengan Tim Penydik, saya langsung pulang ke Jakarta.

Jika sebagian pihak ada yang menyayangkan mengapa Saudara ANGGORO tidak ditangkap di Singapore, sebenarnya untuk pertanyaan ini kita sudah tahu semua jawabannya sebab tidak mungkin Polisi Indonesia melakukan penangkapan di negara lain tanpa sepengetahuan dari aparat yang berwenang setempat, apalagi sementara Indonesia dan Singapore sampai dengan saat ini tidak ada perjanjian ekstradisi, sehingga banyak sekali buronan Indonesia bersembunyi di Singapore dan Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa.

5. Isu Melahirkan Rekayasa Kasus Pimpinan KPK Terkait Dengan Rekaman yang Diperdengarkan kepada Publik Oleh Mahkamah Konstitusi

Isu ini adalah fitnah yang keji yang bertujuan untuk membunuh karakter saya karena dari transkip pembicaraan tersebut kalau kita perhatikan dengan seksama tidak satu kalimat pun yang menyatakan saya merekayasa kasus Pimpinan KPK. Saya tidak pernah berbicara langsung pertelepon dengan Saudara ANGGODO, yang ada adalah nama saya disebut oleh Saudara ANGGODO sama halnya dengan Presiden SBY namanya juga disebut.

Apa bedanya dengan saya, tidak benar saya namanya disebut sampai 28 kali seperti yang ditayangkan oleh media elektronik dikarenakan yang dimaksud dengan TRUNO-3 itu bukanlah Klien kami melainkan Direktur III, Ketua Tim Penyidik Brigjen Pol YOVIANES MAHAR. Untuk nama panggilan Kabareskrim adalah TRI BRATA-5 bukan TRUNO-3 dan dari hasil pemeriksaan terhadap Saudara ANGGODO bahwa yang dia maksud dengan TRUNO-3 adalah Direktur III bukan Kabareskrim, sehingga bagaimana mungkin saya merekayasa kasus Pimpinan KPK bersama Saudara ANGGODO hanya dengan menggunakan bukti transkip sadapan yang sangat sumir?

Lagi pula saya tidak diikutkan dalam penyidikan kasus-kasus yang terkait dengan KPK karena sudah ada Tim sendiri yang menangani yang langsung bertanggung jawab kepada Kapolri.

6. Isu Pemanggilan Pimred/Wartawan Media Massa

Berawal dari rasa simpati Kapolri kepada aparat Kejaksaan karena pembicaraan telepon pejabat Kejaksaan Agung disadap dan ditayangkan di Media, lalu Kapolri menemui Jaksa Agung di Kantornya dan sekembalinya Kapolri memerintahkan agar pelaku Penyadapan diproses oleh Direktorat II, untuk itu serah terima Direktur II dari Brigjen Pol EDMON ILYAS ke Kombes Pol RAJA ERIZMAN dipercepat dan diberi perintah khusus untuk memproses kasus tersebut.

Dalam menangani kasus ini saya juga tidak diikutsertakan karena merupakan bagian dari kasus ini saya juga tidak diikutsertakan karena merupakan bagian dari kasus pejabat KPK dan juga untuk diketahui, masalah pemanggilan adalah sebagai bagian dari Penyelidikan dan Penyidikan yang decision-nya tidak sampai level saya sebagai Kabareskrim atau Kapolri cukup sampai level kanit. Jadi tidak adil dan kurang tepat kalaupun ada masalah terkait pemanggilan wartawan atau redaksi media dibebankan kepada saya. Dan mestinya saat ditanya oleh Wartawan di gedung DPR waktu itu harusnya beliau tahu karena hal tersebut adalah kebijakan dan perintah Kapolri yang belum dicabut, sedangkan saya tidak berwenang untuk mengambil kebijakan terkait masalah ini karena kasus ini adalah bagian dari kasus pimpinan KPK dimana saya tidak dilibatkan.

7. Isu Berbicara di TV Tanpa Sepengetahuan Kapolri

Isu ini terlalu dibesarkan karena saya adalah Pati Polri bintang tiga yang tentunya tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya. Masalah berbicara di TV atau media lainnya level Kapolres pun tidak dilarang, asal tahu etikanya dan tidak merugikan institusi Polri. Apa yang saya lakukan, semua terkait dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya serta sangat bermanfaat untuk institusi Polri maupun pribadi yang memanfaatkannya sebagai media klarifikasi atas isu-isu yang dialamatkan pada diri saya yang selama in tidak pernah diklarifikasi oleh fungsi yang berwenang dalam hal ini Div Humas Polri yang kami tidak tahu apa alasannya.

Demikian isu-isu yang sudah merupakan perbuatan pidana fitnah yang dialamatkan kepada saya selama ini dan inilah juga yang dijadikan dasar oleh Tim-8 untuk merekomendasikan saya dinonaktifkan dan ternyata semua ini tidak terbukti. Apakah adil kalau saya sampai dengan melepas jabatannya karena fitnah yang demikian kejam ini?

Mari kita bandingkan dengan pimpinan KPK BSR dan CMH yang disidik oleh Tim Khusus Polri yang sudah dinyatakan P-21 oleh Kejaksaan Agung kemudian diterbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKPP) yang tidak lazim dilakukan, dan beliau berdua saat ini sudah direhabiltasi kembali ke posisi jabatan semula, dimana penggantinya yang dikuatkan dengan Perpu dan Keppres juga bisa dibatalkan dan ditarik kembali. Mengapa saya yang posisinya lebih kuat dari kedua Pimpinan KPK tersebut yang tidak terbukti pada tingkat awal dan pemberhentiannya hanya dengan Surat Keputusan Kapolri, tidak/belum dikembalikan pada posisi semula? Adilkah ini? Kami mohon tanggapan dari Kapolri. [2]

Bab III : YANG DIRENCANAKAN DAN DICAPAI

Sebagai Kabareskrim Polri yang mulai menjabat sejak 16 Oktober 2008, sebagaimana setiap menajer yang baru memulai tugasnya sebagai Nahkoda suatu organisasi, tentunya saya mempunyai impian, perlu suatu perencanaan matang dan kerja keras yang serius agar impian tersebut dapat diwujudkan.

1. Impian yang Ingin Diwujudkan

  • a. Menangkap Gambong Teroris, membongkar dan menghancurkan jaringannya.
  • b. Membasmi Premanisme.
  • c. Pelanggaran Hukum Pemilu Legislatif 2009 tuntas 100 % dan aman.
  • d. Pelanggaran Hukum Pemilu Presiden 2009 tuntas 100% dan aman.
  • e. Kasus Bank Century selesai dan Asset Recovery minimal 25 %.
  • f. Penindakan illegal logging, illegal fishing, illegal mining meningkat 20 %.
  • g. Penindakan kasus Korupsi meningkat 10 %.
  • h. Membongkar dan menangkap jaringan dan pelaku Kejahatan Narkoba Internasional dan Pabrik Narkoba.
  • I. Penyelesaian kasus kejahatan konvensional meningkat 10 %.
  • j. Public Complain turun 20 %.
  • k. Untuk Transparansi Penyidikan Penggunaan IT dalam rangka menghubungkan (meng-online-kan) Bareskirm dengan seluruh Polda, Polwil/tabes, Polres/ta, dan 90 % Polsek/ta.

2. IMPIAN YANG SUDAH TERWUJUD

a. Menangkap Gembong Teroris, membongkar dan menghancurkan jaringannya.

