Suriah adalah satu lagi negara di Timur Tengah yang tengah bergolak akibat virus revolusi di kawasan tersebut. Pemerintah Suriah mengatakan bahwa yang diinginkan para demonstran bukanlah revolusi demi kebaikan, namun menggulingkan rezim semata demi kepentingan asing.
Kepala Misi Diplomatik Suriah untuk Indonesia, Bassam Alkhatib, mengatakan bahwa pemerintah Suriah telah menanggapi semua demonstrasi dengan damai dan tanpa kekerasan. Tapi media yang kebanyakan milik Barat memberitakan lain.
"Ini adalah sesuatu yang diciptakan oleh kekuatan-kekuatan Barat. Tentu saja dengan bantuan kekuatan media massa internasional yang mereka miliki," ujar Alkhatib dalam percakapannya dengan VIVAnews, Kamis, 9 Juni 2011.
Kehancuran Suriah, ujarnya, memang dikehendaki oleh beberapa pihak, di antaranya Israel dan Amerika Serikat. Dia mengatakan Suriah memiliki daya tawar yang tinggi dan ancaman bagi kelangsungan negara Israel di kawasan, itulah sebabnya Suriah diincar kali ini.
Tidak hanya Suriah, tegasnya, negara-negara Timur Tengah lainnya juga telah masuk dalam sasaran tembak zionis. Tidak terkecuali Indonesia, yang telah sejak dulu digoyang media sehingga Timor Leste lepas dari negara kesatuan ini.
Berikut petikan wawancara lengkapnya.
Protes massa digelar di Suriah dalam beberapa bulan terakhir. Sejauh ini, bagaimana pemerintah Suriah mengatasi krisis dan memenuhi tuntutan para demonstran?
Pemerintah kami telah menanggapi semua tuntutan rakyat. Tentu saja kita berbicara mengenai tuntutan yang sah secara hukum. Salah satu tuntutan rakyat adalah diteruskannya proses reformasi dan pembangunan, tentunya hal ini untuk kepentingan bersama.
Sebelum saya menjawab pertanyaan anda, saya ingin menceritakan sedikit sejarah Suriah.
Presiden Bashar Al-Assad mulai memerintah pada tahun 2000. Sejak terpilih, dia mulai melakukan reformasi. Banyak sekali dekrit-dekrit yang diberlakukan untuk mengisi celah di tengah-tengah masyarakat Suriah. Secara resmi, reformasi telah dimulai saat itu.
Namun, ada beberapa kendala di ranah internasional yang memperlambat proses reformasi negara kami. Salah satunya adalah posisi Suriah dalam menghadapi Israel dan pendudukannya di tanah Palestina. Selain itu, kami juga mendapat ganjalan dari sekutu mereka, yaitu Amerika Serikat.
Awalnya begini, pada tahun 2001 terjadi peristiwa yang tidak menguntungkan, yaitu peristiwa 9 September (Runtuhnya menara kembar WTC di AS oleh teroris). Amerika mulai mencari kambing hitam. Mereka mulai mencari musuh.
Suriah tidak terima jika penduduknya dikatakan terlibat dalam penyerangan tersebut. Tidak ada bukti warga kami terlibat, justru orang-orang yang berasal dari negara-negara pro-Amerika yang terlibat. Saya tidak akan sebutkan negara mana, tapi ini kenyataan.
Tahun 2002, Suriah menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. Di tahun ini, Amerika mulai menunjuk Irak sebagi biang keladi. Mereka mulai menyerang Irak, menginvasi lebih tepatnya. Suriah dengan tegas mengatakan: "Jika kau tidak punya alasan untuk dikatakan kepada dunia, kami menentangnya."
Lalu muncullah seruan Amerika yang sangat terkenal: 'Jika kalian tidak mengikuti kami, maka kalian melawan kami.'
Tahun 2003, Amerika mulai menginvasi Irak. Mereka juga menuduh yang bukan-bukan kepada Suriah. Akhir 2003, berbagai ancaman mulai datang kepada kepada kami.
Mereka mengatakan, setelah Baghdad, Damaskus akan menjadi daerah pendudukan Amerika selanjutnya. Namun posisi kami tetap sama, kami akan membela negara kami sampai mati.
Di Irak, semua orang mengakui tidak ada senjata pemusnah massal yang mereka sebutkan. Tidak ada alasan di balik pendudukan Amerika di negara tersebut. Semua hukum internasional mendefinisikan pendudukan tetap sebagai pendudukan. Tidak ada yang menyetujuinya. Jadi dengan bahasa yang sederhana, mereka menjajah irak.
Setelah itu, tahun 2005, Perdana Menteri Libanon (Rafiq Hariri) terbunuh. Barat dan Israel menuduh Suriah dan mengancam akan menyerang Suriah. Pada tahun ini, mereka mengancam akan menjatuhkan hukuman, sanksi, dan pendudukan di Suriah.
Untungnya, sebelum ancaman itu terlaksana, PM Libanon yang baru, putra dari PM yang terbunuh (Saad Hariri), mengatakan bahwa Suriah tidak terlibat dalam pembunuhan ayahnya. Namun, tetap saja Barat hidup dengan tuduhannya tersebut.
Pada 2006, Israel menginvasi Lebanon. Pada 2009, Penyerangan berakhir. Israel lalu mengalihkan serangan ke Gaza, mereka membunuh para warga Palestina. Kalau tidak salah, satu atau dua warga Indonesia di Gaza terluka terkena serangan Israel.
Tahun 2007 sampai 2008, Israel menyerang Suriah atas tuduhan kepemilikan senjata nuklir.
Kenapa saya menceritakan kepada kalian sejarah ini?
Saya mencoba memberikan gambaran secara luas dan latar belakang atas permasalahan yang tengah terjadi. Situasi yang terjadi saat ini bukanlah demonstrasi. Ini adalah sesuatu yang diciptakan oleh kekuatan-kekuatan Barat. Tentu saja dengan bantuan kekuatan media massa internasional yang mereka miliki.
Mereka memiliki kekuatan jurnalisme. Anda wartawan, anda tahu rumus sampainya informasi: Pengirim-Pesan-Penerima.
Dalam hal ini, siapa pengirim pesannya? mereka yang memiliki media massa internasional (Barat). Mereka membuat objektivitas media menjadi kabur dan jadi hisapan jempol belaka.
Apa yang coba saya sampaikan adalah inti dari pesan yang coba mereka sampaikan: "Jika kau tidak mengikuti keinginan kami, maka kami akan melawan kalian." Inilah yang media massa internasional lakukan.
Pemerintah Suriah menanggapi demonstrasi dengan damai, lalu tiba-tiba kami mendengar berita soal kekerasan. Ini yang saya maksud, sejak awal telah ada penyesatan informasi oleh media.
Kekerasan ini sangat aneh. Kami akhirnya menemukan tujuan sebenarnya dari demonstrasi tersebut. Mereka berdemo bukan untuk kepentingan negara dan kemaslahatan rakyat, tapi semata untuk menumbangkan rezim. Kami bahkan berhasil menangkap beberapa pengkhianat.
Kepala Misi Diplomatik Suriah untuk Indonesia, Bassam Alkhatib, mengatakan bahwa pemerintah Suriah telah menanggapi semua demonstrasi dengan damai dan tanpa kekerasan. Tapi media yang kebanyakan milik Barat memberitakan lain.
"Ini adalah sesuatu yang diciptakan oleh kekuatan-kekuatan Barat. Tentu saja dengan bantuan kekuatan media massa internasional yang mereka miliki," ujar Alkhatib dalam percakapannya dengan VIVAnews, Kamis, 9 Juni 2011.
Kehancuran Suriah, ujarnya, memang dikehendaki oleh beberapa pihak, di antaranya Israel dan Amerika Serikat. Dia mengatakan Suriah memiliki daya tawar yang tinggi dan ancaman bagi kelangsungan negara Israel di kawasan, itulah sebabnya Suriah diincar kali ini.
Tidak hanya Suriah, tegasnya, negara-negara Timur Tengah lainnya juga telah masuk dalam sasaran tembak zionis. Tidak terkecuali Indonesia, yang telah sejak dulu digoyang media sehingga Timor Leste lepas dari negara kesatuan ini.
Berikut petikan wawancara lengkapnya.
Protes massa digelar di Suriah dalam beberapa bulan terakhir. Sejauh ini, bagaimana pemerintah Suriah mengatasi krisis dan memenuhi tuntutan para demonstran?
Pemerintah kami telah menanggapi semua tuntutan rakyat. Tentu saja kita berbicara mengenai tuntutan yang sah secara hukum. Salah satu tuntutan rakyat adalah diteruskannya proses reformasi dan pembangunan, tentunya hal ini untuk kepentingan bersama.
Sebelum saya menjawab pertanyaan anda, saya ingin menceritakan sedikit sejarah Suriah.
Presiden Bashar Al-Assad mulai memerintah pada tahun 2000. Sejak terpilih, dia mulai melakukan reformasi. Banyak sekali dekrit-dekrit yang diberlakukan untuk mengisi celah di tengah-tengah masyarakat Suriah. Secara resmi, reformasi telah dimulai saat itu.
Namun, ada beberapa kendala di ranah internasional yang memperlambat proses reformasi negara kami. Salah satunya adalah posisi Suriah dalam menghadapi Israel dan pendudukannya di tanah Palestina. Selain itu, kami juga mendapat ganjalan dari sekutu mereka, yaitu Amerika Serikat.
