Tiga abad sebelum Masehi, warga Yunani berkumpul di Athena. Saat ditanya siapa orang paling bijaksana saat itu, jawabannya adalah Socrates.
Kenapa Socrates disebut bijaksana?
"Kenalilah diri sendiri, pesan Socrates," kata cendekiawan muslim Yudi Latif dalam sambutan bedah buku Negara Paripurna di gedung Nusantara V MPR, Jakarta (Senin, 11/4).
Kata Yudi, mengenali diri sendiri merupakan pijakan untuk bijaksana. Dan bangsa yang besar diawali dengan pemahaman terhadap sejarah dan hakikatnya sendiri. Kemajuan bangsa tidak diukur berdasar jejak kemajuan teknis semata.
Eropa berkembang menjadi negara yang maju, karena deklarasi modernitas dan revolusi Eropa berpijak pada dasar pertanyaan, siapa Eropa? Begitu juga Jepang. Setelah mengalami kevakuman, mereka mempertanyakan kembali, siapa Jepang? Mereka lalu menggelorakan restorasi dan mengembalikan marwah para samurai yang menjaga otoritas tradisi.
Hal yang sama terjadi di India. India tumbuh menjadi negara kumuh, hingga pertanyaan "siapa India" mencuat. Untuk belajar sejarah India saja harus ke London. Setelah ada pertanyaan siapa India, kemudian dimulailah sejarah India di tulis oleh pemikir dalam negeri dan India sendiri. Sekarang India menjadi negara yang diperhitungkan.
Sekarang, siapa Indonesia? Siapa kita?
"Itulah yang membuat Soekarno tidak bisa tidur saat besoknya akan menyampaikan pidato 1 Juni 1945," kata Yudi.
No comments:
Post a Comment