Berkat kerja yang tekun dan tak kenal lelah Densus 88/AT Bareksrim Polri maka kasus Bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton dapat diungkapkan dan ditangkap pelakunya dalam waktu kurang dari 1 bulan, penangkapan NOORDIN M. TOP dan jaringannya, pengungkapan dan penangkapan Pok teroris yang berencana meledakkan iring-iringan kendaraan RI 1.

b. Membasmi Premanisme
Melakukan Operasi Premanisme berhasil menggulung ribuan preman dan menyita berbagai jenis senjata api dan senjata tajam.

c. Pelanggaran Hukum Pemilu Legislatif 2009 tuntas 100% dan aman.
Tercapai

d. Pelanggaran Hukum Pemilu Presiden/ Wapres 2009 tuntas 100% dan aman.
Tercapai

e. Kasus Bank Century selesai dan Asset Recovery mininal 25%.
Tercapai, bahkan Asset Recovey over prestasi s.d 200 % yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah pengungkapan kasus perbankan dapat berhasil menemukan asset sebesar ini.

f. Penindakan illegal logging, illegal fishing, illegal mining meningkat 20%.
Tercapai

g. Penindakan kasus korupsi meningkat 10 %
Tercapai

h. Membongkar dan menangkap jaringan dan pelaku kejahatan narkoba internasional, dan pabrik narkoba.
Sangat Sukses

i. Penyelesaian kasus kejhatan konvensional meningkat 10%
Tercapai

j. Public Complaint turun 20%
Tercapai

k. Untuk transparansi Penyidikan Penggunaaan IT untuk menghubungkan Bareskrim dengan seluruh Polda, Polwik/tabes, Polres/ta, dan 90% Polsek/ta.
Tercapai

l. Pada bulan Juli 2009 berangkat ke Belanda dan berhasil menggagalkan adanya tuntunan senilai Rp 7 triliun dari negara-negara Eropa terhadap Pemerintah RI terkait dengan bangkrutnya/jatuhnya Bank INDOVER. [3]

Bab IV : TIGA KASUS BESAR BERSKALA NASIONAL DAN RAWAN POLITISASI

1. Kasus Teroris

a. Kasus Bom Hotel JW. Marriot
b. Kasus Bom Hotel Ritz Carlton
c. Kasus Rencana Pengeboman Cikeas/RI-1
d. Penangkapan Buron Gembong Teroris NOORDIN M. TOP dan Jaringannya.

2. Kasus Dua Pimpinan KPK Non-Aktif

Awal mulai Penyidikan kasus pimpinan KPK dimulai dari keinginan Kapolri untuk mengungkap apa motif sebenarnya pembunuhan NASRUDIN, kemudian Kapolri menunjuk Wakabereskrim IRJEN POL Drs. HADIATMOKO mengkoordinir penyelidikan dan Penyidikan motif pembunuhan NASRUDIN, kemudian IRJEN POL Drs. HADIATMOKO membentuk 5 (lima) Tim.

Setelah beberapa bulan kemudian kelima Tim tersebut bekerja tidak menemukan bukti untuk mengungkap motif pembunuhan, namun Kapolri sudah terlanjur melaporkan kepada Presiden tentang adanya kejahatan suap yang melibatkan Pimpinan KPK sebagai motif terjadinya pembunuhan NASRUDIN.

Kapolri merasa malu kalau laporannya tersebut tidak bisa dibuktikan, untuk itulah Kapolri memerintahkan Tim Penyidik yang sudah dibentuk untuk mencari kasus yang dapat dibuktikan guna menjerat pimpinan KPK.

  • Selanjutnya Tim Penyidik mendapat kasus sebagaimana yang bergulir saat ini yang menyebabkan kontroversi.
  • Penyidikan sepenuhnya di bawah kendali Kapolri.
  • Kabareskrim tidak diberi peran signifikan kecuali atas perintah Kapolri.
  • Anehnya TPF atau Tim 8 menuntuk Kabareskrim KOMJEN POL SD dinonaktifkan sebagai pertanggung-jawaban Penyidikan Pimpinan KPK, CH dan BSR.

Adilkah ini ??? Seorang Bhayangkara sejati tidak akan mempersoalkan adil atau tidak, dan hanya berharap tidak terjadi pada Bhayangkara yang lain.

3. Kasus Bank Century

a. Bahwa yang dikenal dengan kasus Bank Century sebenarnya terdiri dari tiga kasus besar, dimana masing-masing kasus tersebut mempunyai modus operandi tersendiri yang berbeda satu sama lain, kasus tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Kasus Murni Perbankan dengan tersangka ROBERT TANTULAR dan kroninya, yang melakukan tindak pidana perbankan dengan modus oeprandi: kredit fiktif, kontrak kelola dan fiktif, pencairan deposito valas tanpa seizin pemiliknya, menggelapkan surat berhaga, LC fiktif, dengan jumlah kerugian seluruh sekitar Rp 3,4 Trilyun.

2. Kasus Non Perbankan, yaitu kejahatan di bidang pasar modal yang dilakukan oleh ROBERT TANTULAR dan kroninya dengan menggunakan Securitas PT Antaboga dan PT SCI dengan jumlah kerugian Rp 1,5565 Trilyun.

3. Kasus dugaan korupsi bailout/penyertaan dana LPS ke Bank Century sebesar Rp 6,762 Trilyun.

Keterangan

a. Kasus Pertama dan Kedua sudah disidik oleh Bareskrim Polri dengan delapan tersangka meliput kasus perbankan, money laundering, penggelapan, penipuan dan kejahatan di bidang pasar modal. Sebagaian kasus telah divonis oleh Pengadilan dan sebagaian lagi masih dalam proses persidangan, dan para tersangka yang masih dalam pengejaran karena melarikan diri ke laur negeri terdiri dari RAFAT ALI RIZVI, HESHAM ALWARRAQ, THERESIA DEWI TANTULAR, ANTON TANTULAR, HARTAWAN ALWI, dan HENDRO WIYANTO.

b. Kasus Ketiga, yaitu dugaan korupsi Bailout/Penyertaan Modal Sementara (PMS) LPS ke Bank Century sebesar Rp 6,762 Trilyun, yang saat ini sedang hangat dibahas dalam pansus hak angket Pansus DPR RI. Kasus PMS yang diduga merugikan negara sebsar Rp 6,762 Trilyun masih dalam tahap penyelidikan oleh Bareskrim Polri, dikarenakan penyidik Bareskrim Polri mengutamakan kasus yang merugikan rakyat banyak. Berdasarkan hasil analisa sementara kasus PMS sebesar Rp 6,762 Trilyu terdiri dari dua anak kasus yaitu:

Kasus Pertama, yaitu pengucuran dana/uang negara tanpa didasari oleh dasar hukum yang kuat, maka para pelakunya dapat diduga melakukan tindak pidana korupsi sesuai dengan rumusan “Setiap orang yang melakukan pelanggarana hukum yang dapat menguntungkan diri sendiri dan / atau orang lain yang dapat merugikan keuangan negara dan / atau perekonomian negara”. Yang dapat dijadikan tersangka adalah para pembuat kebijakan yang berwenang memutus pengucuran dana.

Kasus Kedua, yaitu apabila dana yang dikucurkan sebesar Rp 6,762 Trilyun ada diantaranya yang diterima oleh pihak-pihak yang tidak berhak menerima, maka terhadap mereka dapat dilakukan dugaan turut serta melakukan tindakan pidana korupsi, pemalsuan, perbankan, penggelapan dan / atau penipuan. Untuk tindak lanjut pembuktian kasus terkait dengan PMS sebsar Rp. 6,762 Trilyun masih perlu dilakukan pendalaman dan pengumpulan bukti-bukti lainnya. Untuk tindak lanjut kasus bailout perlu pendalama dan pengumpulan alat bukti.

b. Asset Recovery

Bareskrim Polri telah berhasil melakukan upaya pelacakan asset dari kasus Bank Century ini yang disimpan oleh ROBERT TANTULAR dan kroninya, HESHAM ALWARRAQ dan RAFAT ALI RIZVI sebagai berikut:

1. Di dalam negeri
Berupa uang senilai Rp. 258,5 Milyar ditambah dengan Saham KSEI sebanyak 3.295.837.885 lembar, dana Saham di PT. Bahana Securitas 269.250.000 lembar.

