Saturday 22 December 2012

Dunia Menghadapi Rumor "Kiamat" Versi Kalender Maya. Di China, polisi menangkap 1.000 orang karena menyebarkan rumor kiamat

Penduduk keturunan Suku Maya di Guatemala
Kompleks reruntuhan candi Chichen Itza di Meksiko lebih ramai dari biasanya menjelang Jumat dini hari 21 Desember 2012. Dulu dihuni Suku Maya, kini malah berseliweran turis-turis asing.  

Tidak hanya di Chichen Itza, lokasi puing-puing lainnya yang dulu tempat tinggal Suku Maya di Amerika Tengah dan Selatan juga didatangi para peziarah. Mereka merayakan berakhirnya bak'tun ke-13, yaitu suatu periode setiap 400 tahun. Ini merupakan perhitungan kalender panjang peninggalan bangsa Maya pada 5.125 tahun lampau. 

Bila disesuaikan dengan penanggalan modern, berakhirnya bak'tun ke-13 itu bertepatan pada tanggal 21 Desember 2012. Mereka yang berada di reruntuhan candi itu menanggapinya sebagai pergantian dari yang lama ke yang baru. 

"Saya melihatnya sebagai perubahan energi, perubahan sang penjaga, dan perubahan kesadaran universal," kata Serg Miejylo kepada kantor berita Reuters. Pria 29 tahun itu sengaja datang jauh dari Connecticut, Amerika Serikat, untuk mengikuti ritual peninggalan Suku Maya di Chichen Itza. 

Dengan berpakaian tradisional, para penari asal Meksiko bersorak-sorak di depan patung dewa ular. Di dekat mereka, para turis bule duduk bersemedi, berharap dimulainya "masa keemasan" bagi peradaban manusia. 

Dandanan para "peziarah" rata-rata seperti kaum hippies. Pakai sendal, mengisap rokok lintingan, dan ada yang berambut gimbal khas rasta seperti Miejlyo.   

Para pengunjung candi-candi Maya itu menanggapi pergantian waktu itu dari sisi kebatinan lokal. Sebaliknya, di luar tempat-tempat tersebut, banyak orang mengartikannya secara ekstrem.  

Tidak sedikit kaum awam yang melihatnya sebagai sesuatu yang mengerikan, akhir dunia alias kiamat. Mereka termakan oleh desas-desus dan belakangan ini oleh film buatan Hollywood "2012" mengenai bencana hebat di dunia didasari oleh penanggalan Suku Maya, yang tentunya sudah ditafsirkan secara bebas dan berlebihan. 

Seorang sarjana Amerika, Reuters mengingatkan, suatu ketika pernah berkata bahwa berakhirnya periode bak'tun ke-13 bisa disamakan dengan peristiwa "Armageddon" dengan didasarkan ilustrasi peninggalan budaya Mesoamerika. Lambat laun klaim yang masih samar-samar itu berkembang menjadi suatu pernyataan yang dipercaya banyak orang bahwa penanggalan Maya memprediksi kehancuran dunia. 

Itulah sebabnya, jelang 21 Desember 2012, di internet banyak beredar rumor mengenai munculnya bunuh diri massal, tabrakan dengan planet lain, serangan meteor, mati listrik di banyak tempat, dan bencana alam lain. Kepanikan pun melanda di sejumlah tempat karena digoyang isu kiamat 21 Desember 2012. 

Di China, polisi dalam beberapa hari terakhir menangkap sekitar 1.000 orang karena menyebar rumor kiamat. Gara-gara kabar itu, ada warga yang berbuat kriminal di provinsi Henan dengan menusuk 22 anak-anak setelah terpengaruh kabar dari seorang penyebar rumor.  

Pihak berwenang di Argentina menutup akses ke suatu gunung. Tempat itu biasa dikunjungi mereka yang percaya dengan penampakan-penampakan UFO. Namun menjelang tanggal 21, muncul rumor bahwa gunung itu bakal menjadi lokasi bunuh diri massal, sehingga harus ditutup untuk sementara waktu demi mencegahnya.    

