Friday, 14 December 2012

Durhaka, Anak Biarkan Ibu Tinggal di Kandang Babi. Si anak menjadi bulan-bulanan media massa

Ibu tinggal di kandang babi di China
Chen Shoutian, pria di Guanyun County, Provinsi Jiangsu, menjadi bulan-bulanan di media sosial China lantaran dia tega membiarkan ibunya tinggal di kandang babi. Padahal, ibunya itu sangat renta, usianya sudah 100 tahun.

Diberitakan Telegraph pekan, komentar pedas terhadap Chen bermula dari sebuah tayangan di televisi lokal. Dalam tayangan itu, disebutkan bahwa ibunya yang tidak disebutkan namanya itu telah tinggal dua tahun bersama-sama babi-babi.

Ibu malang yang lahir pada masa runtuhnya Dinasti Qing ini menggunakan tumpukan jerami sebagai tempat tidurnya. Ibu delapan anak itu mengaku senang dan kerasan tinggal di kandang babi yang bau dan dikerumuni lalat. "Dia memang ingin tinggal di sini karena katanya nyaman," kata Chen berdalih.

Kepada stasiun televisi lokal tersebut, Chen mengatakan tidak ada ruangan lagi di rumah dia. Padahal, ada enam kamar di dalam rumahnya. "Saya sebenarnya tidak keberatan dia tinggal di sini," kata Chen.

Tindakan Chen yang membiarkan ibunya tinggal di kandang babi ini menuai kecaman di media sosial Weibo. Banyak yang mengatakan bahwa ini adalah bentuk durhaka anak terhadap orang tua. Banyak juga yang menggambarkan bahwa inilah realita saat ini, pemuda tidak lagi peduli pada orangtua.

"Apakah yang mengaku 'manusia' tega melakukan hal ini? Harusnya dia bisa merasakan hari-hari bahagia setelah 100 tahun bekerja keras," kata seorang pengguna Weibo.

Seorang kerabat Chen yang berkunjung ke kandang babi itu mengaku tidak kuat. "Sangat bau, bau sekali sampai saya tidak masuk," kada Liu Zhanbing, cucu ibu tersebut.

Gu Yuqing, putri nenek malang ini mengaku sudah mencoba meyakinkan ibundanya untuk hengkang dari kandang babi tersebut. Namun, dia sulit meyakinkannya karena ibunya mengaku kerasan.
"Banyak lalat dan nyamuk di musim panas dan ibu saya tinggal di situ. Sangat menyakitkan hati saya. Dia sangat tua, dan tinggal dengan babi! Bagaimana kami tidak sedih?" kata Gu

No comments:

Post a Comment