2. Di luar negeri

Temuan asset tersangka di luar negeri senilai Rp. 11,832 Trilyun, terdiri dari sebagai berikut :
a) Asset milik ROBERT TANTULAR total senilai USD 19,25 Juta atau setara dengan Rp 192,5 M

  1. USB AG Bank Hongkong sejumlah USD1,822,082.67.
  2. Trust Structure di PJK Jersey sejumlah USD16,5 Juta.
  3. Private Wealth Management Division (Divisi Pengelolaan Kekayaan Pribadi) di British Virgin Island (Inggris) sejumlah USD927,776.54.

b) Asset milik HESHAM AL WARRAQ dan RAFAT ALI RIZVI (DPO) total senilai USD 1,164
Milyar atau setara dengan Rp 11,64 Trilyun:

  1. UBS AG Bank sejumlah USD 3,503,435.96.
  2. Standard Chartered Bank sejumlah USD 650,005,942 dan sejumlah SGD 4,006.
  3. ING Bank sejumlah USD 388,843,415

c) Asset milik ROBERT TANTULAR yang lain

  1. Asset di Greensey bernama JASMICO TRUST sejumlah USD 14,8 juta
  2. Asset di Bermuda berupa polis asuransi senilai USD 7,227,573.00.
  3. Asset di Swiss berupa deposit di Dresdner Bank sebesar USD 220 juta

Semua asset yang di luar negeri telah dilakukan pembekuan secara permanen untuk ditindak-lanjuti pengembaliannya ke Pemerintah RI melalui Mutual Legal Assistance (MLA), hal in baru dapat dilakukan setelah adanya putusan Pengadilan Indonesia yang mempunyai kekuatan hukum tetap, tentunya masih membutuhkan waktu yang cukup lama.

Ada kemungkinan penyelesaian dengan cara cepat yaitu dengan menindak-lanjuti surat Saudara HESHAM ALWARRAQ dan RAFAT ALI RIZVI tertanggal 3 Juni 2009 yang pada intinya bersedia mengembalikan kerugian Bank Century dan bersedia membeli kembali Bank tersebut. Apabila skema ini dapat ditindak-lanjuti dan disepakati besama, maka
keuntungan yang dapat Indonesia adalah:

  • a) Dana LPS senilai Rp. 6,762 Trilyun dapat kembali.
  • b) Uang hasil penjualan Bank dapat menjadi kas Pemerintah Indonesia, tentunya harga
    penjualan Bank adalah menurut kesepakatan bersama.

Bahwa surat tersebut ditujukan kepada Kabareskrim Polri waktu itu KOMJEN POL SUSNO DUADJI. Terkait surat tersebut sudah dilaporkan dan diserahkan kepada Menteri Keuangan RI, Ibu SRI MULYANI. Dan tawaran tersebut sudah ditanyakan beberapa kali oleh Pengacara HESHAM ALWARRAQ dan RAFAT ALI RIZVI kepada Kabareskrim waktu KOMJEN POL SUSNO DUADJI, namun belum dapat ditindak-lanjuti dikarenakan belum mendapat petunjuk atau signal dari Pemerintahan RI dalam hal ini Menteri Keuangan RI.

c. Sebagai Catatan, Bareskrim memang tidak memprioritaskan penyidikan kasus penyertaan dana LPS sebesar Rp 6,762 Trilyun dikarenakan pertimbangan sebagai berikut:

Ada di antara anggota KSSK saat itu yang sedang mengikuti Pemilu Wakil Presiden, kemudian memang sehingga menunggu persiapan pelantikan Wakil Presiden, yang tentunya kalau langung disidik akan terjadi kehebohan, walaupun sebesarnya untuk membuktikan adanya korupsi dalam kasus penyertaan modal dari LPS senilai Rp 6,762 Trilyun ke Bank Century tidak terlalu sulit.[4]

V. PENUTUP

Demikian catatan detik-detik terakhir KOMJEN POL Drs. SUSNO DUADJI, SH. MH. Msc menjabat Kabreskrim Polri dibuat sesuai dengan fakta-fakta yang ada, namun tentunya masih banyak ketidak-sempurnaan dan kekurangan dalam catatan ini karena keterbatasan waktu dan ada hal-hal yang belum saatnya untuk diungkapkan kepada publik. Semoga catatan ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Jakarta, 27 November ‘09

Penyusun,

KOMJEN POL Drs. SUSNO DUADJI, SH. MH. MSc. [5]

Catatan Nusantaraku (Kejutan dan Keanehannya)

Terlepas dari keabsahan fakta yang disampaikan Komjen Susno Duadji (SD) dalam testimoninya berjudul “BHAYANGKARA SEJATI SETIA DAN LOYAL“, ada beberapa catatan saya mengenai testimoni Komjen SD.

1 . Kasus Kriminalisasi Bibit SR dan Chandra MH Dibawah Instruksi Kapolri (Kejutan)

Selama ini, informasi yang beredar terutama dari pihak pengacara Bibit dan Chandra (B&C) menunjukkan keterlibatan SD dalam kasus kriminalisasi dua pimpinan KPK ini. Sebagai Kabareskrim tentu publik akan menyimpulkan bahwa beliau bertanggungjawab langsung dalam kasus kriminalisasi B&C.

Namun, dari dokumen testimoni SD (Bagian : Kasus Dua Pimpinan KPK Non-Aktif), ternyata kriminalisasi kedua pimpinan KPK berawal dari kesalahan Kapolri “mencari muka” kepada Presiden SBY. Melalui Wakabereskrim IRJEN POL Drs. HADIATMOKO (bukan Kabareskrim SD), Kapolri berusaha mencari motif pembunuhan Nasruddin.

Setelah beberapa bulan kemudian kelima Tim tersebut bekerja tidak menemukan bukti untuk mengungkap motif pembunuhan Nasruddin, namun Kapolri sudah terlanjur melaporkan kepada Presiden tentang adanya kejahatan suap yang melibatkan Pimpinan KPK sebagai motif terjadinya pembunuhan NASRUDIN. Kapolri merasa malu kalau laporannya tersebut tidak bisa dibuktikan, untuk itulah Kapolri memerintahkan Tim Penyidik yang sudah dibentuk untuk mencari kasus yang dapat dibuktikan guna menjerat pimpinan KPK.

Memang sampai saat ini, kasus kriminalisasi Bibit dan Chandra belum tuntas. Meski Bibit dan Chandra telah dibebaskan dan dipulihkan namanya, namun aktor intelektual dibalik kriminalisasi ini belum terungkap. Usaha mencari keadilan dan kebenaran atas kasus Bibit dan Chandra berhenti, dan tidak ada niat atau usaha dari pihak-pihak berwajib untuk membongkar Grand Design untuk mengamputasi KPK. (Baca Juga : Fakta-Fakta Kemunafikan Polri dalam Mengasuskan Bibit dan Chandra )

2. Waktu Testimoni Kasus Bank Century (Keanehan)

Dalam testimoni ini, tertulis bahwa SD membuatnya pada tanggal 27 November 2009. Dan anehnya, dokumen tersebut telah membahas bahwa kasus Bank Century saat itu (tanggal 27 Nov 2009) sedang hangat dibahas dalam pansus hak angket Pansus DPR RI. Padahal, pansus hak Angket Century baru terbentuk pada tanggal 4 Desember 2008 [6]

Bagaimana mungkin SD bisa membuat testimoni tentang pembahasan di pansus Hak Angket Century di DPR, sementara pansus itu sendiri belum terbentuk? Ini adalah salah satu kesalahan fatal dari draft buku ‘testimoni SD’, bila kita menganalisis timing-nya.

3. Penuntasan Pelanggaran Hukum Pemilu Presiden/ Wapres 2009 (Keanehan)

Dalam draft buku ‘testimoni’, dikutip bahwa SD mengatakan bahwa sebagai Kabareskrim, ia berhasil menuntaskan pelanggaran hukum Pilpres 2009 silam. Namun, faktanya tidak demikian. Meskipun Bawaslu dan berbagai LSM telah mengumpulkan dan menyerahkan bukti yang kuat terjadinya pelanggaran pidana dana kampanye pasangan capres-cawapres pada Pemilu Presiden 2009 silam, namun Bareskrim Mabes Polri menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) terkait dugaan pelanggaran dana kampanye atas laporan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Penghentikan perkara penyidikan menimbulkan kecurigaan, lantaran tanpa ada keterangan jelas dari Bareskrim. Hal itu menyebabkan, Bawaslu kecewa dengan kinerja Kepolisian.

