Katakanlah:”Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari orang yang engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 3:26)
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang kepada malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”. (QS. 3:27) )
Seluruh bukti tentang kebenaran ayat tersebut terbentang dihadapan kita, baik secara materiil maupun secara imateriil. Bumi yang dulu panas dan mati, kemudian hidup dipenuhi dengan air, tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia.
Nabi Ibrahim, bapak Tauhid dialah yang dijadikan oleh Allah untuk mengakhiri budaya kemusyrikan di tengah-tengah masyarakatnya dan menuntun masyarakatnya untuk kembali ke jalan lurus, jalan Tauhid, jalan meng-Esakan Allah. Padahal Nabi Ibrahim adalah anak seorang penyembah berhala
Dan al-Qur’an ini adalah suatu kitab(peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya? (QS. 21:50)
Dan sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (QS. 21:51)
(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:”Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?” (QS. 21:52)
Mereka menjawab:”Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya”. (QS. 21:53)
Ibrahim berkata:”Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata”. (QS. 21:54)
Mereka menjawab:”Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main” (QS. 21:55)
Ibrahim berkata:”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu” (QS. 21:56) )
Allah Tuhan Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Esa yang berkehendak menghidupkan sesuatu dari yang mati, dan Allah pula yang menunjuki Nabi Ibrahim untuk dijadikan Nabi, walaupun dia adalah anak seorang produsen berhala, sebagai pemuka kaumnya dalam menyembah berhala.
Allah begitu amat sayang kepada umat manusia, agar umat manusia tidak membiarkan dirinya dan menyesatkan dirinya kepada sesuatu yang mencelakakannya, walaupun dibungkus dengan keindahan, kerapian, kebesaran, kesakralan, keangkeran ritual-ritual ibadah, namun bila disana terkandung kemusyrikan maka harus dijauhi sejauh-jauhnya.
Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya: “Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak medengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun. (QS. 19:42)
Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang keadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. (QS. 19:43)
Wahai bapakku, janganlah kamu meyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Yang Maha Pemurah. (QS. 19:44)
Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab oleh Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi syaitan”. (QS. 19:45)
Segala puji bagi Allah, betapa budaya Arab sebelum Islam datang telah menenggelamkan bangsa Arab kedalam kesibukan dan kegelapanan yang amat dalam, 360 patung disekitar Ka’bah telah dijadikan sekutu bagi Allah untuk disembah, dengan berbagai ritual-ritual yang menghabiskan aqal, umur, waktu dan biaya.
Syaitan telah menampakkan kesesatan tersebut dengan sesuatu yang seolah-olah itu jalan hidup yang lebih baik dan lebih selamat. Mereka percaya adanya Allah pencipta langit dan bumi, namun mereka juga percaya kepada makhluq-makhluq ghoib di bumi yang mereka takuti, yang mereka seru, yang mereka mintai perlindungan dan pertolongan, dan yang mereka beri sesaji
Kemudian mereka mengambil ilah-ilah selain Dia (untuk disembah), yang tidak menciptakan sesuatu apapun, bahkan mereka sendiripun diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfa’atan dan tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan. (QS. 25:3) )
Allah sangat benci ketika manusia mengambil tuhan-tuhan selain Allah, apakah itu dalam bentuk berhala atau pula dalam bentuk yang lain, misalnya menuhankan malaikat, menuhankan para nabi, menuhankan orang-orang sholih mereka, atau bahkan menuhankan syaitan dalam bentuk jin dan manusia. Allah telah memperingatkan manusia dengan peringatan dan penjelasan yang amat jelas dan gamblang
Apakah mereka mengambil ilah-ilah dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang mati)? (QS. 21:21)
Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain Allah, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan. (QS. 21:22) )
Al-Qur’an telah menjelaskan, membeberkan, mengupas, membicarakan, berbagai macam penyimpangan manusia dalam bertuhan dan beribadah, sehingga telah sangat terang benderang bagi umat manusia jalan mana yang diridhoi-Nya atau pula jalan mana yang dimurkai-Nya.