Di Texas, Amerika Serikat, seorang konglomerat video game bernama Richard Garriott de Cayeux menggelar pesta besar-besaran pada Kamis tengah malam waktu setempat. Dia berjaga-jaga siapa tahu tidak bisa pesta lagi saat dunia berakhir. 

Menurut stasiun berita BBC, pihak berwenang di Pyrenees, Prancis, harus mengantisipasi datangnya banyak orang ke gunung Pic de Bugarach. Mereka termakan rumor bahwa pesawat-pesawat UFO bakal menjemput dan menyelamatkan mereka dari bencana besar. 

Di Rusia, Perdana Menteri Dmitry Medvedev sampai harus meminta rakyatnya tenang dan tidak terpengaruh rumor kiamat. Gara-gara menyebarnya kabar itu, penjualan makanan kemasan dan korek api langsung melonjak besar.  

Bantahan Ilmuan 
Rumor kiamat 21 Desember juga mengundang perhatian kalangan pakar maupun cendekiawan. Baik dari sisi ilmu astronomi dan sejarah, rata-rata mereka menganggap isu kiamat itu sudah merupakan tafsiran yang sangat berlebihan dari penanggalan Suku Maya. 

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) meluruskan rumor ancaman "kiamat" pada 21 Desember 2012 dengan mengunggah video penjelasan di YouTube. Judulnya, "Kenapa Dunia Belum Berakhir?"

Para ilmuwan NASA mengatakan bahwa rumor di media sosial dan Internet, yang mengatakan dunia akan berakhir, adalah bentuk kesalahpahaman tafsir dari kalender Suku Maya. Ini pun menyebabkan banyak yang percaya bahwa akhir dunia akan terjadi pada 21 Desember 2012.

Menurut ahli planet yang melacak objek dekat dengan bumi di Laboratorium Propulsi Jet NASA, Don Yeomans, itu hanya akhir dari siklus dan awal dari yang baru. Itu sama seperti pada 31 Desember yang menandakan kalender berakhir, namun kalender baru untuk tahun berikutnya dimulai lagi pada 1 Januari.

Mitos tentang kiamat yang muncul di internet bermacam-macam. Seperti ada yang menyebut ancaman sebuah planet besar yang disebut planet Nibiru, sedang berada pada jalur yang sama dengan Bumi dan akan terjadi tabrakan.

"Setiap hari selama 24 jam penuh, ada ribuan astronom yang melihat keadaan luar angkasa. Mereka tidak melihat adanya planet lain yang akan menghantam bumi," ujar Don Yeomans, dilansir dari Reuters. 

Ada dugaan NASA sengaja menutupi tanda-tanda hari kiamat. Yeomans pun membantah pernyataan tersebut.

"Bayangkan saja, saat ini ada ribuan astronom yang mengobservasi langit. Mana mungkin mereka sepakat menutup rahasia ini ke publik selama bertahun-tahun?," kata Yeomans.

Don Yeomans juga membantah sejumlah pendapat yang meyakini bahwa planet Nibiru akan menabrak Bumi. "Planet Nibiru adalah planet imajiner yang sebagian orang meyakini berasal dari luar tata surya. Kami tidak yakin kalau planet itu akan menabrak Bumi pada 21 Desember 2012," tegas Don Yeomans.

Selain itu, ada dugaan penyebab kiamat adalah badai Matahari. Don Yeomans kembali menegaskan bahwa fenomena itu memang nyata. Namun, dua kali lontaran massa korona Matahari yang terjadi pada Kamis, 8 Maret 2012, adalah fenomena biasa yang terjadi 11 tahunan.

"Radiasi badai Matahari memang bisa merusak satelit. Tapi, manusia akan tetap aman terlindung oleh lapisan magnetosfer yang menyelubungi bumi," ujar Don Yeomans.

"Sejak dulu, ada ratusan ribu prediksi tentang akhir dunia atau kiamat. Tapi, kita, manusia, masih ada sampai saat ini," kata Yeomans.  

Ditanggapi Sinis 
Ironisnya, kehebohan justru tidak dirasakan oleh para keturunan Suku Maya. Mereka beraktivitas seperti biasa karena tidak meyakini hari kiamat ditentukan oleh kalender buatan leluhur mereka, apalagi hasil tafsiran yang tidak jelas dari pihak asing.

