Lubang hitam atau Black
Hole adalah sebuah pemusatan
massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat
besar.Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya
kecuali melalui perilaku terowongan kuantum.Medan gravitasi begitu kuat
sehingga 8 kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya.
Misteri lubang
hitam yg bertebaran di jagad raya dapat dikatakan hampir mirip dengan
konserp rentetan kejadian-kejadian aneh yg terjadi di kawasan Segitiga
Bermuda.Tapi berbeda dg kasus-kasus di Segitiga Bermuda yg rata-rata menelan
kapal laut maupun pesawat terbang, black hole dapat berukuran lbh besar dari
matahari dan mampu menarik dan menelan apa saja yg berada di dekat nya termasuk
planet-planet. Bahkan partikel cahaya pun tidak mampu untuk meloloskan diri
dari tarikan gravitasi black hole yg super dashyat.
Lubang
hitam dibatasi oleh horizon peristiwa yang secara klasik ditafsirkan sebagai
wilayah dimana tak ada apapun yang mampu keluar dari batas horizon peristiwa.
Namun dengan memasukan unsur fisika kuantum, Hawking mengemukakan bahwa lubang
hitam sesungguhnya mengeluarkan radiasi termal dari horizon peristiwa. Horizon
peristiwa tidak hanya terdapat pada lubang hitam melainkan juga pada ruang de
Sitter. Horizon peristiwa pada ruang–waktu ini disebut dengan horizon peristiwa
kosmologi untuk membedakannya dengan horizon peristiwa lubang hitam. Horizon
peristiwa kosmologi memiliki sifat–sifat termodinamika yang sama dengan horizon
peristiwa pada lubang hitam.
Teori
adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell and
Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman bernama
Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas
umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William
Hawking. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi
dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.
Adalah
John Archibald Wheeler pada tahun 1967 yang memberikan nama "Lubang
Hitam" sehingga menjadi populer di dunia bahkan juga menjadi topik favorit
para penulis fiksi ilmiah. Kita tidak dapat melihat lubang hitam akan tetapi
kita bisa mendeteksi materi yang tertarik / tersedot ke arahnya. Dengan cara
inilah, para astronom mempelajari dan mengidentifikasikan banyak lubang hitam
di angkasa lewat observasi yang sangat hati-hati sehingga diperkirakan di
angkasa dihiasi oleh jutaan lubang hitam.
Di
dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak atau dirumuskan F µ 1/r2. Dari formula inilah kita bisa memahami mengapa
lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang maha dahsyat. Dengan nilai r yang
makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga
besarnya.
Lubang
hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya
gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apa
pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum. Medan gravitasi
begitu kuat sehingga kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya.
Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari
gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau
melewatinya, dari sini diperoleh kata "hitam". Istilah "lubang
hitam" telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang
dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua
tidak dapt kembali. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun,
dari mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang dapat diamati.
Teori
Lubang Hitam pertama kali diperkenalkan oleh astronom Jerman bernama Karl
Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum
dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking.
Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi dialam
semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.
Ø Proses Terbentuknya Black Hole
Teori
lubang hitam dikemukakan lebih dr 200 tahun yg lalu.Pada 1783 , ilmuwan John
Mitchell mencetuskan teori mengenai kemungkinan wujud nya sebuah lubang hitam
setelah beliau meneliti dan mengkaji teori gravitas Isaac Newton.
Beliau
berpendapat, jika objek yg dilemparkan tegak lurus ke atas, maka ia akan
terlepas dr pengaruh gravitasi Bumi setelah mencapai kecepatan lebih dr 11
km/s, maka tentu ada planet atau bintang lain yg memiliki gravitasi lebih besar
daripada Bumi.
Istilah
“lubang hitam” pertama kali digunakan oleh ahli fisika Amerika Serikat, John
Archibald Wheeler pada 1968. Wheeler memberi nama demikian karena lubang hitam
tidak dapat dilihat, karena cahaya turut tertarik ke dalam nya sehingga kawasan
di sekitar nya menjadi gelap. Menurut teori evolusi bintang, lubang hitam
berasal dr sejenis bintang biru yang memiliki suhu permukaan lebih dari 25.000
derajat Celcius.