Awalnya begini, pada tahun 2001 terjadi peristiwa yang tidak menguntungkan, yaitu peristiwa 9 September (Runtuhnya menara kembar WTC di AS oleh teroris). Amerika mulai mencari kambing hitam. Mereka mulai mencari musuh.
Suriah tidak terima jika penduduknya dikatakan terlibat dalam penyerangan tersebut. Tidak ada bukti warga kami terlibat, justru orang-orang yang berasal dari negara-negara pro-Amerika yang terlibat. Saya tidak akan sebutkan negara mana, tapi ini kenyataan.
Tahun 2002, Suriah menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. Di tahun ini, Amerika mulai menunjuk Irak sebagi biang keladi. Mereka mulai menyerang Irak, menginvasi lebih tepatnya. Suriah dengan tegas mengatakan: "Jika kau tidak punya alasan untuk dikatakan kepada dunia, kami menentangnya."
Lalu muncullah seruan Amerika yang sangat terkenal: 'Jika kalian tidak mengikuti kami, maka kalian melawan kami.'
Tahun 2003, Amerika mulai menginvasi Irak. Mereka juga menuduh yang bukan-bukan kepada Suriah. Akhir 2003, berbagai ancaman mulai datang kepada kepada kami.
Mereka mengatakan, setelah Baghdad, Damaskus akan menjadi daerah pendudukan Amerika selanjutnya. Namun posisi kami tetap sama, kami akan membela negara kami sampai mati.
Di Irak, semua orang mengakui tidak ada senjata pemusnah massal yang mereka sebutkan. Tidak ada alasan di balik pendudukan Amerika di negara tersebut. Semua hukum internasional mendefinisikan pendudukan tetap sebagai pendudukan. Tidak ada yang menyetujuinya. Jadi dengan bahasa yang sederhana, mereka menjajah irak.
Setelah itu, tahun 2005, Perdana Menteri Libanon (Rafiq Hariri) terbunuh. Barat dan Israel menuduh Suriah dan mengancam akan menyerang Suriah. Pada tahun ini, mereka mengancam akan menjatuhkan hukuman, sanksi, dan pendudukan di Suriah.
Untungnya, sebelum ancaman itu terlaksana, PM Libanon yang baru, putra dari PM yang terbunuh (Saad Hariri), mengatakan bahwa Suriah tidak terlibat dalam pembunuhan ayahnya. Namun, tetap saja Barat hidup dengan tuduhannya tersebut.
Pada 2006, Israel menginvasi Lebanon. Pada 2009, Penyerangan berakhir. Israel lalu mengalihkan serangan ke Gaza, mereka membunuh para warga Palestina. Kalau tidak salah, satu atau dua warga Indonesia di Gaza terluka terkena serangan Israel.
Tahun 2007 sampai 2008, Israel menyerang Suriah atas tuduhan kepemilikan senjata nuklir.
Kenapa saya menceritakan kepada kalian sejarah ini?
Saya mencoba memberikan gambaran secara luas dan latar belakang atas permasalahan yang tengah terjadi. Situasi yang terjadi saat ini bukanlah demonstrasi. Ini adalah sesuatu yang diciptakan oleh kekuatan-kekuatan Barat. Tentu saja dengan bantuan kekuatan media massa internasional yang mereka miliki.
Mereka memiliki kekuatan jurnalisme. Anda wartawan, anda tahu rumus sampainya informasi: Pengirim-Pesan-Penerima.
Dalam hal ini, siapa pengirim pesannya? mereka yang memiliki media massa internasional (Barat). Mereka membuat objektivitas media menjadi kabur dan jadi hisapan jempol belaka.
Apa yang coba saya sampaikan adalah inti dari pesan yang coba mereka sampaikan: "Jika kau tidak mengikuti keinginan kami, maka kami akan melawan kalian." Inilah yang media massa internasional lakukan.
Pemerintah Suriah menanggapi demonstrasi dengan damai, lalu tiba-tiba kami mendengar berita soal kekerasan. Ini yang saya maksud, sejak awal telah ada penyesatan informasi oleh media.
Kekerasan ini sangat aneh. Kami akhirnya menemukan tujuan sebenarnya dari demonstrasi tersebut. Mereka berdemo bukan untuk kepentingan negara dan kemaslahatan rakyat, tapi semata untuk menumbangkan rezim. Kami bahkan berhasil menangkap beberapa pengkhianat.
(AP PHOTO)
Sejak demonstrasi berjalan, semua orang juga tahu Presiden Assad telah memerintahkan untuk tidak menembak siapapun.
Kejadiannya seperti ini. Demonstrasi pertama berlangsung di jalan, ada pasukan pengaman, tapi mereka tidak melakukan apa-apa, hanya mengamankan situasi. Tiba-tiba ketika rombongan demonstran sampai di satu titik, mereka berpencar dan mulai mengeluarkan senjata yang mereka sembunyikan di balik baju. Lalu mereka mulai menembaki warga.