Dalam surat yang ditandatangani Direktur I Keamanan Transnasional Badan Reserse Kriminal Brigadir Jenderal Bachtiar Tambunan itu, kata Tio, tak disebutkan alasan penghentian penyidikan. Surat itu hanya menyebutkan, “Penyidikan dihentikan sejak 2 Oktober 2009 demi hukum,” katanya.[7]

Padahal, pasangan SBY-Boediono dapat dijadikan tersangka karena menerima dana kampanye dari perusahaan afiliasi menyumbang sebesar Rp 8.5 miliar (lebih dari Rp 5 miliar seperti diatur UU) dengan rincian PT Northstar Pasific Investasi (Rp 1 miliar) + PT Northstar Pasific Capital (Rp 1 miliar), PT Sumber Alfaria Trijaya (Rp 3,5 miliar), dan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Rp 3 miliar). Selain itu, pasangan Megawati-Prabowo dan JK-Wiranto juga diduga melanggar aturan dana kampanye, karena masing-masing didapat bukti menerima sumbangan dari perusahaan asing dan penerimaan yang tidak dicatat. Lengkapnya di Fakta-Fakta Kemunafikan Polri dalam Mengasuskan Bibit dan Chandra.

SUMBER DARI : http://nusantaranews.wordpress.com/2010/01/27/inilah-testimoni-susno-duadji/

Saturday, 9 January 2010

POLITISI KORBAN GEMPA BUMI

Di sebuah hotel mewah sedang diadakan konggres sebuah partai politik. Tiba tiba ada gempa dengan kekuatan 9 skala richter. Karena gempa sebesar itu hotelpun ambruk luluh lantak. Beberapa jam kemudian pemilik hotel dan tim SAR langsung mendatangkan alat berat dari daerah ibu kota yang tidak terkena gempa. Sesampainya alat berat itu di lokasi, langsung dioperasikan. Tetapi sebelum alat itu dioperasikan keluarga korban (KK) protes dan terjadilah dialog ini
KK : Tunggu dulu pak, jangan dulu pakai alat berat karena pasti masih ada yang hidup.
Tim SAR : Tandanya apa kalau masih ada yang hidup?
KK : Bapak bapak mendengar gak suara teriakan teriakan minta tolong, dan teriakan teriakan "saya masih hidup" itu?
Tim SAR : Kaya anda gak tahu aja, biasa kan politisi itu teriak teriak mengatakan sesuatu dalam kampanye, padahal yang diteriakkan itu bohong. Maka dari itu saya sangat yakin kalau mereka itu bohong, ngakunya masih hidup, padahal sebenarnya sudah meninggal.
KK : .....!!!!!????!!!????

Thursday, 7 January 2010

LAYAKKAH 12 TOKOH MENGGANTIKAN GUS DUR. ULIL ABSOR ABDALLA PALING PAS

Ada 12 orang yang dinilai bisa sebagai pengganti KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai tokoh pluralisme, pejuang demokrasi, tokoh agama, dan budaya.
TUJUH di antaranya berasal Nahdlatul Ulama (NU), dan lima ber­asal dari luar NU (lengkapnya baca tabel).
Nama-nama itu berdasarkan pendapat sejumlah pengamat politik, pengamat sejarah, dan anggota DPR, yang disampaikan kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya Khatib Majelis Peng­asuh Pondok Pesantren Bah­rul Ulum, Tambakberas, Jom­bang, KH M Irfan Sholeh (Gus Irfan) mengatakan, penerus Gus Dur akan muncul.
“Seperti Salahudin Al-Ayubi seusai menaklukkan Jerusalem. Sudah (terbuka) tinggal menerus­kan. Seperti Hadratussyekh KH Ha­syim Asy’ari muncul setelah (Pa­nge­ran) Diponegoro,” ungkap Gus Irfan.
Guru Besar Ilmu Politik Uni­versitas Indonesia (UI) Ibram­syah mengatakan, Gus Dur meru­pakan orang yang komplit, se­orang pemikir, ahli agama, po­litikus, budaya, dan lainnya.
“Sulit untuk menempatkan orang yang selevel dengan Gus Dur,” katanya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, pluralisme bukan merupakan barang aneh. Karena dalam Islam sendiri tidak mengenal pengelompokan-pe­nge­lompokan. Dalam Islam di ke­nal toleransi beragama dan meng­hormati per­be­daan. Apa yang dijalankan Gus Dur men­con­toh yang dilakukan Rasul.
Sebagai contoh, Gus Dur melindungi karangan minoritas dan memperjuangkan hak-hak­nya. “Jadi kalau gelarnya plu­ra­lisme itu bukan hal aneh. Ha­rusnya beliau diberi gelar yang lain,” katanya
Dikatakan dia yang mempunyai sikap yang sama dengan Gus Dur, yaitu Azyumardi Azra, Din Syam­­suddin, Mahfud MD dan Koma­ruddin Hi­­dayat. “ Mereka selalu menge­de­pankan nilai-nilai uni­versal dan kerukunan,” katanya.
Sementara peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI), Bur­ha­nud­din Muhtadi mengatakan, In­do­nesia tidak mempunyai stok to­koh mul­ti talenta dan multi di­mensi un­tuk menggantikan sosok Gus Dur.
Menurutnya, selain sosok diterima semua golongan, Gus Dur juga mempunyai kelebihan lain, yaitu mazhab kiainya. Se­bab, keturunan dari tokoh Islam. Kakeknya pendiri NU dan ayahnya bekas Menteri Agama.
Namun, lanjutnya, jika dilihat dari latar belakang intelektual, agama, politisi dan plura­lisme­nya, tentu banyak penggantinya.
Misalnya, dari sisi pluralisme ada Ulil Abshar Abdalla. Tapi biarpun Ulil menantu Mustafa Bisri salah satu kiai yang dihor­mati, na­mun dia bukanlah sosok kha­rismatik.
Dikatakan, tokoh yang mem­pu­nyai kesamaan dengan Gus Dur adalah Jusuf Kalla yang dike­nal sebagai orang yang kon­sen dalam menjalankan plu­ralisme.
Selain itu, lanjutnya, Anis Bas­wedan dan Komaruddin Hidayat dinilai layak sebagai penerus Gus Dur. Mereka terus mengem­bang­kan pluralisme. “Tapi perlu diakui memang tidak ada tokoh yang bisa meng­gantikan Gus Dur secara utuh,” tandasnya.
Sedangkan pengamat politik dari Charta Politika Indonesia (CPI), Andi Syafrani mengata­kan, Ulil Abshar Abdalla yang pa­­­­ling men­dekati untuk meng­gan­­­tikan tokoh pluralisme se­kaliber Gus Dur.
“Dari sisi tradisi keilmuan, Ulil sangat komplit dengan khaza­nah Islam. Ia juga fasih dalam bahasa Arab dan Inggris. Selesaikan pendidikan S2 dan S3 di Amerika. Jadi tradisi barat dan timur sangat tepat menjadi simbol pluralisme,” ungkapnya.

‘’Tidak Bisa Dibandingkan’’
Marwan Ja’far, Ketua Fraksi PKB DPR
Ketua Fraksi PKB DPR Mar­wan Ja’far mengatakan, setiap tokoh tidak bisa dibanding-ban­dingkan. Sebab, tergantung ma­sanya, mo­mentum, dan karak­ternya.
“Misalnya Gus Dur mo­men­tumnya pada saat pergantian Orde Baru ke era reformasi. Se­tiap tokoh juga mempunyai plus minusnya, jadi tidak bisa di­bandingkan,” katanya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Marwan yakin, ke depan akan ada pengganti Gus Dur sesuai dengan momentumnya. Namun. yang perlu dipahami adalah dari sisi konteks nilai bukan tek­stualnya.
“Sebagai anak ideologisnya Gus Dur tentu kami menjalankan apa yang sudah dirintis Gus Dur, misalnya soal mempertahankan pluralisme di negeri ini,” katanya.
Sementara Wasekjen PKB, Daniel Johan mengatakan, pe­waris Gus Dur dalam men­jalankan ajaran dan semangatnya tentu kader-kader PKB.
“Pewaris Gus Dur di PKB adalah kita semua. Karena Mu­hai­min Iskandar adalah Ketua Umum PKB, maka kita akan support full. PKB juga akan tetap me­neruskan ajaran dan pemi­kiran-pemikiran Gus Dur,” katanya.

“Tergantung Sepak Terjang Mereka’’
Alfan Alfian, Pengamat Politik
Masdar F Mas’udi dan Ulil Abshar Abdalla calon pengganti Gus Dur menjadi Pengurus Besar Nah­dlatul Ulama (PBNU).
Demikian disampaikan peng­amat politik dari Universitas Na­sional (Unas), Alfan Alfian, ke­pada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
“Nama-nama itu bisa sebagai pengganti Gus Dur, tapi itu semua ter­gantung sepak terjang me­reka,” ujarnya.
Menurutnya, untuk tokoh di bidang lain, belum terlihat ada kader yang bagus. Namun untuk tokoh sepuh yang bisa menjalan­kan semangat Gus Dur adalah Kiai Mustofa Bisri.
“Kalau dilihat paling sepuh ya Kiai Mustofa Bisri karena sudah malang melintang di PBNU,” tuturnya.
Dikatakan, generasi muda susah meniru karakter dan se­mangat Gus Dur. Karena dalam trah, dalam hal humor, dan ke­ane­han tidak dimiliki generasi muda.
“Darah biru Gus Dur kan sangat kuat sekali. Kemudian memiliki integritas dalam berko­mu­nikasi yang ringan dan baik de­ngan kalangan minoritas. Selain itu menyukai humor dan cerdas,” paparnya.
Menurut Direktur The Akbar Tandjung Institute itu, untuk menggantikan secara persis dengan Gus Dur tidak ada lagi. Akan tetapi dia optimis ajaran plu­ralisme sudah merasuk se­demikian rupa ke berbagai ka­langan, sehingga visinya akan tetap dilanjutkan sampai di luar PBNU.

’’Yang Mirip Memang Ada’’
Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rektor UIN Syarif Hidaya­tullah Jakarta, Komaruddin Hi­dayat mengatakan, banyak kiai Nahdlatul Ulama (NU) yang men­dukung gagasan pluralisme dan kebangsaan yang diper­juang­kan Gus Dur.
Persoalannya, kata dia, wa­laupun para kiai itu bergaul de­kat dengan Gus Dur. Tapi kalau tidak ada upaya sistematis un­tuk menjaga dan mewariskan pada dunia pesantren, Ko­ma­rud­din khawatir semangat ini suatu saat akan mengendor dan berimplikasi lain.
“Banyak kiai dan orang luar yang berpandangan inklusif dan pluralis. Hanya saja persoalan­nya, tidak ada sevokal Gus Dur,” katanya kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Perbedaan lainnya, kata dia, Gus Dur melakukan kontek­stua­liasi teologis ke ranah po­litik dan budaya, sehingga dampaknya sangat terasa.
Sedangkan para kiai cukup untuk dirinya dan disampaikan dalam lingkaran terbatas. Pa­dahal, kiai-kiai itu sebagian sa­ngat liberal kalau saja digali ilmu dan pandangannya.
Komaruddin yang dipandang punya visi sama dengan Gus Dur ini, menyatakan, ada be­berapa orang yang mirip de­ngan Gus Dur, yakni Gus Mus (Mus­tofa Bisri), Said Agil Siraj, dan Salahudin Wahid. “Yang mirip memang ada, tapi yang sa­ma belum ada. Kele­bi­han Gus Dur adalah meng­ung­kap­kan pesan Islam dengan meng­gunakan analisis dan jargon ilmu sosial,” katanya
Sedangkan generasi yang lebih muda, kata dia, ada Mas­dar Mas’udi dan Ulil Abshar Abdalla.
Ketika ditanya bahwa Ko­maruddin orang yang identik me­warisi pluralisme Gus Dur, Ko­maruddin mengatakan, harus dibedakan antara plu­ralis­me budaya dan pluralisme aga­ma. Jika pluralisme agama di­pahami bahwa semua agama adalah sama, tidak ada ke­uni­kan dan masing-masing tak ada keotentikan, maka dirinya bukan seorang pluralis.
’’Namun, jika pluralisme berarti kita mesti menghargai, menerima dan menjaga keraga­man umat yang berbeda ke­ya­kinan berdasarkan etika Islam, maka saya setuju,’’ ujarnya.
“Yang kita inginkan adalah masing-masing pemeluknya memberikan kontribusi yg ter­baik bagi Indonesia dan ke­manusiaan,” tambahnya.

’’Saya Khawatir...’’
Sultan Hamengku Buwono X, Tokoh Reformasi
Sultan Hamengku Buwono X yang dikenal sebagai salah satu tokoh reformasi nasional me­ngaku khawatir pluralisme di Indonesia akan terancam pas­cameninggalnya Gus Dur.
Alasannya, melihat perilaku elite politik yang cenderung me­ngutamakan pendekatan eko­nomi ketimbang meng­gu­nakan pendekatan kebudayaan dan mengutamakan peradaban.
“Ya, saya khawatir, padahal me­nggunakan kebudayaan dan me­ngutamakan peradaban lebih pen­ting daripada sekadar mem­buat orang sejahtera,” kata Sultan.
Elite politik, kata Sultan, juga cenderung menggunakan pen­de­katan politik semata, bukan mem­bangun masa depan Indo­nesia, yang memi­liki daya saing dan meng­uta­makan mo­ralitas.
Di mata Sultan, Gus Dur adalah sosok idealis, bukan ha­nya demokrasi saja, namun juga penjaga pluralisme di Indo­nesia. Maka tak mengherankan hingga saat ini belum ada satupun tokoh yang muncul me­nggantikan posisi Gus Dur.
“Kita kehilangan orang besar yang selama ini meng­idealisasikan tidak hanya de­mokrasi tetapi juga pluralisme,” kata Sultan.

"Harus Berada Di Hati Kita’’
Adhie Massardi, Bekas Jubir Gus Dur
’’Belum ada tokoh yang bisa menggantikan Gus Dur dalam sikap berdemokrasi dan plura­lismenya,’’ ujar bekas Juru Bi­cara (Jubir) Gus Dur saat men­jadi Presiden, Adhie Massardi, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Hal yang sama, lanjutnya, terjadi di India. Biarpun banyak tokoh di sana sampai sekarang belum ada yang bisa meng­gan­tikan sosok Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru. Begitu ju­ga di Indonesia, belum ada yang bisa menggantikan keto­ko­han Soekarno.
“Jika berdasarkan ketokohan dan kemampuan Gus Dur se­cara menyeluruh, belum ada yang bisa menggantikannya,” katanya.
Namun, kata Adhie, jika sosok dan ketokohan serta jasa Gus Dur dipecah-pecah baru bisa. Misalnya, dari sosok keu­lamaannya dan pemersatu umat, ada sosok KH Hasyim Muzadi yang dapat meng­gan­tikannya.
“Tapi dari segi demokrasi dan pluralisme Gus Dur sampai seka­rang belum ada yang bisa meng­gantikannya,” paparnya.
Dikatakan, kelebihan dari Gus Dur adalah keberaniannya mem­bela kaum minoritas. Se­karang siapa yang berani me­lakukan itu. “Ke depan Gus Dur harus ber­ada di hati kita. Sebab, tidak ada yang bisa meng­ganti­kannya,” tandasnya.