Ketika
pembakaran hidrogen di bintang biru yg memakan waktu kira-kira 19 juta tahun
selesai, ia akan menjadi bintang biru raksasa. Kemudian,bintang itu
menjadi dingin dan menjadi bintang merah raksasa. Dalam fase itulah,akibat
tarikan gravitasi nya sendiri, bintang merah raksasa mengalami ledakan dahsyat
atau sering disebut dengan Supernova dan menghasilkan 2 jenis bintang yaitu
bintang Netron dan Black Hole.
Pertumbuhan
Black Hole
Massa
dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya.
Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu
dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam
akan tersedot. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang
menyatakan bahwa lubang hitam dapat menyedot apa saja disekitarnya, lubang
hitam tidak dapat menyedot material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia
hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya.
Contoh
: bayangkan matahari kita menjadi lubang hitam dengan massa yang sama.
Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari
lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak
dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak tersedot masuk kedalamnya.
Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang hitam,
dimana hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari
matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan
dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih
besar.
Ø Cakram
gas
Dengan
sifatnya yang tidak bisa dilihat, pertanyaan kemudian adalah bagaimana
mendeteksi adanya suatu lubang hitam? Kesempatan yang paling baik untuk
mendeteksinya, diakui para ahli, adalah bila ia merupakan bintang ganda (dua
bintang yang berevolusi dan saling mengelilingi). Lubang hitam akan menyedot
semua materi dan gas-gas hasil ledakan termonuklir bintang di sekitarnya. Dari
gesekan internal, gas-gas yang tersedot itu akan menjadi sangat panas (hingga 2
juta derajat!) dan memancarkan sinar-X. Dari sinar-X inilah para ahli memulai
langkah untuk menjejak lubang hitam.
Pada
12 Desember 1970, AS meluncurkan satelit astronomi kecil (Small Astronomical
Satellite SAS) pendeteksi sinar-X di kosmis bernama Uhuru dari lepas pantai
Kenya. Dari hasil pengamatannya didapatkan bahwa sebuah bintang maha raksasa
biru, yakni HDE226868 yang terletak dalam konstelasi Cygnus (8.000 tahun cahaya
dari bumi) mempunyai pasangan bintang Cygnus X-1, yang tidak dapat dideteksi
secara langsung.
Cygnus
X-1 menampakkan orbitnya berupa gas-gas hasil ledakan termonuklir HDE226868
yang bergerak membentuk sebuah cakram. Cygnus X-1 diperhitungkan berukuran
lebih kecil dari Bumi, tapi memiliki massa enam kali lebih besar dari massa
matahari. Bintang redup ini telah diyakini para ilmuwan sebagai lubang hitam.
Selain Cygnus X-1, Uhuru juga mendapatkan sumber sinar-X kosmis, yakni Cygnus
X-3 dalam konstelasi Centaurus dan Lupus X-1 dalam konstelasi bintang Lupus.
Dua yang disebut terakhir belum dipastikan sebagai lubang hitam, termasuk 339
sumber sinar-X lainnya yang dideteksi selama 2,5 tahun masa operasi Uhuru.
Eksplorasi
sumber sinar-X di kosmis masih dilanjutkan oleh satelit HEAO (High Energy
Astronomical Observatory) atau Einstein Observatory tahun 1978. Satelit ini
menemukan bintang ganda yang lain dalam konstelasi Circinus, yakni Circinus X-1
serta V861 Scorpii dan GX339-4 dalam konstelasi bintang Scorpius.
Lebih
dua ratus tahun silam, atau tepatnya pada tahun 1783. pemikiran akan adanya
monster kosmis bersifat melenyapkan benda lainnya ini sebenarnya pernah
dilontarkan oleh seorang pendeta bernama John Mitchell. Mitchell yang kala itu
mencermati teori gravitasi Isaac Newton (1643-1727) berpendapat, bila bumi
punya suatu kecepatan lepas dari Bumi 11 km per detik (sebuah benda yang
dilemparkan tegak lurus ke atas baru akan terlepas dari pengaruh gravitasi bumi
setelah melewati kecepatan ini), tentu ada planet atau bintang lain yang punya
gravitasi lebih besar. Mitchell malah memperkirakan di kosmis terdapat suatu
bintang dengan massa 500 kali matahari yang mampu mencegah lepasnya cahaya dari
permukaannya sendiri.
