Thursday, 7 February 2013

Urus Paspor Pakai Sandal Jepit, Dosen UGM Tak Dilayani Imigrasi (Pakai Sepatu itu bukan Budaya Asli Indonesia. Kaya Zaman Belanda aja) .

Kantor Imigrasi
Hanya karena memakai sandal jepit, dosen hukum Universitas Gajah Mada (UGM) harus gigit jari karena gagal mendapatkan paspor saat melakukan pengurusan di kantor Imigrasi Yogyakarta.

Dosen hukum itu Oce Madril, yang juga peneliti dari Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat)  UGM Yogyakarta. Menurutnya, kejadian itu berawal saat dirinya mengurus paspor di kantor Imigrasi Yogyakarta, Kamis pagi, 7 Febuari 2013.

Semua syarat untuk mendapatkan paspor sudah terpenuhi dan tinggal wawancara dengan petugas di kantor Imigrasi. Namun petugas tidak bersedia melayani wawancara karena dirinya menggunakan sandal jepit.

"Ia tinggal wawancara saja. Tapi petugas tidak memperbolehkan karena memakai sandal jepit. Saya bertanya kepada petugas apa ada undang-undang yang melarang mengurus paspor dengan menggunakan sandal jepit," katanya kepada VIVAnews. 
Oce mengaku dalam kesehariannya dirinya memang lebih suka menggunakan sandal jepit bahkan dalam kesibukannya di kampus. 

"Saya enjoy memakai sandal jepit ini," katanya. 

Lebih lanjut Oce menyatakan akan melaporkan tindakan petugas Imigrasi Yogyakarta kepada lembaga Ombudsman perwakilan DIY di Jalan Monginsidi, Tegalrejo, Yogyakarta.

"Saya merasa ada yang aneh, ini kan lembaga publik, makanya saya nanti akan lapor ke Ombudsman. Nanti sekitar jam 14.00 WIB saya akan melaporkan kejadian itu ke Ombusdman," katanya.

2 comments:

  1. Wakil Menteri Kemenkum HAM Denny Indrayana menghargai keluhan dosen UGM Oce Madril soal larangan sandal jepit kala mengurus paspor di Imigrasi. Tapi, menurut Denny, ada yang lebih penting dari urusan sandal jepit, yakni pembenahan anticalo dan antipungli.

    "Yang sedang serius saya benahi anticalo dan antipunglinya. Saya rasa antipungli itu lebih pantas kita curahkan tenaga dan pikiran ketimbang soal sandal jepit," jelas Denny saat dikonfirmasi, Kamis (7/2/2013).

    Denny menjelaskan ada baiknya kalau Oce melaporkan temuan soal pungli atau calo. Itu akan lebih berharga, daripada urusan soal sandal jepit.

    "Saya akan lebih menaruh perhatian kalau Oce melaporkan temuan soal calo atau pungli. Insya Allah hal itu sudah jauh berkurang, karena terus kami benahi dan tertibkan," tutur guru besar UGM ini.

    Oce melaporkan Imigrasi Yogya ke Ombudsman. Dia beralasan, Imigrasi tak berhak mengusirnya karena memakai sandal jepit. Sesuai aturan sandal jepit tak masuk dalam syarat utama membuat paspor.

    "Ini nggak urgent, nggak krusial soal sandal jepit," jelas Oce.

    ReplyDelete
  2. Pada awal Januari 2011 lalu, saat Presiden Obama berlibur ke Hawaii bersama keluarganya, Obama tertangkap kamera memakai baju santai yakni: topi, kacamata, celana pendek yang semua warnanya hitam serta polo shirt berwarna putih. Yang tak biasa, Obama memakai sandal jepit hitam!

    Perlengkapan kasual sandal jepit hitam itu tidak biasa untuk kelas Presiden AS. Bahkan ada media AS yang mempertanyakan penampilan Obama itu, 'Pantaskah?'. Para sejarawan setuju bahwa itu adalah pertama kalinya Presiden AS terlihat mengenakan sandal jepit, demikian dilansir dari New York Post, 5 Januari 2011.

    "Ini adalah hal yang sangat tak umum. Tapi saya tidak berpikir ini masalah bukan besar. Alas kaki itu tergantung suasananya. Kalau Anda di pantai membelikan anak perempuanmu es, saya tidak berpikir Anda bisa mengalahkannya dalam hal ini. Kalau dia memakai sandal jepit ke acara kenegaraan AS, itu baru berbeda," kata sejarawan yang meneliti presiden AS, penulis buku anak 'What Does the President Look Like?', Jena Hampton Cook.

    Pengamat Kebijakan Publik dari Pusat Kebijakan Publik Annenberg Universitas Pennsylvania, Kathleen Hall Jamieson mengatakan sandal jepit yang dipakai Obama itu hal biasa.

    "Kalau Anda lahir di Hawaii, tumbuh besar di Hawaii dan berlibur ke Hawaii, dan Anda tidak memakai sandal jepit, ada yang salah serius dengan Anda," kata Jamieson.

    ReplyDelete