‘’Sulit Cari Penggantinya’’
JJ Rizal, Pengamat Sejarah
Tokoh sekaliber Gus Dur hanya dilahirkan satu abad sekali. Jadi sulit untuk mencari peng­gantinya.
Demikian disampaikan peng­amat sejarah dari Komunitas Bam­bu, JJ Rizal, kepada Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.
‘’Saya kira sulit cari peng­gan­tinya. Tidak ada yang sehebat Gus Dur,’’ ujarnya.
Menurutnya, tidak ada sosok yang bisa menggantikan Gus Dur se­bagai bapak pluralisme. Sebab, tokoh seperti ini hanya hidup sekali saja. “Buktinya sampai seka­rang juga tidak ada yang bisa menggantikan sosok Soekarno,” katanya.
Rizal mengatakan, sekarang bukan saatnya kita mendebatkan siapa pengganti Gus Dur. Tapi yang harus dilakukan adalah bagaimana menjaga dan menja­lan­kan wari­san­nya agar tetap hidup.
Dikatakan, Gus Dur meru­pa­kan sosok yang demokrasi dan berhasil merubah Istana Negara menjadi istana rakyat.
“Sekarang yang harus dilaku­kan adalah bagaimana kita men­jaga warisan pluralisme dan anti dikriminasi serta pemikiran-pe­mi­kiran Gus Dur,” tandasnya.

Monday, 4 January 2010

HUMOR GUS DUR (PEMIMPIN AGAMA, SOPIR PEMABOK DAN MALAIKAT)

Di pintu surga sedang terjadi perdebatan rame dan bertele-tele anatara tiga orang pemimpin agama dengan Malaikat penjaga pintu. Pasalnya, mereka merasa paling berhak masuk lebih dulu karena posisinya sebagai Imam, Pendeta, dan Bhiksu. Malaikat penjaga sorga tampaknya tidak mau memutuskan siapa yang boleh masuk duluan dan karenanya membiarkan ketiganya berdebat. Tiba-tiba menyelononglah seorang yang compang camping dan tidak terlalu gagah mendekati pintu surga untuk minta masuk. Malaikat mengecek sebentar buku daftarny, lalu mempersilahkan orang tersebut masuk, tanpa ba atau bu. Kontan saja ke tiga pemimipin agama tadi berhenti berdebat dan menyatukan tekad untuk protes terhadap sang Malaikat. Maka ditunjuklah si Imam untuk menjadi jubir dan menanyai Malaikat:

Jubir: "Pak Malaikat, itu tadi siapa kok langsung nyelonong masuk sorga?"

Malaikat : "Itu si Hotpintor Sinaga, orang Toba."

Jubir : "Emang dia kelebihannya apa dibanding kita kok gak ditanya?"

Malaikat : "Dia sopir mikrolet jurusan Senen-Cakung."

Jubir : "Lho, lha kita bertiga pemimipn agama!"

Malaikat :" Ya tapi Hotpintor tukang mabuk."

Jubir (dan kedua temannya bingung) : "Gimana sih, Kat! Kan jelas kita lebih berhak duluan dari sopir pemabuk itu. Malahan mestinya dia masuk ke tempat lain, bukan di sini!"

Malaikat : "Ah sampeyan ini bertiga ini gimana. Justru karena si Hot tadi sering mabok waktu nyopir, para penumpang mikroletnya selalu takzim berdoa kepada Gusti Allah supaya gak kecelakaan. Sampean bertiga sebaliknya. Kalau khotbah bikin jemaat bosen dan ngantuk semua, boro-boro khidmat dan berdoa sama Gusti Allah. Sampen bertiga malah bikin jemaat makin lama makin berkurang jumlahnya... Coba sampeyan pikir mana yang lebih disukai Gusti Allah. Lihat ini ada catatan khusus: Hotpintor langsung masuk!"

KEGIATAN DI KOMPLEK PEKUBURAN ( Ini asli karanganku lho...!)

Malam itu pikiranku lagi suntuk berat. Tiba tiba ada sesosok Jin(Mbah Kholil) temanku datang dan mengajak jalan jalan. Ya, dari pada suntuk aku ikut aja.
Aku : Kemana kita?
Jin : Kita jalan dari komplek ke komplek pekuburan yuk..!
Aku : OK
Kemudian aku diajak jalan ke komplek pekuburan super mewah, kulihat di situ banyak duduk2 santai beberapa orang disebuah bangunan sangat mewah, lalu aku bertanya.
Aku : Kenapa orang2 itu pada duduk2 di situ, kelihatannya nyantai banget?
Jin : Mereka lagi ngumpul di sini ngadem, soalnya di dalam tanah panasnya luar biasa.
Selanjutnya aku jalan lagi di komplek pekuburan rakyat biasa yang becek, suasana sepi sekali
Aku : Lho...? di sini kok sepi sekali?
Jin : Di dalam tanah suasana jauh lebih bagus, ada yang ber AC, dan ada makanan dan minuman lengkap juga, untuk apa keluar. Diluar sudah banyak nyamuk, gerimis, dingin pula.
Kemudian aku di ajak ke komplek pekuburan para pejabat, kulihat dis situ banyak orang yang lagi memahat batu nisan, lalu aku bertanya
Aku : lho... kenapa orang oorang itu pada memahat nisan?
Jin : Mereka lagi membetulkan namanya, soalnya tulisan di nisannya, banyak yang gak pakai gelar, kalau ada gelarpun gak ditulis semua secara lengkap.
Aku : ...!!!??????

Sunday, 3 January 2010

GUBERNUR DITUNJUK MENDAGRI, HIDAYAT NUR WAHID MENILAI USULAN KETUA DPR TIDAK TEPAT

Mantan Ketua MPR, Hidayat Nurwahid, menilai usulan Ketua DPR, Marzuki Alie, agar gubernur ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), tidak tepat.

“Usulan tersebut tidak tepat. UUD menyebutkan kepala daerah dipilih secara demokratis. Yaitu, dipilih langsung oleh rakyat atau melalui perwakilan, DPRD. Jika ditunjuk Mendagri, berarti tidak sesuai dengan UUD,” kata Hidayat Nurwahid (minggu, 3/1/2010).

Secara pribadi, kata Hidayat, dia lebih setuju jika gubenur dan bupati dipilih oleh DPRD. Karena, menurutnya, hal ini tidak akan memboroskan anggaran negara dan tidak mengeluarkan ongkos politik yang terlalu besar. Jika dikhawatirkan terjadi money politics, dia mengusulkan, anggota KPK disuruh untuk memantau anggota DPRD yang melangsungkan pemilihan tersebut. Dengan catatan, lanjutnya, hand phone dan rekening anggota DPRD disadap oleh KPK.

Untuk diketahui, usulan Marzuki Alie tersebut dilontarkannya saat berbicara pada sebuah diskusi di kantor PB HMI, awal pekan lalu

Hepatitis B 100 Kali Lebih Berbahaya Dari Virus HIV

Selama ini, masyarakat begitu antusias memerangi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menjadi penyebab AIDS, karena penyakit ini dianggap sangat berbahaya. Padahal, virus hepatitis B 100 kali lebih infeksi dibanding HIV dan hepatitis C 10 kali lebih mudah menginfeksi dari virus HIV.

Namun, sayangnya hepatitis di­no­mor­du­akan. Hepatitis ada­lah pe­nya­kit hati terbanyak di dunia. Di In­do­nesia saja, pen­de­ri­ta he­patitis yang dirawat di rumah sa­kit ter­catat lebih dari 50 per­sen. Ada 7 juta orang Indone­sia diduga mengidap hepatitis C.

Di dunia, jumlah pengidap hepatitis B kronis diper­ki­ra­kan sekitar 250 juta dan disu­sul he­patitis C yang me­nem­pati uru­tan kedua dengan 150 juta pen­derita.

”Kedua penyakit ini be­lum men­dapat perhatian lebih seperti HIV/AIDS. Padahal, pen­derita HIV hanya di kisaran 100 juta­an,” kata Ketua Per­himpunan Pe­neliti Hati Indo­nesia (PPHI) dr Unggul Bu­dihusodo SpPD-KGEH di Ja­kar­ta, baru-baru ini.