Al-Qur’an telah diterjemahkan kedalam berbagai macam bahasa bangsa-bangsa di Dunia, agar setiap bangsa mudah menemukan petunjuk hidayah Allah untuk mereka. Bila seseorang mau meluangkan waktunya selama satu bulan untuk mau membaca tarjamah kitab suci Al-Qur’an, tentu manusia akan menemukan jawaban yang gamblang tentang kehendak Allah Tuhan Yang Maha Esa atas Manusia.
Banyak para ahli-ahli ilmu theologi yang telah mengagumi dan terkagum-kagum dengan Al-Qur’an, namun mereka belum juga mau segera mengikuti petunjuk-petunjuk Al-Qur’an. Apa gerangan yang menyebabkan semua ini ?
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (QS. 28:56) )
Dari setiap zaman, waktu, tempat dan suasana, memang untuk menjadi seorang pioneer kebenaran adalah sesuatu yang sangat-sangat-sangat luar biasa beratnya. Banyak para ahli yang terkagum-kagum dengan Al-Qur’an namun tetap saja mereka memilih jalan dan keyakinan selain Al-Qur’an dan tetap meyesuaikan dengan lingkungannya yang sebelumnya.
Karena begitu mereka meyakini dan mengamalkan Al-Qur’an maka akan disusul dengan konsekwensi-konsekwensi yang besar dan berat, yaitu menyalahi lingkungan, menyalahi adat istiadat, menyalahi budaya masyarakat sekitar, dll. Dan tentu akan mengalami pengucilan dan pemboikotan.
Berbahagialah orang-orang yang diberi kekuatan yang luar biasa oleh Allah, yaitu orang-orang yang mau memproklamirkan dirinya sebagai orang yang mempercayai Al-Qur’an dan Al-Islam ditengah-tengah budaya yang selain itu. Mereka adalah orang-orang yang diberi keteguhan Iman dan keteguhan Islam ditengah-tengah badai kegelapan.
(Mereka berdo’a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)” (QS. 3:8) )
Bila kita telah menemukan petunjuk Al-Islam yang membahagiakan, menenangkan dan menenteramkan dihati kita, marilah kita rajin berdo’a kepada Allah agar petunjuk itu ditetapkan dalam diri kita sampai akhir hayat kita, sampai kita masuk kedalam surga-Nya. Walaupun berbagai macam godaan lahiriah dan batiniah selalu saja membuntuti kita. Dan untuk meringankan godaan-godaan itu maka berhijrahlah, berpindahlah dari tempat yang sulit itu ke tempat yang lapang.
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: “Dalam keadaan bagaimana kamu ini”. Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”. Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah dibumi itu”. Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali, (QS. 4:97)
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertaqwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas. (QS. 39:10)
Allah Tuhan Yang Maha Esa, amat menyayangi manusia, manusia telah diciptakan dan dilahirkan ke dunia dengan nikmat dan karunia yang tiada habis-habisnya, namun Allah menguji manusia tentang syukurnya kepada Allah. Manusia dengan berbagai macam problematika tergelar dihadapannya. Namun semua problema itu akan terselesaikan dengan mudah bila manusia kembali berta’at kepada Allah, berserah diri kepada-Nya dan mengikuti jalan-jalan petunjuk-Nya.
Nabi Ibrahim adalah panutan yang sangat luar biasa hebatnya, karena dengan menyalahi adat istiadat masyarakatnya yang telah tersesat, sampai beliau dibakar hidup-hidup oleh kaumnya, namun Allah yang menyelamatkannya, segala puji hanya bagi Allah SWT.
Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan:”Bunuhlah atau bakarlah dia”, lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang beriman. (QS. 29:24)
Demikianlah jalan ujian setiap Nabi dan Rasul dan para penegak-penegak Agama Tauhid penegak kebenaran, agama yang mengajak untuk me Maha Esakan Allah semata, kapanpun dan dimanapun senantiasa sebagai pioneer kebenaran mengalami rintangan yang sangat besar.
Padahal sebenarnya mereka itu adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk memberitahu umat manusia dalam menggapai keridho’an, Rahmat dan Kasih Sayang Allah Tuhan Yang Maha Esa, dan untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman syaitan dan dari berbuat yang merusak dan mencelakakan diri. Semoga Allah memunculkan di zaman ini manusia-manusia yang kokoh dan teguh dalam mencintai dan mengamalkan Al-Islam sebagaimana Allah telah memunculkan Nabi Ibrahim AS. di zamannya. Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment