Monday, 4 April 2011

KISAH NYATA PENGALAMANKU WAKTU MENCURI SEBUTIR BUAH SEMANGKA DI PASAR RENGEL PADA TAHUN 1971.

 Untuk urusan mencuri semangka, aku jadi teringat sekitar tahun 1971, waktu itu umurku 8 tahun. Biasa saat itu tiap malam aku menonton televisi bersama adikku Abdullah Nawawi, Tetangga sekaligus teman sekolah yang bernama Arifin (sekarang terkenal sebagai Gus Ipin , seorang Kiyai di Rengel) dan Azis (Sekarang aku gak tahu rimbanya) di rumah seorang WNI keturunan yang bernama Beng Yang dekat pasar yang berjarak kira2 1 km dari rumahku. Maklum saat itu di Desa Rengel, Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban - Jawa Timur dalam satu kec. cuma ada 4 orang yg punya Televisi. Aku ingta sekali namanya Koh Mbun WNI Keturunan, Haji Syafii, Wai Tjong dan Beng Yang.
Selesai nonton kira kira jam 11.00 malam, aku jalan jalan di pasar. Kebetulan saat itu lagi musim semangka. Banyak gundukan semangka menyerupai gunung kecil di pinggir jalan depan pasar. Ada penjualnya sambil terkantuk kantuk. Waktu itu aku ingin sekali makan semangka, meski harganya sebutir tidak seberapa (seingatku Rp 5,-) aku tak punya uang. Aku ingat waktu itu Ipin beli satu butir. Aku juga sangat ingin semangka itu. Untuk memenuhi hasratku itu secara diam diam aku berjongkok mengambil satu butir buah semangka yang kemudian kumasukkan dalam sarung. Tapi begitu aku berdiri semangka itu mbrojol jatuh dari sarung. Kemudian apa yang terjadi?
Seorang nenek penjual semangka dengan lembut berkata padaku "Cung, nek pengen semongko, ngomong njaluk tak kei, gak usah nyolong cung" (Nak, kalau ingin semangka bilang minta, nanti kukasih, gak usah nyuri). Wah langsung aku ketakutan dan malu luar biasa. Ternyata seorang nenek penjual semangka itu begitu baiknya. Beliau tidak menganiaya aku. Tidak melaporkan aku ke polisi, apalgi memenjarakan aku dan menuntut aku ke pengadilan dengan tuntutan 5 tahun penjara.
Kalau kuingat ternyata seorang nenek buta huruf dari sebuah desa masih punya hati nurani dan bisa memaafkan seorang anak kecil yang mencuri karena tidak punya uang seperti aku ini.


No comments:

Post a Comment