Sejumlah nama baru berhasil menyodok masuk dan mengempaskan
politisi tersohor dari perebutan kursi wakil rakyat. Politisi muda dan
politisi yang kuat di daerah berhasil mendapatkan kursi Dewan Perwakilan
Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah.
Ada sejumlah nama yang mengundang kontroversi karena kasus. Ada pula yang latar belakangnya jauh dari dunia politik.
Mereka bakal mengisi kursi penyelenggara negara yang berkewenangan membuat hukum di tanah air selama lima tahun ke depan.
Aceng Fikri
Pria ini mengundang kontroversi. Mantan Bupati Garut Aceng Fikri.
Dia diberhentikan dari jabatan bupati karena tersandung kasus nikah
kilat.
Sempat gagal menjadi caleg karena batu sandungan tersebut, dia
sukses mendapatkan kepercayaan rakyat melalui pemilihan anggota Dewan
Perwakilan Daerah.
Terpilihanya Aceng membuat kaget Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Linda Gumelar. "Ah yang benar? Saya kehabisan
kata-kata, kaget, surprise," kata Linda di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 25 April 2014.
Linda juga mengaku heran ada masyarakat yang memilih Aceng sebagai
wakilnya di Senayan. Sebab, kata dia, Aceng pernah menjadi sorotan
karena kasusnya yang menyinggung martabat perempuan.
"Ternyata masyarakat ya masih seperti itu ya. Saya juga mesti melihat lebih jauh ini," kata dia.
Kasus Aceng mencuat pada Desember 2012 ketika dia masih menjabat
sebagai Bupati Garut. Dia dimakzulkan dari jabatannya oleh DPRD Garut
atas rekomendasi Mahkamah Agung karena telah menikah siri dengan anak
yang baru berusia belasan tahun Fani Oktora pada 14 Juni 2012.
Pernikahannya berlangsung kilat, empat hari. Dia menceraikan Fani hanya dengan pesan singkat pada 17 Juli 2014.
Kasus ini mendapat sorotan publik dan beberapa tokoh politik
langsung memantaunya dari Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi hingga
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Aceng menyadari banyak hujatan tertuju kepadanya karena kasus itu.
Sebab itu, selama kampanye dia mengandalkan sebuah stragegi khusus:
meminta maaf setiap kali bertemu dengan masyarakat.
"Saya dihujat atas latar belakang saya, makanya saya lebih menonjolkan permintaan maaf. Ya sambil mengklarifikasi," ucap Aceng.
Tahu terpilih, Aceng tak kuasa menahan haru. Tetes air mata
berlinang. Dia bersyukur karena masih dipercaya oleh masyarakat Jawa
Barat untuk menjadi salah satu wakilnya di DPD.
"Saya sangat terharu, karena ternyata saya masih dipercaya dan
dipilih oleh masyarakat di Jawa Barat," ucapnya sambil menitikan air
mata.
Oni SOS
Oni SOS dikenal sebagai pelawak. Dia selalu mengenakan pakaian khas
Sunda, mirip almarhum Kang Ibing. Oni yang akrab disapa Kang Oni ini,
dia dipastikan lolos menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.
"Insya Allah, saya masuk jadi salah satu anggota DPD dari Jawa
Barat," kata pelawak bernama asli Oni Suwarman itu, Rabu, 23 April 2014.
Pria kelahiran Kabupaten Subang yang kini menetap di Bandung itu
memperoleh suara tertinggi dari Kota dan Kabupaten Bandung dengan
perolehan suara masing-masing 206.852 dan 294.924 suara.
Di Garut, Kang Oni memperoleh suara tertinggi dengan 127.091 suara, mengalahkan Aceng di posisi kedua dengan suara 121.218.
Saat kampanye, dia tidak menawarkan program aneh untuk pembangunan
Jawa Barat. Dia hanya bercita-cita ingin menjadi seorang negarawan
penghibur dan bisa membuat masyarakat Jawa Barat tertawa bahagia. Tapi
tidak jelas apa yang dimaksud Oni.
Soal nasib grup lawak SOS, dia mengaku akan tetap setia dan terus
menghidupkan grup lawak itu. Hanya saja, soal pengelolaan, dia akan
menyerahkan ke orang lain.
Lucky Hakim
Pesinetron Lucky Hakim berhasil duduk di kursi kehormatan DPR RI akhirnya membuahkan hasil.
Berdasarkan perhitungan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jawa
Barat sebanyak 126.457 dari 1. 770.967 pemilih dapil Jabar 6, yang
mencakup kota Bekasi dan Depok, memilih Lucky untuk menjadi wakil rakyat
di DPR.
Lolosnya Lucky mengikuti jejak rekannya sesama selebritis Anang Hermansyah yang menjadi calon legislatif dari partai yang sama, Partai Amanat Nasional (PAN).
“Saya baru tahu hasil akhirnya ba’da magrib tadi keputusan
rekapitulasi di KPUD Provinsi Jawa Barat. Saya langsung sujud syukur,”
katanya.
Lucky pun tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan
masyarakat kepadanya. Baginya menjadi anggota dewan adalah tugas baru
yang tidak main-main.
“Saya sangat berterima kasih pada masyarakat Bekasi dan Depok. Insya Allah saya akan menjalankan fungsi dewan,” janji Lucky.
Menjadi anggota DPR RI nanti, laki-laki kelahiran Cilacap, 12
Januari 1980 ini mengincar masuk komisi 4 yang membidangi kehutanan,
perikanan, pertanian, perkebunan dan pangan. Lucky mengatakan, hal yang
pertama akan dibenahinya sebagai anggota dewan adalah masalah pangan.
Fahira Idris
Fahira Idris terpilih sebagai anggota DPD dari daerah pemilihan DKI
Jakarta. Berdasarkan rekapitulasi hasil pemilu 2014 di tingkat
provinsi, putri mantan Menteri Fahmi Idris itu meraup 511.323 suara
mengungguli AM Fatwa, Dailami Firdaus, dan Abdul Azis Khafia yang
sama-sama terpilih.
Nama Fahira Idris naik daun pada 2010. Namanya marak disebut
setelah dia berdebat seru dengan FPI di Twitter. Di statusnya, ia
menyapa FPI: "Dear FPI, apakah seperti itu Islam yang diajarkan Nabi Muhammad?"
Pada tahun itu pula, sebuah poll bertajuk The Most Inspiring
Tweeter mencatatkan Fahira Idris (@fahiraidris) terpilih sebagai Tweeps
yang paling memberikan inspirasi bagi pengguna lainnya.
Fahira, yang kala itu memiliki 8.780 pengikut dan telah posting
28.448 pesan, terpilih dari 16 nominator lain dari Amerika Serikat,
Inggris, India, Filipina, dan Malaysia. Sebanyak 71 persen responden
memilihnya sebagai sumber inspirasi penting di situs microblogging
tersebut.
Namanya kembali membetot perhatian publik tanah air dengan Gerakan
Nasional Anti Miras (GeNAM) yang bertujuan menyelamatkan anak bangsa
dari bahaya miras.
No comments:
Post a Comment