Friday 18 January 2013

Jakarta Jadi Lautan, Akses ke Pusat Kota Lumpuh. Banjir memutus sejumlah ruas jalan utama dan rel kereta api Ibu Kota

Banjir di Bundaran HI, Jakarta
Banjir besar melumpuhkan jantung Ibu Kota, Kamis, 17 Januari 2013. Hujan yang mengguyur sejak Senin malam lalu 'menerjang' ring-1 Istana. Kantor presiden terendam air. Ketinggian air di sekitar Monumen Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, mencapai 40-50 sentimeter. Hanya jalur busway yang bisa dilewati.

Berdasarkan pantauan kamera CCTV Traffic Management Center Polda Metro Jaya, ketinggian air nyaris merata di sekitar Monas. Di Kebon Sirih, Sarinah, menuju Semanggi, ketinggian air juga rata mencapai 40-50 sentimeter. Genangan air membuat arus lalu lintas di sekitar Tugu Tani menuju Monas macet total.

Banjir nyaris membuat kunjungan kenegaraan Presiden Republik Argentina, Cristina Fernandez de Kirchner, ditunda. Rombongan kenegaraan Argentina terpaksa mencari jalur aman menuju kompleks Istana Negara. Cristina tiba di Istana Merdeka pada pukul 11.45 WIB. Sebelumnya, pertemuan ini dijadwalkan pada pukul 10.30 WIB.

Kompleks Balai Kota DKI Jakarta tak luput dari banjir. Petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran Pemprov DKI Jakarta menyedot air dan menggerakkan beberapa pompa air untuk membuang air ke luar dari area kantor.

Banjir juga melumpuhkan aktivitas di Komisi Pemberantasan Korupsi. Sejak pagi, gedung KPK, kawasan Rasuna Said, Jakarta Selatan dikepung banjir. Air menggenangi ruang tahanan dan area parkir yang berada di lantai basement gedung. Semua pengunjung dan pegawai KPK memarkir kendaraan roda empat dan dua persis di depan lobi KPK yang memang lebih tinggi. Listrik dimatikan karena genset di belakang kantor terendam banjir.

Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, menyampaikan permohonan maaf karena aktivitas pemeriksaan dan pelayanan masyarakat di KPK tidak optimal. "Listrik padam sehingga seluruh perangkat kerja tidak bisa digunakan," kata Bambang di gedung KPK.

Padamnya listrik mengakibatkan seluruh sistem di KPK ikut lumpuh. Di antaranya whistleblowing system dan surveilance system. Pemeriksaan saksi dan tersangka untuk hari ini, kata Bambang, juga ditiadakan.

KPK juga mengevakuasi tahanan di rutan basement gedung KPK ke bagian atas gedung. Sejumlah tahanan perempuan dipindahkan, termasuk Miranda S. Goeltom, Neneng Sri Wahyuni, Hartati Murdaya, dan Ratna Dewi Umar.

Seluruh sidang di Mahkamah Konstitusi ikut ditunda dan dijadwalkan ulang karena gedung 15 lantai tersebut tergenang banjir dan listrik padam. Seharusnya MK menggelar empat sidang yakni berkaitan dengan Undang-undang Pemilu, Pemilukada Memberamo, Pemilukada Purwakarta, dan UU KUHAP.

Untuk keamanan, Perusahaan Listrik Negara memadamkan aliran listrik di sebagian wilayah Jakarta. Hingga siang sudah sekitar 866 gardu dipadamkan di wilayah Jakarta dan Tangerang, dengan sebaran di area Menteng, Cempaka Putih, Tanjung Priok, Marunda, Pondok Kopi, Bandengan, Teluk Naga, Cikupa, Cengkareng, Kebon Jeruk, dan Bulungan.