Setelah dilakukan penyelidikan dan pengakuan dari beberapa orang, motifnya semakin terlihat jelas. Demonstrasi ini bergerak ke arah perbatasan, mereka mencari cara untuk menyelundupkan senjata, orang dan semuanya untuk kehancuran negeri.
Saya mengakui media massa Suriah lemah jika dibandingkan dengan media massa lainnya. Negara-negara Barat, mereka melakukan kampanye internasional untuk menyerang Suriah. Mereka melakukan semuanya untuk menghancurkan kami. Para perusuh mengambil keuntungan dari Israel dan Amerika, mereka ingin menghilangkan keseimbangan di kawasan.
Ketika pemerintah Suriah ingin mengadakan reformasi dan penyelesaian masalah melalui dialog, mereka tidak ingin ini. Mereka memainkan permainan yang tidak memungkinkan kami untuk untuk membuktikan tujuan dalam kami menjaga persatuan negeri.
Para demonstran terbukti bersenjata. Demonstrasi damai tidak benar dan tidak pernah ada. Para demonstran adalah orang-orang fanatik dari kelompok ekstrimis bersenjata yang tidak segan-segan melakukan apapun demi tujuan mereka.
Singkatnya seperti ini, jika ada penghalang bagi proses reformasi di Suriah, itu adalah mereka yang melakukan pembunuhan. Contohnya minggu lalu, sekitar 160 polisi dibunuh, dua hari setelahnya 82 polisi lainnya juga dibunuh oleh kelompok bersenjata di kota Jish Al-Shugur. Itulah mengapa saya katakan demonstrasi damai tidak terbukti. Mereka melawan, mereka membunuh.
Rakyat menginginkan diturunkannya tentara untuk memastikan terciptanya stabilitas, keamanan dan persatuan. Tapi pemerintah masih ingin menerapkan solusi politis.
Pemerintah menanggapi semua tuntutan rakyat secara langsung, melakukan apa yang rakyat inginkan. Pemerintah mengatakan 'jika rakyat berdemo, biarkanlah. Jika mereka memiliki tuntutan, biarkan mereka mengatakannya.'
Pemerintah menanggapinya dengan mengeluarkan peraturan mengenai demonstrasi damai, memberlakukan amnesty, tidak ada yang dipenjara sekarang.
Saya beritahukan sesuatu yang media massa manapun belum mengetahuinya kecuali kalian. Minggu depan, dialog nasional akan digelar, semua orang diundang.
Anda mengatakan bahwa Israel dan Amerika mengincar Suriah. Mengapa demikian?
Suriah memiliki beberapa posisi politis di PBB, yaitu kami menginginkan tanah kami yang dicaplok Israel dikembalikan.
Prinsip kami ini telah kami sampaikan pada Konferensi Madrid tahun 1991, yang digelar oleh negara-negara seperti AS dan Rusia.
Ketika kesepakatan telah tercapai, tiba-tiba Israel turut campur. Mereka tidak ingin berdamai, mereka ingin memiliki tanah yang mereka caplok. Apa yang terjadi kemudian? Amerika sebagai sekutu mereka mendukung keputusan tersebut.
Mereka juga tidak ingin kami mendukung Palestina, dan saudara-saudara kami di Libanon memperjuangkan tanah yang direbut Israel. Terlebih lagi, mereka ingin mengambil tanah kami.
Inilah permainan mereka. Inilah sebabnya mereka melakukan tuduhan, ancaman, mereka ingin kami mengikuti mereka. Mereka ingin mengambil tanah kami.
Ini sikap kami: kami memiliki hak, tanah yang diduduki Israel sekarang adalah tanah kami. Kami menginginkannya kembali, kami ingin kedaulatan kami.
Mereka ingin menerapkan skenario mereka, mereka ingin kami masuk ke dalam permainan mereka. Mereka telah menekan rakyat kami dan tidak menghargai martabat dan persatuan nasional kami.
Kira-kira apa yang akan mereka lakukan jika rezim Suriah benar-benar runtuh?
Mereka akan melakukan segalanya.
Anda ingat pada tahun 1993, Samuel Huntington berbicara soal Bentrokan Peradaban? Salah satu gagasan yag dia kemukakan adalah di masa depan akan ada bentrokan antara Timur dan Barat. Bentrokan utamanya adalah antara Barat dan Islam. Islam yang mana? dia mengatakan negara-negara pemeluk Islam mulai dari Indonesia sampai Maroko.
Lalu melalui medianya, Barat telah melakukan ini. Di Irak, Afghanistan, merekalah yang membuat alur cerita, mereka membuat permainan.
Di Indonesia sendiri, Timor Leste telah hilang. Suatu hari nanti, Papua juga akan digoyang.
Kejadiannya seperti ini. Demonstrasi pertama berlangsung di jalan, ada pasukan pengaman, tapi mereka tidak melakukan apa-apa, hanya mengamankan situasi. Tiba-tiba ketika rombongan demonstran sampai di satu titik, mereka berpencar dan mulai mengeluarkan senjata yang mereka sembunyikan di balik baju. Lalu mereka mulai menembaki warga.
Setelah dilakukan penyelidikan dan pengakuan dari beberapa orang, motifnya semakin terlihat jelas. Demonstrasi ini bergerak ke arah perbatasan, mereka mencari cara untuk menyelundupkan senjata, orang dan semuanya untuk kehancuran negeri.
Saya mengakui media massa Suriah lemah jika dibandingkan dengan media massa lainnya. Negara-negara Barat, mereka melakukan kampanye internasional untuk menyerang Suriah. Mereka melakukan semuanya untuk menghancurkan kami. Para perusuh mengambil keuntungan dari Israel dan Amerika, mereka ingin menghilangkan keseimbangan di kawasan.
Ketika pemerintah Suriah ingin mengadakan reformasi dan penyelesaian masalah melalui dialog, mereka tidak ingin ini. Mereka memainkan permainan yang tidak memungkinkan kami untuk untuk membuktikan tujuan dalam kami menjaga persatuan negeri.
Para demonstran terbukti bersenjata. Demonstrasi damai tidak benar dan tidak pernah ada. Para demonstran adalah orang-orang fanatik dari kelompok ekstrimis bersenjata yang tidak segan-segan melakukan apapun demi tujuan mereka.
Singkatnya seperti ini, jika ada penghalang bagi proses reformasi di Suriah, itu adalah mereka yang melakukan pembunuhan. Contohnya minggu lalu, sekitar 160 polisi dibunuh, dua hari setelahnya 82 polisi lainnya juga dibunuh oleh kelompok bersenjata di kota Jish Al-Shugur. Itulah mengapa saya katakan demonstrasi damai tidak terbukti. Mereka melawan, mereka membunuh.
Rakyat menginginkan diturunkannya tentara untuk memastikan terciptanya stabilitas, keamanan dan persatuan. Tapi pemerintah masih ingin menerapkan solusi politis.
Pemerintah menanggapi semua tuntutan rakyat secara langsung, melakukan apa yang rakyat inginkan. Pemerintah mengatakan 'jika rakyat berdemo, biarkanlah. Jika mereka memiliki tuntutan, biarkan mereka mengatakannya.'
Pemerintah menanggapinya dengan mengeluarkan peraturan mengenai demonstrasi damai, memberlakukan amnesty, tidak ada yang dipenjara sekarang.
Saya beritahukan sesuatu yang media massa manapun belum mengetahuinya kecuali kalian. Minggu depan, dialog nasional akan digelar, semua orang diundang.
Anda mengatakan bahwa Israel dan Amerika mengincar Suriah. Mengapa demikian?
Suriah memiliki beberapa posisi politis di PBB, yaitu kami menginginkan tanah kami yang dicaplok Israel dikembalikan.
Prinsip kami ini telah kami sampaikan pada Konferensi Madrid tahun 1991, yang digelar oleh negara-negara seperti AS dan Rusia.
Ketika kesepakatan telah tercapai, tiba-tiba Israel turut campur. Mereka tidak ingin berdamai, mereka ingin memiliki tanah yang mereka caplok. Apa yang terjadi kemudian? Amerika sebagai sekutu mereka mendukung keputusan tersebut.
Mereka juga tidak ingin kami mendukung Palestina, dan saudara-saudara kami di Libanon memperjuangkan tanah yang direbut Israel. Terlebih lagi, mereka ingin mengambil tanah kami.
Inilah permainan mereka. Inilah sebabnya mereka melakukan tuduhan, ancaman, mereka ingin kami mengikuti mereka. Mereka ingin mengambil tanah kami.
Ini sikap kami: kami memiliki hak, tanah yang diduduki Israel sekarang adalah tanah kami. Kami menginginkannya kembali, kami ingin kedaulatan kami.
Mereka ingin menerapkan skenario mereka, mereka ingin kami masuk ke dalam permainan mereka. Mereka telah menekan rakyat kami dan tidak menghargai martabat dan persatuan nasional kami.
Kira-kira apa yang akan mereka lakukan jika rezim Suriah benar-benar runtuh?
Mereka akan melakukan segalanya.
Anda ingat pada tahun 1993, Samuel Huntington berbicara soal Bentrokan Peradaban? Salah satu gagasan yag dia kemukakan adalah di masa depan akan ada bentrokan antara Timur dan Barat. Bentrokan utamanya adalah antara Barat dan Islam. Islam yang mana? dia mengatakan negara-negara pemeluk Islam mulai dari Indonesia sampai Maroko.
Lalu melalui medianya, Barat telah melakukan ini. Di Irak, Afghanistan, merekalah yang membuat alur cerita, mereka membuat permainan.