Diberitakan stasiun CNN, keyakinan ini dipegang oleh penduduk di desa Maya Yaxuna di kota Merida, Meksiko. Mereka meyakini bahwa kalender tersebut hanyalah soal berakhirnya satu fase dan pembuka fase yang baru, bukanlah akhir dunia.

"Ini hanyalah sebuah era. Banyak yang mengatakan bahwa ini adalah akhir dunia, tapi kami tidak percaya," kata Santos Esteban salah seorang penduduk Yaxuna.

Kesan yang sama disuarakan oleh mereka yang tinggal di lokasi reruntuhan kuil Maya di kota Coba, negara bagian Quintana Roo, Meksiko. "Itu tanggal kami bekerja, hanya seperti hari biasa saya," kata Julian Nohuicab, 34, suku maya yang bekerja sebagai pedagang minuman di tempat itu.

Orang-orang dari seluruh dunia berdatangan ke tempat ini, berwisata atau mencari wangsit. Suku Maya hanya geleng kepala dan mengernyitkan dahi ketika ditanya perihal hari kiamat.

"Kami tidak percaya. Tidak ada yang tahu hari dan jam berapa kiamat. Hanya Tuhan yang tahu," kata Socorro Poot, 41, suku Maya yang tinggal di desa Holca, sekitar 25 mil dari Chichen Itza, seperti dilansir harian Telegraph. 

Bisnis Untung
Isu kiamat ini masih terus digunjingkan. Namun, yang pasti, isu ini sudah membuat untung segelintir orang. 

Salah satu usaha yang diuntungkan dari isu kiamat ini adalah Safecastle, toko penyedia peralatan bertahan hidup yang berlokasi di AS. Pemilik Safecastle, Vic Rantala, mengatakan, saat orang-orang sudah teracuni oleh isu kiamat, maka orang-orang akan panik dan berusaha memenuhi kesiapan krisis yang akan terjadi.

"Pelanggan saya bukanlah tipe milisi yang berada di hutan dan terlatih untuk menghadapi akhir dunia," kata Rantala, seperti dikutip dari CNBC, Jumat 21 Desember 2012.

Ia menjelaskan, barang-barang yang laris diborong adalah berbagai jenis makanan kaleng yang tidak menjadi basi hingga 30 tahun yang akan datang. Selain itu, ada penyaring air, generator, dan senter. Rantala mencatat barang terlaris saat ini adalah daging kalengan berisi 40-50 lembar daging per kemasan.

"Sejak serangan teroris pada 11 September 2001, cara pandang dunia melihat masa depan mereka mulai berubah," katanya.

Serangan teroris yang meluluhlantakkan gedung tertinggi di dunia, World Trade Center (WTC), New York, tersebut membuat bisnis Rantala melesat. Bisnis Rantala terus berkembang, walaupun di tengah resesi ekonomi, karena masyarakat terus mempersiapkan dirinya sendiri dari krisis.

Selain itu, bisnis yang laris lainnya adalah jasa pembuatan bungker berstruktur beton dan baja yang dirancang untuk melindungi manusia dari tornado, badai hingga ledakan.

Pemilik bisnis bungker, Jorge Villa, menghabiskan tujuh tahun untuk merancang bungker kiamat. Bungker tersebut memiliki ketebalan 12 inci dengan berat 12-18 ton. Memiliki jendela anti peluru dan pintu standar pelayaran dunia.

Selain bisnis dengan pendekatan serius, ada juga bisnis yang dilakukan dengan senang-senang. Sebuah toko di Las Vegas, Zombie Apocalypse, mengklaim menjual segala perlengkapan untuk bertahan dari serangan kiamat Zombie.

Kebanyakan orang yang datang ke toko hanya penasaran dan ingin tahu benda-benda apa saja yang dijual. Sebagian besar orang yang berbelanja adalah para turis yang membeli berbagai peralatan untuk suvenir.

"Orang Amerika sendiri kebanyakan membeli sistem penyaringan air, karena mereka sudah terbiasa hidup dengan imbas bencana tornado atau angin topan," katanya. 

No comments:

Post a Comment