Jumat (14/12/2012), detikcom mendatangi rumah berlantai dua yang cukup asri, milik Deni, di Kampung Gunung tilu, RT 02/ RW 03, Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Di rumah yang terlihat kokoh inilah, Deni dan Ajeng sudah beberapa tahun tinggal bersama.
Rumah ini yang menjadi saksi bisu terusirnya Fitriani, istri sah Deni, Senin (10/12/2012) malam lalu. Ketika itu, Fitriani (33), yang sedang hamil 8 bulan anak keempat Deni, mendatangi rumah tersebut. Dari Bantul ke Tasikmalaya, Fitriani tidak sendiri, tapi juga membawa serta tiga anaknya dan juga ibu kandungnya.
Di malam hari itu, Fitriani benar-benar seperti tersambar petir. Kecurigaannya selama ini bahwa suaminya memiliki wanita idaman lain (WIL) di Tasikmalaya terbukti. Maklum, bersama ketiga anaknya, Fitriani tinggal di Bantul, tidak diboyong Deni ke Tasikmalaya. Padahal di Tasik, Deni sudah sukses menjadi pejabat negara, setelah terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya dari PAN. Deni juga menjabat sebagai ketua DPD PAN Kabupaten Tasikmalaya.
Selama ini, Fitriani percaya dengan pengakuan Deni. Dirinya dan anak-anaknya tidak diboyong ke Tasikmalaya, karena suaminya mengaku belum memiliki rumah dan hanya tinggal di kontrakan temannya. Deni juga semakin jarang pulang ke Bantul, mengaku sangat sibuk dengan pekerjaannya.
Kecurigaan Fitriani semakin kuat, setelah pekan lalu, ada seseorang yang menginformasikan bahwa suaminya sudah menikah lagi di Tasikmalaya. Suaminya juga tinggal di rumah baru yang sangat bagus, bersama istri barunya. Untuk memastikan informasi itu, Fitriani yang sudah hamil tua itu lantas menuju Tasikmalaya bersama anak-anaknya dan ibunya.
Alamat rumah suaminya yang ia dapatkan ternyata bukan alamat palsu. Sesampai di rumah itu, bukan sambutan manis yang Fitriani terima. Tapi, dia bersama anak-anaknya tidak diperkenankan masuk ke dalam rumah berpagar besi itu. Hati Fitriani hancur. Selama ini suaminya mengaku belum memiliki rumah, ternyata suaminya telah membeli rumah yang bagus dan tinggal bersama wanita lain. Hatinya tambah hancur, ketika sang suami meminta Fitriani dan anak-anaknya menginap di hotel saja.
Karena memang sudah malam, Fitriani dan keluarganya akhirnya menginap di hotel. Namun, keesokan harinya, Fitriani yang akan menghadapi persalinanan anak keempatnya sebulan mendatang itu melaporkan Deni ke Badan Kehormatan (BK) DPRD, Polres Tasikmalaya dan Dinas Sosial. Fitriani merasa dirinya dan anak-anaknya telah ditelantarkan oleh suaminya sendiri. Kesedihan sangat terlihat di wajah Fitriani.
Kini, Fitriani sudah kembali ke Bantul. Dia meminta agar suaminya diproses secara hukum, meski suaminya berharap dirinya mencabut laporannya. Kesedihannya tentu tidak akan mudah terobati, apalagi mengingat kebohongan-kebohongan suaminya. Sementara Fitriani harus terus menjalani hidup dan membesarkan anak-anaknya.
Deni sendiri mengaku telah menikahi Ajeng sejak 2007. Kini, Deni dan Ajeng sudah memiliki seorang anak. Setelah pernikahan sirinya terbongkar, Deni berencana menikahi Ajeng secara resmi dan mengajak Fitriani untuk tinggal bersama. Deni juga membantah telah menelantarkan istri pertamanya dan anak-anaknya.
Kini, Deni terancam kehilangan jabatannya di DPRD maupun di PAN. PAN Jawa Barat telah membuat keputusan akan segera menonaktifkan Deni. Tentu ini kasus berat yang akan dihadapi Deni. Karir yang ia bangun bertahun-tahun, akan tamat gara-gara kasus ini.
Informasi yang didapatkan detikcom, Deni dan Ajeng meninggalkan rumahnya sejak Selasa (11/12/2012), sehari setelah kehadiran tamu tak diundang, Fitriani. Pintu gerbang rumah tersebut tergembok. Tidak ada aktifitas apa pun di rumah yang cukup besar itu.
Salah seorang warga setempat, Ustadzah Oba Badratul Waliah (32) mengungkapkan Deni dan istri sirinya terlihat meninggalkan rumah Selasa lalu. Rumah Deni itu dibangun pada tahun 2009. Deni pernah menggelar syukuran rumah tersebut. Deni juga pernah menggelar selamatan anak pertama hasil hubungannya dengan Ajeng di rumah itu.
Selama tinggal di rumah itu, Deni dan Ajeng jarang bergaul dengan masyarakat sekitar. "Sejak ditempati, pemilik rumah tidak pernah bergaul dan tidak pernah keluar rumah. Suami-istri biasanya keluar Kamis malam Jumat dan hari-hari bisanya hanya diam di rumah," papar Oba.
Oba memang mengetahui kisah perselisihan keluarga Deni saat Fitriani datang ke rumah itu. Seharusnya, kata Oba, permasalahan tersebut bisa diselesaikan saat itu juga. Sebagai tetangga, dia juga menyesalkan mengapa Deni membohongi istrinya bahwa dirinya tidak ada di rumah, dan sedang berada di hotel. "Saat dihubungi istri pertamanya, Pak Deni dengan berbagai alasan bilang sedang ada di hotel, di Cisayong. Kalau pun ada di rumah seharusnya bilang saja," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment