Tuesday 4 December 2012

Ini Penjelasan Bupati Garut Soal Nikah Kilat, Isu Banyak Istri dan Tuntutan Mundur

Gerak-gerik Bupati Garut, Aceng HM Fikri kini terus dibuntuti. Bukan karena urusan kinerjanya, Aceng harus berhadapan dengan pemburu berita lantaran skandal nikah siri kilatnya dengan Fany Octora (18). 

Skandal nikah siri yang kabarnya sampai ke Istana ini membuat Aceng harus menghadap Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Kepada Aher, sapaan Heryawan, Aceng mengaku menceraikan istri sirinya setelah empat hari menikah. 

Berikut tanya jawab wartawan dengan Aceng usai bertemu Aher di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Bandung, Senin (3/12/2012) malam.

Anda dilaporkan ke Mabes Polri, tanggapannya?

Ya semua orang punya hak untuk melaporkan kerugiannya kepada Mabes Polri.

Siap menghadapinya?

Insya Allah.

Bagaimana dengan desakan agar Anda mundur dari jabatan?

Harus jelas dululah dasar dari desakan itu, karena apa? Jangan dikarenakan nuansa politis, kan terlalu kental begitu. Tapi kalau desakannya betul-betul rasional, yuridis, dibenarkan, itu tidak ada masalah.

Alasan cerai karena ketidakcocokan, bagaimana maksudnya?

Ya kan kalau nikah itu harus cocok, harus badan. Jadi antara satu dengan lainnya baik dari sisi hati rasa kan begitu kan ya, sehingga untuk keabadian dari pernikahan itu kan sangat ditentukan oleh kecocokan itu.

Ya karena tidak cocok, kemudian takdir daripada bersatu, berpisah, itu bukan otoritas manusia, kita pun harus sadar, mau empat hari, mau sehari, itu pun adalah jangan melupakan bahwa itu takdir dari Allah SWT. 

Saya bukan berarti men-justified apa yang saya lakukan. Sahabat Rasul pernah menikah, hari ini nikah, besoknya sudah memutuskan (cerai). Ketika ditanya kenapa satu hari kok sudah diputuskan, ternyata ada cacat dalam kakinya, itu adalah hadits.

Benarkah alasan menceraikan karena soal keperawanan?

Saya tidak menyampaikan itu di media dan saya masih punya etika. Masa yang begitu disampaikan di publik. Mungkin yang menyampaikan itu adalah yang bersangkutan ketika ditanya oleh media. Kalau saya harus menyampaikan alasan itu ke media, kayaknya saya dianggap orang yang tidak punya etika.

Langkah selanjutnya setelah pertemuan ini, kembali ke Garut menyampaikan permintaan maaf ke publik atau seperti apa?

Berkali-kali saya menyampaikan permohonan maaf ke publik ke masyarakat kabupaten Garut. Jadi apabila kaum perempuan merasa terlecehkan padahal kami tidak punya itikad untuk melecehkan itu. Apabila perbuatan kami ini salah padahal menurut syar'i, apa yang saya lakukan itu sudah sesuai.

Ya terlepas daripada itu semua saya menyatakan khusus kepada keluarga mantan istri saya dan keluarga besar pesantren saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Manusia tidak akan luput dari kekhilafan, kealpaan dan juga kesalahan, pun kepada publik saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan kejadian ini menjadi bahan pembelajaran bagi kita semua di kemudian hari.

Mendagri akan menyampaikan teguran, Presiden SBY juga menyoroti kasus ini, apa tanggapan Anda?

Saya akan terima siapapun yang mengomentari, yang menegur, yang menyoroti, apalagi ini adalah atasan saya.

Termasuk soal sanksi?

Ya sanksi selama proporsional, selama sesuai dengan kaidah-kaidah aturan hukum, ya nggak masalah.

Sudah meminta maaf langsung ke pihak keluarga Fany?

Bagaimana mau meminta maaf secara langsung kalau keluarganya sendiri sulit untuk ditemui. Kemarin saya mengutus dua kali perwakilan keluarga saya ke sana malah untuk menyampaikan uang penghibur, ya malah kemarin yang menerima bukan yang bersangkutan, bukan ibu bapaknya yang bersangkutan, yang menerima adalah orang lain. 

Kemudian yang keduanya pun seperti itu. Di pertemuan pertama nggak masalah katanya, tapi di pertemuan kedua masih bergulir, malah masih ada rapat-rapat dan lain sebagainya. 