Di Indonesia sendiri, Timor Leste telah hilang. Suatu hari nanti, Papua juga akan digoyang.
Baiklah, Anda mengatakan bahwa situasi bukanlah seperti yang diberitakan. Namun saat ini kritikan dari berbagai komunitas internasional sudah mulai berdatangan. Bagaimana pemerintah Suriah menanggapi hal itu?
Saya perlu mengklarifikasi hal ini. Anda bilang komunitas internasional, menurut saya tidak semua komunitas internasional.
Jika anda bilang komunitas Barat, anda benar. Namun Kebanyakan komunitas internasional tahu permainan politik seperti ini. Banyak komunitas internasional juga menderita hal yang sama, urusan dalam negeri mereka dicampuri pihak lain.
Apa yang anda saksikan sekarang adalah permainan mereka. Media massa mereka berusaha menciptakan sebuah citra khusus yang bertentangan dengan kenyataan. Hal ini tidak lain untuk melancarkan agenda tersembunyi mereka.
Anda lihat lukisan-lukisan itu (Menunjuk ke beberapa lukisan). Lukisan pertama menggambarkan kejayaan kerajaan Romawi di Suriah. Lukisan kedua adalah salah satu mesjid penting di dunia, mesjid Umayyah.
Di masa dinasti Umayyah, Islam menyebar ke seluruh Eropa dari Damaskus. Agama Kristen juga tersebar ke Eropa dari Damaskus. Mesjid ini adalah kombinasi keduanya. Anda tahu, di bawah gedung ini adalah gereja, sementara atasnya adalah mesjid.
Inilah Suriah, negara multi peradaban. Termasuk di dalamnya semua agama, termasuk juga orang-orang yang tidak punya agama. Semuanya disambut baik di Suriah selama berada di bawah nilai-nilai, kepentingan, dan demi stabilitas masyarakat.
Inilah mentalitas warga Suriah. Kami tidak mempermasalahkan etnis, latar belakang dan agama. Inilah yang coba disesatkan oleh kebanyakan media massa internasional. Mereka mengatakan bahwa Suriah adalah negara penuh konflik antara Sunni dan Syiah, bla-bla-bla.
Itu mentalitas kami. Tapi mentalitas komunitas internasional berbeda. Mentalitas mereka dipermainkan oleh faktor dari luar.
Sekali lagi, bukan komunitas internasional yang mengkritisi kami atas kesalahan yang tidak kami lakukan, tapi komunitas Barat.
Kami percaya pada Tuhan. Kami percaya Tuhan Islam, Kristen dan orang-orang lainnya ada di sana (Menunjuk ke atas), di atas langit, bukan di Washington.
Anda mengatakan bahwa mereka hanyalah sedikit dari komunitas-komunitas internasional yang ada. Tapi beberapa komunitas ini mengatakan Suriah melakukan solusi militer dalam menghadapi para demonstran. Komentar anda?
Kami perlu meluruskan. Kami tidak melakukan solusi militer, tapi solusi politis. Salah satu wujudnya adalah akan dilakukannya dialog nasional minggu depan.
Solusi militer hanya dilakukan oleh para pengacau di Suriah yang menggunakan senjata untuk membunuh orang lain. Mereka tidak ingin solusi damai. Mereka punya agenda dari luar. saya yakin mereka tidak akan menawarkan solusi dan proposal damai apapun dalam menyelesaikan masalah ini.
Jika anda bicara soal solusi militer, itu bukanlah solusi yang kami cari.
Saya perlu mengklarifikasi hal ini. Anda bilang komunitas internasional, menurut saya tidak semua komunitas internasional.
Jika anda bilang komunitas Barat, anda benar. Namun Kebanyakan komunitas internasional tahu permainan politik seperti ini. Banyak komunitas internasional juga menderita hal yang sama, urusan dalam negeri mereka dicampuri pihak lain.
Apa yang anda saksikan sekarang adalah permainan mereka. Media massa mereka berusaha menciptakan sebuah citra khusus yang bertentangan dengan kenyataan. Hal ini tidak lain untuk melancarkan agenda tersembunyi mereka.
Anda lihat lukisan-lukisan itu (Menunjuk ke beberapa lukisan). Lukisan pertama menggambarkan kejayaan kerajaan Romawi di Suriah. Lukisan kedua adalah salah satu mesjid penting di dunia, mesjid Umayyah.
Di masa dinasti Umayyah, Islam menyebar ke seluruh Eropa dari Damaskus. Agama Kristen juga tersebar ke Eropa dari Damaskus. Mesjid ini adalah kombinasi keduanya. Anda tahu, di bawah gedung ini adalah gereja, sementara atasnya adalah mesjid.
Inilah Suriah, negara multi peradaban. Termasuk di dalamnya semua agama, termasuk juga orang-orang yang tidak punya agama. Semuanya disambut baik di Suriah selama berada di bawah nilai-nilai, kepentingan, dan demi stabilitas masyarakat.
Inilah mentalitas warga Suriah. Kami tidak mempermasalahkan etnis, latar belakang dan agama. Inilah yang coba disesatkan oleh kebanyakan media massa internasional. Mereka mengatakan bahwa Suriah adalah negara penuh konflik antara Sunni dan Syiah, bla-bla-bla.
Itu mentalitas kami. Tapi mentalitas komunitas internasional berbeda. Mentalitas mereka dipermainkan oleh faktor dari luar.
Sekali lagi, bukan komunitas internasional yang mengkritisi kami atas kesalahan yang tidak kami lakukan, tapi komunitas Barat.
Kami percaya pada Tuhan. Kami percaya Tuhan Islam, Kristen dan orang-orang lainnya ada di sana (Menunjuk ke atas), di atas langit, bukan di Washington.
Anda mengatakan bahwa mereka hanyalah sedikit dari komunitas-komunitas internasional yang ada. Tapi beberapa komunitas ini mengatakan Suriah melakukan solusi militer dalam menghadapi para demonstran. Komentar anda?
Kami perlu meluruskan. Kami tidak melakukan solusi militer, tapi solusi politis. Salah satu wujudnya adalah akan dilakukannya dialog nasional minggu depan.
Solusi militer hanya dilakukan oleh para pengacau di Suriah yang menggunakan senjata untuk membunuh orang lain. Mereka tidak ingin solusi damai. Mereka punya agenda dari luar. saya yakin mereka tidak akan menawarkan solusi dan proposal damai apapun dalam menyelesaikan masalah ini.
Jika anda bicara soal solusi militer, itu bukanlah solusi yang kami cari.
(AP PHOTO)
Saya jelaskan. Di Suriah, kami tidak punya aparat yang khusus untuk menangani kerusuhan. Untuk itulah kami menurunkan tentara, tapi mereka tidak menggunakan senjata. Kami memang menurunkan tank, tapi hanya untuk melindungi para tentara di dalamnya.
Di sini, faktor dari luar kembali memainkan permainan mereka dalam menyesatkan opini publik internasional dan regional melalui propaganda dan cerita-cerita bualan. Suriah hanya akan melakukan solusi militer jika rakyat menginginkannya.
Dewan Keamanan PBB mengancam akan memberlakukan sanksi dan embargo kepada Suriah. Bagaimana pemerintah Suriah menanggapi hal ini?
Anda mengatakan Dewan Keamanan PBB. Saya tekankan disini bahwa tidak semua anggota DK PBB yang menginginkan sanksi terhadap Suriah, hanya sebagian kecil saja.
Beberapa negara yang kenal baik dengan Suriah, mereka tahu kenyataan yang sedang terjadi. Mereka paham bahwa ini adalah masalah dalam negeri. Mereka juga mengatakan bahwa Suriah dapat mengatasi masalah ini dan yakin bahwa ada beberapa negara yang memaksakan agendanya di Suriah. Negara-negara ini ingin memainkan permainan yang sama seperti yang mereka mainkan di Irak.
Mengenai sanksi, ini bukan yang pertama. Sejak 2001, mereka (negara Barat) menciptakan, berimajinasi, dan menggunakan pengaruh mereka untuk menegakkan sanksi tersebut. Akibat sanksi ini, tahukan anda, Presiden Al-Assad tidak punya uang lagi di AS, atau berniat pergi ke AS dan negara-negara Barat lainnya. Jadi sanksi tersebut tidak akan berpengaruh lagi.
Situasi masih memanas di Suriah. Ada beberapa warga Indonesia di negara anda, apakah ada jaminan keselamatan bagi warga kami?
Kami memberikan jaminan keselamatan atas mereka. Hubungan Indonesia dan Suriah bukanlah hubungan antar negara sahabat, tapi hubungan antar negara bersaudara. Kami telah menganggap warga Indonesia sebagai bagian dari keluarga kami.
Suriah adalah salah satu negara di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Kami ingatkan tahun lalu, ketika tenaga kerja Indonesia banyak yang bermasalah di negara-negara Arab, Presiden SBY mengatakan ketika bertemu dengan menteri kami 'Rakyat kami tidak memiliki masalah di Suriah. Suriah adalah negara terbaik untuk warga Indonesia.'
Tidak ada masalah keamanan yang terjadi, tidak hanya bagi warga Indonesia, tapi bagi seluruh warga asing di Suriah. Apa yang anda lihat di media, murni dilebih-lebihkan.
Pemerintah Suriah berkepentingan untuk menjaga keamanan dan stabilitas bagi seluruh rakyat Suriah maupun warga asing. Saya katakan kepada anda, warga Indonesia adalah bagian dari kami, mereka saudara kami.
Apakah Anda optimistis Suriah akan bisa melalui krisis ini?