Menurut dia, faktor penye­bab­nya adalah gaung kampanye pemberantasan virus HIV lebih besar dan banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) baik lokal maupun internasional yang berperan aktif membe­rantas penyakit ini.

”Untuk hepatitis, selain kesa­daran masyarakat terhadap an­camannya masih rendah, be­ritanya pun jarang di-blow-up oleh media massa. Ini yang jadi ke­kurangan,” curhat Unggul.

Padahal, menurut dia, HIV dan hepatitis B tidak jauh ber­beda. Penyakit akibat virus HIV dan hepatitis B adalah dua jenis penyakit yang hingga saat ini belum bisa disembuhkan secara total.

Bila terkena penyakit ini, penderitanya mesti meminum obat seumur hidup untuk me­nga­­tasinya. “Sebagian besar pasien hepatitis C memang sudah bisa disembuhkan secara total dengan pengobatan ter­tentu, namun tidak demikian untuk hepatitis B,” ujarnya.

Penanganan hepatitis men­jadi langkah mendesak yang tidak boleh dia­bai­kan. Pe­ningkatan kesadaran masya­rakat dan akses terhadap terapi adalah tindakan mendasar yang sangat penting diperhatikan saat ini.

Friday, 1 January 2010

TANGIS PMII-PMKRI untuk GUS DUR - FARNS SEDA

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menggelar renungan bersama mengenang dua tokoh bangsa, yakni Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan Frans Seda. Renungan tersebut mereka lakukan saat arah jarum jam menunjukkan pukul 00:00 Waktu Indonesia Tengah, 1 Januari 2010.

Renungan yang diikuti sekitar 50 orang orang tersebut merupakan acara dalam merayakan pergantian tahun 2009 ke 2010, yang difokuskan untuk mengenang dua tokoh tersebut. Renungan digelar di Sekertariat PMKRI Sulsel, di Jalan Dr. Soetomo, Makassar.

”Di penghujung 2009, kita baru saja ditinggalkan dua tokoh bangsa, yakni Gus Dur dan Frans Seda. Kami mau menghabiskan malam ini dengan mengenang mereka, tanpa hura-hura,” kata Febrianus, ketua PMKRI Sulawesi Selatan, Jumat, 1 Januari 2010.

Dua organisasi berbasis agama itu menganggap Gus Dur dan Frans Seda merupakan dua tokoh yang patut dikenang. Keduanya, tambah Febri adalah sosok yang sangat gigih dan teguh pendirian. Keduanya juga memiliki kesamaan dari sisi kemanusiaan dan cara pandang.

”Keduanya, meski berbeda ideologi, tapi sangat peduli terhadap keberagaman dan kebersamaan. Nilai-nilai humanis mereka tidak terbantahkan,” ujarnya.

Dengan kekuatan itu, Febri berharap, semangat tersebut tetap tertanam di hati sanubari masyarakat Indonesia. Bagi Febri, kedua tokoh tersebut patut dicontoh, dan ajaran-ajarannya perlu dilestarikan di bangsa yang sangat plural ini.

Pantauan VIVAnews, Suasana haru dan isak tangis tampak terlihat dari sejumlah peserta renungan saat mereka mendoakan dua tokoh bangsa tersebut. Tampak puluhan lilin dan juga dua foto milik Gus Dur dengan Frans Seda terpampang di tengah-tengah peserta renungan. Kegiatan tersebut baru berakhir sekitar pukul 01:40 Wita, dini hari tadi.

SAMAKAN GUS DUR DENGAN KHOMAENI, ADDIE MASSARDI INGATKAN PENGHORMATAN SUBSTANSIAL

Bagi siapapun yang pernah dekat, Sosok Gus Dur meninggalkan kesan yang mendalam.

Termasuk bagi mantan Jurubicara Kepresidenan di era Gus Dur, Adhie M Massardi. Sebelum jadi jurubicara, Adhie mengaku bukan orang yang dekat dan fanatik terhadap Gus Dur. Pertemuan pertama kali Adhie dengan Gus Dur adalah sehari sebelum dia diangkat jadi jurubicara kepresidenan. Adhie juga merasa heran kenapa pilihan Gus Dur jatuh pada dirinya.

“Saya tanya pada Gus Dur kenapa pilih saya. Beliau bilang, Anda profesional. Jadi saya menyimpulkan, Gus Dur akan mengajak orang untuk bekerja bersama dengan beliau dari cara berpikirnya. Bukan dari sopan atau tidak sopannya. Bukan dari loyal atau tidak loyalnya,” kata Adhie, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Jumat, 1/1).

Di mata Adhie, sosok Gus Dur sangat luar biasa. Adhie menyamakan sosok Gus Dur dengan Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatullah Imam Khomaini. Salah satu sikap Gus Dur yang disanjung Adhie adalah satunya kata dengan perbuatan. Kedekatan Adhie dengan Gus Dur tidak berhenti hanya ketika Gus Dur jadi Presiden RI keempat. Setelah Gus Dur tak lagi jadi presiden, komunikasi Adhie dengan Gus Dur terus berlanjut dan intensif.

“Tadinya saya memang jurubicara Gus Dur saat menjadi presiden. Namun setelah Gus Dur tak lagi jadi presiden, saya dibaptis atau dinobatkan oleh publik dan media bahwa saya jurubicara Gus Dur sebagai pribadi hingga beliau wafat. Dan saya memang terus berkomunikasi dengan beliau secara langsung atau melalui asisten maupun sekretarisnya,” kata Adhie.

Bagi Adhie, semua momentum saat bersama dengan Gus Dur adalah kenangan yang istimewa. Namun sebagai jurubicara, Adhie punya kesan khusus.

“Saya mewakili Gus Dur ketika terjadi penyanderan dua wartawan Metrotv di Irak. Waktu itu Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar datang pada Gus Dur karena tidak tahu siapa yang menyandera. Insting saya bekerja. Saya langsung ambil alih Gus Dur dan langsung mengontak teman-teman Gus Dur di Timur Tengah dan memberikan penjelasan atas nama Gus Dur,” kata Adhie.

Adhie juga mengaku terus berkomunikasi dengan Gus Dur terkait permasalahan bangsa paling mutkahir. Menurut Adhie, Gus Dur menyampaikan pesan.

“Pesan beliau agar terus mendesak penuntasan skandal Bank Century,” kata Adhie.

Ketika Gus Dur telah tiada, Adhie menyesalkan pemerintahan SBY-Boediono yang salah kaprah dalam menghormati Gus Dur. Mereka nampak sibuk dari mulai RSCM, Ciganjur, hingga di Jombang.

“Yang harus dihormati dari Gus Dur bukan jasadnya. Tapi pemikiran dan gagasan-gagasannya. Kalau mau menghormati Gus Dur, hormati secara substansial dan bukan pada jasadnya. Penghormatan secara substansial adalah misalnya membangun pemerintahan yang bersih dan baik,” kata Adhie.

Adhie juga berharap kepada masyarakat luas agar tidak meniru sikap pemerintah yang hanya menghormati jasad Gus Dur dan mengabaikan pikiran dan cita-cita Gus Dur. Ujung dari cita-cita Gus Dus, kata Adhie, adalah kesejahteraan rakyaT

KUTIP GUS DUR, NU DISEBUT SYIAH MINUS IMAMAH

Sebagian sikap dan pemikiran Gus Dur mendapat apresiasi dari beberapa ulama Syiah Indonesia.

“Gus Dur selalu menganjurkan kebaikan kepada kelompok minoritas, termasuk kita yang berpegang pada madzhab Ahlul Bait, Syiah. Kita merasa dibela Gus Dur dari beberapa kelompok yang akan membubarkan Syiah. Gus Dur juga selalu mengatakan bahwa Syiah itu adalah NU plus imamah dan NU itu adalah Syiah minus imamah. Bahkan beliau orang yang pertama di Indonesia yang bukan Syiah yang menggelar peringatan Asyura di Ciganjur,” kata salah seorang ulama Syiah Indonesia, Hasan Dalil, kepada Rakyat Merdeka Online, beberapa saat lalu (Jumat,1/1).

