Tuesday 28 June 2011

DUA SISI E. COLI SANG BAKTERI MAUT


Bakteri Escherichia coli (E. coli) membuat geger Eropa dalam beberapa minggu terakhir. Ribuan warga terjangkit, puluhan di antaranya tewas.

E. coli sebenarnya bukan bakteri asing bagi kita. Setelah manusia berusia dua hari, bakteri ini mulai terbentuk di usus dan sistem pencernaan lainnya. E. coli adalah satu dari jutaan bakteri yang menempel di usus manusia maupun binatang berdarah panas, seperti mamalia dan burung. Nama Escherichia diambil dari nama penemunya, Theodor Escherich, seorang dokter anak warga negara Jerman.

Bakteri itu ia temukan pada 1885 ketika meneliti penyebab penyakit usus parah yang menimpa anak-anak di negaranya. Dari sampel kotoran dari anak-anak yang sakit, Theodor menemukan mikroba berbentuk lonjong yang berkembang dengan cepat.  Ia menamakannya sebagai Bacillus communis coli. Setelah Theodor meninggal pada 1911, bakteri ini kemudian dinamakan Escherichia coli. 

Dalam perkembangannya, terdapat lebih dari 700 strain mutasi dari E. coli yang telah teridentifikasi. Namun, hanya beberapa yang dikenal berbahaya bagi tubuh manusia. Kebanyakan dari E. coli yang berbahaya ini kerap mengkontaminasi makanan maupun minuman, lalu memproduksi racun yang disebut dengan Shiga toxin (Stx). Disebut demikian karena toksin ini mirip dengan racun yang disebabkan oleh bakteri Shigella dysenteria tipe 1.
Beberapa jenis bakteri tersebut yang berbahaya disimbolkan dengan O157:H7, O104:H4, O121, O26, O103, O111, O145, dan O104:H21. Kebanyakan dari strain ini masuk ke dalam tubuh melalui sayuran yang tidak dicuci terlebih dulu atau daging yang tidak matang.
Beberapa organisme E. coli yang berbahaya terkenal keras kepala karena dapat bertahan di udara terbuka, seperti meja makan atau pupuk kompos selama berminggu-minggu. Selain itu, juga bukan jenis bakteri keroyokan. Maksudnya, E. coli mampu merusak pencernaan manusia hanya dalam jumlah kecil, sekitar 50 organisme saja.
Paling Berbahaya
Badan Kesehatan Dunia mencatat, ada lima jenis strain E. coli yang berbahaya bagi manusia. Bakteri ini masuk ke tubuh manusia melalui makanan dan menempel di dinding lambung. Kebanyakan jika tidak ditangani akan menyebabkan infeksi perut.
Di antara lima strain tersebut, yang paling berbahaya adalah jenis enterohaemorrhagic E. coli (EHEC). Jenis inilah yang belakangan ini menjadi biang keladi wabah mematikan di Jerman. EHEC dapat menyebabkan diare berdarah (haemorrhagic colitis), namun tanpa adanya demam. Racun Shiga yang dikandungnya juga dapat menyebabkan radang perut. Sebagian kasus bahkan dapat menyebabkan diare berdarah
Strain EHEC pertama kali ditemukan pada 1982 ketika wabah E. coli menyerang Amerika Serikat. Masa inkubasinya berkisar antara tiga sampai delapan hari, rata-rata empat hari. Sebagian besar pasien dapat sembuh dalam 10 hari, tapi pada keadaan khusus penderita akan menderita haemolytic uraemic syndrome (HUS).
HUS ini ditandai dengan kegagalan ginjal akut (acute renal failure), anemia (haemolytic anaemia) dan kekurangan trombosit (thrombocytopenia ), juga gangguan neurologis sampai stroke dan koma. Diperkirakan sampai sekitar 10 persen pasien yang terinfeksi  EHEC akan berlanjut menjadi HUS dengan angka kematian berkisar antara 3 - 5 persen.
Bukan hanya sekali bakteri EHEC menjadi wabah di berbagai negara dunia. Tidak kurang dari puluhan ribu kasus menimpa berbagai negara di dunia.
Berdasarkan data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Wabah Amerika Serikat, setiap tahunnya 2.000 warga  negara ini dirumahsakitkan akibat EHEC. Sebanyak 60 di antaranya meninggal akibat EHEC maupun berbagai penyakit yang menyertainya.
Negara pengidentifikasi EHEC ini setiap tahunnya mengeluarkan dana sebesar US$405 juta (Rp3,4 triliun) untuk penanggulangan. Dana ini digelontorkan untuk membayarkan kompensasi kematian bayi, perawatan kesehatan, dan kerugian petani.
Berbagai kasus yang terjadi di AS beberapa melibatkan perusahaan waralaba restoran terbesar negara tersebut, di antaranya Wendy’s dan Taco Bell. Tiga kasus yang melibatkan dua restoran ini terjadi pada tahun 2006, semuanya berasal dari sayuran yang terkontaminasi EHEC, ratusan orang terjangkit.
Kasus di AS tidak hanya berasal dari makanan tercemar, tapi juga dari air tanah yang terkontaminasi E. coli. Kasus ini menimpa New York pada 1999. Sebanyak 1.000 orang terjangkit dan dua di antaranya tewas.
Kasus E. coli yang menyangkut air juga pernah terjadi sebelumnya di Inggris. Sebanyak 633 orang dilaporkan terjangkit di kota Fife pafa 1995. Penyebabnya adalah EHEC tipe 0157 yang mencemari air minum.
Kasus terbesar yang pernah tercatat akibat wabah EHEC terjadi di kota Sakai, Jepang, pada Agustus 1996. Lebih dari 12.000 orang warga kota terkontaminasi, lebih dari 6.000 di antaranya adalah anak sekolah. Sebanyak 11 anak di antaranya tewas setelah sebelumnya dirawat secara intensif. Diduga, wabah tersebar dari tauge yang terdapat pada makan siang yang disediakan beberapa sekolah kepada murid-muridnya.

Kasus terbesar kedua adalah yang saat ini menimpa Jerman. Per Jumat, 10 Juni 2011, seperti dilansir dari laman The Wall Street Journal, kematian akibat EHEC di Jerman mencapai 30 orang. Sementara itu, sebanyak 2.800 orang di 14 negara dunia telah terjangkit bakteri ini. Diperkirakan. wabah masih akan terus berlanjut dan akan memakan korban lebih banyak lagi sampai penyebab wabah diketemukan.

Juga menguntungkan
Ibarat dua sisi mata uang, selain mematikan dan merugikan bagi kesehatan manusia, bakteri ini ternyata dapat juga menguntungkan.
Karena sifatnya yang menempel pada dinding usus, beberapa jenis bakteri E. coli juga dikenal sebagai bakteri probiotik atau bakteri perncernaan baik. Ketika digunakan dalam suplemen atau minuman, E. coli akan membantu proses pencernaan dalam lambung, karena sifat penguraian makanan manusia pada hakikatnya memang bergantung pada bakteri.
Bakteri penyebab diare ini juga ternyata dapat menyembuhkan diare. Beberapa penelitian menunjukkan  bahwa E. coli jenis tertentu dapat menormalkan fungsi pencernaan. Bakteri ini bekerja membersihkan pencernaan dan mengumpulkan biang masalah lalu mengeluarkannya bersama kotoran.
Probiotik E. coli juga berfungsi untuk memungkinan nutrisi seperti protein terserap lebih banyak oleh tubuh. Selain itu, E coli dapat mencegah sembelit dan perut kembung.
Para ahli di Rice University, Houston, Amerika Serikat, bahkan menemukan cara untuk merubah gliserin menjadi bahan bakar kualitas tinggi dengan mencampurkan bakteri E coli.  Ahli di universitas ini berhasil menemukan proses metabolisme dan kondisi yang memungkinkan E coli memfermentasikan gliserin menjadi ethanol.

No comments:

Post a Comment