Yang mesti ditangkap oleh kawan-kawan (wartawan) itu jadi tolonglah kalau ini terlalu dibesar-besarkan, terus bergulir, banyak pekerjaan yang akan terdistorsi, akan terhenti. Saya punya banyak program di akhir tahun jabatan saya ini, dimana program itu sangat membutuhkan konsentrasi yang sangat fokus. Apabila diganggu dengan hal-hal seperti ini kemudian gagal di tengah jalan, ya berarti rugi.

Kabarnya Anda punya banyak istri?

Isu itu bisa macam-macam berkembang, tapi jangan anggap saya itu orang yang ga ngerti akan agama, saya tahu manusia biasa harus porsinya (punya istri) maksimum berapa. Saya sampai hari ini masih memegang teguh agama yang saya yakini, agama Islam.

Apa yang Anda lakukan (menikah siri) hal wajar atau bukan?

Terserah ya, itu tergantung perspektifnya. Kalau saya apa yang saya lakukan itu perwakinannya itu adalah poligami yang di mana menurut syar'i itu sudah sah. Kenapa sah? karena rukun dari pernikahan itu ada semua, ada sayanya, ada walinya, ada saksinya, ada ijab qabulnya, kemudian juga ada mas kawinnya. Istri saya tidak mempersoalkan.

Perbuatan Anda disebut melanggar etika?

Melanggar etika mungkin. Tapi mesti dipahami juga begini, etika saya langgar tapi saya melanggar etika itu demi menghindari bahaya yang lebih besar. Apa bahaya yang lebih besar itu? Daripada saya berbuat zinah, daripada saya melacurkan diri, lebih baik saya kawin secara Islami yang itu sudah nyata-nyata dijamin kehalalannya oleh Islam.

Demi etika, saya mencegah bahaya yang lebih besar, menurut saya ini sesuai dengan kaidah. Jadi menghindari bahaya yang lebih besar, itu yang harus diutamakan ketimbang memelihara hanya etika.

Anda dituduh pernah menyekap Fany?

Mana ada sebagai pengantin disekap empat hari, kan itu adalah masa pengantin, masa pengantin disekap, paling bulan madu.

Fany disekap empat hari, benar begitu?

Kalau sudah dilaporkan, itu warga negara siapapun itu mempunyai hak bela dan juga hak untuk menanggapi dan menyikapinya, silakan saja. Itu disekap empat hari itu sangat bohong besar ya. Saya kasihan terhadap yang bersangkutannya sendiri, bayangkan masuk logika nggak? masuk nalar kita nggak? Saya kawin empat hari, empat hari dia disekap, bayangkan masa pengantin menyekap istrinya?

Mau melaporkan balik Fany?

Kalau harapan saya tidak terjadi saling lapor-melapor, tidak baiklah, karena kan capek ya, tapi coba tempuh kekeluargaan. Ini yang paling penting itu apa yang diuntungkan oleh mantan istri saya itu sendiri, di balik itu sebenarnya siapa yang diuntungkan.

Kata Gubernur sempat ada perjanjian antara Anda dan Fany bahwa masalah ini tidak akan diperpanjang setelah bercerai?

Ini peristiwa terjadi lima bulan lalu, tapi kenapa ini tiba-tiba mencuat sampai mengalahkan isunya pemilihan gubernur. Ini ada apa? Padahal per 16 Agustus itu persoalan sudah diselesaikan secara kekeluargaan, malah pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh mantan istri saya.

Itu sebagai bukti dari akhir penyelesaian persoalan, tapi kenapa tiba-tiba muncul kembali? Ini pertanyaan besar. Saya sangat menyayangkan.

Akan maju di Pilbup Garut lagi?

Jangan nanya soal maju atau tidak maju lagi, saya nggak berpikir soal alam masa datang. Saya serahkan saja kepada Allah. Kalau memang ada nasibnya saya untuk mencalonkan saya akan mencalonkan. Kalau memang tidak ada nasibnya untuk mencalonkan ya apa boleh buat.

Saya siap menerima konsekuensi apapun yang hidup ini diberikan Allah SWT.

Gaya hidup Anda berubah setelah jadi bupati?

Berubah di sebelah mananya? Yang dimaksud sederhana itu apa, hanya pakaian seperti seniman begitu, nggak begitu yang namanya sederhana. Sederhana bukan hanya dilihat dari sisi pakaian saja. 

Sederhana itu dia bisa hidup bersama-sama dengan orang miskin, bisa serasa dengan orang yang tidak punya, bisa sejalan dengan pikirannya orang-orang yang ada di jalanan.

Soal laporan kekayaan ke KPK, kenapa belum melapor?

Nanti juga dilaporkan

No comments:

Post a Comment