Jakarta bagaikan sungai
Banjir membuat hampir seluruh ruas jalan di kota metropolitan ini berubah wujud menjadi "sungai". Banjir telah merambah ke pusat kota. Traffic Management Centre Polda Metro Jaya, Briptu Seno, mengatakan genangan merata di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin-Medan Merdeka Barat hingga sekitar Istana. Genangan terparah berada di seputaran Bundaran Hotel Indonesia.
Para pemotor memilih untuk memarkirkan kendaraan di pinggir jalan karena sudah tidak mungkin lagi menerabas genangan. Dari lima jalur yang ada di sepanjang Jalan Sudirman semuanya disesaki oleh kendaraan yang tertahan oleh kemacetan. Bahkan bus Trans Jakarta pun tidak bisa bergerak mengantarkan penumpang.

Banjir di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, sejak Senin kemarin tampaknya mencapai puncaknya pada Kamis pagi. Pada pukul 07.30 WIB, ketinggian air di depan kantor Samsat Jakarta Barat mencapai 1,5 meter.

Banjir di depan Kantor Samsat sudah meluas hingga ke kawasan perumahan Cengkareng Indah. Akibat banjir, Bus TransJakarta Koridor III Kalideres-Harmoni tidak beroperasi karena Jalan Daan Mogot tidak bisa dilalui kendaraan berukuran besar sekalipun.

Banjir juga merendam kawasan kantor stasiun televisi Indosiar hingga ke depan kantor Etos dengan ketinggian air mencapai satu meter. Sejumlah kantor di kawasan ini terpaksa diliburkan karena air sudah masuk hingga sepinggang orang dewasa.

Selain karena hujan sejak dinihari, banjir di kawasan Daan Mogot juga disebabkan meluapnya Sungai Cisadane. Genangan di sejumlah kawasan Jakarta Timur terus naik. Kemacetan akibat jalan direndam banjir juga meluas.

Dari pantauan VIVAnews, di kawasan Jalan DI Panjaitan depan Kodam Jaya arah Cawang ada genangan air setinggi 70 sentimeter dan dipastikan sudah tidak dapat dilintasi kendaraan.

Sementara itu, di Jalan Otto Iskandardinata, Kampung Melayu menuju Cawang, direndam banjir dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Meski tidak ada petugas, warga yang berada di wilayah itu dengan sukarela memperingatkan pengendara, terlebih sepeda motor yang akan melintas untuk mencari jalan alternatif lain. Warga memblokir jalan, karena jalan sudah tidak dapat dilalui.

Dari arah Kampung Melayu hingga perempatan Matraman dan sebaliknya, juga digenangi air setinggi hampir satu meter. Banyak sepeda motor mogok karena pengendaranya memaksakan diri untuk melintas.

Di Jakarta Timur, air bah juga merendam area di depan Mal Kelapa Gading dan memacetkan arus lalu lintas. Kondisi yang sama juga terlihat di kawasan ITC Cempaka Mas yang menuju Pulogadung.

Genangan banjir dengan ketinggian hampir satu meter juga menenggelamkan Jalan Kayu Putih ke arah Kelapa Gading sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan.

Di kawasan Jakarta Selatan, banjir sudah menggenangi kawasan Rasuna Said sejak pagi. Banjir dengan ketinggian 80-100 cm terlihat di dekat Setiabudi Building. Kawasan Semanggi arah Pancoran kemacetan parah terjadi karena imbas genangan air di depan Depnaker setinggi 40 cm. Banjir juga menutup jalur lambat di depan kampus Atmajaya di Jalan Sudirman dan sementara ini sudah tidak bisa dilintasi kendaraan.

Jalur alternatif ikut terendam. Salah satunya, Jalan Bendungan Hilir yang menghubungkan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Jenderal Sudirman.Banjir di sepanjang Jalan Bendungan Hilir hingga satu paha orang dewasa, akibatnya pasar Bendungan Hilir yang berada di lantai bawah lumpuh total. Pedagang di lantai dua pun tidak bisa bertransaksi, mereka hanya berkerumun melihat semakin meningginya banjir.

Tidak hanya itu, tanggul kali Ciliwung persis di bawah Flyover Sudirman, Jakarta Pusat jebol. Air dari Ciliwung dengan cepat memasuki jalan Latuharhary dan pemukiman warga. Rel kereta api antara Sudirman - Manggarai Km 3+200 menggantung.