Saya optimistis. Kami tidak hanya akan survive, tapi akan lebih kuat dari sebelum krisis. Dialog akan dilakukan, hukum baru dan dekrit akan ditetapkan, Suriah akan lebih kuat. Suriah yang lebih kuat akan menguntungkan Indonesia, dan indonesia yang lebih kuat akan bermanfaat dalam hubungan persaudaraan kedua negara.
Di Suriah tidak ada orang yang makan sampah. Di Suriah warga punya televisi, kulkas, dan yang terpenting, mereka makan. Ekonomi kami adalah ekonomi mandiri. Kami memproduksi sendiri makanan, pakaian, semuanya untuk kelangsungan hidup.
Apa yang terjadi sekarang adalah masalah internal dan kami bisa mengatasinya, kami bangga dan optimis dengan masa depan.
Di sini, faktor dari luar kembali memainkan permainan mereka dalam menyesatkan opini publik internasional dan regional melalui propaganda dan cerita-cerita bualan. Suriah hanya akan melakukan solusi militer jika rakyat menginginkannya.
Dewan Keamanan PBB mengancam akan memberlakukan sanksi dan embargo kepada Suriah. Bagaimana pemerintah Suriah menanggapi hal ini?
Anda mengatakan Dewan Keamanan PBB. Saya tekankan disini bahwa tidak semua anggota DK PBB yang menginginkan sanksi terhadap Suriah, hanya sebagian kecil saja.
Beberapa negara yang kenal baik dengan Suriah, mereka tahu kenyataan yang sedang terjadi. Mereka paham bahwa ini adalah masalah dalam negeri. Mereka juga mengatakan bahwa Suriah dapat mengatasi masalah ini dan yakin bahwa ada beberapa negara yang memaksakan agendanya di Suriah. Negara-negara ini ingin memainkan permainan yang sama seperti yang mereka mainkan di Irak.
Mengenai sanksi, ini bukan yang pertama. Sejak 2001, mereka (negara Barat) menciptakan, berimajinasi, dan menggunakan pengaruh mereka untuk menegakkan sanksi tersebut. Akibat sanksi ini, tahukan anda, Presiden Al-Assad tidak punya uang lagi di AS, atau berniat pergi ke AS dan negara-negara Barat lainnya. Jadi sanksi tersebut tidak akan berpengaruh lagi.
Situasi masih memanas di Suriah. Ada beberapa warga Indonesia di negara anda, apakah ada jaminan keselamatan bagi warga kami?
Kami memberikan jaminan keselamatan atas mereka. Hubungan Indonesia dan Suriah bukanlah hubungan antar negara sahabat, tapi hubungan antar negara bersaudara. Kami telah menganggap warga Indonesia sebagai bagian dari keluarga kami.
Suriah adalah salah satu negara di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Kami ingatkan tahun lalu, ketika tenaga kerja Indonesia banyak yang bermasalah di negara-negara Arab, Presiden SBY mengatakan ketika bertemu dengan menteri kami 'Rakyat kami tidak memiliki masalah di Suriah. Suriah adalah negara terbaik untuk warga Indonesia.'
Tidak ada masalah keamanan yang terjadi, tidak hanya bagi warga Indonesia, tapi bagi seluruh warga asing di Suriah. Apa yang anda lihat di media, murni dilebih-lebihkan.
Pemerintah Suriah berkepentingan untuk menjaga keamanan dan stabilitas bagi seluruh rakyat Suriah maupun warga asing. Saya katakan kepada anda, warga Indonesia adalah bagian dari kami, mereka saudara kami.
Apakah Anda optimistis Suriah akan bisa melalui krisis ini?
Saya optimistis. Kami tidak hanya akan survive, tapi akan lebih kuat dari sebelum krisis. Dialog akan dilakukan, hukum baru dan dekrit akan ditetapkan, Suriah akan lebih kuat. Suriah yang lebih kuat akan menguntungkan Indonesia, dan indonesia yang lebih kuat akan bermanfaat dalam hubungan persaudaraan kedua negara.
Di Suriah tidak ada orang yang makan sampah. Di Suriah warga punya televisi, kulkas, dan yang terpenting, mereka makan. Ekonomi kami adalah ekonomi mandiri. Kami memproduksi sendiri makanan, pakaian, semuanya untuk kelangsungan hidup.
Apa yang terjadi sekarang adalah masalah internal dan kami bisa mengatasinya, kami bangga dan optimis dengan masa depan.
Saya sagat berterima kasi atas
ReplyDeleteBantuan PAK KYAI kemarin
Saya dikasi nmr 4d & 6d dan saya mendapat kan hasil togel (457 juta)karna bantuanya saya bisah bayar hutan dan buka usaha kecil kecilan,jika anda mau di bantu seperti saya silahkam hbg
(PAK KYAI MAULAN ) DI NMR
( 085-210-001-377 )
atau Atau klik disini