Lalu,
bagaimana sebenarnya lubang hitam tercipta? Menurut teori evolusi bintang
(lahir, berkembang, dan matinya bintang), buyut dari lubang hitam adalah sebuah
bintang biru. Bintang biru merupakan julukan bagi deret kelompok bintang yang
massanya lebih besar dari 1,4 kali massa matahari. Disebutkan para ahli fisika
kosmis, ketika pembakaran hidrogen di bintang biru mulai usai (kira-kira
memakan waktu 10 juta tahun), ia akan berkontraksi dan memuai menjadi bintang
maha raksasa biru. Selanjutnya, ia akan mendingin menjadi bintang maha raksasa
merah. Dalam fase inilah, akibat tarikan gravitasinya sendiri, bintang maha raksasa
merah mengalami keruntuhan gravitasi menghasilkan ledakan dahsyat atau biasa
disebut sebagai Supernova.
Supernova
ditandai dengan peningkatan kecerahan cahaya hingga miliaran kali cahaya
bintang biasa kemudian melahirkan dua kelas bintang, yakni bintang netron dan
lubang hitam. Bintang netron (disebut juga Pulsar atau bintang denyut) terjadi
bila massa bintang runtuh lebih besar dari 1,4 kali, tapi lebih kecil dari tiga
kali massa matahari. Sementara lubang hitam mempunyai massa bintang runtuh
lebih dari tiga kali massa matahari. Materi pembentuk lubang hitam kemudian
mengalami pengerutan yang tidak dapat mencegah apapun darinya. Bintang menjadi
sangat mampat sampai menjadi suatu titik massa yang kerapatannya tidak
terhingga, yang disebut singularitas tadi.
Di
dalam kaidah fisika, besaran gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak atau dirumuskan F µ 1/r2. Dari formula inilah kita bisa memahami mengapa
lubang hitam mempunyai gaya gravitasi yang maha dahsyat. Dengan nilai r yang
makin kecil atau mendekati nol, gaya gravitasi akan menjadi tak hingga
besarnya.
Para
ilmuwan menghitung, seandainya benda bermassa seperti bumi kita ini akan
menjadi lubang hitam, agar gravitasinya mampu mencegah cahaya keluar, maka
benda itu harus dimampatkan menjadi bola berjari-jari 1 cm!
Ø Fakta-fakta Menarik
mengenai Black Hole
Cahaya
melengkung begitu dalam di dekat lubang hitam sehingga apabila Anda berada
dekatnya dan berdiri membelakangi, Anda akan dapat melihat berbagai bayangan
dari setiap bintang di jagat raya, dan dapat melihat bagian belakang dari
kepala Anda sendiri.
Di
bagian dalam sebuah lubang hitam, ketentuan-ketentuan soal jarak dan waktu
berlaku kebalikan: seperti halnya saat ini Anda tidak dapat menghindar dari
perjalanan menuju masa depan, di dalam lubang hitam Anda tidak dapat mengelak
dari singularitas sentral.
Apabila
Anda berdiri pada sebuah jarak aman dari lubang hitam dan melihat seorang teman
terjatuh ke dalamnya, dia akan terlihat bergerak melamban dan hampir berhenti
ketika sampai di tepian event horizon. Bayangan teman itu akan memudar dengan
sangat cepat. Sayangnya, dari sudut pandangnya sendiri dia akan melintasi event
horizon dengan aman, dan akan bertemu dengan ajalnya di singularitas.
Lubang-lubang
hitam adalah objek-objek yang paling sederhana di jagat raya. Anda dapat
menggambarkannya secara utuh dengan hanya mengetahui massa, olakan, dan muatan
listriknya. Sebaliknya, untuk melukiskan secara utuh sebutir debu saja, Anda
harus menjelaskan posisi dan kondisi seluruh atomnya.