Namun demikian, kata Hasan Dalil, ada beberapa sikap Gus Dur yang mesti dikritisir termasuk keterlibatan dalam yayasan milik Israel. Menurut Pembina Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi ini, masalah Israel adalah masalah hitam putih yang bukan multitafsir.

“Sikap Gus Dur sering multitafsir. Tapi berkaitan dengan Israel harus hitam putih. Israel itu menginjak-injak hak asasi manusia dan menjajah. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan konstitusi tertinggi negara kita, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang melarang segala bentuk penjajahan. Kita kritik itu,” kata Hasan Dalil.

Namun satu hal yang menarik dari Gus Dur, kata Hasan Dalil, tidak pernah marah dan tersinggung jika dikritik. Hasan Dalil pun punya kesan pribadi dengan Gus Dur.

“Kita ulama Syiah datang pada beliau. Saya sebutkan pada beliau di kalangan atas elit dan intelektual, sudah memahami madzhab Ahlul Bait dan menghormati Ayatullah Imam Khomaini. Namun dikalangan sebagian NU di bawah ada yang masih berlaku keras pada kelompok Syiah. Saya contohkan peristiwa di Bangil. Ternyata Gus Dur langsung menelpon ulama NU Bangil dan memerintahkan untuk menjaga kelompok syiah dan mencegah segala bentuk kekerasan. Ini luar biasa,” kata Hasan Dalil.

WASIAT GUS DUR : PERLU ORANG NEKAT MENGURUS NEGARA

Gus Dur telah tiada. Tapi, ajaran dan pesan-pesannya tetap abadi sepanjang masa. Sejumlah kerabat dan tokoh nasional mencatat wasiat Bapak Pluralisme itu sebelum wafat.

Wakil Ketua KPK, Chandra M Hamzah mengaku pernah diwasiati Gus Dur sebelum wafat. Hal itu terjadi ketika dia bertemu empat mata dengan Gus Dur sebelum dirawat di RSCM.

Kata Chandra, dalam pertemuan yang berlangsung setengah jam itu, Gus Dur berpesan, Indonesia memerlukan orang berani dan nekat.

"Intinya Gus Dur berpesan perlu orang-orang nekat untuk mengurus negara ini," ungkap Chandra.

Pesan itu, jelas Chandra, dijadikan pemicu semangat dan keberanian dirinya dan lembaganya dalam memberantas korupsi.

“Saya memaknainya bukan sebagai amanat. Tapi saya sepakat kita harus punya keberanian dan ketegasan mengurus negara ini,” kata Chandra.

Chandra menambahkan, banyak nilai-nilai yang bisa ditauladani dari Gus Dur, salah satunya keberaniannya dalam mendukung pemberantasan korupsi.

“Tidak banyak tokoh-tokoh yang berani di saat-saat sulit menyatakannya dengan bahasa yang tegas dan lugas,”kenangnya.

Chandra yang ikut menghadiri prosesi pemakaman Gus Dur di Jombang menjanjikan, akan merealisasikan pesan Gus Dur dengan menjadikan KPK ke depan akan lebih berani dan jujur.

Aktivis Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak), Ray Rangkuti menilai pesan Gus Dur yang disampaikan ke Chandra merupakan amanat untuk bangsa.

“Itu amanah bagi generasi muda, dan bangsa, untuk jangan takut-takut dalam memerangi korupsi. Sekarang ini yang dibutuhkan bangsa adalah orang yang tidak takut terhadap halangan, sehingga sudah benar pesan Gus Dur itu bila untuk mengurus negara ini butuh orang yang nekat,” paparnya.

Ray mengatakan, pesan Gus Dur itu sudah pas pada konteks untuk melawan korupsi yang saat ini sudah semakin akut.

Romo Benny Susetyo, Sekretaris Eksekutif Hubungan Antaragama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengungkapkan, ada satu pesan Gus Dur yang disampaikan ke dirinya.

"Saat itu Gus Dur berpesan agar kaum fundamentalis jangan dijauhi, tetapi harus dicintai," kata Romo Benny mengutip salah satu pesan Gus Dur.

Ketua PBNU, Said Agil Siradj yang pernah ngobrol panjang bersama Gus Dur di RSCM mengungkapkan, Gus Dur berpesan agar kader-kader NU mengimplementasikan ajaran Islam yang toleran, Islam yang balance, jangan cenderung fanatik dan tidak selalu liberal.

“Saat menjenguk Gus Dur sakit, beliau banyak berbincang persoalan penegakkan hukum kasus Bank Century. Beliau (Gus Dur) minta kasus itu diusut tuntas,” kata Said Agil.

Wakil Sekjen PBNU, Saiful Bachri Anshori mengungkapkan, Gus Dur berpesan ke dirinya agar penegakan hukum dijalankan dengan benar. Karena demokrasi tanpa hukum bukan demokrasi.

“Gus Dur juga berpesan agar pemberantasan korupsi terus ditegakkan. Saya kira tidak ada orang yang meragukan komitmen Gus Dur soal ini,” kata Anshori.

Khusus bagi warga NU, lanjutnya, Gus Dur berharap NU banyak melahirkan kader-kader muda yang progresif.

Sementara itu, orang dekat Gus Dur, Imam Mudzakkir mengaku, Gus Dur masih mempunyai mimpi soal kejayaan NU di tahun mendatang. Salah satunya, posisi Rois Aam PBNU yang kini diduduki KH Sahal Mahfud dapat dilanjutkan oleh KH Mustofa Bisri atau Gus Mus.

“Beberapa kali saya bertemu beliau sebelum wafat, beliau bercerita secara terbuka soal keinginanya agar Gus Mus menjadi Rois Aam PBNU. Ini mungkin termasuk wasiat beliau,” kata Imam Mudzakkir.

Gus Mus adalah orang dekat Gus Dur sejak kecil dan sekarang memiliki jiwa kepemimpinan dan ketokohan yang tidak diragukan lagi. Buktinya, Gus Mus dalam prosesi pemakaman Gus Dur didaulat menjadi pembaca doa dari pihak keluarga.

“Gus Dur bilang, kalau Gus Mus jadi Rois Aam dan saya ketua dewan syuro, luar biasa mas nanti kita. Siapa yang tidak kenal kita," papar Imam menirukan Gus Dur.

Ketua Dewan Tanfidz DPP PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengaku menerima tiga wasiat dari Gus Dur untuk masa depan PKB. Pertama, keteladanan dan pendirian Gus Dur. Kedua, daya tahan dan kemandirian PKB sebagai partai yang berbasis Islam dan kebangsaan. Ketiga, menjadikan demokrasi sebagai solusi dan kultur politik nasional.

"Kami akan merangkul teman-teman yang berbeda, teman-teman yang tidak merasa disapa akan kita ajak. Pesan Gus Dur agar PKB tenang-tenang saja, agar PKB tumbuh dengan normal," ujar Muhaimin.

Sementara itu, istri Gus Dur, Sinta Nuriyah mengungkapkan, sebelum meninggal, Gus Dur telah memberikan isyarat ke dirinya dan keluarga. "Dia maunya Kamis malam Jumat di Tebuireng," kata Sinta.

Waktu itu, kata Sinta, Kamis malam Jumat terdekat adalah menjelang Natal 25 Desember 2009. Lalu Sinta bertanya pada Gus Dur, apakah tidak sebaiknya pada malam Jumat pekan berikutnya yang jatuh pada 31 Desember ini.

Lalu Gus Dur menjawab, "Pokoke Kamis malam Jumat aku di Tebuireng," kata Sinta menirukan Gus Dur.

Pernyataan itu kemudian dianggap Sinta sebagai wasiat. Sebuah wasiat bahwa Gus Dur yang meninggal pada Rabu 30 Desember pukul 18.45 itu ingin dimakamkan esoknya di Tebuireng. Dan persis, pada Kamis malam Jumat, jasad Gus Dur sudah bersemayam di sebuah makam yang berdekatan dengan makam kakek dan ayahnya yaitu KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim.