Gaya kampanye Joko Widodo (Jokowi) saat pemilihan Gubernur Jakarta lalu membius banyak orang. Banyak orang yang berusaha meniru gaya Jokowi dalam pertarungan pemilihan kepala daerah. Mungkinkah 'Jokowi' yang baru akan muncul dalam Pilgub Jawa Barat kali ini?
Menurut analis politik dari Charta Politika, Arya Fernandes, pengenaan simbol kotak-kotak tidak bisa serta merta langsung dikatakan sebagai pengikut gaya Jokowi. Penggunaan baju khas Jokowi-Ahok itu hanya merupakan simbol saja.
Ada hal yang harus diperhatikan kandidat di Pilgub Jabar untuk bisa mengekor kesuksesan Jokowi-Ahok. "Kepribadian kandidat harus berkualitas," ujar Arya saat berbincang, Selasa (13/11/2012).
Arya menjabarkan kepribadian yang bisa saja mencuri perhatian pemilih. Setiap kandidat harus memiliki komunikasi yang baik, hangat, mudah bergaul, bagus dalam bertutur kata dan tidak arogan.
"Menggunakan strategi simbol saja tanpa dibantu kualitas kandidat tidak akan mungkin," lanjut Arya.
Karakteristik masyarakat di Jawa Barat dengan Jakarta juga diprediksi berbeda. Arya memberi tips supaya jenis kampanye Jokowi bisa saja dimodifikasi sesuai kondisi.
Dalam kesempatan ini, Arya juga menilai, Pilgub Jawa Barat nantinya lebih banyak diisi oleh perang pencitraan. Setiap kandidat akan berebut mendapatkan simpati dari warga.
"Kita tentu berharap nanti perang visi, tapi sepertinya cenderung perang pencitraan," tegasnya.
Pilgub Jawa Barat kali ini akan diramaikan dengan pasangan Rieke dan Teten, Aher-Deddy Mizwar, Dede Yusuf-Lex Laksamana, Yance-Tatang, dan pasangan independen Didik Mulyana Arief Mansur-Cecep Nana Suryana.
No comments:
Post a Comment