Seperti
yang ditemukan Hawking, lubang-lubang hitam dapat menguap, tetapi dengan sangat
lambat. Bahkan untuk seukuran massa sebuah gunung akan bertahan selama sepuluh
miliar tahun, dan untuk massa yang sama dengan matahari proses penguapan akan
selesai setelah 10^ 67 tahun.
Lubang
hitam tidak meradiasikan cahaya, dan sebuah objek yang terjatuh ke dalamnya
tidak akan mampu lagi memancarkan cahayanya. Semua itu menjadikan upaya
mendeteksi lubang hitam akan sangat menantang. Hanya ketika sebuah lubang hitam
berada dalam wujudnya yang kembar dan efek gravitasi menyebabkan pasangannya
itu menghasilkan gas, kita dapat mendeteksi sinar-X. Sinar yang berasal dari
piringan-piringan di sekitar lubang hitam terlihat sangat mirip dengan sinar
yang berasal dari piringan-piringan di sekitar bintang-bintang neutron.
Anda
dapat pula menduga keberadaan sebuah lubang hitam di pusat sejumlah galaksi
apabila bintang-bintang bergerak sangat cepat di sekitar sejumlah objek yang
tidak terlihat. Pernah adanya pendapat dari Prof.JownKin.H.Steel
: Bahwa “Suatu hari nanti Bumi Beserta WAKTU-WAKTU-nya akan terserap habis
oleh Monster Gravity ini”
A. Hubungan teori lubang hitam dengan kiamat
Tahun
1999, dengan biaya 2,8 milyar dollar, AS masih meluncurkan teleskop Chandra,
guna menyingkap misteri lubang hitam. The Chandra X-ray Observatory sepanjang
45 kaki milik NASA ini telah berhasil membuat ratusan gambar resolusi tinggi
dan menangkap adanya lompatan-lompatan sinar-X dari pusat galaksi Bima Sakti
berjarak 24.000 tahun cahaya dari Bumi. Mencengangkan, karena bila memang benar
demikian (lompatan sinar-X itu) menunjukkan adanya sebuah lubang hitam di
jantung Bima Sakti, maka teori Albert Einstein kembali benar. Ia menyatakan,
bahwa di jantung setiap galaksi terdapat lubang hitam! “Dugaan semacam itu
sungguh sangat dekat dengan kenyataan,” kata Frederick Baganoff yang memimpin
penelitian, September 2001, kepada Reuters di Washington. Para ilmuwan pun
mulai melebarkan pencarian terhadap putaran gas di sekitar tepi-tepi jurang
ketiadaan ini, layaknya mencari pusaran air.
Pencarian
lubang hitam dan kebenaran teori-teori yang mendukungnya memang masih terus
dilakukan para ahli, seiring makin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan.
Pertanyaan kemudian, bila lubang hitam bertebaran di kosmis, apakah nanti pada
saat kiamat, monster ini pula yang akan melenyapkan benda-benda jagat raya?
Bila
ditelusuri istilah lubang hitam, sebenarnya belum lah lama populer. Dua kata
ini pertama kali diangkat oleh fisikawan AS bernama John Archibald Wheeler pada
tahun 1968. Wheeler memberi nama demikian karena singularitas ini tak bisa
dilihat. Mengapa demikian? Penyebabnya tidak lain karena cahaya tak bisa lepas
dari kungkungan gravitasi singularitas yang maha dahsyat ini. Daerah di sekitar
singularitas atau lazimnya disebut sebagai Horizon Peristiwa (radiusnya
dihitung dengan rumus jari-jari Schwarzschild R = 2GM/C2 dimana G = 6,67 x
10-11 Nm2kg-2, M = kg massa lubang hitam, C = cepat rambat cahaya) menjadi
gelap. Itulah sebabnya, wilayah ini disebut sebagai lubang hitam.
Dengan
tidak bisa lepasnya cahaya, serta merta sekilas kita bisa membayangkan sendiri
kira-kira seberapa besar gaya gravitasi dari lubang hitam. Untuk mulai
menghitungnya, ingatlah bahwa cepat rambat cahaya di alam mencapai 300 juta
meter per detik. Masya Allah. Lalu, apalah jadinya bila benar sebuah wahana
buatan manusia tersedot ke dalam lubang hitam? Dalam hitungan sepersejuta detik
saja, tentunya dapat dipastikan wahana tersebut sudah remuk menjadi bubur.
Inilah
yang akan terjadi pada kita. Cepat atau lambat hal itu akan terjadi. Namun
semua itu hanya akan terjadi atas kehendak Allah SWT. Kapan itu akan terjadi
tiada satu manusia pun yang mengetahuinya. Wallahu A’lam Bissawab…
B. Hasil penelitian tentang teori lubang
hitam
Para
astronom mengintip alam semesta awal dari Quasar paling jauh. Didukung oleh
lubang hitam bermassa 2 miliar kali Matahari, quasar tampak seperti 12,9 miliar
tahun yang lalu ketika alam semesta baru mulai muncul setelah Big Bang. Tim
peneliti internasional melapor ke Nature lubang hitam
supermasif yang menarik gumpalan besar materi menjadi cengkeraman gravitasi.
Akibatnya, quasar memancarkan 60 triliun kali cahaya Matahari. Tim
mengidentifikasi objek dari teleskop inframerah milik Inggris Infrared Deep Sky
Survey (IDSS) yang membidik 5 persen langit dalam panjang gelombang inframerah.
aniel
Mortlock, astrofisikawan dari Imperial College London, menyamakan proses ini
seperti mendulang emas. "Anda melihat hal-hal bercahaya dalam banyak
inframerah, namun tidak semua dari mereka adalah nugget. Kami punya nugget yang
besar kali ini," kata Mortlock. Sebuah objek yang dinamai ULAS J1120+641
adalah tampilan petunjuk yang baik dan teka-teki tentang alam semesta
awal. "Obyek ini berada tepat di jarak terjauh yang mungkin dapat
kita lihat," kata Mortlock. Karena waktu yang dibutuhkan cahaya
Quasar dalam mencapai Bumi, para astronom menghitung 770 juta tahun setelah Big
Bang. Sementara teori meramalkan quasar dapat terbentuk segera setelah Big
Bang, tidak satu pun mengantisipasi melihat begitu besar saat embrio alam
semesta.
"Ini
seperti menemukan anak 6 kaki di Taman Kanak-Kanak," kata Marta Volonteri,
astrofisikawan dari University of Michigan di Ann Arbor.
Teori
menunjukkan lubang hitam kecil terbentuk dari benda-benda padat yang tertinggal
setelah kematian bintang awal atau terbentuk dari gas kosmik secara langsung.
Volenteri
mengatakan teori benar, ULAS J1120+641 diperlukan untuk memulai terbentuk
sebelum waktu awal, menunjukkan bahwa teori keruntuhan langsung sangat baik
didukung oleh temuan Quasar itu. Para ilmuwan berharap survei langit akan
menemukan lebih banyak. Avi Loeb, astrofisikawan dari Harvard University,
mengatakan quasar dapat bertindak sebagai beacon cahaya yang membantu astronom
membantu mempelajari alam semesta awal. Langkah-langkah selanjutnya termasuk
menemukan kosmis awal dan mempelajari lingkungan quasar menggunakan panjang
gelombang yang berbeda.
"Temuan
menarik. Ini bisa menjadi salah satu tempat terpesona di alam semesta di mana
hal-hal terjadi sangat cepat. Namun selalu berbahaya jika Anda mendasarkan
segala sesuatu yang Anda tahu hanya pada satu objek," kata Chris Willott
dari National Research Council Canada.
Baru-baru
ini para peneliti menganalisa lubang hitam kanibal, yang bisa memakan lubang
hitam lainnya yang berukuran lebih kecil. "Saat dua lubang hitam
bertabrakan, pada skenario astrofisika sebenarnya, mereka memiliki ukuran yang
tidak sama," kata Carlos Lousto, peneliti Center for Computational
Relativity and Gravitation, Rochester Institute of Technology, kepada Discovery
News. Bahkan para peneliti berhasil membuat simulasi kondisi yang sangat
ekstrim, ketika sebuah lubang hitam besar yang berukuran masif, memangsa lubang
hitam lain yang berukuran ratusan kali lebih kecil darinya.
Sebelumnya,
para peneliti hanya berhasil menganalisa lubang hitam yang dapat melahap lubang
hitam lain yang memiliki massa yang 10 kali lipat lebih kecil. "Pada
beberapa bulan ke depan, saya pikir kami akan bisa menghadirkan solusi lebih
besar, dengan perbandingan massa dua lubang hitam 1000:1," kata Lousto.
Bagaimanapun, kata Lousto, ini merupakan masalah yang rumit. Sebab analisa
seperti ini musti dilakukan oleh sebuah superkomputer. "Kami memerlukan
resource superkomputer yang sangat besar."Untuk analisa yang paling
mutakhir saja, Lousto dan kawan-kawannya menggunakan superkomputer di Texas
Advanced Computing Center yang menggunakan 70 ribu unit prosesor. Simulasi
itupun baru bisa diselesaikan setelah hampir 3 bulan.
Menurut
rekan peneliti Lousto, Yosef Zlochower, simulasi lubang hitam kanibal ini bisa
dibilang sangat penting, karena ini bisa menjembatani kesenjangan dua
pendekatan riset yang sangat berbeda.berukuran sama, yang kedua, yang melakukan
pendekatan tabrakan antara dua lubang hitam yang berukuran 1000:1. Hasil penelitian
Lousto dan Zlochower telah didaftarkan untuk dipublikasikan pada journal
Physical Review Letters.
Peristiwa
saling memangsanya dua lubang hitam, bisa dideteksi dari gelombang gravitasi
yang sangat intens. AS memiliki dua instrumen yang berusaha mendeteksi
gelombang gravitasi tersebut, yakni melalui Laser Interferometer Gravitational
Wave Observatory (LIGO) yang berbasis di bumi, serta Laser Interferometer Space
Antenne (LISA) yang dijalankan oleh NASA Profesor Hagai Netzer dari
Universitas Tel Aviv dan mahasiswanya, Benny Trakhtenbrot, melakukan penelitian
untuk menjawab pertanyaan tersebut. Lewat risetnya, keduanya menemukan bahwa
lubang hitam supermasif mulai tumbuh secara cepat ketika semesta masih berusia
1,2 miliar tahun. Paparan penelitian tersebut dipublikasikan dalam The
Astrophysical Journal yang terbit pada bulan ini. Hasil penelitian ini
sekaligus menjadi koreksi bagi hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan
bahwa lubang hitam supermasif mulai tumbuh pada usia semesta 2-4 miliar tahun.
Penelitian
tersebut dilakukan dengan observasi menggunakan teleskop-teleskop tercanggih
dunia. Dua teleskop yang digunakan adalah Gemini North di puncak Gunung Mauna
Kea di Hawaii dan Very Large Telescope Array di Cerro Aranal, Cile. Berdasarkan
analisis data menggunakan instrumentasi supercanggih pada teleskop, peneliti
mengetahui bahwa lubang hitam yang aktif pada usia semesta 1,2 miliar tahun
sepuluh kali lebih kecil dari lubang hitam yang aktif sesudahnya. Namun, lubang
hitam kecil itu tumbuh jauh lebih cepat. Peneliti juga menemukan, lubang
hitam yang memulai semua proses pertumbuhannya ketika semesta masih berusia
ratusan juta tahun memiliki massa hanya 100-1.000 kali massa matahari. Lubang
hitam ini diduga berkaitan dengan pembentukan bintang-bintang pertama. Hasil
penelitian itu merupakan puncak dari proyek penelitian tentang lubang hitam di
Universitas Tel Aviv, Israel. Proyek penelitian tersebut didesain untuk
mengetahui proses evolusi lubang hitam paling masif dan membandingkannya dengan
evolusi galaksi.
