Proyek monorel Jakarta sudah lama mangkrak. Tiang-tiangnya hanya jadi pajangan di sepanjang Jalan Rasuna Said dan Jalan Asia Afrika. Kondisi lebih terpuruk saat pemilik modal, PT Adhi Karya Tbk, menyatakan mundur dari proyek yang digagas sejak Sutiyoso menjabat Gubernur itu.
Namun, tiba-tiba pada Selasa 12 Desember, proyek ini ramai dibicarakan lantaran pengusaha kawakan Edward Soeryadjaya mengumumkan akan melanjutkan pembangunan.
Melalui Ortus Holdings Group, putra pendiri Astra International William Soeryadjaya ini mengaku telah mendapat dukungan Gubernur DKI, Joko Widodo melanjutkan proyek ini, melalui pengambilalihan saham PT Jakarta Monorail.
Namun, tiba-tiba pada Selasa 12 Desember, proyek ini ramai dibicarakan lantaran pengusaha kawakan Edward Soeryadjaya mengumumkan akan melanjutkan pembangunan.
Melalui Ortus Holdings Group, putra pendiri Astra International William Soeryadjaya ini mengaku telah mendapat dukungan Gubernur DKI, Joko Widodo melanjutkan proyek ini, melalui pengambilalihan saham PT Jakarta Monorail.
Direktur Ortus Group Fachmi Zarkasi mengatakan, Ortus akan menjadi pemegang saham pengendali di Jakarta Monorail.
Bovananto, Direktur PT Jakarta Monorail mengatakan, bersama Ortus perusahaan akan membangun dua jalur sepanjang 30 km. Jalur Hijau akan membentang 14,5 km dari Kuningan - Dukuh Atas - Pejompongan - Senayan - Gatot Subroto - SCBD, dan Jalur Biru sepanjang 15,5 km dari Kampung Melayu - Tebet - Casablanca - Tanah Abang - Mall Taman Anggrek.
Menurut keterangan Ortus, Pemda DKI Jakarta memutuskan untuk melanjutkan monorel yang terhenti sejak 2007 ini sebagai bagian dari penataan transportasi di Ibukota sekaligus bersinergi dengan moda transportasi yang ada agar masterplan transportasi menjadi lebih baik.
"Gubernur Jokowi memberikan dukungan penuh terhadap proyek ini," tulis pernyataan itu. "Diperkirakan dalam tiga tahun proyek monorel sudah selesai dibangun dengan dana Rp11,5 triliun."
Bovananto, Direktur PT Jakarta Monorail mengatakan, bersama Ortus perusahaan akan membangun dua jalur sepanjang 30 km. Jalur Hijau akan membentang 14,5 km dari Kuningan - Dukuh Atas - Pejompongan - Senayan - Gatot Subroto - SCBD, dan Jalur Biru sepanjang 15,5 km dari Kampung Melayu - Tebet - Casablanca - Tanah Abang - Mall Taman Anggrek.
Menurut keterangan Ortus, Pemda DKI Jakarta memutuskan untuk melanjutkan monorel yang terhenti sejak 2007 ini sebagai bagian dari penataan transportasi di Ibukota sekaligus bersinergi dengan moda transportasi yang ada agar masterplan transportasi menjadi lebih baik.
"Gubernur Jokowi memberikan dukungan penuh terhadap proyek ini," tulis pernyataan itu. "Diperkirakan dalam tiga tahun proyek monorel sudah selesai dibangun dengan dana Rp11,5 triliun."
Untuk tahap awal, Ortus siap menggelontorkan US$30 juta atau sekitar Rp288 miliar.
Soal adanya investor baru tersebut juga dibenarkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. "Kalau dokumen sudah lengkap hari ini juga saya putuskan, berangkat cor langsung," ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Selasa, 12 Februari 2013.
Kelengkapan dokumen tersebut berkaitan dengan adanya investor baru, karena PT Adhi Karya telah mengundurkan diri dari proyek monorel. Dia mengatakan, harus ada laporan terlebih dahulu tentang investor baru yang akan terlibat dalam proyek monorel ini. "Kan itu harus ada perjanjian antara Jakarta Monorail dengan investor baru."
Kalla Panas
Kabar ini rupanya membuat panas kubu Hadji Kalla Group. Perusahaan milik keluarga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ini langsung membuat pernyataan pers membantah telah mundur dari proyek monorel Jakarta pada Rabu 13 Februari.
Kalla Panas
Kabar ini rupanya membuat panas kubu Hadji Kalla Group. Perusahaan milik keluarga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla ini langsung membuat pernyataan pers membantah telah mundur dari proyek monorel Jakarta pada Rabu 13 Februari.
Kalla Group mengaku telah membahas nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Jakarta Monorail pada Desember 2012. Namun tiba-tiba Jakarta Monorail mengumumkan rekanan barunya, Ortus.
"Kami belum pernah menyatakan akan mundur," kata Sekretaris Perusahaan Hadji Kalla Group Andi Asmir, Rabu.
Karena itu, Kalla Group tetap berkomitmen merealisasikan proyek monorel Jakarta, seperti yang konsep sebelumnya.
Andi mengatakan, dalam satu bulan terakhir, Kalla Group melakukan pembicaraan yang cukup intensif dengan PT Jakarta Monorail. Bahkan, dalam rapat terakhir pada 23 Januari, disepakati PT Jakarta Monorail akan memberikan tanggapan atas draf kesepakatan kerja sama untuk pembangunan proyek monorel pada 25 Januari.
“Namun, hingga kini belum ada tanggapan. Justru pagi ini ada statement di berbagai media yang menyatakan bahwa ada investor baru," katanya.
Asmir menandaskan, Kalla Group juga tetap berkomitmen menjadi pemegang saham mayoritas di PT Jakarta Monorail, pemegang konsesi proyek monorel Jakarta.
Entah alasan apa, pada konferensi pers Kamis, Kalla Group melunak. Ia mengaku baru mempersiapkan MoU. "Belum membuat perjanjian apa-apa dengan Jakarta Monorail," ujar Andi, Kamis.
Meski sedikit kecewa, ia mengaku legawa. "Yang penting kemacetan di Jakarta bisa teratasi," kata Asmir, Kamis.
Isu Tak Sedap
Di balik itu semua, ada isu tak sedap menyeruak. Masuknya Ortus disebut-sebut terkait dengan balas jasa Jokowi-Ahok karena saat kampanye Pilkada DKI. Konon, pasangan itu dibiayai Edward Soeryadjaya.
Isu ini langsung dibantah. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantan telah menerima dana dari Edward saat kampanye pilkada tahun lalu. “Balas jasa apa? Edward justru tidak pernah dukung kami. Saat putaran dua banyak orang klaim Edward dukung kami, tapi kami menolak,” kata Ahok, Rabu malam.
Ahok mengatakan, pembangunan monorel akan dilakukan secara transparan. Perusahaan mana pun punya kesempatan sama terlibat dalam pembangunan monorel. Asalkan memiliki cukup modal dan memenuhi persyaratan teknis. "Jadi jangan sampai tidak bermodal ngaku-ngaku mau bangun monorel."
Andi mengatakan, dalam satu bulan terakhir, Kalla Group melakukan pembicaraan yang cukup intensif dengan PT Jakarta Monorail. Bahkan, dalam rapat terakhir pada 23 Januari, disepakati PT Jakarta Monorail akan memberikan tanggapan atas draf kesepakatan kerja sama untuk pembangunan proyek monorel pada 25 Januari.
“Namun, hingga kini belum ada tanggapan. Justru pagi ini ada statement di berbagai media yang menyatakan bahwa ada investor baru," katanya.
Asmir menandaskan, Kalla Group juga tetap berkomitmen menjadi pemegang saham mayoritas di PT Jakarta Monorail, pemegang konsesi proyek monorel Jakarta.
Entah alasan apa, pada konferensi pers Kamis, Kalla Group melunak. Ia mengaku baru mempersiapkan MoU. "Belum membuat perjanjian apa-apa dengan Jakarta Monorail," ujar Andi, Kamis.
Meski sedikit kecewa, ia mengaku legawa. "Yang penting kemacetan di Jakarta bisa teratasi," kata Asmir, Kamis.
Isu Tak Sedap
Di balik itu semua, ada isu tak sedap menyeruak. Masuknya Ortus disebut-sebut terkait dengan balas jasa Jokowi-Ahok karena saat kampanye Pilkada DKI. Konon, pasangan itu dibiayai Edward Soeryadjaya.
Isu ini langsung dibantah. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantan telah menerima dana dari Edward saat kampanye pilkada tahun lalu. “Balas jasa apa? Edward justru tidak pernah dukung kami. Saat putaran dua banyak orang klaim Edward dukung kami, tapi kami menolak,” kata Ahok, Rabu malam.
Ahok mengatakan, pembangunan monorel akan dilakukan secara transparan. Perusahaan mana pun punya kesempatan sama terlibat dalam pembangunan monorel. Asalkan memiliki cukup modal dan memenuhi persyaratan teknis. "Jadi jangan sampai tidak bermodal ngaku-ngaku mau bangun monorel."
No comments:
Post a Comment