Arus air mengalir sangat deras sekali menuju Jalan Latuharhary. Jalan itu pun sekejap menjadi sungai dengan arus yang sangat deras. Ketinggian air belum bisa diperkirakan, karena tidak ada satupun orang yang berani melintas di tengah arus yang deras itu.

Akibatnya, beberapa perjalanan Kereta Rel Listrik, terganggu. Sebab, Stasiun Sudirman kebanjiran. Antrean panjang penumpang KRL terjadi dari Stasiun Depok hingga Manggarai. Akhirnya, semua kereta tujuan Sudirman - Tanah Abang hanya berhenti sampai Manggarai.

Jadwal KRL di Stasiun Pasar Minggu kacau karena beberapa KRL terpaksa dihentikan di Pasar Minggu. KRL yang seharusnya sampai Jakarta Kota dihentikan perjalanannya di Pasar Minggu. Ratusan penumpang pun kebingungan dan terdampar di stasiun.
Guna mengatasi luapan air akibat jebolnya tanggul di Latuharhary, personel Kodam dan Kopassus mengganjalnya dengan karung-karung yang diisi dengan pasir.

Kondisi parah ini membuat Jokowi turun ke lapangan. Mantan wali kota Solo itu berkeliling menggunakan gerobak untuk memantau banjir.
Tak ketinggalan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, turut memantau banjir. SBY mengunjungi lokasi banjir di kawasan Rawa Jati, Kalibata, Jakarta Selatan. SBY yang mengenakan safari warna biru tua itu bahkan terjun langsung ke lokasi banjir. Celananya digulung sampai lutut. Di tengah hujan deras, SBY berkeliling menggunakan perahu kareta. Dia ditemani Menkokesra Agung Laksono, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, dan Mensos Salim Segaf.

Darurat Siaga I
Menteri Koordinator Kesejahteraan, Agung Laksono, menyatakan Jakarta Darurat Siaga I karena situasi Ibu Kota yang telah terkepung banjir. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, menetapkan tanggap darurat bencana banjir sudah dimulai sejak hari ini sampai tanggal 27 Januari.

Dengan menetapkan situasi tanggap darurat aparat terkait dan masyarakat harus tetap waspada menghadapi curah hujan tinggi.

Menurut Agung Laksono, hujan deras dengan intensitas tinggi seperti ini masih akan terus terjadi dalam beberapa hari ke depan. "Ini terjadi akibat konvergensi di awan, jadi tidak berlangsung cepat," kata Agung.

Dengan darurat bencana ini, seluruh potensi sumber daya nasional dikerahkan untuk membantu penanganan bencana banjir Jakarta. Banjir menggenangi 500 RT, 203 RW yang berada di 44 kelurahan yang tersebar di 25 kecamatan Jakarta.

Jumlah penduduk yang terendam 25.276 kepala keluarga atau 94.624. Pengungsi mencapai 15.447 jiwa. Dan dari data sementara tercatat lima orang warga meninggal sejak Selasa, 15 Januari. Hingga kini, pendataan masih dilakukan.

Korban meninggal adalah, Angga (13) warga Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Ia meninggal karena terhanyut ke sungai Sekretaris.

Korban kedua Mak Inah (82), warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, meninggal karena sudah usia lanjut. Korban ketiga adalah Mujiyo (46), warga Kedaung Kaliangke, Kec Cengkareng Jakarta Barat, meninggal karena tersengat listrik.

Korban keempat adalah Muhamad Haikal (2), warga Kedaung Kaliangke, Kec Cengkareng, Jakarta Barat, meninggal karena jatuh dari tempat tidur di rumahnya yang sedang banjir. Korban kelima adalah Solahuddin (35), warga Kalibata Pulo, Pancoran, Jakarta Selatan. Korban meninggal karena kesetrum listrik.

"Hingga pukul 15.00 Wib, tinggi muka air sungai Ciliwung di Manggarai sudah turun hingga 930 centimeter atau Siaga II," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Sampai malam hujan terus mengguyur. Dan banjir masih menggenangi beberapa wilayah di Jakarta.

No comments:

Post a Comment