Para
ahli Astronomi yang dipimpin oleh Karl Gebhardt dari The University of Texas di
Austin, Texas, telah mengukur lubang hitam terbesar dengan mengkombinasikan
data dari teleskop raksasa di Hawaii dan juga teleskop yang lebih kecil di
Texas. Hasilnya, diprediksi lubang tersebut memiliki ukuran yang sama
dengan sekira 6,6 miliar matahari yang bisa dimasukkan ke dalam lubang hitam di
galaksi M87. Ukuran maha besar ini adalah yang terbesar yang pernah diukur
untuk sebuah lubang hitam. Demikian seperti yang dikutip dari Mumbai Mirror,
Selasa (18/1/2011).
Berdasarkan
ukurannya yang sangat besar, galaksi M87 adalah kandidat terbaik untuk
mempelajari sebuah lubang hitam untuk pertama kali. Hasil penelitian ini akan
dipublikasikan dalam Astrophysical Journal. Gebhart memimpin penelitian ini
dengan menggunakan teleskop North Gemini sepanjang 8 meter di Hawaii, untuk
melihat pergerakan bintang di sekitar lubang hitam di tengah galaksi M87.
"Sampai
saat ini belum ada bukti mengenai keeksisan lubang hitam tersebut," ujar
Gebhart. Gebhart mengatakan hal ini disebabkan karena lubang hitam di
galaksi M87 begitu besarnya, sehingga batasnya tidak terlihat. Batas lubang
hitam di galaksi M87 adalah tiga kali lebih besar dari orbit Pluto mengitari
matahari, yang bisa saja membuat lubang hitam tersebut menelan satu galaksi
secara keseluruhan.
Gebhart
juga mengatakan bahwa mereka ke depannya bisa menggunakan jaringan teleskop di
seluruh dunia untuk melihat bayangan dari batas lubang hitam raksasa
tersebut.
Lubang
hitam dibangun dengan konsentrasi materi yang menghasilkan raksasa gravitasi
maha kuat bahkan cahaya tidak dapat melarikan diri. Dua lubang baru melayang di
pusat galaksi elips berjarak 300 juta tahun cahaya dari Bumi. Quasar adalah
obyek terang di alam semesta, galaksi dengan radiasi core gas aktif dan debu
dalam jangkauan sebuah lubang hitam supermasif di pusat. Ketika bahan bakar
habis, quasar meredup, meninggalkan bangkai lubang hitam di tempatnya.
Para ilmuwan
mengatakan temuan lubang hitam baru menegaskanam pemahaman tentang
siklus hidup quasar.
"Quasar
paling terang tampaknya membutuhkan sebuah lubang hitam 10 miliar massa
Matahari agar mampu memancar energi yang diperlukan," kata Douglas
Richstone, astronom University of Michigan. "Untuk waktu yang lama,
kita tidak menemukan lubang hitam besar apapun. Sekarang ternyata mereka ada
dan teori cocok dengan pengamatan," kata Richstone. Sekitar 63 lubang
hitam supermasif telah ditemukan bercokol di inti galaksi. Terbesar selama
lebih dari tiga dekade bermassa 6,3 miliar kali Matahari di pusat galaksi M87.
Lubang hitam baru ditemukan bermassa 9,7 miliar kali Matahari di galaksi elips
NGC 3842, galaksi terang sekitar 320 juta tahun cahaya ke arah konstelasi
cluster Leo. Lubang hitam kedua duduk di galaksi elips NGC 4889, galaksi terang
sekitar 336 juta tahun cahaya ke arah konstelasi Coma
Berenices. "Laporan ini dapat menjelaskan bagaimana lubang hitam dan
galaksi di sekitarnya tumbuh satu sama lain sejak awal alam semesta," kata
Nicholas McConnell, postdoc University of California Berkeley. "Kita
bisa melihat radiasi latar bekakang gelombang mikro alam semesta sisa-sisa Big
Bang. Ini sangat halus. Ada riak di dalamnya tapi rendah amplitudo. Segala
sesuatu yang kita tahu di alam semesta, bintang, planet, lubang hitam,"
kata McConnell. "Memahami proses menjadi bagian agenda astronomi
modern. Dan memahami form lubang hitam supermasif, korelasi dengan galaksi jost
dan bagaimana membentuk galaksi menjadi awal dari cerita," kata McConnell.
No comments:
Post a Comment