Tuesday 21 July 2009

Kepala BIN Ngumpet, SBY Malu

Kesimpangsiuran pelaku dan motif bom bunuh diri di kawasan Mega Kuningan (Jumat, 17/7), terutama setelah Presiden SBY membawa persoalan ini ke ranah politik, melahirkan kekisruhan baru.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun tak lagi mengeluarkan keterangan pers setelah pernyataan yang disampaikan di Istana Merdeka itu (Jumat, 17/7) banyak menuai kritik. Bahkan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Syamsir Siregar, tidak pernah muncul ke depan publik untuk menopang pernyataan SBY yang mengungkap indikasi keterlibatan kekuatan politik yang kalah di Pemilihan Presiden 2009 (Pilpres) dalam tragedi kemanusiaan itu.

“Mana mungkin SBY berani lagi menunjukkan batang hidungnya kepada publik, apalagi pernyataannya itu salah. Ada dua perkara kenapa Presiden menyatakan bom 17 Juli berkaitan dengan Pilpres. Pertama informasi yang diterimanya salah. Kedua, untuk meredam gejolak politik di masyarakat yang melihat dan mengkritisi berbagai masalah dalam pemilu legilatif dan pemilu presiden,” ujar Jurubicara Komite Bangkit Indonesia (KBI) Adhie Massardi, melalui pesan singkatnya pada Rakyat Merdeka Online, sore ini (Selasa, 21/7).

Jika memang Presiden SBY seorang ksatria, kata mantan Jurubicara Gus Dur ini, ia tentu akan segera melakukan klarifikasi.

“Tapi kan bukan itu yang dilakukan. Makanya, saya cenderung bilang semua itu hanya untuk menakuti oposisi atau yang bermaksud oposisi, mengkritisi pemilu,” tandasnya.

No comments:

Post a Comment